25.6 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Handri Bikin Aspac Beda

PANTAS saja jajaran pelatih dan manajemen Dell Aspac Jakarta tidak terlalu risau saat shooting guard andalannya, Xaverius Prawiro, absen di sisa seri ketiga karena cedera engkel. Rupanya, mereka mempunyai pengganti yang juga memiliki kemampuan mumpuni. Dia adalah Handri Satrya Santosa yang merupakan jebolan liga pelajar terbesar di tanah air, Honda DBL Indonesia.

Yang terbaru, kemampuan Handri menggantikan peran Xaverius terlihat kala Aspac sukses membekap CLS Knights Good Day Surabaya dengan skor 60-51 di Palembang Sport and Convention Center (PSCC) Sabtu (4/2) malam lalu. Selain mampu menciptakan delapan poin, pemain asal Bali tersebut sukses mematikan para shooter CLS.

Peran yang dijalankan Handri melengkapi kegemilangannya di dua laga terakhir. Saat bersua Comfort Mobile BSC Jakarta, Handri membukukan 15 poin dan delapan rebound. Ketika Aspac memukul NSH GMC Riau, pemain kelahiran 3 November 1992 itu menorehkan 12 angka.

Kubu CLS pun tidak menyangka bahwa Handri bakal bermain hebat seperti pada laga itu. Pelatih CLS Risdianto Roeslan menyatakan, permainan Handri memang membuat laga menjadi lebih sulit. Alasannya, anak asuhnya tidak terbiasa menghadapi Handri.

“Kami akui kecolongan oleh Handri. Anak-anak tidak menyangka bahwa Handri bisa bermain bagus. Sebab, anak-anak terbiasa menjaga Ius (sapaan karib Xaverius),” terang Risdianto.

Selain Handri, faktor lain yang mengakibatkan kekalahan itu adalah hilangnya karakter asli CLS. Agustinus Indrajaya dkk dianggap kehilangan agresivitas yang selama ini menjadi karakter tim. Hal itu membuat mereka tidak bisa mendapatkan banyak free throw. Tadi malam CLS hanya mendapatkan empat free throw, sementara Aspac 16. Padahal, para pemain CLS sanggup menang di field goal dan offensive rebound.

“Anak-anak kehilangan karakternya. Mereka seperti bukan arek Suroboyo. Kalau anak-anak mau lebih agresif, kalah pun tidak akan sejauh ini,” terang Risdianto.

Bagi Aspac, kemenangan tersebut menjadi revans setelah mereka ditekuk CLS di seri kedua di Solo. Ketika itu, Aspac kehilangan poin penuh setelah forward CLS Rachmad Febri Utomo mencetak poin kemenangan saat pertandingan hanya menyisakan satu detik.(ru/c12/diq/jpnn)

PANTAS saja jajaran pelatih dan manajemen Dell Aspac Jakarta tidak terlalu risau saat shooting guard andalannya, Xaverius Prawiro, absen di sisa seri ketiga karena cedera engkel. Rupanya, mereka mempunyai pengganti yang juga memiliki kemampuan mumpuni. Dia adalah Handri Satrya Santosa yang merupakan jebolan liga pelajar terbesar di tanah air, Honda DBL Indonesia.

Yang terbaru, kemampuan Handri menggantikan peran Xaverius terlihat kala Aspac sukses membekap CLS Knights Good Day Surabaya dengan skor 60-51 di Palembang Sport and Convention Center (PSCC) Sabtu (4/2) malam lalu. Selain mampu menciptakan delapan poin, pemain asal Bali tersebut sukses mematikan para shooter CLS.

Peran yang dijalankan Handri melengkapi kegemilangannya di dua laga terakhir. Saat bersua Comfort Mobile BSC Jakarta, Handri membukukan 15 poin dan delapan rebound. Ketika Aspac memukul NSH GMC Riau, pemain kelahiran 3 November 1992 itu menorehkan 12 angka.

Kubu CLS pun tidak menyangka bahwa Handri bakal bermain hebat seperti pada laga itu. Pelatih CLS Risdianto Roeslan menyatakan, permainan Handri memang membuat laga menjadi lebih sulit. Alasannya, anak asuhnya tidak terbiasa menghadapi Handri.

“Kami akui kecolongan oleh Handri. Anak-anak tidak menyangka bahwa Handri bisa bermain bagus. Sebab, anak-anak terbiasa menjaga Ius (sapaan karib Xaverius),” terang Risdianto.

Selain Handri, faktor lain yang mengakibatkan kekalahan itu adalah hilangnya karakter asli CLS. Agustinus Indrajaya dkk dianggap kehilangan agresivitas yang selama ini menjadi karakter tim. Hal itu membuat mereka tidak bisa mendapatkan banyak free throw. Tadi malam CLS hanya mendapatkan empat free throw, sementara Aspac 16. Padahal, para pemain CLS sanggup menang di field goal dan offensive rebound.

“Anak-anak kehilangan karakternya. Mereka seperti bukan arek Suroboyo. Kalau anak-anak mau lebih agresif, kalah pun tidak akan sejauh ini,” terang Risdianto.

Bagi Aspac, kemenangan tersebut menjadi revans setelah mereka ditekuk CLS di seri kedua di Solo. Ketika itu, Aspac kehilangan poin penuh setelah forward CLS Rachmad Febri Utomo mencetak poin kemenangan saat pertandingan hanya menyisakan satu detik.(ru/c12/diq/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/