Petinju Sumut Menang, DKI Bikin Ricuh
PANGKALANKERINCI- Pada laga partai final cabang olahraga tinju PON XVIII di GOR Tengku Pangeran, Pangkalankerinci, Senin (17/9) malam, kembali terjadi kericuhan. Kali ini, intensitasnya agak meningkat dibanding saat kericuhan yang terjadi pada pertandingan antara Tyson Simorangkir dan Taufan Paransa pada Rabu lalu (12/9).
Karena kali ini tak hanya botol minuman mineral yang dilempar penonton, tapi kursi panitia juga ikut melayang ke tengah ring. Kejadian yang sempat heboh ini berlangsung cukup lama dan menyita belasan ribu penonton.
Kerusuhan pada pertandingan final tinju memperebutkan tingkat pertama dan kedua ini terjadi di kelas terbang 51 kilogram puteri antara Nurmala Deli dari Sumatera Utara melawan Irene Sasihiang dari DKI Jakarta. Kubu DKI Jakarta langsung memprotes keputusan dewan hakim yang telah memenangkan Nurmala Deli diakhir pertandingan tiga ronde atas petinju Irene dengan selisih angka tipis 11-10.
Selisih 1 poin tersebut langsung mengundang protes kubu DKI Jakarta. Pelatih dan sejumlah official DKI Jakarta yang berada tidak jauh dari sisi ring langsung protes. Karena dari sisi pertandingan, Irene lebih unggul dibandingkan Nurmala dalam memasukkan pukulan. Begitu diumumkan keputusan dewan hakim, sontak seluruh official DKI dan pelatih mendatangi meja hakim dan penghitung skor.
Mereka menyatakan tidak bisa menerima atas kekalahan tersebut. “Dewan juri tidak fair. Entah, aturan darimana yang dia pakai,’’ teriak lantang pelatih Irene, Erwin Tobing, usai mendatangi meja dewan hakim.
Aksi protes tersebut langsung mengundang reaksi sejumlah official DKI Jaya lainnya. Tak sampai di situ, kemarahan tim DKI juga membuat aksi lempar kursi kedalam ring oleh beberapa official DKI. Bahkan salah satu dari official DKI, harus diamankan oleh aparat keamanan karena protesnya yang begitu agresif pada dewan hakim.
Tak hanya pelatih dan ofisial yang protes, Irine disudut merah juga tampak kecewa berat. Dia seakan tidak percaya terhadap keputusan wasit sambil membentang tangan dan menghentakkan kaki tanda kecewa.
Teriakan protes yang dilakukan tim DKI membuat aparat keamanan kewalahan. Sementara di sisi lain, para penonton yang berteriak mendukung jagoannya, makin menambah riuhnya suasana di GOR Tengku Pangeran yang dipadati belasan atau bahkan puluhan.
Saat kericuhan terjadi, terlihat beberapa pejabat penting sedang memasuki arena pertandingan. Tampak Bupati Pelalawan HM Harris, Wabup Pelalawan Drs H Marwan Ibrahim bahkan Wamen PU RI Dr Ir Ahmad Hermanto Dardak MSc, Ketua PP Pertina A Reza Ali dan memasuki arena didampingi pejabat lainnya.
Pelatih Irene, Erwin Tobing, langsung melayangkan surat protesnya setelah terlebih dahulu menuliskan surat protes itu di ruangan khusus. Surat protes tersebut diserahkan beserta sejumlah uang sebesar lima juta rupiah.
“Ya, kita sudah layangkan surat protes dan kita menginginkan agar dewan juri meninjau ulang keputusannya yang telah dibuat,” tegasnya.(jpnn)