27.8 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Sejarah Merritt, Sejarah Amerika

LONDON-Aries Merritt sebetulnya adalah underdog yang selalu dipandang sebelah mata pada final lomba lari 110 meter gawang. Pada kejuaraan dunia 2011, pelari Amerika Serikat itu hanya menempati peringkat lima. Namun kemarin (9/7), di depan 80 ribu penonton yang memadati Olympic Stadium, Merritt membuka mata dunia dengan meraih emas.

Sepanjang tahun ini, Merritt memang tampil fantastis. Dia menjadi juara dunia indoor 2012 nomor 60 meter di Istanbul dengan mengalahkan andalan Tiongkok Liu Xiang. Tetapi tetap saja, di London, publik lebih menjagokan sang juara bertahan sekaligus pemegang rekor dunia asal Kuba Dayron Robles.
Namun nasib baik tampaknya tak berpihak pada Robles. Pelari berkacamata tersebut rontok di tengah lomba karena menderita hamstring kanan. Padahal, reaksi Robles pada start sangat baik dan sempat memimpin seperempat lomba.

Kondisi itu membuat Merritt tak tertahankan untuk menjadi kampium. Dia mencatat waktu fantastis 12,92 yang menjadi catatan terbaik sepanjang karirnya. Juara dunia yang juga berasal dari AS Jason Richardson meraih perak dengan 13,04 detik. Sedangkan andalan jamaika Hansle Parchment berhak menyabet perunggu dengan 13,12 detik.

Dengan hasil itu Merritt dan Richardson memberikan emas dan perak pertama bagi Negeri Paman Sam sejak Atlanta 1996. Saat itu Allen Johnson dan Mark Crear yang melakukannya. Sejak itu, tidak ada atlet AS lainnya yang mendapatkan emas.

“Saya bekerja keras agar mendapatkan momen seperti itu,” kata Merritt kepada Associated Press. “Ini momen sekali seumur hidup. Saya adalah juara. Saya tidak bisa tenggelam karena saya adalah juara Olimpiade,” imbuhnya dengan bangga.

Sejatinya, Merritt sudah menunggu momen istimewa ini datang pada Beijing 2008. Namun waktu itu, neneknya meninggal sebelum kualifikasi atlet AS ke Olimpiade alias U.S Trial.

Kondisi tersebut membuat hatinya hancur. Kondisi semakin runyam karena dia menderita cedera hamstring dan memaksanya absen beberapa bulan. Dengan persiapan yang compang-camping, Merrtit hanya finis nomor empat.

“Jika emosimu tidak stabil kamu tidak akan menang. Namun apapun itu, pelajaran tersebut adalah berkah bagi saya,” tegasnya. (nur/jpnn)

LONDON-Aries Merritt sebetulnya adalah underdog yang selalu dipandang sebelah mata pada final lomba lari 110 meter gawang. Pada kejuaraan dunia 2011, pelari Amerika Serikat itu hanya menempati peringkat lima. Namun kemarin (9/7), di depan 80 ribu penonton yang memadati Olympic Stadium, Merritt membuka mata dunia dengan meraih emas.

Sepanjang tahun ini, Merritt memang tampil fantastis. Dia menjadi juara dunia indoor 2012 nomor 60 meter di Istanbul dengan mengalahkan andalan Tiongkok Liu Xiang. Tetapi tetap saja, di London, publik lebih menjagokan sang juara bertahan sekaligus pemegang rekor dunia asal Kuba Dayron Robles.
Namun nasib baik tampaknya tak berpihak pada Robles. Pelari berkacamata tersebut rontok di tengah lomba karena menderita hamstring kanan. Padahal, reaksi Robles pada start sangat baik dan sempat memimpin seperempat lomba.

Kondisi itu membuat Merritt tak tertahankan untuk menjadi kampium. Dia mencatat waktu fantastis 12,92 yang menjadi catatan terbaik sepanjang karirnya. Juara dunia yang juga berasal dari AS Jason Richardson meraih perak dengan 13,04 detik. Sedangkan andalan jamaika Hansle Parchment berhak menyabet perunggu dengan 13,12 detik.

Dengan hasil itu Merritt dan Richardson memberikan emas dan perak pertama bagi Negeri Paman Sam sejak Atlanta 1996. Saat itu Allen Johnson dan Mark Crear yang melakukannya. Sejak itu, tidak ada atlet AS lainnya yang mendapatkan emas.

“Saya bekerja keras agar mendapatkan momen seperti itu,” kata Merritt kepada Associated Press. “Ini momen sekali seumur hidup. Saya adalah juara. Saya tidak bisa tenggelam karena saya adalah juara Olimpiade,” imbuhnya dengan bangga.

Sejatinya, Merritt sudah menunggu momen istimewa ini datang pada Beijing 2008. Namun waktu itu, neneknya meninggal sebelum kualifikasi atlet AS ke Olimpiade alias U.S Trial.

Kondisi tersebut membuat hatinya hancur. Kondisi semakin runyam karena dia menderita cedera hamstring dan memaksanya absen beberapa bulan. Dengan persiapan yang compang-camping, Merrtit hanya finis nomor empat.

“Jika emosimu tidak stabil kamu tidak akan menang. Namun apapun itu, pelajaran tersebut adalah berkah bagi saya,” tegasnya. (nur/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/