30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pemain Myanmar Dicaci dan Diludahi

Suporter masuk lapangan saat pertandingan Indonesia melawan Myanmar di Stadion Youth Training Center Yangon, Senin (16/12). Foto: Sugeng Deas/JAWA POS
Suporter masuk lapangan saat pertandingan Indonesia melawan Myanmar di Stadion Youth Training Center Yangon, Senin (16/12). Foto: Sugeng Deas/JAWA POS

KEKALAHAN memalukan Myanmar di depan pendukungnya sendiri dalam laga pemungkas babak penyisihan Grup B SEA Games 2013 tadi malam menimbulkan dampak panjang.

Sekitar 30 ribu pendukung tuan rumah yang memadati tribun Thuwanna Youth Training Centre (YTC) Stadium, Yangon, marah besar.

Pendukung Myanmar melampiaskan kekecewaan dengan melakukan pengerusakan fasilitas di stadion. Tanda-tanda bakal ricuhnya pertandingan tersebut sudah mulai terlihat ketika laga mulai memasuki dua menit terakhir. Setidaknya ada dua pendukung Myanmar yang dapat memasuki lapangan.

Seorang pendukung bisa menerobos barikade petugas kepolisian, sedangkan satu lainnya masih bisa dihentikan. Kejadian tersebut kemudian berlanjut dengan pengerusakan beberapa kursi yang ada di ordinary seat. Bukan hanya merusak kursi yang terbuat dari plastic, mereka juga berteriak mengecam timnasnya.

Kecaman itu juga dilakukan pendukung yang ada di special seat, terutama yang duduk di atas lorong ganti pemain. Ketika pemain Indonesia masuk di lorong, tidak satupun yang bereaksi.

Sedangkan ketika giliran timnas Myanmar masuk di lorong, ratusan penonton itu langsung turun dan mencaci maki hingga meludahi pemainnya.

Salah satu pendukung yang mengaku bernama Zaw Zaw mengaku dirinya sangat marah dengan penampilan timnya kali ini. Padahal, sejak awal dia bersama rekan-rekannya datang ke stadion dengan semangat mendukung The White Angels -julukan Myanmar- agar bisa lolos ke babak semifinal SEA Games kali ini.

Menurutnya, permainan yang ditampilkan Kyaw Ko Ko dkk tidak seperti tiga pertandingan awalnya yang sulit untuk dikalahkan. “Ada apa dengan tim ini. Ketika kami butuh kemenangan yang menentukan, mereka malah bermain seperti itu. Mereka menghancurkan mimpi kami,” jelasnya.

Hingga pertandingan berakhir 10 menit lamanya, situasi kurang kondusif tetap terjadi di stadion tersebut. Bahkan, sesi press conference setelah pertandingan pun harus tertunda setengah jam lamanya.

 

Garuda Muda Tertahan di Lapangan

Timnas Indonesia U-23 tak hanya bertempur di dalam lapangan. Pasukan Garuda Muda juga harus menerima tekanan penonton yang rusuh di luar stadion Stadion Thuawana, Yangon tempat babak penyisihan Grup B SEA Games Myanmar, Senin (16/12).

Aksi anarkis suporter sudah terlihat sejak pertandingan Indonesia vs Myanmar, akan berakhir. Wasit sempat menghentikan pertandingan karena suporter melempar dengan batu.

Tak menerima kekalahan, aksi suporter tuan rumah berlanjut usai pertandingan. Suporter bertindak beringas di luar stadion.

“Saya dan teman-teman saat ini masih tertahan di dalam stadion. Kami masih berada di ruang ganti. Kami sih belum tahu apa yang terjadi di luar stadion,” kata bomber Garuda Muda Yandi Sogyan kepada wartawan, Senin (16/12).

Sampai berita ini diturunkan pukul 23.30 WIB, pemain, pelatih, offisial bahkan wartawan asal Indonesia yang meliput di Myanmar hanya bisa duduk menunggu di stadion.

