MEDAN, SUMUTPOS.CO- Pewushu asal Sumut Juwita Niza Wazni penyumbang medali pertama bagi Kontingen Indonesia pada Asian Games XVII/2014 yang digelar di Incheon Korsel, setelah merebut medali perak nomor gabungan Nan Dao dan Nanquan putri, Sabtu (20/9) di Ganghwa Dolmens Gymnasium.
Niza pewushu binaan Yayasan Kusuma Wushu Indonesia (YKWI) Medan, berhak atas raihan medali perak setelah mengumpulkan total poin 19.19 (9.63+9.56). Medali emas diraih pewushu Malaysia Tai Cheau Xuen nilai 19.23 (9.62+961) dan perunggu Wei Hong dari Tiongkok nilai 19.15 (9.72+9.43).
Sayangnya aksi Niza mempersembahan medali pertama untuk Indonesia ini tidak disaksikan unsur Pemerintah (Kemenpora) maupun pengurus Prima, KOI dan KONI Pusat. Namun Ketua Umum PB WI Master Supandi Kusuma bersama Tim Manajer Eisen Gauw yang terus setia mendampingi atlet, tidak ambil pusing soal itu. Terpenting kata Master Supandi, Wushu sudah membuka jalan bagi Kontingen Indonesia dalam perburuan medali di negeri gingseng ini.
“Saya memang memprediksikan Niza bakal dapat medali. Tapi kalau ini menjadi medali pertama kontingen Indonesia, sungguh di luar perkiraan. Hal ini tentunya sangat membanggakan dan patut disyukuri,” ujarnya.
“Kemauan dan potensi Niza sangat besar. Dan saya juga sudah “membaca” lawan-lawannya. Karena itu saya sejak awal begitu optimis Niza bakal dapat medali,” tambah Master Supandi.
Penyandang gelar Dan VIII Wushu Internasional ini membenarkan, torehan medali perak Niza sudah sangat bagus dan sesuai target.
Dikatakan, meraih medali wushu taolu apalagi di event selevel Asian Games sungguh sulit. Wushu adalah seni, menilai seni bukan hal gampang. Tapi Niza di usianya yang masih muda bisa berprestai lewat seni wushunya. Ini sangat baik.
“Niza masih muda, baru 18 tahun, kesempatannya untuk meraih prestasi lebih tinggi masih terbuka lebar asal ia tidak cepat merasa puas,” kata Master Supandi.
Rasa tidak cepat puas bukan saja ditujukan kepada Niza,tapi atlet wushu Indonesia lainnya, terlebih Achmad Hulaefi dan Lindswell yang baru akan turun bertanding Minggu dan Senin besok.”Hulaefi dan Lindswell serta Hendrik maupun Hertati hendaknya kian termotivasi dengan raihan perak Niza,” ujarnya lagi.
Tim Manajer Wushu Indonesia Eisen Gauw bersama Pelatih Taoulu asal Tiongkok Zang Yue Ning dan Sandri Liong asal Sumut, juga mengaku gembira dengan persembahan perak Niza. “Ia mendapat medali karena kemampuan bertanding Niza memang menunjukkan peningkatan,” kata Eisen Gauw.
Niza sendiri juga mengaku tidak menyangka jika dari 186 atlet Indonesia yang dikirim ke Asian Games,dialah penyumbang medali pertama bagi Kontingen Merah Putih.”Rasa haru, bangga dan gembira, menyatu dalam diri saya saat ini. Jujur saya sebelumnya tidak mematok target harus dapat medali. Bagi saya yang penting tampil bagus. Soal hasil saya serahkan kepada Allah. “Alhamdulillah, saya menduduki peringkat dua dan menjadi penyumbang medali pertama. Ini merupakan anugrah tidak terhingga dan tidak pernah saya duga sebelumnya,” kata Niza dengan mata berkaca-kaca.
“Medali ini saya persembahkan untuk Master Supandi yang begitu berjasa dan besar perhatiannya dalam membina dan mengembangkan bakat wushu saya. Juga untuk keluarga yang memberi dukungan penuh serta seluruh masyarakat Indonesia tentunya,” tambah Niza. (dek/btr)