31 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Patuhi Peraturan dan Penggunaan Senjata Api

Keamanan menjadi satu hal yang terpenting di dalam olahraga menembak. Apalagi di nomor tembak reaksi yang menggunakan senjata api. Karena itu, bagi seorang atlet tembak reaksi harus menyadari betapa pentingnya memegang senjata dengan aman.

Hal tersebut terungkap dalam Penataran dan Ujian Sertifikasi Tembak Reaksi yang digelar Pengprov Perbakin (Persatuan Olahraga Menembak dan Berburu Indonesia ) Sumatera Utara yang berlangsung di Lapangan Tembak Anugerah Cemara Asri, Jumat (10/2) siang.

Tata Suwita, salah seorang pemateri dari PB Perbakin mengatakan, keamanan tersebut bukan hanya ditujukan bagi atlet tembak itu sendiri, tapi juga terhadap orang lain yang ada di sekitar, seperti penonton maupun tim penilai. Untuk itu, terang Tata, seorang petembak reaksi harus benar-benar memahami peraturan dan penggunaan saat membawa senjata.

Ditegaskan Tata, setidaknya pelindung kuping dan pelindung mata menjadi hal wajib yang harus dikenakan oleh seorang petembak reaksi. Begitu juga dengan penonton atau unsur pertandingan lainnya. Karena itu, Tata mengatakan, untuk mendapat sertifikasi tembak reaksi bukanlah hal yang mudah. Karena harus melalui ujian yang ketat dan memahami banyak aturan dan prosedur yang telah ditetapkan.

“Pemahaman memegang senjata menjadi hal dasar yang harus dipahami oleh seorang petembak. Jika sudah benar, maka akan aman. Aturan disini sangat ketat. Terlebih lagi ketika seorang petembak sudah berada di safety area. Sedikit kesalahan akan langsung kena diskualifikasi. Jadi yang utama adalah safety, safety, safety, dan selanjutnya akurasi,” terang Tata kepada peserta penataran.

Hal senada juga diungkapkan pemateri dari PB Perbakin lainnya, Beni Sutanandika. Menurutnya, selain sifat dasar tembak reaksi yang harus dikuasai,  petembak juga harus paham dengan peraturan dan tata cara menggunakan senjata api. “Harus benar-benar paham semua aturan untuk mendapat sertifikasi. Karena saat mengikuti pertandingan, hal-hal yang terkadang dianggap sepele, malah akan merugikan petembak sendiri,” ujar Beni .

Sementara itu, Ketua Harian Pengrpov Perbakin Sumut Musa Idishah, saat membuka secara resmi gelaran tersebut berharap, para atlet tembak reaksi Sumut dapat benar-benar memanfaatkan penataran ini dengan sebaik-baiknya. Karena dari kegiatan ini sangat banyak sekali pengetahuan tentang senjata api, begitu juga dengan teknik-teknik bertanding.

“Saya harap, dengan penataran ini pengetahuan dan wawasan para atlet tembak reaksi kita akan semakin bertambah. Ini penting, karena dari sini kita juga dapat mengetahui teknik dan cara menembak yang baik dan benar. Semoga hasilnya nanti, dapat meningkatkan prestasi petembak Sumut,” terang pria yang akrab disapa Doddy ini.

Kegiatan ini sendiri akan dilanjutkan dengan materi praktek pada hari ini, Sabtu (11/2), sekaligus akan dilakukan ujian praktek. Jalannya penataran dan ujian sertifikasi juga akan dipantau langsung oleh Ketua Bidang Tembak Reaksi PB Perbakin, Paul Banuara.(jun)

Keamanan menjadi satu hal yang terpenting di dalam olahraga menembak. Apalagi di nomor tembak reaksi yang menggunakan senjata api. Karena itu, bagi seorang atlet tembak reaksi harus menyadari betapa pentingnya memegang senjata dengan aman.

Hal tersebut terungkap dalam Penataran dan Ujian Sertifikasi Tembak Reaksi yang digelar Pengprov Perbakin (Persatuan Olahraga Menembak dan Berburu Indonesia ) Sumatera Utara yang berlangsung di Lapangan Tembak Anugerah Cemara Asri, Jumat (10/2) siang.

Tata Suwita, salah seorang pemateri dari PB Perbakin mengatakan, keamanan tersebut bukan hanya ditujukan bagi atlet tembak itu sendiri, tapi juga terhadap orang lain yang ada di sekitar, seperti penonton maupun tim penilai. Untuk itu, terang Tata, seorang petembak reaksi harus benar-benar memahami peraturan dan penggunaan saat membawa senjata.

Ditegaskan Tata, setidaknya pelindung kuping dan pelindung mata menjadi hal wajib yang harus dikenakan oleh seorang petembak reaksi. Begitu juga dengan penonton atau unsur pertandingan lainnya. Karena itu, Tata mengatakan, untuk mendapat sertifikasi tembak reaksi bukanlah hal yang mudah. Karena harus melalui ujian yang ketat dan memahami banyak aturan dan prosedur yang telah ditetapkan.

“Pemahaman memegang senjata menjadi hal dasar yang harus dipahami oleh seorang petembak. Jika sudah benar, maka akan aman. Aturan disini sangat ketat. Terlebih lagi ketika seorang petembak sudah berada di safety area. Sedikit kesalahan akan langsung kena diskualifikasi. Jadi yang utama adalah safety, safety, safety, dan selanjutnya akurasi,” terang Tata kepada peserta penataran.

Hal senada juga diungkapkan pemateri dari PB Perbakin lainnya, Beni Sutanandika. Menurutnya, selain sifat dasar tembak reaksi yang harus dikuasai,  petembak juga harus paham dengan peraturan dan tata cara menggunakan senjata api. “Harus benar-benar paham semua aturan untuk mendapat sertifikasi. Karena saat mengikuti pertandingan, hal-hal yang terkadang dianggap sepele, malah akan merugikan petembak sendiri,” ujar Beni .

Sementara itu, Ketua Harian Pengrpov Perbakin Sumut Musa Idishah, saat membuka secara resmi gelaran tersebut berharap, para atlet tembak reaksi Sumut dapat benar-benar memanfaatkan penataran ini dengan sebaik-baiknya. Karena dari kegiatan ini sangat banyak sekali pengetahuan tentang senjata api, begitu juga dengan teknik-teknik bertanding.

“Saya harap, dengan penataran ini pengetahuan dan wawasan para atlet tembak reaksi kita akan semakin bertambah. Ini penting, karena dari sini kita juga dapat mengetahui teknik dan cara menembak yang baik dan benar. Semoga hasilnya nanti, dapat meningkatkan prestasi petembak Sumut,” terang pria yang akrab disapa Doddy ini.

Kegiatan ini sendiri akan dilanjutkan dengan materi praktek pada hari ini, Sabtu (11/2), sekaligus akan dilakukan ujian praktek. Jalannya penataran dan ujian sertifikasi juga akan dipantau langsung oleh Ketua Bidang Tembak Reaksi PB Perbakin, Paul Banuara.(jun)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/