MEDAN, SUMUTPOS.CO – Memenangkan laga di kandang Persipura, Stadion Mandala, Jayapura, Sabtu (24/11) bukan hal mudah. Tapi PSMS tak punya pilihan lain. Menang atau semakin terpuruk.
Memang hal itu sangat berat. Tapi bukan hal mustahil. Seperti anggapan kala PSMS bersua Persib. Tak ada yang bisa percaya PSMS sang juru kunci bisa mengalahkan Persib.
Tiga poin memang harus diraih karena posisi PSMS dengan 34 poin sudah sangat mengkhawatirkan. “Kita ke sini dan sudah latihan tadi pagi, kita yakin dan siap antisipasi setiap situasi. Disiplin dalam rencana, dapat poin pasti bisa. Do or die (lakukan atau mati),” ucap Butler jelang laga.
Bagi Butler, duel ini bisa menjadi pembuktian terhadap mantan klubnya. Bahwa memecatnya adalah keputusan yang salah. Terbukti Persipura saat ini juga terlempar dari papan atas dengan menghuni posisi ke-13 klasemen pasca pergantian itu. Sebelumnya bersama Butler, Mutiara Hitam berada di peringkat kelima. Maka, Butler akan memimpin skuadnya untuk mengalahkan sang mantan.
“Saat saya awal musim di sini (Persipura), saya harus kontruksi tim baru. Ada banyak pemain sudah tua yang mungkin karirnya hampir selesai. Saya hormat dengan orang di sini. Saya bawa pemain muda di tim, dapat banyak poin. Saya tahu mereka bahaya sekali. Tidak apa-apa kalau mereka memainkan pemain senior atau muda. Ada banyak pengalaman di tim ini. Di situasi kemarin kecewa saat saya berangkat (didepak), karena saya kerja keras di jalan yang benar. Saya tidak tahu mereka (Persipura) sekarang peringkat 12, atau 13. Kapan saya di sini, kita nomor 1, itu yang bikin saya senang sekali,” ungkapnya.
Namun PSMS tak komplet. Tanpa Rachmad Hidayat dan Alexandros Tanidis adalah kerugian. Keduanya adalah amunisi baru di putaran kedua yang sudah jadi pemain kunci di lini serang dan poros pertahanan. Bagi Butler itu sudah biasa. “Ada pemain yang tidak bisa main karena akumulasi kartu dan cedera, itu biasa, situasi biasa musim ini. Setelah saya masuk ke PSMS selalu ada masalah, tantangan,” ujarnya.
“Ada 90 persen pemain muda (di PSMS) yang berasal dari Liga 2, lalu saya membangun kontruksi tim. Namun, sekarang saya bangga dengan bagaimana para pemain membuat impact tiap minggu, dan selalu kasih saya 100 persen. Kita telah mengalahkan Persib, SFC imbangi Persija, saya senang bagaimana progres tim saat ini. Besok ada satu lagi tantangan, saya tahu banyak oportunitas bagus di empat laga ini, dan kami coba untuk dapatkan poin,” bebernya.
Kehadiran Reinaldo Lobo menjadi pembeda saat PSMS tumbang 1-3 dari Persipura. Ketika itu Lobo absen sehingga Boaz Solossa dan Hilton Moreira leluasa mengobrak-abrik pertahanan PSMS. Selain itu menggantikan peran Rachmad, ada Antoni Putro Nugroho yang baru membuka rekening golnya. Mereka akan bahu membahu bersama Frets dan Felipe Martin.”Kita harus waspada. Kalau kita bikin strategi counter attack, deffensive tidak bisa. Kami pasti harus main offensive,” pungkasnya.
Sementara itu Pelatih Persipura Osvaldo Lessa tak ingin kehilangan muka di kandangnya sendiri dengan ditumbangkan sang juru kunci. Apalagi Mutiara Hitam saat ini masih mengoleksi 41 poin dan tiga laga sisa masih belum bisa aman dari ancaman degradasi. “Kita punya posisi masih susah sampai sekarang, 41 poin belum selesai liga musim ini. Kita masih berpikir tentang posisi kita sampai sekarang. Kalau menang besok, kita bisa nafas, bisa pikir ke depan. Laga besok seperti final untuk kita, kalau menang kita pikir bagus untuk ke depan,” ujar Lesa.
Dia menjelaskan, dalam sepak bola bisa diprediksi layaknya matematika. “Kamu punya 11 pemain, kalau 9 main bagus, pasti menang. Kalau di bawah 9 bisa draw, kalau di bawah 7 bisa kalah. Tapi setiap pertandingan beda, ada waktu kamu main luar biasa, ada waktu kamu salah, coba, salah, coba, itu hidup, itu manusia. Pemain di lapangan bisa salah juga,” bebernya.
Persipura sendiri akan bermain komplit, tidak ada pemain akumulasi kartu kuning.”Tapi tim ini sudah siap. Kita latihan kemarin, hari ini juga, taktik juga. Mereka (pemain) sudah tahu komitmen bagaimana bisa main besok,” tegasnya. (don)