PALEMBANG- Dijadwalkan besok, Kamis (12/11) Kementerian Pemuda dan Olahraga akan mulai menyalurkan bonus kepada atlet yang meraih medali pada SEA Games XXVI. Jumlah bonus untuk atlet peraih medali dipastikan akan membengkak soalnya perolehan medali Indonesia terus bertambah. Hingga pukul 08.57 WIB hari ini, kontingen Merah Putih telah meraih 182 medali emas, 151 perak, dan 142 perunggu.
Ketua Umum KONI/KOI, Rita Subowo, memastikan pihaknya tidak akan membuat atlet-atlet menunggu lama dalam menanti “bola”. Wanita yang juga menjadi Ketua Umum Inasoc tersebut menegaskan bonus untuk atlet akan mulai disalurkan pada 24 November.
“Rencananya akan segera kami mulai transfer-transfer dan secara simbolis diserahkan oleh Menpora pada 24 November saat pembubaran kontingen di Cibubur. Nomor rekeningnya sudah ada di kami dan akan dibantu oleh masing-masing PB. Soal potongan mungkin karena pajak, kecuali Menpora mau menambah alokasi lagi,” ujar Rita di Main Press Center SEA Games 2011, Palembang.
Pemberian bonus kepada atlet peraih medali dipastikan akan membengkak. Namun, Rita memastikan hal tersebut tidak menjadi masalah.
“Pak Menpora mengaku tidak apa-apa, daripada bonus tidak dipakai. Beliau bilang kalau melesat, harus ke atas. Kita akan segera lapor kepada beliau. Alokasinya bonusnya sudah ada di Inasoc, sedang kami persiapkan untuk segera diberikan ke atlet. Semula alokasinya Rp150 miliar, jadi kalian hitung sendiri berapa kekurangannya,” pungkas Rita.
Atlet peraih emas sendiri akan menerima bonus Rp200 juta, perak Rp50 juta dan perunggu Rp30 juta. Pelatih juga akan mendapatkan bonus Rp50 juta jika mendapat emas, Rp30 juta meraih perak, dan Rp15 juta untuk medali perunggu.
Jika dihitung dari perolehan medali emas yang sementara ini mencapai 182, dengan bonus Rp200 juta, maka estimasi bonus yang dikeluarkan sedikitnya Rp36,4 miliar.
Sedangkan untuk peraih perak yang tercatat 151 medali, dengan bonus Rp50 juta maka alokasi dana sedikitnya Rp7,55 miliar. Sedangkan untuk peraih 142 medali perunggu yang bonusnya Rp30 juta, uang akan dikucurkan sedikitnya Rp4,2 miliar. Estimasi bonus ini belum termasuk hitungan jika raihan medali didapat secara beregu.
Sementara itu banyak kalangan yang menghawatirkan nasib para atlet usai Sea Games, meskipun prestasi atlet-atlet Indonesia dalam pesta olahraga se-Asia Tenggara kali ini terbilang memukau. Torehan emas yang mereka raih dalam SEA Games kali ini merupakan buah dari kerja keras dan perjuangan panjang mereka.
Mari kita lihat contoh atlet-atlet yang berjuang demi mengharumkan nama bangsa sebelum ini, dan akhirnya terlupakan. Mereka adalah Samuel, Edo, dan Marina. Samuel adalah mantan atlet kejuaraan lari halang rintang. Tahun 80-an merupakan era keemasannya. Ia memenangkan medali emas atau pun perak dalam SEA Games di Filipina, Taiwan Open, dan kejuaraan bergengsi lainnya.
Setelah pensiun, lelaki bergaya nyentrik itu banting setir menjadi pengelola parkir di lingkungan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Nasib lebih memilukan dialami oleh Edo, putra Ambon yang berkali-kali melambungkan nama bangsa di kejuaraan tinju Korea, China, Thailand, sampai Australia.
Setelah dua tahun turun dari ring tinju, Edo harus rela menjadi tukang parkir di areal Kompleks Gelora Bung Karno. Di tempat ini pula, ia mencari sesuap nasi demi istri dan kedua anaknya. Edo dan keluarganya hanya tinggal di rumah kontrakan. Di rumah itu, hanya ada satu kamar tidur, satu kamar mandi, satu ruang tamu, beserta dapur kecil di ujung lorong. Kondisinya sungguh memprihatinkan.(bbs/jpnn)
Ada pula Ina Marina Susanti, atlet pencak silat yang kini beralih profesi menjadi sopir taksi, demi menghidupi kedua anaknya. Marina pernah mengharumkan bangsa pada SEA Games 1980 di Singapura. Saat itu, usianya masih belia. Kini, jalan hidup membuat Marina harus bekerja sebagai sopir taksi untuk tetap hidup.
Begitulah nasib Samuel, Edo, dan Marina. Ketiganya menorehkan prestasi gemilang di dunia olahraga, membuat Indonesia dieluk-elukkan di berbagai kejuaraan regional maupun internasional. Tapi sayang, momen kemenangan dan prestasi yang mereka raih, kini hanya menjadi kenangan dalam perjalanan hidup mereka.(bbs/jpnn)