31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Sharapova Out

Li Na Hadapi Azarenka di Final

MELBOURNE- Final ideal tidak terwujud pada tunggal putri grand slam Australia Terbuka 2013. Saat unggulan pertama sekaligus petenis nomor satu dunia Victoria Azarenka mulus ke puncak, Maria Sharapova (unggulan dua) justru terhenti di babak empat besar.

GAGAL: Maria Sharapova (kiri) menyeka keringatnya  sela-sela laga semifinal Australia Open melawan petenis China, Li Na (kanan). Sharapova dikalahkan Li Na dua set langsung.
GAGAL: Maria Sharapova (kiri) menyeka keringatnya di sela-sela laga semifinal Australia Open melawan petenis China, Li Na (kanan). Sharapova dikalahkan Li Na dua set langsung.

Sharapova secara mengejutkan disingkirkan unggulan enam asal China Li Na dengan straight set 2-6 dan 2-6. Sementara itu, Azarenka mengandaskan pembunuh raksasa berusia 19 tahun Sloane Stephens 6-1 dan 6-4. Li Na dan Azarenka akan bertemu pada grand final di Lod Laver Arena, Melbourne besok (26/1).

Walau Azarenka memiliki peringkat jauh lebih baik, rekor pertemuan kedua petenis relatif seimbang. Dalam sembilan pertemuan, Azarenka menang lima kali. Li Na mengambil empat game. Namun Azarenka mendominasi dengan memenangi empat pertarungan beruntun dalam dua tahun belakangan.
Rekor jelek atas Azarenka tersebut tidak membuat Li Na galau. Petenis 30 tahun kelahiran Wuhan, Hubei, China tersebut bertekad besar untuk menuntaskan rasa penasarannya di Australia Terbuka. Pada 2011 silam, Li Na berhasil menggapai babak puncak namun akhirnya menyerah kepada legenda Belgia Kim Clijsters.

Mengalahkan Sharapova bagi Li Na sejatinya bukanlah sebuah kejutan besar. Salah satu atlet terbesar milik China tersebut adalah petenis dengan kualitas dunia. Tetapi melihat penampilan Sharapova yang hanya kehilangan sembilan game dalam lima pertandingan, tetap saja membikin kemenangan Li Na dianggap mengejutkan.

“Saya tidak berfikir seperti itu. Saya tidak bisa mencari-cari alasan,” kata Sharapova ketika ditanya apakah kekalahan tersebut karena kurangnya tantangan pada ronde-ronde awal.

“Saat menuju pertandingan saya mencoba untuk menang dengan cara terbaik. Itu tujuan saya,” imbuh petenis molek asal Rusia tersebut seperti dilansir ESPN.

Bagi Sharapova, kekalahan tersebut adalah yang pertama dalam empat pertandingan terakhir. Tahun 2012, praktis Sharapova mendominasi pertemuan. Bagi Li Na, tahun lalu sangat berat.

Dia tak mampu bangkit setelah hasil fantastis pada 2011. Selain mencapai final Australia Terbuka, Li Na menjadi petenis Asia pertama yang menjuarai grand slam ketika merengkuh trofi Prancis Terbuka.

Li Na menegaskan pada 2013 ini merupakan momentumkan. Apalagi setelah enam bulan lalu dia “memecat” suaminya Jiang Shan sebagai pelatih. Li Na, dengan persetujuan Jiang menyewa jasa pelatih baru, Carlos Rodriguez. Dia adalah eks mentor petenis nomor satu dunia asal Belgia, Justin Henin.
Rodriguez memfokuskan latihan Li Na pada penguatan fisik. Rodriguez sendiri tahu banyak tentang Sharapova karena pengalamannya melatih Henin. Meski Li Na dan Henin adalah petenis dengan karakter berbeda ( Henin berciri khas one-handed backhand sedangkan Li Na two handed backhand), namun Rodriguez berhasil mengarahkan Li Na untuk menjadi sangat kuat tahun ini.

