31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Kudeta Tidak Berdarah, Edy Mundur, Joko Driono Jadi PLT Ketua Umum PSSI

SERAHKAN: Edy Rahmayadi menyerahkan pataka kepada Joko Driyono yang menggantikannya sebagai Ketum PSSI usai menyatakan mundur, Minggu (20/1).

SUMUTPOS.CO – Kongres PSSI 2019 resmi berakhir. Kongres tahunan kali ini memang cukup mengejutkan. Edy Rahmayadi yang sebelumnya banyak ditekan publik akhirnya memilih untuk mundur. Joko Driyono yang sebelumnya menjabat Waketum maju sebagai karteker Ketum PSSI. Dalam statuta, prosesi pergantian pucuk pimpinan ini sudah diatur secara lengkap.

MUNDURNYA Edy Rahmayadi dari jabatan Ketua Umum PSSI memantik reaksi Wakil Ketua Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola, Brigjen Pol Krishna Murti. Lewat akun Instagramnya, Minggu (20/1), dia mengunggah foto bersama kucing.

Meski tak menyebutkan satu namapun dalam tulisannya, namun secara tersirat, Krishna menyindir seseorang. Dia bahkan menyebutkan lengsernya Edy sebagai kudeta tak berdarah. “Karena skrg mbahnya Bakpia sdh jd raja. Telah terjadi Kudeta tak berdarah. Kucing saya saja tau siapa mbahnya bakpia,” ungkapnyan

“Mbah, yg kamu lakukan itu jahat, nakut2in voters seolah2 kalau bukan kamu yg jd raja kucing, kucing voters akan dikandangin semua karena semuanya pernah makan ikan asin. Padahal kamu biang makelar ikan asin. Kamu yg bagi2 ikan asinnya,” lanjutnya.

Dia juga menegaskan, orang yang dikudeta adalah orang baik. “Percayalah mbah, Allah maha mengetahui… Orang baik di kudeta oleh si mbah Bakpia kucing garong #kmupdates (ini obrolan pagi sama kucing tentang si mbah Sri galak berbulu kucing),” bebernya.

Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar juga menilai, mundurnya Edy Rahmayadi sebagai Ketua Umum PSSI sebagai langkah kudeta yang dilakukan sejumlah pengurus. Umuh Muchtar, menilai, Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi dikhianati bawahannya di PSSI. Rumor menyatakan bahwa Edy Rahmayadi dikudeta dan dikhianati bawahannya sendiri.

Kabarnya, Edy langsung bertolak ke Medan usai acara Kongres PSSI di Sofitel Hotel Nusa Dua selesai Minggu (20/1) sore. Isu kudeta tertera pada sebuah surat yang berisi tentang mosi tidak percaya Voters PSSI terhadap kepemimpinan Edy Rahmayadi.

Pemilik hak suara dan voters mengamanatkan kepada Exco PSSI agar Edy Rahmayadi diberhentikan. Hingga saat Ini belum terkonfirmasi kebenaran isi surat tersebut.

Namun di lain pihak, Manager Persib Bandung Umuh Muchtar menilai, Edy Rahmayadi dikhianati. “Dia (Edy Rahmayadi) polos dan percaya kepada bawahan. Akhirnya, teledor. Sudah dipercaya, malah Pak Edy dikhianati,” tegas Umuh kepada awak media di arena Kongres PSSI.

Menurut Umuh, ini murni bukan kesalahan Edy Rahmayadi. “Mungkin selama ini Pak Edy sibuk, jadi laporan anak buahnya ya seenak-enaknya saja. Ini Pak Edy dikhianti oleh orang dalamnya sendiri,” tegas Umuh.

Umuh juga berharap agar Kongres Luar Biasa (KLB) secepatnya harus digelar. Gelaran itu setelah pelaksanaan Pilpres 2019, akhir April. “Lebih cepat lebih baik jangan tunggu tahun depan lagi. KLB harus setelah pemilu,” ujarnya.

Diketahui, Edy Rahmayadi mundur dari ketua umum PSSI tepat di Kongres Tahunan PSSI 2019 di Bali, Minggu (20/1). Dalam pidatonya di Kongres PSSI, Edy secara mengejutkan mundur. Dia mengaku keputusan mundur ini sudah matang dan dilakukan secara sadar. “Saya nyatakan hari ini saya mundur dari Ketua Umum PSSI. Dengan syarat jangan khianati PSSI, Jangan hanya satu hal yang lain lalu kita bercokol. Merusak rumah besar kita ini. Warisan leluhur kita,” ucapnya.

