Apapun usianya, hanya satu yang diharapkan pecinta sepak bola Indonesia. Yakni gelar juara untuk tim nasional. Maka, keberhasilan timnas U-16 menjadi juara AFF U-16 dengan menumbangkan Thailand dengan skor 4-3 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Sabtu (11/8) malam menjadi euforia yang luar biasa untuk Indonesia.
Nama Indonesia kembali harum di kancah internasional dengan gelar. Indonesia mengalahkan Thailand dalam drama adu penalti dengan skor akhir 5-4 (1-1). “Ini adalah piala ketiga dari anak-anak U-16 untuk pengurus PSSI yang sekarang. Plus kualifikasi AFC di mana kami mencapai nilai sempurna,” ucap pelatih Indonesia, Fakhri Husaini kepada awak media.
Sebelum menjadi jawara Piala AFF U-16 2018 di Sidoarjo, Indonesia telah menjadi kampiun pada dua turnamen internasional lainnya. Yaitu Tien Phong Plastic Cup 2017 (14-18 Juni 2017) dan JENESYS Japan-ASEAN U-16 Youth Football Tournament 2018 (Maret 2018).
Fachri mengatakan, Piala AFF U-16 menjadi ajang pemanasan untuk bertarung di Piala AFC. Indonesia membidik target tinggi, yakni meraih tiket ke Piala Dunia U-17.
“Target kami memang Piala Asia. Kami ingin bisa lolos ke Piala Dunia. Saya sudah menyampaikan kepada semua pemain untuk mati-matian di Piala Asia. Alasannya hanya empat tim terbaik yang akan lolos ke Piala Dunia,” tegas Fakhri Husaini.
Fakhri selalu berpesan kepada seluruh pemain, mereka harus menghadapi kalah dan menang secara elegan. Tidak perlu berlebihan. Walaupun demikian Fakhri menyebut timnya layak untuk mendapatkan pujian.
“Mereka berhak untuk menerima respons dan pujian. Sebab mereka bekerja dengan bagus dan luar biasa. Saya tidak bisa larang kalau besok ada banyak cewek yang foto dengan pemain saya,” candanya.
Namun timnas U-16 tak mau berhenti mempersembahkan gelar. Ada tugas lain yang akan dihadapi Tim Nasional (Timnas) U-16 Indonesia. Pasukan Garuda Asia akan terbang ke Malaysia, akhir September mendatang. Mereka akan bertarung pada gelaran Piala AFC U-16 2018, 20 September hingga 7 Oktober 2018. Targetnya, tiket piala dunia U-17 dengan cara menembus empat besar ajang itu.
Timnas U-16 pun siap menghadapi teror di Malaysia. “Teror dalam sepak bola itu biasa. Sepanjang teror dalam batas normal. Kalau suara, itu biasa,” ucap Fachri.
Fakhri mengatakan bahwa para pemain Malaysia juga tidak mendapatkan teror yang berlebihan sepanjang Piala AFF U-16 2018 di Sidoarjo. Malaysia memang mendapat boo dari penonton, tetapi tidak ada tindakan lebih dari itu.
“Satu-satunya teror itu ketika start lagu kebangsaan. Mungkin itu ada reaksi sedikit. Tetapi setelah itu saya tidak melihat ada pemain Malaysia yang merasa terancam. Tidak ada satu batu pun yang masuk ke lapangan,” ungkap Fakhri.
“Saya menaruk respek luar biasa kepada penonton di Sidoarjo. Sebagai suporter mereka tahu cara menghormati tamu,” imbuh mantan pemain PKT Bontang ini. (saf/jpc/don)