25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Tidak Ada Lagi Kata Persegres, Masyarakat Ingin Pakai Gresik United

ALLEX QOMARULLA/JAWA POS ULTRAS: Perwakilan Ultras Gresik bertemu dengan anggota DPRD Kabupaten Gresik, Rabu (9/10).

Demo tak kenal lelah yang dilakukan Ultrasmania berbuah manis. Manajemen lama di bawah naungan PT Persegres Joko Samudro (PJS), akhirnya menyerah. Kepengurusan akan dikembalikan ke masyarakat, dalam hal ini DPRD Gresik.

Ketua DPRD Gresik Fandi Ahmad Yani, didapuk sebagai penanggung jawab. Penyerahan akan dilakukan dalam 2 atau 3 hari ke depan. Karena itu, pihak dewan dan Ultrasmania segera berembuk. “Kami tata skema ke depan seperti apa. Kemungkinan Ultras dilibatkan dalam jajaran manajemen,” ungkap Ketua Ultras Toriqi Fajerin, kepada Jawa Pos (Grup Sumut Pos).

Penasihat Ultras, Mulyadi menambahkan, akan ada 3 nama yang diusulkan masuk ke jajaran manajemen. “Besok (hari ini, red) nama-nama itu akan kami serahkan,” jelasnya.

CEO Persegres Angga Adi Perdana, sudah tahu akan ada penyerahan PT PJS kepada pihak DPRD Gresik. Bukannya menolak, Angga justru mendukung. Meski, dengan penyerahan itu, posisinya sebagai CEO Persegres terancam. “Kalau itu yang terbaik buat sepak bola Gresik, saya support saja,” katanya.

Setelah ada penyerahan, nama tim akan diubah. Tidak ada lagi kata Persegres. “Kami pakai Gresik United saja,” jelas Toriqi Fajerin.

Itu sesuai dengan nama tim sebelum PT PJS mengambil alih pada 2010. Soal itu, Angga tak mau ambil pusing. “Biar diatur nanti mekanismenya seperti apa, kami ikut saja,” tambahnya.

Manajemen lama memang harus mengalah. Aksi Ultras yang tak kenal lelah membuat posisi mereka terjepit. Rabu (9/10) siang, Ultras kembali meluruk Kantor DPRD Gresik. Mereka kemudian diterima pimpinan dewan. Sayang, lagi-lagi tidak ada perwakilan dari PT PJS. Kondisi itu membuat Ultras muntap. Mereka kemudian meminta Persegres dilarang bermain di Gresik.

Setelah itu, Ultras menyerahkan nama jajaran manajemen PT PJS kepada pimpinan dewan. Di posisi direktur, ada Qomaruddin, sedangkan Adi Sucipto adalah Komisaris PT PJS. “Kami malah baru tahu nama pemimpin di PT PJS. Selama ini CV PT PJS saja saya tidak pernah lihat,” beber Wakil Ketua DPRD Gresik Ahmad Nurhamim.

Keduanya kemudian dihubungi untuk hadir di Kantor DPRD Gresik. Sayang, tidak ada yang bisa hadir. Dewan kemudian melakukan komunikasi melalui telepon. Akhirnya, manajemen sepakat menyerahkan PT PJS ke DPRD Gresik. Keputusan itu sangat melegakan Ultras. “Karena tuntutan sudah dipenuhi, semua boikot kami cabut,” jelas Mulyadi.

Persegres tetap akan melakoni laga kandang di Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik. Terdekat, mereka akan menjamu Perssu Sumenep, Minggu (13/10). Dalam laga itu, kemungkinan Persegres akan diisi manajemen baru. Sebab, penyerahan PT PJS ke pihak dewan diharapkan tuntas sebelum laga tersebut. “Kami berharap bisa membawa bangkit Gresik United. Ini sudah sesuai dengan keinginan masyarakat Gresik. Kami harap semua bersatu mendukung Gresik United,” pungkas pria yang karib disapa Kaji Mul itu. (jpc/saz)

ALLEX QOMARULLA/JAWA POS ULTRAS: Perwakilan Ultras Gresik bertemu dengan anggota DPRD Kabupaten Gresik, Rabu (9/10).