“Saya selalu main bagus di sini (Australia). Semua orang jelas gugup menuju final. Namun saya harus betul-betul enjoy. Saya tak sabar untuk menunggu pertandingan itu,” kata Li Na seperti dilansir BBC.

Sementara itu Azarenka dengan susah payah mengalahkan petenis belia berusia 19 tahun Amerika Serikat Sloane Stephens.  Azarenka sangat tegang dalam game itu. Petenis Belarusia tersebut gagal mengonversikan lima kali match poin kala unggul 5-3 pada set kedua.
Stephens yang pada babak perempat final mengeliminasi salah satu petenis terhebat abad ini Serena Williams justru mampu membalikkan kedudukan dan menipiskan kedudukan menjadi 4-5.

Dalam kondisi tertekan, Azarenka duduk di bangkunya, mengambil handuk berisi es dan melingkarkannya ke leher dan bahu. Azarenka mendapatkan perawatan, membutuhkan waktu hampir 10 menit untuk kembali ke lapangan. Padahal dalam aturan turnamen, waktu istirahat hanyalah 90 menit.
Nah kondisi tersebut Stephens kehilangan momentum dan akhirnya tersingkir dari turnamen. Azarenka tidak menjelaskan kenapa dia mendapatkan perawatan. Namun ofisial mengonfirmasi bahwa Azarenka menderita cedera tulang rusuk dan lutut kiri.
“Saya kewalahan dalam pertandingan itu. Ketika sadar bahwa sedikit lagi akan mencapai final, ada ketegangan hebat pada syaraf saya,” papar Azarenka seperti dilansir ESPN.

Secara keseluruhan, walau Azarenka kewalahan untuk menyelesaikan pertarungan, petenis 23 tahun tersebut sangat mendominasi pertarungan. Azarenka terus menerus menekan sektor baseline dan membuat lawannya tak berdaya. Itulah resep yang sama untuk mengalahkan Li Na besok. (nur/jpnn)

Li Na Hadapi Azarenka di Final

MELBOURNE- Final ideal tidak terwujud pada tunggal putri grand slam Australia Terbuka 2013. Saat unggulan pertama sekaligus petenis nomor satu dunia Victoria Azarenka mulus ke puncak, Maria Sharapova (unggulan dua) justru terhenti di babak empat besar.

GAGAL: Maria Sharapova (kiri) menyeka keringatnya  sela-sela laga semifinal Australia Open melawan petenis China, Li Na (kanan). Sharapova dikalahkan Li Na dua set langsung.
GAGAL: Maria Sharapova (kiri) menyeka keringatnya di sela-sela laga semifinal Australia Open melawan petenis China, Li Na (kanan). Sharapova dikalahkan Li Na dua set langsung.

Sharapova secara mengejutkan disingkirkan unggulan enam asal China Li Na dengan straight set 2-6 dan 2-6. Sementara itu, Azarenka mengandaskan pembunuh raksasa berusia 19 tahun Sloane Stephens 6-1 dan 6-4. Li Na dan Azarenka akan bertemu pada grand final di Lod Laver Arena, Melbourne besok (26/1).

Walau Azarenka memiliki peringkat jauh lebih baik, rekor pertemuan kedua petenis relatif seimbang. Dalam sembilan pertemuan, Azarenka menang lima kali. Li Na mengambil empat game. Namun Azarenka mendominasi dengan memenangi empat pertarungan beruntun dalam dua tahun belakangan.
Rekor jelek atas Azarenka tersebut tidak membuat Li Na galau. Petenis 30 tahun kelahiran Wuhan, Hubei, China tersebut bertekad besar untuk menuntaskan rasa penasarannya di Australia Terbuka. Pada 2011 silam, Li Na berhasil menggapai babak puncak namun akhirnya menyerah kepada legenda Belgia Kim Clijsters.

