MEDAN-Thailand membuktikan diri sebagai yang terbaik di ajang SEABA X for men 2013 setelah sebelumnya mengalahkan Malaysia 73-63 di partai final di GOR Samudera Medan, Minggu (23/6). Ini merupakan kali kedua kemenangan Thailand atas Malaysia setelah bentrok di penyisihan sehari sebelumnya.
Manajer Thailand Nipondh Chawalitmontein, mengatakan, pihaknya sangat mensyukuri kemenangan tersebut lantaran ketiga tim lain yakni Indonesia, Malaysia, dan Singapura memberikan perlawanan yang ketat. Bahkan Thailand juga harus kalah dari Indonesia di laga kedua. Tidak hanya itu, kemenangan ini merupakan penantian 13 tahun negeri ‘Gajah Putih’ itu. “Pertarungan di SEABA ini sangat ketat. Kami bangga bisa main bagus dan menjadi juara. Ini merupakan penantian 13 tahun kami dan senang karena akhirnya bisa meraih tiket ke FIBA,” tuturnya usai laga.
Thailand bermaterikan 70 persen tim nasional yang lima di antaranya merupakan pemain klub liga basket Thailand, Hitech. “Menghadapi FIBA nanti, tentunya kami akan memberikan perubahan untuk tim ini,” tambah Nipondh.
Sementara itu, Pelatih Timnas Malaysia Teh Choon Yean, didampingi sekretaris tim Paul, mengatakan, awalnya Malaysia sempat memimpin. Namun, dengan bekal mengalahkan timnya Sabtu (22/6) lalu, di kuarter berikutnya Thailand balik memimpin. “Kami sempat membuat perubahan dan kedua tim bermain bagus. Tapi kami berikan kredit poin kepada tim lawan. Mereka mampu membaca permainan kami di kuarter berikutnya,” ujarnya.
Meski kalah, Malaysia juga tetap mewakili ASEAN di FIBA, untuk itu menurut Yean, pihaknya akan melakukan pembenahan segera. “Target sudah dapat. Tentunya kami akan melakukan evaluasi agar pemain bisa improve,” tandasnya.
Pada duel final itu Malaysia yang bertekad revans atas kekalahan sebelumnya langsung tampil agresif sejak awal. Mengandalkan Ooi Ban Sin dan center Ng Yeo Seng, Malaysia langsung tancap gas sejak awal. Mereka bahkan mampu unggul enam angka mengakhiri kuarter pertama 24-18.
Namun mimpi buruk Malaysia terjadi di kuarter kedua. Thailand bangkit dan di lima menit awal kuarter kedua berbalik memimpin 28-25. Aktor penting dibalik itu tak lain Attaporn Lertmalaiporn. Dengan field goal 56 persen pemain bernomor punggung 10 itu mampu menceploskan 10 poin. Defence tangguh center Sukdave Gokhar di bawah ring membuat Malaysia tak leluasa.
Namun tim besutan Yean tak mau kalah. Mereka berhasil menipiskan ketertinggalan hingga setengah bola 34-35.
Di kuarter ketiga, Thailand memperbesar margin. Darongpan Apiromvilaichai turut mencuat. Ia kerap memenangkan pertarungan rebound baik di bawah ring sendiri maupun di pertahan lawan. Total ia mencetak 10 rebound malam itu dan juga 13 poin. Thailand unggul enam angka.
Thailand tetap mampu mempertahankan konsistensinya untuk mengungguli Malaysia. Tim besutan Manit Niyomyindee ini memperbesar margin hingga 10 angka. Usaha Gan Hoong untuk memperkecil selisih tak berarti banyak karena produktivitas Thailand tak mampu dihentikan hingga tropi juara pun menjadi milik mereka.
Isman Thoyib Pensiun
Sementara itu center jangkung Indonesia Isman Thoyib, mengatakan Thailand pantas mendapatkan trofi juara dengan persiapan yang bagus. “Ya kami memang mampu mengalahkan Thailand tapi mereka memang punya persiapan yang bagus. Tak bisa dipungkiri mereka memang bagus,” ujar center bertinggi 200 cm ini.
Pemain yang memperkuat Aspac sejak 2003 ini mengatakan, faktor fisik memang menjadi kendala dengan persiapan yang minim. “Ya di Aspac baru selesai kompetisi dan kami merasa di final NBL itu sudah habis-habisan. Tapi ternyata ada penunjukan dari SEABA. Kami siap walaupun baru beberapa kali latihan. Saya baru tiga hari latihan,” tutur pria kelahiran Klaten, 30 tahun silam ini.
Isman mengatakan, SEABA kali ini merupakan keikutsertaan terburuk sepanjang dirinya memperkuat Timnas karena tidak berhasil meraih tiket FIBA. “Memang tahun ini yang paling buruk. Karena biasanya selama ini Timnas minimal runner up dan selalu lolos FIBA,” ungkapnya.
