30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Transisi Seru MotoGP di Musim 2015

Transisi Seru MotoGP di Musim 2015
Transisi Seru MotoGP di Musim 2015

SUMUTPOS.CO- Balapan MotoGP musim 2014 nyaris dibuat tak menarik dengan dominasi Repsol Honda bersama rider jagoannya Marc Marquez. Ketangguhan rider 21 tahun itu di atas sirkuit diyakini banyak pihak tak lepas dari sokongan canggihnya software ECU (engine control unit) yang dikembangkan Honda. Nah, musim 2015 akan menjadi masa transisi menuju penyeragaman software ECU yang resmi berlaku pada 2016.

Sejak motor MotoGP banyak bergantung pada sistem elektronik, skill rider semakin menurun perannya. Kontrol traksi roda belakang sudah ada software-nya, anti-jump start tersedia perangkatnya, atau bahkan pengatur aliran bahan bakar juga menempel lengkap di badan motor.

Rider Movistar Yamaha Valentino Rossi pernah mengeluhkan kondisi tersebut. Dengan dibebaskannya pengembangan software ECU kepada pabrikan, menurutnya, pembalap akan semakin manja untuk meng-upgrade kemampuannya.

Dua musim terakhir, kondisi tersebut semakin menjadi-jadi. Honda semakin tak terkejar dalam pengembangan sistem elektronik yang menempel pada RC213 V-nya. Bahkan saat FIA berencana untuk menyeragamkan software ECU, pabrikan Jepang itu sampai mengancam akan mundur dari MotoGP.

Setelah melalui banyak pembahasan alot dan negosiasi, musim 2014 menjadi tonggak sejarah baru disepakatinya regulasi penyeragaman ECU. Honda juga melunak dengan menyetujui pemberlakuannya dua musim setelahnya. Atas alasan itu pula Rossi ngotot bertahan di MotoGP meski usianya akan menginjak 37 tahun pada 2016. Menurutnya, dengan ECU yang seragam, skill pembalap akan kembali menjadi penentu performa di atas motor.

“Aku tidak ingin melewatkan masa itu. Saya ingin memperpanjang kontrak sampai 2016 karena ingin menjajal motor pada musim itu. Musim 2016 MotoGP akan berubah drastis,” serunya pertengahan musim 2014 ini. “Akan ada gaya membalap baru, cara mengendalikan motor, dan ini seperti dimulai dari nol lagi,” ujarnya.

Selama masa transisi jelang pemberlakuan ECU standar 2016,  pabrikan boleh memberi masukan dalam pengembangan jantung motor injeksi itu bersama Magneti Marelli. Dorna, sebagai promotor balap MotoGP, bahkan menyediakan situs resmi untuk menampung masukan tersebut.

Nah, musim 2015 nanti masa transisi itu akan semakin mendekati finis. Paruh terakhir musim, semua pengembangan software oleh pabrikan akan dihentikan. “Mereka (tim pabrikan) masih diperbolehkan membalap dengan software mereka sendiri sampai akhir musim 2015. Yamaha, Ducati, dan Honda harus membekukan hasil akhir pengembangan software mereka pada 1 Juli. Setelah itu perubahan software hanya diperbolehkan untuk memperbaiki sisi keselamatannya saja,” tulis Komisi Grand Prix FIA seperti dilansir Crash.

Ketiga pabrikan tersebut boleh mengajukan dua versi software ECU untuk dibekukan. Satu untuk tim utama, lainnya untuk satelit. Tim utama boleh memilih software yang paling canggih dan cocok untuk motor mereka.

Sedangkan dua pabrikan yang baru tampil di MotoGP 2015, Suzuki dan Aprilia juga diberi peluang untuk ikut mengembangkan software bersama Magnetti Marelli. Tapi tidak seperti tiga pabrikan sebelumnya, Suzuki dan Aprilia masih boleh mengembangkan software ECU mereka sampai akhir musim 2015, jika mereka mau.

