25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Heat Layak Tim All Star

OKLAHOMA CITY – Miami Heat membuktikan tak mau mengulang kesalahan yang mereka lakukan di game pertama Final NBA. Unggul 13 poin atas Oklahoma City Thunder hingga kuarter ketiga, kemenangan yang sudah di depan mata lenyap akibat permainan buruk di kuarter terakhir. Cerita lain tersaji di game kedua, kemarin (15/6).

Superstar Heat LeBron James tampil bagus di tiga kuarter awal. Saat dia mulai menunjukkan tanda kelelahan, giliran rekan-rekannya yang menjadi momok pertahanan Thunder. Hasilnya, Heat mencuri kemenangan di game  kedua dengan skor 100-96.

“Kami bermain bagus di 36 menit pertama untuk membuat (game) ini jadi milik kami. Kami hanya ingin bermain lebih baik dari mereka dan pulang dengan kemenangan. Kami membuktikan mampu melakukannya,” kata James pada Associated Press.

Berbeda dengan James, dua rekannya Dwyane Wade dan Chris Bosh justru bangkit di kuarter terakhir. Faktor itulah yang menjadi perbedaan antara game pertama dan kedua. Big Three Heat membuktikan bahwa mereka bisa bekerja bersama untuk meraih gelar perdana.

“Sudah lama kami tak mendapati mereka jadi kekuatan bersama. Mereka bermain layaknya All-Star,” beber Shane Battier, forward Heat.
James menciptakan 32 poin. Wade bangkit dari keterpurukan di babak pertama untuk mendulang 24 poin. Bosh mengemas 16 poin dan 15 rebound yang kembali ke starter Heat usai cedera otot perut yang membuatnya absen saat Heat berjuang di akhir musim reguler dan babak awal playoff wilayah timur.
“Ini tim bagus dan kami tak mau ketinggalan 0-2. Kami tahu, untuk mencapai target, kami harus menang di kandang lawan. Kami punya rekor bagus saat bertandang,” tutur Bosh.

Dengan kemenangan itu, Heat menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Mereka pun mencuri home-court advantage yang seharusnya menjadi milik Thunder yang memiliki rekor menang kalah lebih baik di musim reguler.

Heat akan menjalani tiga game beruntun di kandangnya sendiri. Mereka tak perlu lagi kembali ke Chesapeake Energy Arena yang dipenuhi para fans Thunder. Jika mampu menyapu bersih, maka Big Three Heat akan mencicipi gelar pertama sejak bersatu pada 2010.

Kekalahan tersebut jadi hasil buruk yang pertama bagi Thunder setelah sepuluh kali meraih kemenangan di hadapan publiknya sepanjang playoff. Berkebalikan dengan Heat, jika tak mampu mencuri kemenangan di kandang lawan pada tiga laga berikutnya, maka home-court advantage yang mereka miliki sebelum final digelar akan sia-sia. (bbs/jpnn)

OKLAHOMA CITY – Miami Heat membuktikan tak mau mengulang kesalahan yang mereka lakukan di game pertama Final NBA. Unggul 13 poin atas Oklahoma City Thunder hingga kuarter ketiga, kemenangan yang sudah di depan mata lenyap akibat permainan buruk di kuarter terakhir. Cerita lain tersaji di game kedua, kemarin (15/6).

Superstar Heat LeBron James tampil bagus di tiga kuarter awal. Saat dia mulai menunjukkan tanda kelelahan, giliran rekan-rekannya yang menjadi momok pertahanan Thunder. Hasilnya, Heat mencuri kemenangan di game  kedua dengan skor 100-96.

“Kami bermain bagus di 36 menit pertama untuk membuat (game) ini jadi milik kami. Kami hanya ingin bermain lebih baik dari mereka dan pulang dengan kemenangan. Kami membuktikan mampu melakukannya,” kata James pada Associated Press.

Berbeda dengan James, dua rekannya Dwyane Wade dan Chris Bosh justru bangkit di kuarter terakhir. Faktor itulah yang menjadi perbedaan antara game pertama dan kedua. Big Three Heat membuktikan bahwa mereka bisa bekerja bersama untuk meraih gelar perdana.

“Sudah lama kami tak mendapati mereka jadi kekuatan bersama. Mereka bermain layaknya All-Star,” beber Shane Battier, forward Heat.
James menciptakan 32 poin. Wade bangkit dari keterpurukan di babak pertama untuk mendulang 24 poin. Bosh mengemas 16 poin dan 15 rebound yang kembali ke starter Heat usai cedera otot perut yang membuatnya absen saat Heat berjuang di akhir musim reguler dan babak awal playoff wilayah timur.
“Ini tim bagus dan kami tak mau ketinggalan 0-2. Kami tahu, untuk mencapai target, kami harus menang di kandang lawan. Kami punya rekor bagus saat bertandang,” tutur Bosh.

Dengan kemenangan itu, Heat menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Mereka pun mencuri home-court advantage yang seharusnya menjadi milik Thunder yang memiliki rekor menang kalah lebih baik di musim reguler.

Heat akan menjalani tiga game beruntun di kandangnya sendiri. Mereka tak perlu lagi kembali ke Chesapeake Energy Arena yang dipenuhi para fans Thunder. Jika mampu menyapu bersih, maka Big Three Heat akan mencicipi gelar pertama sejak bersatu pada 2010.

Kekalahan tersebut jadi hasil buruk yang pertama bagi Thunder setelah sepuluh kali meraih kemenangan di hadapan publiknya sepanjang playoff. Berkebalikan dengan Heat, jika tak mampu mencuri kemenangan di kandang lawan pada tiga laga berikutnya, maka home-court advantage yang mereka miliki sebelum final digelar akan sia-sia. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/