MEDAN, SUMUTPOS.CO – Atlet Pelatda PON Sumut memang perlu menjaga kemampuan, keterampilan, dan fisik. Namun, kondisi mental turut mempengaruhi performa mereka bertanding di PON XXI/2024 Aceh-Sumut.
Hal itu disadari oleh Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Cricket Indonesia (PCI) Sumatera Utara. Untuk menjaga mental para atlet, PCI Sumut menggelar test psikologi di Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Unimed, Jumat, (22/12/2023).
“PCI Sumut menggelar test psikologi, tidak hanya atlet pelatda, tapi juga atlet lapis kedua. Artinya 42 atlet dan tiga pelatih fisik cricket Sumut turut mengikuti tes psikologi ini. Ini juga bagian dari penilaian dan seleksi sebelum bertanding di PON 2024 mendatang,” ujar Ketua Umum Pengprov PCI Sumut Wangsa Amin melalui Sekretaris Umum (Sekum) Abdul Hakim Siregar saat memantau test psikologi dan pendampingan di FIK Unimed.
Dia menegaskan, test psikologi bagi atlet dan pelatih cricket Sumut merupakan salah satu rangkaian test dalam penjaringan atlet menuju persiapan Pelatda Penuh PON XXI di Aceh-Sumut.
“Hasil evaluasi test psikologi atlet ini sangat berguna bagi pengurus dalam memahami gejala-gejala psikologis yang muncul pada diri atlet. Mulai dari motivasi, perasaan, pikiran, kecemasan, sikap, dan kepribadian atlet dan pelatih,” ungkapnya.
Dengan demikian, para psikolog dapat membantu dan berperan aktif menginternalisasi gejala-gejala psikologi yang dianggap dapat memengaruhi peningkatan dan kemunduran prestasi atlet.
“Hal itu dapat membantu atlet mencapai performa terbaiknya dalam meraih prestasi puncaknya pada PON XXI Aceh-Sumut 2024 mendatang,” jelas Abdul Hakim Siregar yang juga Dosen FIK Unimed itu.
Selain atlet, test ini juga diikuti oleh pelatih sehingga pengurus dapat melihat sejuah mana para pelatih dapat bersungguh-sunguh membantu setiap atlet yang mengalami kesulitan dalam latihan baik fisik, teknik, taktik, dan mental. Artinya test ini dapat melihat kesiapan pelatih dalam menjaha performa atlet saat latihan rutin, dan aktivitas fisik harian yang dilakukan atlet cricket PON Sumut nantinya.
“Kedepannya juga akan ada konseling lanjutan kepada atlet cricket Sumut sehingga atlet siap untuk mengikuti PON 2024. Dengan adanya konseling ini dapat membantu atlet untuk menjaga kesehatan dan kualitas mental serta mampu menyesuaikan diri sebagai atlet secara menyeluruh,” tutur Hakim.
Sementara itu, Penanggunjawab Tes Psikologi ini, Dr Sunarto SPsi MPsi, yang juga merupakan Ketua Ikatan Psikologi Olahraga Sumatera Utara mengatakan bahwa hasil test psikologi ini sangat berguna dalam pembinaan mental Atlet agar mampu menampilkan kualitas pribadi yang tangguh dalam menghadapi dinamika pelatihan serta pertandingan kelak. Sehingga Metode evaluasi psikologis yang digunakan untuk mengukur kompetensi mental atlet kiranya dapat mempengaruhi kinerja mereka.
“Tes ini dirancang untuk membantu atlet memahami kekuatan dan kelemahan mereka serta bagaimana mengembangkan keterampilan psikologis yg berdampak positif,” paparnya.
“Tes psikologi pada atlet Clcricket kali ini meliputi berbagai tes seperti tes kapasitas intelektual dan fungsinya, cara menggunakan waktu, kepribadian serta aspek khusus lainnya,” tambahnya.
“Adapun hasil dari tes ini dapat mengukur kemampu intelektual atlet, daya tahan stress, ketekunan, keuletan, dan lain lain yang sangat mendukung ketrampilan mental atlet jika diketahui dan dikembangkan secara konsisten dan berkesinambungan sejak dini. Sehingga, dalam pelatihan rutin dan bertanding mampu menghadapi tekanan dan situasi yang menantang dalam kompetisi,” terangnya.
Salah seorang atlet putra cricket PON Sumut Ahmad Solahuddin Siregar mengucapkan terima kasih kepada seluruh pengurus atas perhatian besar kepada mereka. Setelah mendatangkan pelatih asing, PCI Sumut juga diberikan kesempatan mengikuti test psikologi dan konseling.
“Ini sangat bermanfaat bagi atlet sehingga dapat memperbaiki mental kami saat latihan maupun saat pertandingan,” ujarnya.
Solahuddin mengakui mental merupakan faktor penting dalam olahraga. Sehebat apa pun skill yang dimiliki, seorang atlet bisa saja kalah saat mentalnya lemah. Cricket merupakan olahraga tim.
“Setelah menjalani test psikologi akan dilanjutkan konseling agar dapat memahami bagaimana membantu atlet bisa bekerja sama dengan sesama atlet di dalam tim. Selain bekerja sama dengan sesama atlet, juga dapat bekerja sama dengan para pelatih,” tutupnya. (dek)