JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Persiapan untuk Kongres Pemilihan PSSI pada 2 November mendatang sudah setengah jalan. Para calon tetap pun sudah diputuskan Komite Pemilihan PSSI. Tapi, dalam perjalanannya, kongres tersebut tidak mendapat restu FIFA secara resmi.
Anggota Exco Refrizal mengungkapkan, memang FIFA memberikan arahan agar kongres dilaksanakan pada 20 Januari 2020. FIFA menyarankan demikian karena PSSI wajib menyelesaikan seluruh program hasil kerja sama FIFA tahun ini. Sebab, pada kongres tahunan Januari mendatang tersebut, ada agenda penyampaian laporan.
Masalahnya, timeline itu berubah ketika kongres luar biasa pada 27 Juli lalu. Dalam kongres tersebut, diputuskan sebagian besar voters meminta ada percepatan kongres pemilihan. Yang awalnya 20 Januari 2020 dimajukan menjadi 2 November 2019.
FIFA sempat mengirimkan surat penolakan perubahan jadwal kongres. Namun, PSSI bersikukuh kongres pemilihan tetap dilaksanakan pada 2 November. ’’Saya pribadi maunya ikut FIFA saja 20 Januari 2020. Tapi, karena voters banyak yang meminta dimajukan, akhirnya kami exco putuskan 2 November,’’ terangnya.
Menurut Refrizal, keputusan itu diambil agar kondisi federasi yang sedang tidak baik berangsur kondusif dan tidak ada kekisruhan. Dia sendiri sadar keputusan untuk memajukan kongres ke 2 November itu memang cukup berisiko. ’’Mudah-mudahan tidak kena sanksi FIFA,’’ ucapnya.
Salah satu sumber internal PSSI menyebut, FIFA belum memberikan surat resmi untuk menyetujui Kongres Pemilihan PSSI diadakan pada 2 November. Tapi, ada komunikasi verbal dari PSSI kepada FIFA. Dari komunikasi itu, FIFA menyetujui walau sampai detik ini surat resmi terkait hal tersebut tidak ada.
Sementara itu, salah seorang calon tetap Exco PSSI Tigor Shalomboboy mengatakan, PSSI dan FIFA sebenarnya punya kesepakatan road map di mana kongres harus dilaksanakan pada 20 Januari 2020. Seharusnya PSSI patuh dengan aturan tersebut. ’’Ini bukan timeline yang seharusnya. Beberapa kali kondisi federasi tidak stabil kan ada petunjuk dari FIFA apa saja yang harus dilaksanakan. Mau tidak mau harusnya itu dijalankan dengan baik,’’ ucapnya.
Tigor mengatakan, jika memang ada alasan lain untuk mempercepat kongres, paling tidak ada transparansi mengenai alasan tersebut. Khususnya kepada voters PSSI dan FIFA. ’’FIFA itu sederhana. Yang disepakati kenapa berubah harus ada alasannya. Sampai sekarang, alasannya belum jelas,’’ tuturnya.
Jika sesuai arahan FIFA, komite pemilihan yang dibentuk pada Juli seharusnya untuk kongres pada 20 Januari 2020. Sebab, dalam buku panduan FIFA, KP dibentuk enam bulan sebelum kongres pemilihan diadakan. ’’Tapi, kalau memang di tengah jalan ada extraordinary dan PSSI memutuskan dipercepat, konsultasi saja ke FIFA. Tunjukkan juga bukti bahwa FIFA setuju, tidak perlu ke publik, cukup ke voters. Sampai saat ini tidak ada itu,’’ ucapnya.
Tigor sendiri memang tidak berhak untuk tahu mengenai persetujuan dari FIFA. Sebab, dia hanya kandidat. Tidak punya hak untuk bertanya. ’’Yang berhak ya voters. Karena ini menyangkut legitimasi kongres nantinya,’’ paparnya.
Apa yang dikatakan Tigor diamini calon tetap ketua umum dan Waketum PSSI Yesayas Oktavianus. Dia mengaku tidak tahu alasan kongres dipercepat pada 2 November. Jika sesuai arahan FIFA, seharusnya kongres diadakan pada 20 Januari 2020. ’’Ya kami hanya ingin kejelasan saja. Saya tidak ada di kubu mana-mana, tapi ini kembali apakah sesuai arahan FIFA atau tidak. Kami perlu tahu, voters juga,’’ katanya. (rid/tom/jpc/dek)