Demo tak kenal lelah yang dilakukan Ultrasmania berbuah manis. Manajemen lama di bawah naungan PT Persegres Joko Samudro (PJS), akhirnya menyerah. Kepengurusan akan dikembalikan ke masyarakat, dalam hal ini DPRD Gresik.

Ketua DPRD Gresik Fandi Ahmad Yani, didapuk sebagai penanggung jawab. Penyerahan akan dilakukan dalam 2 atau 3 hari ke depan. Karena itu, pihak dewan dan Ultrasmania segera berembuk. “Kami tata skema ke depan seperti apa. Kemungkinan Ultras dilibatkan dalam jajaran manajemen,” ungkap Ketua Ultras Toriqi Fajerin, kepada Jawa Pos (Grup Sumut Pos).

Penasihat Ultras, Mulyadi menambahkan, akan ada 3 nama yang diusulkan masuk ke jajaran manajemen. “Besok (hari ini, red) nama-nama itu akan kami serahkan,” jelasnya.

CEO Persegres Angga Adi Perdana, sudah tahu akan ada penyerahan PT PJS kepada pihak DPRD Gresik. Bukannya menolak, Angga justru mendukung. Meski, dengan penyerahan itu, posisinya sebagai CEO Persegres terancam. “Kalau itu yang terbaik buat sepak bola Gresik, saya support saja,” katanya.

Setelah ada penyerahan, nama tim akan diubah. Tidak ada lagi kata Persegres. “Kami pakai Gresik United saja,” jelas Toriqi Fajerin.

Itu sesuai dengan nama tim sebelum PT PJS mengambil alih pada 2010. Soal itu, Angga tak mau ambil pusing. “Biar diatur nanti mekanismenya seperti apa, kami ikut saja,” tambahnya.

Manajemen lama memang harus mengalah. Aksi Ultras yang tak kenal lelah membuat posisi mereka terjepit. Rabu (9/10) siang, Ultras kembali meluruk Kantor DPRD Gresik. Mereka kemudian diterima pimpinan dewan. Sayang, lagi-lagi tidak ada perwakilan dari PT PJS. Kondisi itu membuat Ultras muntap. Mereka kemudian meminta Persegres dilarang bermain di Gresik.

Setelah itu, Ultras menyerahkan nama jajaran manajemen PT PJS kepada pimpinan dewan. Di posisi direktur, ada Qomaruddin, sedangkan Adi Sucipto adalah Komisaris PT PJS. “Kami malah baru tahu nama pemimpin di PT PJS. Selama ini CV PT PJS saja saya tidak pernah lihat,” beber Wakil Ketua DPRD Gresik Ahmad Nurhamim.

Keduanya kemudian dihubungi untuk hadir di Kantor DPRD Gresik. Sayang, tidak ada yang bisa hadir. Dewan kemudian melakukan komunikasi melalui telepon. Akhirnya, manajemen sepakat menyerahkan PT PJS ke DPRD Gresik. Keputusan itu sangat melegakan Ultras. “Karena tuntutan sudah dipenuhi, semua boikot kami cabut,” jelas Mulyadi.

Persegres tetap akan melakoni laga kandang di Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik. Terdekat, mereka akan menjamu Perssu Sumenep, Minggu (13/10). Dalam laga itu, kemungkinan Persegres akan diisi manajemen baru. Sebab, penyerahan PT PJS ke pihak dewan diharapkan tuntas sebelum laga tersebut. “Kami berharap bisa membawa bangkit Gresik United. Ini sudah sesuai dengan keinginan masyarakat Gresik. Kami harap semua bersatu mendukung Gresik United,” pungkas pria yang karib disapa Kaji Mul itu. (jpc/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/