PSMS vs PSPS
MEDAN-Laga perdana PSPS Pekanbaru bentrok PSMS di putaran kedua ISL di Stadion Kuantan Singingi Sport Centre, Senin (9/4) sore, harus berakhir seri dengan skor 1-1. Target caretaker coach PSMS Suharto meraih poin penuh pupus. Tim besutannya dinilai bertanding tak maksimal. Dua gol yang tercipta tergolong unik, karena diselesaikan dari titik penalti. PSPS mencetak gol dari kaki Patrice Nzekou di menit ke-35 dan dibalas lima menit kemudian oleh striker PSMS Osas Saha.
Namun, capaian satu poin di kandang Asykar Bertuah, julukan PSPS, tetap patut disyukuri. Pasalnya, sejak menit awal PSPS kerap melakukan tekanan dan mendominasi permainan. Kendala yang tercipta di skuad berjuluk Ayam Kinantan ini adalah sulitnya menciptakan peluang dan kerap kehilangan kendali saat menguasai bola.
“Dengan taktik yang baru saja dikenalkan kepada anak-anak, saya rasa satu poin patut disyukuri. Mereka masih harus lebih banyak berlatih dengan taktik baru ini, dengan menerapkan formasi 4-4-2 dengan pola diamond ke flat,” ungkap Suharto, Senin (9/4).
Menurut pelatih berkepala plontos itu, stoper PSMS yang patut dicungi jempol pada laga itu. “Ya, Sasa Zecevic menjadi man of the match dalam laga ini. Adaptasinya dengan cuaca yang panas sangat bagus. Ia konsisten sepanjang laga dan berhasil mematahkan serangan lawan. Di sisi lain komunikasi di lini pertahanan sangat baik. Ini memberi keuntungan besar bagi kita,” jelas Suharto.
“Pada laga ini, PSPS memperlihatkan pola permainan sama dengan kita, terbuka dan saling serang. Tapi anak-anak memang terlihat belum begitu paham dengan taktik baru ini, menyebabkan performa tim tak maksimal,” tambahnya lagi.
Kedua striker PSPS Zainal Arif maupun Patrice Nzekou kerap menekan lini pertahanan PSMS. Namun, Sasa yang absen di dua laga terakhir putaran pertama, tampak sigap mengawasi gerak-gerik kedua punggawa PSPS terebut. Performa stoper asal Serbia ini cukup baik, sehingga Edy Kurnia yang menggantikan peran Markus tak terlalu bersusah payah. “PSPS punya kualitas saat menyerang. Hanya mereka tidak terlalu baik saat melakukan penyelesaian akhir. Nzekou yang paling cepat dan cerdik, saya selalu mengawasi pergerakannya. Bukan karena saya berteman dengannya, tapi semua berperan dengan baik serta kompak di lini pertahanan,” kata Sasa.
Sementara itu di pertandingan ini, PSPS langsung mencoba tampil menekan. Tim tuan rumah mendapat beberapa peluang emas hingga pertengahan babak pertama.
Pada menit 21, PSPS Pekanbaru berpeluang unggul atas tamunya andai tendangan bebas Patrice Nzekou dari sisi kiri pertahanan PSMS tak membentur mistar gawang. Sebaliknya, PSMS lebih mengandalkan serangan balik.
Setelah beberapa peluang gagal dikonversikan menjadi gol, PSPS akhirnya mampu unggul 1-0 lewat titik putih pada menit 35. Penalti diberikan setelah Nzekou dijatuhkan Novi Handriawan. Meski tendangan penaltinya sempat diulang, namun Nzekou tetap sukses menjadi algojo.
Namun keunggulan tuan rumah tak berlangsung lama. Pada menit 40, PSMS berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 juga lewat titik penalti. Osas Saha sukses menjadi algojo. Penalti diberikan wasit setelah Saha diganjal Dedi Gusmawan di kotak terlarang. Di babak kedua PSMS cenderung bertahan. Nyaris tidak ada peluang berarti yang diciptakan kedua kubu. Skor 1-1 bertahan hingga laga usai.
Dengan hasil ini, baik PSPS maupun PSMS tak mampu memperbaiki posisi mereka di klasemen sementara. PSPS masih tertahan di peringkat 13 dengan torehan 21 poin dari 18 pertandingan. Sedangkan PSMS di posisi 11 dengan torehan 22 poin dari 18 laga. (saz)