MAKASAR, SUMUTPOS.CO – Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Seperti itulah nasib PSMS di Liga 1 musim ini. Akhir tragis degradasi ke Liga 2 harus didapatkan setelah dibantai PSM Makassar 5-1 di Stadion Andi Matalatta, Makassar, Minggu (9/12). PSMS finish di posisi juru kunci dengan koleksi 37 poin. Sama seperti PSMS, Sriwijaya dan Mitra Kukar juga degradasi ke Liga 2.
PELATIH PSMS Medan Peter Butler menyebut, ada beberapa faktor yang menyebabkan PSMS terpuruk. “Saya sampaikan atas kegagalan dan degradasinya PSMS, seiring dengan beberapa orang yang menghindar untuk bertanggung jawab atas pencapaian tragis klub, bahwa pelatih sebelumnya, manajemen harus ikut bertanggung jawab,” sebutnya.
Dia mengurai kekalahan timnya atas PSM kemarin sore karena semangat pemainnya melemah. Dan kekalahan lawan PS Tira sebelumnya cukup mempengaruhi semangat tim. “Saya telah memotivasi mereka sepanjang waktu setelah lawan PS Tira. Memberikan mereka waktu istirahat dan hanya sekali official training kemarin. Namun, saya bisa melihat hati mereka tidak bersama pada hari ini. Itu saya lihat di rapat tim dan pemanasan. Mereka terluka dari pertandingan lawan PS Tira,” jelasnya.
Disebutnya, apa yang terlihat pada pertandingan kemarin adalah tim terluka melawan tim yang penuh dengan pengalaman dan kualitas yang seharga jutaan dolar. “Saya sedih dan kecewa, tapi saya juga senang karena membawa sikap positif ke pemain muda PSMS dan membawa permainan menyerang dan melatih kedispilinan di tim. Saya harap para pemain enjoy bekerja sama dengan saya. Karena saya senang bekerja dengan mereka. Ini bukanlah hari kami dengan segala situasi dan politik yang diluar kendali saya. Namun saya selalu berterima kasih kepada publik Medan atas sikap mereka selama saya bekerja di PSMS,” pungkasnya.
Sementara, manajemen mengaku legowo dengan hasil buruk yang dialami Ayam Kinantan di Liga 1. Sekretaris Umum PSMS, Julius Raja mengatakan, gagalnya PSMS bertahan di Liga 1 musim ini, karena materi pemain sangat berbeda kualitasnya dengan kompetitor.
Dengan mengandalkan pemain-pemain muda, menurutnya, PSMS tak bisa bersaing dengan klub lain yang memiliki segudang pemain berpengalaman. “Saya rasa semua sudah dilakukan, dan memang materi kita yang jauh kelas denga peserta Liga 1 lainnya,” ungkap Raja.
Lantas bagaimana nasib tim Ayam Kinantan? Raja menyerahkan kepada Pembina PSMS Letjend Purn Edy Rahmayadi dan Kodrat Shah. “Semuanya kami serahkan ke pimpinan pada Pak Kodrat dan Pak Edy. Tergantung keputusan mereka bagaimana,” tandasnya.
Pada pertandingan kemarin, sejak peluit pertama dibunyikan, tuan rumah yang dalam peluang merebut titel juara langsung tampil menekan. Mencoba menyisir sektor kiri pertahanan tim tamu, M Rahmat mendapatkan peluang pertama di laga ini. Namun bola tendangannya terlalu pelan dan jatuh dalam pelukan Dhika.
Gencarnya tekanan yang dilakukan PSM akhirnya berbuah manis. Sandro mampu membuka pesta gol tuan rumah. Gol Sandro tercipta pada menit 14 setelah memanfaatkan umpan Wiljan Pluim dari luar kotak penalti. Sandro yang lolos dari kawalan pemain belakang lawan, memanfaatkan dengan sontekan kaki kanan.
Tak berselang lama, gawang Dhika kembali bergetar. Menyusul gol Mark Klok di menit 17, memanfaatkan umpan M Rahmat. Kerja sama apik di depan gawang berhasil menggetarkan jala gawang tim tamu. Menit 28 PSMS mencoba menekan. Seperti saat tendangan Rachmad Hidayat dan Felipe Dos Santos yang masih mampu ditepis penjaga gawang muda PSM, Hilman.
Gol kedua PSM tercipta di menit ke-34. Klok lagi-lagi mencatatkan namanya di papan skor. Umpan Pluim dari kiri gawang PSMS, disambut kepala oleh Sandro dan diteruskan dengan sontekan oleh gelandang ‘pengangkut air’ tersebut.
M Rahmat menambah keunggulan tuan rumah pada menit 42 melalui umpan bek sayap Zulkifli Syukur yang merangsek masuk dari sektor kanan. Rahmat yang berhadapan dengan Dhika dengan enteng menyentuh bola hingga masuk ke dalam gawang. Tambahan waktu 2 menit belum bisa mengubah keunggulan sementara 4-0 Juku Eja atas tim tamu Ayam Kinantan.
Memasuki babak kedua, pasukan Ramang kembali langsung menekan. Hasilnya, menit 49, Sandro kembali menyumbangkan gol. Tendangannya nyaris setengah lapangan melengkung masuk ke dalam gawang Dhika.
Sandro mampu memanfaatkan kesalahan yang dibuat Dhika yang keluar dari gawangnya untuk menyelamatkan bola dengan kepala. Sayang, bola terlalu pelan dan jatuh di kaki pemain bernomor punggung 29 itu.
Serangan terus-menerus digencarkan tuan rumah. Felipe untuk pertama kalinya diganjar kartu kuning karena menjatuhkan Asnawi Mangkualam di tengah lapangan. Tim tamu mendapatkan beberapa kali tendangan bebas di paruh kedua.
PSMS mendapat peluang melalui tendangan bebas Legimin Raharjo. Sayang, bola jatuh tepat dalam pelukan Hilman. Tambahan waktu 10 menit dimanfaatkan Dannie Pratama untuk memperkecil ketinggalan di menit 90+8. Peluit babak kedua berbunyi tak mengubah keunggulan tuan rumah atas tim tamu 5-1. “Hari ini benar-benar sangat sedih dan mengecewakan bahwa kami harus mengakhiri musim seperti ini,” ujar pelatih PSMS Peter Butler usai laga. (jpc/don)