30.6 C
Medan
Thursday, May 23, 2024

SEA Games 2015, Matangkan Hanya Cabor Olimpiade

JAKARTA-Indonesia hanya berhasil meraih 65 emas di ajang SEA Games Myanmar 2013 sehingga gagal memenuhi target 120 emas. Selain faktor banyak dicurangi oleh tuan rumah Myanmar, minimnya cabang olahraga Olimpiade yang dipertandingkan menjadi salah satu penyebab.

“Banyak trickie tuan rumah di lapangan, dan kita tidak menyadari itu. Tapi kami tidak mau alasan, ini akan menjadi evaluasi dan kami akan segera mengambil langkah ke depan,” kata Menpora Roy Suryo.

ABSEN: Petenis berbakat Indonesia Deria Nurhaliza absen di SEA Games 2013 karena kebijakan tuan rumah.
ABSEN: Petenis berbakat Indonesia Deria Nurhaliza absen di SEA Games 2013 karena kebijakan tuan rumah.

Karena itu, Roy sudah melakukan pembicaraan dengan otoritas olahraga dalam hal ini beberapa menteri olahraga Negara Asia Tenggara diantaranya Malaysia, Singapura, dan Filipina. Tujuannya, agar pada SEA Games 2015 di Singapura, orientasinya adalah prestasi.

Maksud Roy dengan tidak mengedepankan prestise sebagai tuan rumah, dan hanya mengejar juara umum dengan cara melombakan banyak nomor tanpa melihat urgensi itu cabor olimpiade atau bukan. “Ke depan kita harus kembalikan SEA Games depan tanding hanya untuk cabang olimpiade saja. Tapi, bukan berarti tak boleh menambahkan. Kalau ada cabor tradisional, yang ditambahkan maksimal empat cabor saja,” ujar Roy.

Dengan hilangnya beberapa cabor Olimpiade, Indonesia merasa banyak kehilangan potensi medali emas. Salah satu contohnya adalah di cabor tenis dan juga anggar. Jika pada 2011 ada empat emas yang didapat tenis dan satu dari anggar, maka kali ini skuad merah putih harus kehilangan medali itu karena tak dipertandingkan. “Melihat kenyataan ini, kami memandang perlu untuk menegaskan bahwa orientasi kita untuk bersiap labih jauh ke Olimpiade, kita lihat prestasi lagi, bukan hanya prestise,” ucap lelaki berkumis itu.

Sementara itu, Ketua Satlak Prima Suryadarma menjelaskan bahwa Indonesia pantas kecewa dengan minimnya nomor-nomor olimpiade yang hilang. Padahal, dengan adanya nomor-nomor itu, Prima bisa menjalankan program secara simultan bagi cabor-cabor Olimpiade tersebut. Dia mencontohkan dengan SEA Games di Indonesia, dengan  40 cabor yang dipertandingkan, 19 diantaranya adalah nomor wajib di Olimpiade, sisanya nomor yang dipertandingakn di Asian Games dan  beberapa cabor tradisional Asia Tenggara.

Sementara, di SEA Games Myanmar, cabor wajib Olimpiade yang dipertandingkan hanya 14 cabor, tak mencapai setengah dari total 36 cabor yang dipertandingkan.  “Olimpiade itu ada 26 nomor cabor yang dipertandingkan. Kalau di SEA Games, itu harus ditandingkan seluruhnya, dengan tambahan maksimum lima cabor, dengan begitu persaingannya fokus,” ujar Surya.

Dengan begitu, anggaran bisa dimaksimalkan focus terlebih dulu untuk cabor olimpiade yang ada. Sisanya, masuk dalam anggaran tambahan, sehingga Pelatnas sudah ada yang bisa disiapkan secara pasti. “Untuk 2014, dengan anggara Rp 250 miliar, kita fokus pada Asian Games Incheon, “ ujarnya. (aam/jpnn)

JAKARTA-Indonesia hanya berhasil meraih 65 emas di ajang SEA Games Myanmar 2013 sehingga gagal memenuhi target 120 emas. Selain faktor banyak dicurangi oleh tuan rumah Myanmar, minimnya cabang olahraga Olimpiade yang dipertandingkan menjadi salah satu penyebab.

“Banyak trickie tuan rumah di lapangan, dan kita tidak menyadari itu. Tapi kami tidak mau alasan, ini akan menjadi evaluasi dan kami akan segera mengambil langkah ke depan,” kata Menpora Roy Suryo.

ABSEN: Petenis berbakat Indonesia Deria Nurhaliza absen di SEA Games 2013 karena kebijakan tuan rumah.
ABSEN: Petenis berbakat Indonesia Deria Nurhaliza absen di SEA Games 2013 karena kebijakan tuan rumah.

Karena itu, Roy sudah melakukan pembicaraan dengan otoritas olahraga dalam hal ini beberapa menteri olahraga Negara Asia Tenggara diantaranya Malaysia, Singapura, dan Filipina. Tujuannya, agar pada SEA Games 2015 di Singapura, orientasinya adalah prestasi.

Maksud Roy dengan tidak mengedepankan prestise sebagai tuan rumah, dan hanya mengejar juara umum dengan cara melombakan banyak nomor tanpa melihat urgensi itu cabor olimpiade atau bukan. “Ke depan kita harus kembalikan SEA Games depan tanding hanya untuk cabang olimpiade saja. Tapi, bukan berarti tak boleh menambahkan. Kalau ada cabor tradisional, yang ditambahkan maksimal empat cabor saja,” ujar Roy.

Dengan hilangnya beberapa cabor Olimpiade, Indonesia merasa banyak kehilangan potensi medali emas. Salah satu contohnya adalah di cabor tenis dan juga anggar. Jika pada 2011 ada empat emas yang didapat tenis dan satu dari anggar, maka kali ini skuad merah putih harus kehilangan medali itu karena tak dipertandingkan. “Melihat kenyataan ini, kami memandang perlu untuk menegaskan bahwa orientasi kita untuk bersiap labih jauh ke Olimpiade, kita lihat prestasi lagi, bukan hanya prestise,” ucap lelaki berkumis itu.

Sementara itu, Ketua Satlak Prima Suryadarma menjelaskan bahwa Indonesia pantas kecewa dengan minimnya nomor-nomor olimpiade yang hilang. Padahal, dengan adanya nomor-nomor itu, Prima bisa menjalankan program secara simultan bagi cabor-cabor Olimpiade tersebut. Dia mencontohkan dengan SEA Games di Indonesia, dengan  40 cabor yang dipertandingkan, 19 diantaranya adalah nomor wajib di Olimpiade, sisanya nomor yang dipertandingakn di Asian Games dan  beberapa cabor tradisional Asia Tenggara.

Sementara, di SEA Games Myanmar, cabor wajib Olimpiade yang dipertandingkan hanya 14 cabor, tak mencapai setengah dari total 36 cabor yang dipertandingkan.  “Olimpiade itu ada 26 nomor cabor yang dipertandingkan. Kalau di SEA Games, itu harus ditandingkan seluruhnya, dengan tambahan maksimum lima cabor, dengan begitu persaingannya fokus,” ujar Surya.

Dengan begitu, anggaran bisa dimaksimalkan focus terlebih dulu untuk cabor olimpiade yang ada. Sisanya, masuk dalam anggaran tambahan, sehingga Pelatnas sudah ada yang bisa disiapkan secara pasti. “Untuk 2014, dengan anggara Rp 250 miliar, kita fokus pada Asian Games Incheon, “ ujarnya. (aam/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/