Edy juga mengungkapkan, dirinya mengundurkan diri dengan pemikiran yang sudah matang. “Semua saya lakukan dengan kondisi sehat walafiat. Saya mundur bukan Karena saya tidak bertanggung jawab tapi saya bertanggung jawab. Terima kasih saudara saya sebangsa dan setanah air. Besarkan PSSI kita ini,” ujarnya.

Pengunduran Edy Rahmayadi disambut tepuk tangan oleh para peserta kongres dan mereka berteriak dengan kompak, “Hidup Pak Edy, Hidup Pak Edy.”

Keputusan Edy mundur mendapat reaksi beragam dari peserta kongres. Presiden Klub Borneo FC Nabil Husein Said mengaku terkejut. “Sepertinya setiap pemilik klub terkejut dengan hal ini,” katanya, di sela kongres. Meski demikian, ia berharap PSSI menjadi lebih baik dengan pergantian nahkoda ini.

Direktur Bali United, Yabes Tanuri tidak mempermasalahkan pengunduran diri Edy. Yabes berharap polemik di tubuh PSSI berkurang dengan mundurnya Gubernur Sumatera Utara tersebut. “Semoga federasi bisa jadi lebih baik,” ujarnya .

Manajer Bhayangkara FC Ajun Komisaris Besar Polisi Sumardji juga terkejut dengan keputusan Edy. Namun ia berharap Djoko Driyono bisa membawa PSSI ke arah yang lebih baik. “Semoga ada kemajuan,” ujarnya.

Harusnya Gubernur Sumut yang Dilepas

Hal berbeda disampaikan Manajer Madura United, Haruna Soemitro. Dia malah menyayangkan keputusan Edy mundur dari Ketua Umum PSSI. Menurut Haruna, sebaiknya out sebagai Gubernur Sumatera Utara.

Bekas ketua Asprov PSSI Jawa Timur itu menyepakati jika Edy tak seharusnya rangkap jabatan. Tapi, bukan ketua umum PSSI yang dilepas. “Mundur itu adalah hak. Semua orang itu punya hak untuk maju dan mundur. Tentu ini adalah jalan yang harus kita hargai dan apresiasi,” kata Haruna.

“Faktanya, kami ini butuh sosok Pak Edy dan kami kehilangan sosoknya ketika menjadi Gubernur Sumatra Utara. Sebetulnya, saat kongres tadi kami ingin menyuarakan dia untuk mundur dari jabatan Gubernur Sumatera Utara karena kami butuh sosoknya di PSSI,” tambahnya.

Kemenpora pun merespons keputusan Edy Rahmayadi yang mundur dari Ketua Umum PSSI. Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto berharap, keputusan itu dibarengi dengan revolusi di tubuh PSSI. “Saya tahunya dari media. Saya kira itu hak beliau, karena Kemenpora kan tidak melakukan intervensi ataupun tekanan apapun,” ujar Gatot.

“Kini PSSI harus segera berbenah, nunjuk siapa acting-nya dan mempersiapkan KLB. Jangan sampai kondisi terulang kembali: pucuk pimpinan ganti, tetapi motor-motor organisasi tetap itu-itu juga,” tandasnya.

Sentil Manajer Persib

Dalam pidato pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi memberikan pesan khusus kepada Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar. Edy yang juga Gubernur Sumatera Utara itu menyebut Umuh jangan cuma bisa teriak di luar PSSI. Makanya, dia menantang agar Umuh menjadi Ketua Umum PSSI. “Mungkin lebih pantas Umuh pimpin di sini, silakan. Jangan teriak-teriak di luar (lagi). Karena bangsa lain lihat, Indonesia primitif. Tidak baik untuk PSSI, karena kita saling mencintai,” kata Edy.

“Dibanding kalian berkelahi, biar saya yang keluar dari rumah ini. Setuju?,” Tanya Edy yang langsung disepakati para voters.

Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar pun bereaksi karena namanya disebut dalam pengunduran dirinya. Umuh mengaku, sejauh ini dirinya kerap dikorbankan. “Pengorbanan itu, pengorbanan. Biar saja dari dulu saya selalu jadi korban. Enggak apa-apa, untuk kebaikan,” ungkap Umuh di sela-sela Kongres PSSI di Bali, Minggu (20/1).

Sejatinya, Umuh dulu merupakan pengusung Edy jadi Ketum PSSI. Namun, dia berubah 180 derajat usai Persib Bandung disanksi berat di Liga 1 2018. “Tapi saya dengan Pak Edy sangat baik hubungannya dari awal. Dulu saya juga pernah diundang ke rumahnya, di tempat Pak Edy, rumah dinas,” papar dia.