Isman yang baru saja meraih juara bersama Aspac ini, juga memutuskan untuk pensiun. Artinya laganya di SEABA ini merupakan performa terakhirnya. “Saya merasa sudah mencapai semuanya. Baik itu di klub, di timnas juga. Jadi saya putuskan pensiun. Jadi ini penampilan terakhir saya,” tandasnya. (don)
Thailand Juara SEABA X
MEDAN-Thailand membuktikan diri sebagai yang terbaik di ajang SEABA X for men 2013 setelah sebelumnya mengalahkan Malaysia 73-63 di partai final di GOR Samudera Medan, Minggu (23/6). Ini merupakan kali kedua kemenangan Thailand atas Malaysia setelah bentrok di penyisihan sehari sebelumnya.
Manajer Thailand Nipondh Chawalitmontein, mengatakan, pihaknya sangat mensyukuri kemenangan tersebut lantaran ketiga tim lain yakni Indonesia, Malaysia, dan Singapura memberikan perlawanan yang ketat. Bahkan Thailand juga harus kalah dari Indonesia di laga kedua. Tidak hanya itu, kemenangan ini merupakan penantian 13 tahun negeri ‘Gajah Putih’ itu. “Pertarungan di SEABA ini sangat ketat. Kami bangga bisa main bagus dan menjadi juara. Ini merupakan penantian 13 tahun kami dan senang karena akhirnya bisa meraih tiket ke FIBA,” tuturnya usai laga.
Thailand bermaterikan 70 persen tim nasional yang lima di antaranya merupakan pemain klub liga basket Thailand, Hitech. “Menghadapi FIBA nanti, tentunya kami akan memberikan perubahan untuk tim ini,” tambah Nipondh.
Sementara itu, Pelatih Timnas Malaysia Teh Choon Yean, didampingi sekretaris tim Paul, mengatakan, awalnya Malaysia sempat memimpin. Namun, dengan bekal mengalahkan timnya Sabtu (22/6) lalu, di kuarter berikutnya Thailand balik memimpin. “Kami sempat membuat perubahan dan kedua tim bermain bagus. Tapi kami berikan kredit poin kepada tim lawan. Mereka mampu membaca permainan kami di kuarter berikutnya,” ujarnya.
Meski kalah, Malaysia juga tetap mewakili ASEAN di FIBA, untuk itu menurut Yean, pihaknya akan melakukan pembenahan segera. “Target sudah dapat. Tentunya kami akan melakukan evaluasi agar pemain bisa improve,” tandasnya.
Pada duel final itu Malaysia yang bertekad revans atas kekalahan sebelumnya langsung tampil agresif sejak awal. Mengandalkan Ooi Ban Sin dan center Ng Yeo Seng, Malaysia langsung tancap gas sejak awal. Mereka bahkan mampu unggul enam angka mengakhiri kuarter pertama 24-18.
Namun mimpi buruk Malaysia terjadi di kuarter kedua. Thailand bangkit dan di lima menit awal kuarter kedua berbalik memimpin 28-25. Aktor penting dibalik itu tak lain Attaporn Lertmalaiporn. Dengan field goal 56 persen pemain bernomor punggung 10 itu mampu menceploskan 10 poin. Defence tangguh center Sukdave Gokhar di bawah ring membuat Malaysia tak leluasa.
Namun tim besutan Yean tak mau kalah. Mereka berhasil menipiskan ketertinggalan hingga setengah bola 34-35.
Di kuarter ketiga, Thailand memperbesar margin. Darongpan Apiromvilaichai turut mencuat. Ia kerap memenangkan pertarungan rebound baik di bawah ring sendiri maupun di pertahan lawan. Total ia mencetak 10 rebound malam itu dan juga 13 poin. Thailand unggul enam angka.
Thailand tetap mampu mempertahankan konsistensinya untuk mengungguli Malaysia. Tim besutan Manit Niyomyindee ini memperbesar margin hingga 10 angka. Usaha Gan Hoong untuk memperkecil selisih tak berarti banyak karena produktivitas Thailand tak mampu dihentikan hingga tropi juara pun menjadi milik mereka.
Isman Thoyib Pensiun
Sementara itu center jangkung Indonesia Isman Thoyib, mengatakan Thailand pantas mendapatkan trofi juara dengan persiapan yang bagus. “Ya kami memang mampu mengalahkan Thailand tapi mereka memang punya persiapan yang bagus. Tak bisa dipungkiri mereka memang bagus,” ujar center bertinggi 200 cm ini.
Pemain yang memperkuat Aspac sejak 2003 ini mengatakan, faktor fisik memang menjadi kendala dengan persiapan yang minim. “Ya di Aspac baru selesai kompetisi dan kami merasa di final NBL itu sudah habis-habisan. Tapi ternyata ada penunjukan dari SEABA. Kami siap walaupun baru beberapa kali latihan. Saya baru tiga hari latihan,” tutur pria kelahiran Klaten, 30 tahun silam ini.
Isman mengatakan, SEABA kali ini merupakan keikutsertaan terburuk sepanjang dirinya memperkuat Timnas karena tidak berhasil meraih tiket FIBA. “Memang tahun ini yang paling buruk. Karena biasanya selama ini Timnas minimal runner up dan selalu lolos FIBA,” ungkapnya.
Isman yang baru saja meraih juara bersama Aspac ini, juga memutuskan untuk pensiun. Artinya laganya di SEABA ini merupakan performa terakhirnya. “Saya merasa sudah mencapai semuanya. Baik itu di klub, di timnas juga. Jadi saya putuskan pensiun. Jadi ini penampilan terakhir saya,” tandasnya. (don)