Mengalahkan Sharapova bagi Li Na sejatinya bukanlah sebuah kejutan besar. Salah satu atlet terbesar milik China tersebut adalah petenis dengan kualitas dunia. Tetapi melihat penampilan Sharapova yang hanya kehilangan sembilan game dalam lima pertandingan, tetap saja membikin kemenangan Li Na dianggap mengejutkan.

“Saya tidak berfikir seperti itu. Saya tidak bisa mencari-cari alasan,” kata Sharapova ketika ditanya apakah kekalahan tersebut karena kurangnya tantangan pada ronde-ronde awal.

“Saat menuju pertandingan saya mencoba untuk menang dengan cara terbaik. Itu tujuan saya,” imbuh petenis molek asal Rusia tersebut seperti dilansir ESPN.

Bagi Sharapova, kekalahan tersebut adalah yang pertama dalam empat pertandingan terakhir. Tahun 2012, praktis Sharapova mendominasi pertemuan. Bagi Li Na, tahun lalu sangat berat.

Dia tak mampu bangkit setelah hasil fantastis pada 2011. Selain mencapai final Australia Terbuka, Li Na menjadi petenis Asia pertama yang menjuarai grand slam ketika merengkuh trofi Prancis Terbuka.

Li Na menegaskan pada 2013 ini merupakan momentumkan. Apalagi setelah enam bulan lalu dia “memecat” suaminya Jiang Shan sebagai pelatih. Li Na, dengan persetujuan Jiang menyewa jasa pelatih baru, Carlos Rodriguez. Dia adalah eks mentor petenis nomor satu dunia asal Belgia, Justin Henin.
Rodriguez memfokuskan latihan Li Na pada penguatan fisik. Rodriguez sendiri tahu banyak tentang Sharapova karena pengalamannya melatih Henin. Meski Li Na dan Henin adalah petenis dengan karakter berbeda ( Henin berciri khas one-handed backhand sedangkan Li Na two handed backhand), namun Rodriguez berhasil mengarahkan Li Na untuk menjadi sangat kuat tahun ini.

“Saya selalu main bagus di sini (Australia). Semua orang jelas gugup menuju final. Namun saya harus betul-betul enjoy. Saya tak sabar untuk menunggu pertandingan itu,” kata Li Na seperti dilansir BBC.

Sementara itu Azarenka dengan susah payah mengalahkan petenis belia berusia 19 tahun Amerika Serikat Sloane Stephens.  Azarenka sangat tegang dalam game itu. Petenis Belarusia tersebut gagal mengonversikan lima kali match poin kala unggul 5-3 pada set kedua.
Stephens yang pada babak perempat final mengeliminasi salah satu petenis terhebat abad ini Serena Williams justru mampu membalikkan kedudukan dan menipiskan kedudukan menjadi 4-5.

Dalam kondisi tertekan, Azarenka duduk di bangkunya, mengambil handuk berisi es dan melingkarkannya ke leher dan bahu. Azarenka mendapatkan perawatan, membutuhkan waktu hampir 10 menit untuk kembali ke lapangan. Padahal dalam aturan turnamen, waktu istirahat hanyalah 90 menit.
Nah kondisi tersebut Stephens kehilangan momentum dan akhirnya tersingkir dari turnamen. Azarenka tidak menjelaskan kenapa dia mendapatkan perawatan. Namun ofisial mengonfirmasi bahwa Azarenka menderita cedera tulang rusuk dan lutut kiri.
“Saya kewalahan dalam pertandingan itu. Ketika sadar bahwa sedikit lagi akan mencapai final, ada ketegangan hebat pada syaraf saya,” papar Azarenka seperti dilansir ESPN.

Secara keseluruhan, walau Azarenka kewalahan untuk menyelesaikan pertarungan, petenis 23 tahun tersebut sangat mendominasi pertarungan. Azarenka terus menerus menekan sektor baseline dan membuat lawannya tak berdaya. Itulah resep yang sama untuk mengalahkan Li Na besok. (nur/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/