Sekarang, berakhir seperti ini Umuh mengaku tak bisa berbuat banyak. “Saya pasrah saja, tak ada masalah. Untuk kebaikan, untuk Indonesia dan sepak bolanya saja. Ini risiko buat saya,” tandas Umuh. (jpc/bbs)

SERAHKAN: Edy Rahmayadi menyerahkan pataka kepada Joko Driyono yang menggantikannya sebagai Ketum PSSI usai menyatakan mundur, Minggu (20/1).

SUMUTPOS.CO – Kongres PSSI 2019 resmi berakhir. Kongres tahunan kali ini memang cukup mengejutkan. Edy Rahmayadi yang sebelumnya banyak ditekan publik akhirnya memilih untuk mundur. Joko Driyono yang sebelumnya menjabat Waketum maju sebagai karteker Ketum PSSI. Dalam statuta, prosesi pergantian pucuk pimpinan ini sudah diatur secara lengkap.

MUNDURNYA Edy Rahmayadi dari jabatan Ketua Umum PSSI memantik reaksi Wakil Ketua Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola, Brigjen Pol Krishna Murti. Lewat akun Instagramnya, Minggu (20/1), dia mengunggah foto bersama kucing.

Meski tak menyebutkan satu namapun dalam tulisannya, namun secara tersirat, Krishna menyindir seseorang. Dia bahkan menyebutkan lengsernya Edy sebagai kudeta tak berdarah. “Karena skrg mbahnya Bakpia sdh jd raja. Telah terjadi Kudeta tak berdarah. Kucing saya saja tau siapa mbahnya bakpia,” ungkapnyan

“Mbah, yg kamu lakukan itu jahat, nakut2in voters seolah2 kalau bukan kamu yg jd raja kucing, kucing voters akan dikandangin semua karena semuanya pernah makan ikan asin. Padahal kamu biang makelar ikan asin. Kamu yg bagi2 ikan asinnya,” lanjutnya.

Dia juga menegaskan, orang yang dikudeta adalah orang baik. “Percayalah mbah, Allah maha mengetahui… Orang baik di kudeta oleh si mbah Bakpia kucing garong #kmupdates (ini obrolan pagi sama kucing tentang si mbah Sri galak berbulu kucing),” bebernya.

Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar juga menilai, mundurnya Edy Rahmayadi sebagai Ketua Umum PSSI sebagai langkah kudeta yang dilakukan sejumlah pengurus. Umuh Muchtar, menilai, Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi dikhianati bawahannya di PSSI. Rumor menyatakan bahwa Edy Rahmayadi dikudeta dan dikhianati bawahannya sendiri.

Kabarnya, Edy langsung bertolak ke Medan usai acara Kongres PSSI di Sofitel Hotel Nusa Dua selesai Minggu (20/1) sore. Isu kudeta tertera pada sebuah surat yang berisi tentang mosi tidak percaya Voters PSSI terhadap kepemimpinan Edy Rahmayadi.

Pemilik hak suara dan voters mengamanatkan kepada Exco PSSI agar Edy Rahmayadi diberhentikan. Hingga saat Ini belum terkonfirmasi kebenaran isi surat tersebut.

Namun di lain pihak, Manager Persib Bandung Umuh Muchtar menilai, Edy Rahmayadi dikhianati. “Dia (Edy Rahmayadi) polos dan percaya kepada bawahan. Akhirnya, teledor. Sudah dipercaya, malah Pak Edy dikhianati,” tegas Umuh kepada awak media di arena Kongres PSSI.

Menurut Umuh, ini murni bukan kesalahan Edy Rahmayadi. “Mungkin selama ini Pak Edy sibuk, jadi laporan anak buahnya ya seenak-enaknya saja. Ini Pak Edy dikhianti oleh orang dalamnya sendiri,” tegas Umuh.

Umuh juga berharap agar Kongres Luar Biasa (KLB) secepatnya harus digelar. Gelaran itu setelah pelaksanaan Pilpres 2019, akhir April. “Lebih cepat lebih baik jangan tunggu tahun depan lagi. KLB harus setelah pemilu,” ujarnya.

Diketahui, Edy Rahmayadi mundur dari ketua umum PSSI tepat di Kongres Tahunan PSSI 2019 di Bali, Minggu (20/1). Dalam pidatonya di Kongres PSSI, Edy secara mengejutkan mundur. Dia mengaku keputusan mundur ini sudah matang dan dilakukan secara sadar. “Saya nyatakan hari ini saya mundur dari Ketua Umum PSSI. Dengan syarat jangan khianati PSSI, Jangan hanya satu hal yang lain lalu kita bercokol. Merusak rumah besar kita ini. Warisan leluhur kita,” ucapnya.

Edy juga mengungkapkan, dirinya mengundurkan diri dengan pemikiran yang sudah matang. “Semua saya lakukan dengan kondisi sehat walafiat. Saya mundur bukan Karena saya tidak bertanggung jawab tapi saya bertanggung jawab. Terima kasih saudara saya sebangsa dan setanah air. Besarkan PSSI kita ini,” ujarnya.