“Kami hanya duduk-duduk saja nunggu diperbolehkan keluar. Mana sudah lapar lagi,” tukasnya. (abu/jpnn)

Suporter masuk lapangan saat pertandingan Indonesia melawan Myanmar di Stadion Youth Training Center Yangon, Senin (16/12). Foto: Sugeng Deas/JAWA POS
Suporter masuk lapangan saat pertandingan Indonesia melawan Myanmar di Stadion Youth Training Center Yangon, Senin (16/12). Foto: Sugeng Deas/JAWA POS

KEKALAHAN memalukan Myanmar di depan pendukungnya sendiri dalam laga pemungkas babak penyisihan Grup B SEA Games 2013 tadi malam menimbulkan dampak panjang.

Sekitar 30 ribu pendukung tuan rumah yang memadati tribun Thuwanna Youth Training Centre (YTC) Stadium, Yangon, marah besar.

Pendukung Myanmar melampiaskan kekecewaan dengan melakukan pengerusakan fasilitas di stadion. Tanda-tanda bakal ricuhnya pertandingan tersebut sudah mulai terlihat ketika laga mulai memasuki dua menit terakhir. Setidaknya ada dua pendukung Myanmar yang dapat memasuki lapangan.

Seorang pendukung bisa menerobos barikade petugas kepolisian, sedangkan satu lainnya masih bisa dihentikan. Kejadian tersebut kemudian berlanjut dengan pengerusakan beberapa kursi yang ada di ordinary seat. Bukan hanya merusak kursi yang terbuat dari plastic, mereka juga berteriak mengecam timnasnya.

Kecaman itu juga dilakukan pendukung yang ada di special seat, terutama yang duduk di atas lorong ganti pemain. Ketika pemain Indonesia masuk di lorong, tidak satupun yang bereaksi.

Sedangkan ketika giliran timnas Myanmar masuk di lorong, ratusan penonton itu langsung turun dan mencaci maki hingga meludahi pemainnya.

Salah satu pendukung yang mengaku bernama Zaw Zaw mengaku dirinya sangat marah dengan penampilan timnya kali ini. Padahal, sejak awal dia bersama rekan-rekannya datang ke stadion dengan semangat mendukung The White Angels -julukan Myanmar- agar bisa lolos ke babak semifinal SEA Games kali ini.

Menurutnya, permainan yang ditampilkan Kyaw Ko Ko dkk tidak seperti tiga pertandingan awalnya yang sulit untuk dikalahkan. “Ada apa dengan tim ini. Ketika kami butuh kemenangan yang menentukan, mereka malah bermain seperti itu. Mereka menghancurkan mimpi kami,” jelasnya.

Hingga pertandingan berakhir 10 menit lamanya, situasi kurang kondusif tetap terjadi di stadion tersebut. Bahkan, sesi press conference setelah pertandingan pun harus tertunda setengah jam lamanya.

 

Garuda Muda Tertahan di Lapangan

Timnas Indonesia U-23 tak hanya bertempur di dalam lapangan. Pasukan Garuda Muda juga harus menerima tekanan penonton yang rusuh di luar stadion Stadion Thuawana, Yangon tempat babak penyisihan Grup B SEA Games Myanmar, Senin (16/12).

Aksi anarkis suporter sudah terlihat sejak pertandingan Indonesia vs Myanmar, akan berakhir. Wasit sempat menghentikan pertandingan karena suporter melempar dengan batu.

Tak menerima kekalahan, aksi suporter tuan rumah berlanjut usai pertandingan. Suporter bertindak beringas di luar stadion.

“Saya dan teman-teman saat ini masih tertahan di dalam stadion. Kami masih berada di ruang ganti. Kami sih belum tahu apa yang terjadi di luar stadion,” kata bomber Garuda Muda Yandi Sogyan kepada wartawan, Senin (16/12).

Sampai berita ini diturunkan pukul 23.30 WIB, pemain, pelatih, offisial bahkan wartawan asal Indonesia yang meliput di Myanmar hanya bisa duduk menunggu di stadion.

“Kami hanya duduk-duduk saja nunggu diperbolehkan keluar. Mana sudah lapar lagi,” tukasnya. (abu/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/