26.6 C
Medan
Saturday, June 1, 2024

Vettel Setara Schumi

SAO PAULO – Untuk ketiga kalinya secara beruntun, pembalap Red Bull, Sebastian Vettel meraih juara dunia. Meski dirinya hanya mampu finis di posisi keenam pada sirkuit Interlagos, Brasil, Senin (26/11) dini hari WIB. Sementara podium utama diraih oleh pembalap McLaren Mercedes, Jenson Button.
Meski hanya finis di posisi keenam, namun poin yang dimiliki oleh Vettel di klasemen akhir yaitu 281 poin tak mampu terkejar oleh pesaing terdekatnya, Fernando Alonso yang berhasil finis di urutan kedua.

Koleksi tambahan 20 poin dari Alonso tak berarti apa-apa, karena pembalap Ferrari itu hanya mengemas 278 poin, tertinggal tiga poin dari Vettel. Dengan begitu pembalap asal Jerman ini menjadi pembalap termuda (25 tahun) yang berhasil meraih juara dunia tiga kali secara beruntun (2010, 2011, dan 2012).
Drama nan seru tersaji pada seri penutup Formula One musim ini di sirkuit Interlagos, Brasil. Vettel yang start di urutan keenam, sempat mengalami kecelakaan pada lap pertama dan membuat dirinya terlempar ke posisi paling belakang.

Menjalani lomba dengan urutan paling buncit membuat Vettel lebih termotivasi untuk bisa membalap para pesaingnya, Alonso yang berada jauh di depannya. Sementara lomba sendiri dipimpin oleh Lewis Hamilton.

Diwarnai derasnya hujan yang membasahi di sirkuit Interlagos, membuat balapan rentan kecelekaan. Alhasil banyak pembalap yang mulai berguguran, termasuk yang dialami oleh pemimpin lomba, Hamilton yang mengalami benturan dengan Nico Hulkenberg. Hamilton pun harus rela perpisahannya dengan McLaren berakhir pahit, karena tak mampu melanjutkan lomba.

“Sangat sulit menemukan kata-kata yang tepat setelah balapan hari ini.

Saya pikir, segalanya bisa saja berjalan tak sesuai rencana, tapi faktanya kami lebih memilih untuk tetap yakin daripada marah dan frustrasi terkait situasi yang dihadapi,” ujar Vettel, seperti dilansir ESPN, Senin (26/11).

“Bayangkan, Anda dalam posisi wrong way pada belokan keempat, sedangkan para pembalap lain sedang melaju. Kemudian, saya berhenti karena setiap orang berada di jalur yang sama dan saya harus menghindarinya,” sambung Vettel.

Pencapaian Vettel menjuara F1 selama tiga musim secara berturut-turut membuat dirinya sejajar dengan dua pembalap lain yaitu Michael Schumacher (2000-2004), Juan Manuel Fangio (1954-1957). Atas prestasi yang ditorehkannya tersebut, Vettel bangga.
“Koreksi jika saya salah, tapi hanya ada dua pembalap lain yang pernah melakukan hal sama sebelumnya,” ujar Vettel, yang melakukan hal tersebut di usia 25 tahun.

“Anda perlu berada di tempat dan waktu yang tepat, tapi saya juga yakin bahwa Anda bisa menciptakan keberuntungan. Salah satu hal terhebat tentang F1 adalah Anda bisa membandingkan waktu atau era Anda dengan masa 10, 20, 30, atau 40 tahun lalu,” pungkasnya. (bbs/jpnn)

SAO PAULO – Untuk ketiga kalinya secara beruntun, pembalap Red Bull, Sebastian Vettel meraih juara dunia. Meski dirinya hanya mampu finis di posisi keenam pada sirkuit Interlagos, Brasil, Senin (26/11) dini hari WIB. Sementara podium utama diraih oleh pembalap McLaren Mercedes, Jenson Button.
Meski hanya finis di posisi keenam, namun poin yang dimiliki oleh Vettel di klasemen akhir yaitu 281 poin tak mampu terkejar oleh pesaing terdekatnya, Fernando Alonso yang berhasil finis di urutan kedua.

Koleksi tambahan 20 poin dari Alonso tak berarti apa-apa, karena pembalap Ferrari itu hanya mengemas 278 poin, tertinggal tiga poin dari Vettel. Dengan begitu pembalap asal Jerman ini menjadi pembalap termuda (25 tahun) yang berhasil meraih juara dunia tiga kali secara beruntun (2010, 2011, dan 2012).
Drama nan seru tersaji pada seri penutup Formula One musim ini di sirkuit Interlagos, Brasil. Vettel yang start di urutan keenam, sempat mengalami kecelakaan pada lap pertama dan membuat dirinya terlempar ke posisi paling belakang.

Menjalani lomba dengan urutan paling buncit membuat Vettel lebih termotivasi untuk bisa membalap para pesaingnya, Alonso yang berada jauh di depannya. Sementara lomba sendiri dipimpin oleh Lewis Hamilton.

Diwarnai derasnya hujan yang membasahi di sirkuit Interlagos, membuat balapan rentan kecelekaan. Alhasil banyak pembalap yang mulai berguguran, termasuk yang dialami oleh pemimpin lomba, Hamilton yang mengalami benturan dengan Nico Hulkenberg. Hamilton pun harus rela perpisahannya dengan McLaren berakhir pahit, karena tak mampu melanjutkan lomba.

“Sangat sulit menemukan kata-kata yang tepat setelah balapan hari ini.

Saya pikir, segalanya bisa saja berjalan tak sesuai rencana, tapi faktanya kami lebih memilih untuk tetap yakin daripada marah dan frustrasi terkait situasi yang dihadapi,” ujar Vettel, seperti dilansir ESPN, Senin (26/11).

“Bayangkan, Anda dalam posisi wrong way pada belokan keempat, sedangkan para pembalap lain sedang melaju. Kemudian, saya berhenti karena setiap orang berada di jalur yang sama dan saya harus menghindarinya,” sambung Vettel.

Pencapaian Vettel menjuara F1 selama tiga musim secara berturut-turut membuat dirinya sejajar dengan dua pembalap lain yaitu Michael Schumacher (2000-2004), Juan Manuel Fangio (1954-1957). Atas prestasi yang ditorehkannya tersebut, Vettel bangga.
“Koreksi jika saya salah, tapi hanya ada dua pembalap lain yang pernah melakukan hal sama sebelumnya,” ujar Vettel, yang melakukan hal tersebut di usia 25 tahun.

“Anda perlu berada di tempat dan waktu yang tepat, tapi saya juga yakin bahwa Anda bisa menciptakan keberuntungan. Salah satu hal terhebat tentang F1 adalah Anda bisa membandingkan waktu atau era Anda dengan masa 10, 20, 30, atau 40 tahun lalu,” pungkasnya. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/