26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Semua Target ke Yeongam

SEOUL-Kemenangan di Suzuka kian bikin Sebastian Vettel menjadi penantang utama Fernando Alonso dalam perebutan gelar juara dunia. Lantas bagaimana Vettel menatap GP Korea di akhir pekan?

Vettel berhasil memenangi dua seri terakhir balapan, di Singapura dan di Jepang. Hasil itu membuatnya kini menempati posisi dua klasemen, terpaut 4 poin dari Alonso yang ada di pucuk klasemen.

Dengan lima seri tersisa, sejatinya masih ada sejumlah pebalap lain yang masih belum bisa dicoret dari persaingan. Tetapi menilik rentetan laju Vettel, jelas ia kini menjadi ancaman utama untuk Alonso dalam menduduki pucuk klasemen.

Persaingan antara dua juara dunia F1 itu—Vettel (2010 dan 2011), Alonso (2005 dan 2006)—diyakini akan jadi salah satu fokus utama di Yeongam. Terlebih dari dua gelaran GP Korea sebelum ini keduanya sama-sama telah mencicipi kemenangan—Vettel musim lalu dan Alonso satu musim sebelumnya.

Vettel sendiri, yang kini mengejar kemenangan ketiga beruntun dalam usahanya meraih tiga titel juara dunia berturut-turut, justru tampak berhati-hati dalam berkomentar dan enggan membahas kemungkinan untuk menggeser Alonso dari pucuk klasemen saat pekan ini berakhir. Ia justru menekankan betapa Yeongam bukan tempat yang mudah untuk dijinakkan.

“Secara prinsip lintasannya terbagi ke dalam dua bagian: lintasan balap permanen dan bagian akhir, di mana kondisinya lebih mirip sirkuit jalan raya, kendatipun kami tidak ada di kota. Sirkuit ini sangat menuntut dan bagian terakhirnya amat ketat,” katanya di situs resmi F1.

Tak berbeda dengan Vettel, Lewis Hamilton pun memasang taget tinggi di Yeongam. “Tahun lalu aku meraih pole. Itu momen yang amat berarti buatku—sepanjang tahun aku sudah berusaha keras mendapatkan pole, dan itu membutuhkan segala usahaku untuk mendapat hasil maksimal dari mobil. Itu usaha bagus, dan terasa menyenangkan ketika itu,” katanya di situs resmi F1.

“Dalam balapan, sialnya, kami tidak memiliki laju yang cukup untuk mengejar Sebastian (Vettel) di Red Bull, ia bisa melewatiku dan menjauh. Tapi aku masih bisa finis kedua; itu balapan luar biasa, aku mengalami masalah handling karena sayap depannya rusak akibat pecahan ban, jadi aku mesti berupaya keras menahan Mark (Webber) di belakangku,” tambah Hamilton. (bbs/jpnn)

SEOUL-Kemenangan di Suzuka kian bikin Sebastian Vettel menjadi penantang utama Fernando Alonso dalam perebutan gelar juara dunia. Lantas bagaimana Vettel menatap GP Korea di akhir pekan?

Vettel berhasil memenangi dua seri terakhir balapan, di Singapura dan di Jepang. Hasil itu membuatnya kini menempati posisi dua klasemen, terpaut 4 poin dari Alonso yang ada di pucuk klasemen.

Dengan lima seri tersisa, sejatinya masih ada sejumlah pebalap lain yang masih belum bisa dicoret dari persaingan. Tetapi menilik rentetan laju Vettel, jelas ia kini menjadi ancaman utama untuk Alonso dalam menduduki pucuk klasemen.

Persaingan antara dua juara dunia F1 itu—Vettel (2010 dan 2011), Alonso (2005 dan 2006)—diyakini akan jadi salah satu fokus utama di Yeongam. Terlebih dari dua gelaran GP Korea sebelum ini keduanya sama-sama telah mencicipi kemenangan—Vettel musim lalu dan Alonso satu musim sebelumnya.

Vettel sendiri, yang kini mengejar kemenangan ketiga beruntun dalam usahanya meraih tiga titel juara dunia berturut-turut, justru tampak berhati-hati dalam berkomentar dan enggan membahas kemungkinan untuk menggeser Alonso dari pucuk klasemen saat pekan ini berakhir. Ia justru menekankan betapa Yeongam bukan tempat yang mudah untuk dijinakkan.

“Secara prinsip lintasannya terbagi ke dalam dua bagian: lintasan balap permanen dan bagian akhir, di mana kondisinya lebih mirip sirkuit jalan raya, kendatipun kami tidak ada di kota. Sirkuit ini sangat menuntut dan bagian terakhirnya amat ketat,” katanya di situs resmi F1.

Tak berbeda dengan Vettel, Lewis Hamilton pun memasang taget tinggi di Yeongam. “Tahun lalu aku meraih pole. Itu momen yang amat berarti buatku—sepanjang tahun aku sudah berusaha keras mendapatkan pole, dan itu membutuhkan segala usahaku untuk mendapat hasil maksimal dari mobil. Itu usaha bagus, dan terasa menyenangkan ketika itu,” katanya di situs resmi F1.

“Dalam balapan, sialnya, kami tidak memiliki laju yang cukup untuk mengejar Sebastian (Vettel) di Red Bull, ia bisa melewatiku dan menjauh. Tapi aku masih bisa finis kedua; itu balapan luar biasa, aku mengalami masalah handling karena sayap depannya rusak akibat pecahan ban, jadi aku mesti berupaya keras menahan Mark (Webber) di belakangku,” tambah Hamilton. (bbs/jpnn)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/