Pengunduran Edy Rahmayadi disambut tepuk tangan oleh para peserta kongres dan mereka berteriak dengan kompak, “Hidup Pak Edy, Hidup Pak Edy.”

Keputusan Edy mundur mendapat reaksi beragam dari peserta kongres. Presiden Klub Borneo FC Nabil Husein Said mengaku terkejut. “Sepertinya setiap pemilik klub terkejut dengan hal ini,” katanya, di sela kongres. Meski demikian, ia berharap PSSI menjadi lebih baik dengan pergantian nahkoda ini.

Direktur Bali United, Yabes Tanuri tidak mempermasalahkan pengunduran diri Edy. Yabes berharap polemik di tubuh PSSI berkurang dengan mundurnya Gubernur Sumatera Utara tersebut. “Semoga federasi bisa jadi lebih baik,” ujarnya .

Manajer Bhayangkara FC Ajun Komisaris Besar Polisi Sumardji juga terkejut dengan keputusan Edy. Namun ia berharap Djoko Driyono bisa membawa PSSI ke arah yang lebih baik. “Semoga ada kemajuan,” ujarnya.

Harusnya Gubernur Sumut yang Dilepas

Hal berbeda disampaikan Manajer Madura United, Haruna Soemitro. Dia malah menyayangkan keputusan Edy mundur dari Ketua Umum PSSI. Menurut Haruna, sebaiknya out sebagai Gubernur Sumatera Utara.

Bekas ketua Asprov PSSI Jawa Timur itu menyepakati jika Edy tak seharusnya rangkap jabatan. Tapi, bukan ketua umum PSSI yang dilepas. “Mundur itu adalah hak. Semua orang itu punya hak untuk maju dan mundur. Tentu ini adalah jalan yang harus kita hargai dan apresiasi,” kata Haruna.

“Faktanya, kami ini butuh sosok Pak Edy dan kami kehilangan sosoknya ketika menjadi Gubernur Sumatra Utara. Sebetulnya, saat kongres tadi kami ingin menyuarakan dia untuk mundur dari jabatan Gubernur Sumatera Utara karena kami butuh sosoknya di PSSI,” tambahnya.

Kemenpora pun merespons keputusan Edy Rahmayadi yang mundur dari Ketua Umum PSSI. Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto berharap, keputusan itu dibarengi dengan revolusi di tubuh PSSI. “Saya tahunya dari media. Saya kira itu hak beliau, karena Kemenpora kan tidak melakukan intervensi ataupun tekanan apapun,” ujar Gatot.

“Kini PSSI harus segera berbenah, nunjuk siapa acting-nya dan mempersiapkan KLB. Jangan sampai kondisi terulang kembali: pucuk pimpinan ganti, tetapi motor-motor organisasi tetap itu-itu juga,” tandasnya.

Sentil Manajer Persib

Dalam pidato pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi memberikan pesan khusus kepada Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar. Edy yang juga Gubernur Sumatera Utara itu menyebut Umuh jangan cuma bisa teriak di luar PSSI. Makanya, dia menantang agar Umuh menjadi Ketua Umum PSSI. “Mungkin lebih pantas Umuh pimpin di sini, silakan. Jangan teriak-teriak di luar (lagi). Karena bangsa lain lihat, Indonesia primitif. Tidak baik untuk PSSI, karena kita saling mencintai,” kata Edy.

“Dibanding kalian berkelahi, biar saya yang keluar dari rumah ini. Setuju?,” Tanya Edy yang langsung disepakati para voters.

Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar pun bereaksi karena namanya disebut dalam pengunduran dirinya. Umuh mengaku, sejauh ini dirinya kerap dikorbankan. “Pengorbanan itu, pengorbanan. Biar saja dari dulu saya selalu jadi korban. Enggak apa-apa, untuk kebaikan,” ungkap Umuh di sela-sela Kongres PSSI di Bali, Minggu (20/1).

Sejatinya, Umuh dulu merupakan pengusung Edy jadi Ketum PSSI. Namun, dia berubah 180 derajat usai Persib Bandung disanksi berat di Liga 1 2018. “Tapi saya dengan Pak Edy sangat baik hubungannya dari awal. Dulu saya juga pernah diundang ke rumahnya, di tempat Pak Edy, rumah dinas,” papar dia.

Sekarang, berakhir seperti ini Umuh mengaku tak bisa berbuat banyak. “Saya pasrah saja, tak ada masalah. Untuk kebaikan, untuk Indonesia dan sepak bolanya saja. Ini risiko buat saya,” tandas Umuh. (jpc/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/