JAKARTA-PP Pelti mengambil sikap kompromi demi menyelamatkan kondisi internal tim Piala Davis Indonesia. Menjelang lawan India di babak playoff pertama Piala Davis grup I Asia/Oceania 5-7 April, PP Pelti dan para pemain sempat tarik ulur soal kontrak pemain masuk tim.
Negoisasi alot tersebut terjadi karena pemain menginginkan beberapa syarat sebelum bergabung dengan tim Piala Davis. Setelah berdiskusi kurang lebih selama tiga hari, akhirnya induk organisasi Tenis tertinggi se-Indonesia itu sepakat menuruti keinginan pemain. “Jalan yang kami tempuh ini adalah upaya harmonisasi tim menjelang Piala Davis lawan India. Kami masih memahami niatan atau nego pemain cukup susah karena saat ini masih dalam masa transisi kepengurusan lama ke baru,” tutur Kabidbinpres Senior PP Pelti Wailan Walalangi.
Kesepakatan yang tercapai antara pemain dengan pengurus memang bervariasi. Untuk Christopher Rungkat misalnya. Christo, sapaan Christopher Rungkat, akan mendapat bantuan dana dari PP Pelti dalam mengikuti lima turnamen besar tahun ini. Dua di antaranya Grand Slam Prancis Terbuka dan Wimbledon.
Dari hasil kesepakatan, Christo dan Elbert akan bertolak ke Hanoi, Vietnam kemarin (23/3). Keduanya mengikuti turnamen future di Vietnam selama tiga pekan. Namun pada pekan kedua, Elbert dan Christo absen. Mereka akan langsung menuju Bangalore, India untuk gabung David Agung dan Wisnu. (dra/jpnn)