Setelah musim 2015 berakhir, semua tim yang menjadi peserta MotoGP 2016 harus menggunakan ECU standar. Regulasi tersebut akan dipertahankan sampai 2021 atau selama lima musim. Setelah itu akan dilakukan evaluasi jika diperlukan perbaikan. (cak)

Transisi Seru MotoGP di Musim 2015
Transisi Seru MotoGP di Musim 2015

SUMUTPOS.CO- Balapan MotoGP musim 2014 nyaris dibuat tak menarik dengan dominasi Repsol Honda bersama rider jagoannya Marc Marquez. Ketangguhan rider 21 tahun itu di atas sirkuit diyakini banyak pihak tak lepas dari sokongan canggihnya software ECU (engine control unit) yang dikembangkan Honda. Nah, musim 2015 akan menjadi masa transisi menuju penyeragaman software ECU yang resmi berlaku pada 2016.

Sejak motor MotoGP banyak bergantung pada sistem elektronik, skill rider semakin menurun perannya. Kontrol traksi roda belakang sudah ada software-nya, anti-jump start tersedia perangkatnya, atau bahkan pengatur aliran bahan bakar juga menempel lengkap di badan motor.

Rider Movistar Yamaha Valentino Rossi pernah mengeluhkan kondisi tersebut. Dengan dibebaskannya pengembangan software ECU kepada pabrikan, menurutnya, pembalap akan semakin manja untuk meng-upgrade kemampuannya.

Dua musim terakhir, kondisi tersebut semakin menjadi-jadi. Honda semakin tak terkejar dalam pengembangan sistem elektronik yang menempel pada RC213 V-nya. Bahkan saat FIA berencana untuk menyeragamkan software ECU, pabrikan Jepang itu sampai mengancam akan mundur dari MotoGP.

Setelah melalui banyak pembahasan alot dan negosiasi, musim 2014 menjadi tonggak sejarah baru disepakatinya regulasi penyeragaman ECU. Honda juga melunak dengan menyetujui pemberlakuannya dua musim setelahnya. Atas alasan itu pula Rossi ngotot bertahan di MotoGP meski usianya akan menginjak 37 tahun pada 2016. Menurutnya, dengan ECU yang seragam, skill pembalap akan kembali menjadi penentu performa di atas motor.

“Aku tidak ingin melewatkan masa itu. Saya ingin memperpanjang kontrak sampai 2016 karena ingin menjajal motor pada musim itu. Musim 2016 MotoGP akan berubah drastis,” serunya pertengahan musim 2014 ini. “Akan ada gaya membalap baru, cara mengendalikan motor, dan ini seperti dimulai dari nol lagi,” ujarnya.

Selama masa transisi jelang pemberlakuan ECU standar 2016,  pabrikan boleh memberi masukan dalam pengembangan jantung motor injeksi itu bersama Magneti Marelli. Dorna, sebagai promotor balap MotoGP, bahkan menyediakan situs resmi untuk menampung masukan tersebut.

Nah, musim 2015 nanti masa transisi itu akan semakin mendekati finis. Paruh terakhir musim, semua pengembangan software oleh pabrikan akan dihentikan. “Mereka (tim pabrikan) masih diperbolehkan membalap dengan software mereka sendiri sampai akhir musim 2015. Yamaha, Ducati, dan Honda harus membekukan hasil akhir pengembangan software mereka pada 1 Juli. Setelah itu perubahan software hanya diperbolehkan untuk memperbaiki sisi keselamatannya saja,” tulis Komisi Grand Prix FIA seperti dilansir Crash.

Ketiga pabrikan tersebut boleh mengajukan dua versi software ECU untuk dibekukan. Satu untuk tim utama, lainnya untuk satelit. Tim utama boleh memilih software yang paling canggih dan cocok untuk motor mereka.

Sedangkan dua pabrikan yang baru tampil di MotoGP 2015, Suzuki dan Aprilia juga diberi peluang untuk ikut mengembangkan software bersama Magnetti Marelli. Tapi tidak seperti tiga pabrikan sebelumnya, Suzuki dan Aprilia masih boleh mengembangkan software ECU mereka sampai akhir musim 2015, jika mereka mau.

Setelah musim 2015 berakhir, semua tim yang menjadi peserta MotoGP 2016 harus menggunakan ECU standar. Regulasi tersebut akan dipertahankan sampai 2021 atau selama lima musim. Setelah itu akan dilakukan evaluasi jika diperlukan perbaikan. (cak)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/