MEDAN- Permasalahan gaji masih merundung kegelisahan dalam skuad PSMS. Meskipun telah menuntaskan kewajibannya melakoni seluruh laga di Indonesian Super League (ISL), manajemen urung membayarkan hak para pemain. Namun, sejatinya bukan hanya Sasa Zecevic cs yang menuntut komitmen manajemen itu.
Sembilan pemain yang terdepak atau hijrah di akhir putaran pertama juga menuntut hak yang belum dibayar sampai sekarang. Sigit Sudarmawan, Eko Prasetyo, Jimmi Mak, Masruddin Almasi, Arie Supriatna, In Kyun Oh, Choi Dong Soo, dan Luis Pena. Begitu juga Markus Horison yang hengkang ke PSMS IPL. Begitupun Raja Isa yang lebih dulu terdepak pasca-kekalahan kandang dari Persegres, Februari lalu.
Untuk para pemain yang terdepak, manajemen masih berutang dua bulan gaji plus kompensasi berupa satu bulan. Selain itu, sisa uang kontrak 10 persen uang muka juga masih kabur.
“Iya, sampai sekarang belum tuntas. Mereka janjinya 15 Juli. Terakhir saya berhubungan dengan manajemen sebulan lalu mereka bilang seperti itu,” kata Eko Prasetyo, pemain yang merumput di salah satu klub di Madura pasca dicoret manajemen PSMS.
Dia mengatakan, siap menempuh jalur hukum jika nantinya manajemen tetap tak menepati janjinya. “Tidak mungkin saya ikhlas. Kalau PSMS tetap tidak mau bayar akan saya tuntut. Saya sudah siapkan pengacara,” ujar Eko.
Begitu juga eks gelandang PSMS asal Korea Selatan, In Kyun Oh yang pasca-didepak hijrah ke Persela Lamongan. Berpegang pada komitmen yang sama yang disebut-sebut manajemen merujuk pada komitmen Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) dengan Badan Liga Indonesia (BLI), pemain Korsel itu masih menunggu.
“Saya sudah menelepon dan berbicara dengan Pak Idris (CEO). Dia bilang ke saya, bahwa saat ini uang belum ada dari sponsor. Dan dia akan membayarkan hak saya, jika dana sponsor cair. Jadi ya saya menunggu saja. Apa yang bisa saya lakukan. Kita lihat saja situasinya bagaimana nanti,” katanya.
In Kyun merinci total tiga bulan gaji haknya yang masih nyangkut di PSMS. “Manajemen masih berutang kepada saya. Total tiga bulan gaji yang harusnya saya terima. Karena saat saya dibuang, gaji saya dua bulan selama di PSMS belum dibayar. Selain itu karena dicoret harus ada kompensasi pemutusan kontrak berupa gaji sebulan. Juga 10 persen nilai kontrak yang belum diberikan,” tambahnya.
Mendengar adanya pinjaman yang diberikan manajemen sebelum adanya gaji. In Kyun merasa dirinya dan rekan-rekannya yang dicoret juga pantas menerimanya. “Saya tahu kabar pemain PSMS diberi pinjaman. Tapi mengapa hanya mereka. Seharusnya pemain yang dicoret juga. Walau hanya 100 ribu rupiah pun. Karena hak saya juga masih ada di sana,” pungkasnya.
Sementara Raja Isa yang terdepak dari kursi kepelatihan di pertengahan putaran pertama selama ini masih menanti haknya di Medan dengan menginap di Hotel Residence pasca-terdepak. Namun, pelatih asal Malaysia itu enggan berkomentar.
Pinjaman untuk pemain di luar Medan juga sudah cair, Selasa (18/7) lalu. “Iya manajemen sudah kirim pinjaman lewat rekening. Namun kami juga masih menunggu gaji,” kata Denny Rumba.(mag-18)