32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Divisi Challenge Kembangkan Tingkat Provinsi

JAKARTA-Inovasi demi inovasi terus dilakukan PB PBSI selaku induk bulutangkis tanah air. Terbaru, PB PBSI memutuskan untuk membagi Kejurnas menjadi dua divisi. Yakni divisi elit dan challenge. Pembagian tersebut merupakan bentuk penyempurnaan atas sistem yang sebelumnya sudah berjalan.
Tim Pengembangan PB PBSI memang harus melakukan perubahan tersebut. Mereka berharap, perubahan yang dilakukan tersebut bisa menjadikan bulutangkis semakin berkembang di penjuru tanah air. Harapannya, akan lahir banyak pebulutangkis hebat di berbagai daerah. “Ini dilakukan karena perkembangan bulu tangkis di Indonesia belum merata. Kadang pemain dari luar Jawa kalau bertanding melawan atlet Jawa pasti langsung habis. Ini kan sayang. Sebab, mereka sudah mengeluarkan banyak biaya namun langsung kalah di babak awal,” terang Kabid Pengembangan PB PBSI Basri Yusuf.
Nantinya, divisi elit akan dihuni daerah-daerah yang bertanding di PON. Selain itu, daerah yang mengirimkan atletnya ke Pelatnas berhak masuk ke divis elit. Sementara, divisi challenge lebih ditujukan untuk menghidupkan pengembangan bulutangkis di tingkat provinsi.

Daerah yang tidak menyelenggarakan Kejurprov tidak boleh bertanding di Kejurnas. Masing-masing satu wakil dari juara Kejurprov di nomor tunggal putra dan putri, ganda putra dan putri serta ganda campuran memiliki hak untuk berpartisipasi di Kejurnas.

Selama ini Kejurnas hanya terbagi dalam kategori usia. Mereka yang masih masuk kategori taruna akan bertanding di nomor perorangan yang membawa nama daerah, sementara pemain-pemain dewasa di nomor beregu membawa nama klub. “Dengan sistem seperti ini, daerah jadi punya kesempatan untuk menjuarai Kejurnas walaupun di divisi dua (challenge) dan mereka tidak berkecil hati. Ketentuan ini akan berlaku di nomor dewasa dan taruna, baik beregu maupun individual,” tandas Basri. (jos/jpnn)

JAKARTA-Inovasi demi inovasi terus dilakukan PB PBSI selaku induk bulutangkis tanah air. Terbaru, PB PBSI memutuskan untuk membagi Kejurnas menjadi dua divisi. Yakni divisi elit dan challenge. Pembagian tersebut merupakan bentuk penyempurnaan atas sistem yang sebelumnya sudah berjalan.
Tim Pengembangan PB PBSI memang harus melakukan perubahan tersebut. Mereka berharap, perubahan yang dilakukan tersebut bisa menjadikan bulutangkis semakin berkembang di penjuru tanah air. Harapannya, akan lahir banyak pebulutangkis hebat di berbagai daerah. “Ini dilakukan karena perkembangan bulu tangkis di Indonesia belum merata. Kadang pemain dari luar Jawa kalau bertanding melawan atlet Jawa pasti langsung habis. Ini kan sayang. Sebab, mereka sudah mengeluarkan banyak biaya namun langsung kalah di babak awal,” terang Kabid Pengembangan PB PBSI Basri Yusuf.
Nantinya, divisi elit akan dihuni daerah-daerah yang bertanding di PON. Selain itu, daerah yang mengirimkan atletnya ke Pelatnas berhak masuk ke divis elit. Sementara, divisi challenge lebih ditujukan untuk menghidupkan pengembangan bulutangkis di tingkat provinsi.

Daerah yang tidak menyelenggarakan Kejurprov tidak boleh bertanding di Kejurnas. Masing-masing satu wakil dari juara Kejurprov di nomor tunggal putra dan putri, ganda putra dan putri serta ganda campuran memiliki hak untuk berpartisipasi di Kejurnas.

Selama ini Kejurnas hanya terbagi dalam kategori usia. Mereka yang masih masuk kategori taruna akan bertanding di nomor perorangan yang membawa nama daerah, sementara pemain-pemain dewasa di nomor beregu membawa nama klub. “Dengan sistem seperti ini, daerah jadi punya kesempatan untuk menjuarai Kejurnas walaupun di divisi dua (challenge) dan mereka tidak berkecil hati. Ketentuan ini akan berlaku di nomor dewasa dan taruna, baik beregu maupun individual,” tandas Basri. (jos/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/