30.5 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Muscablub PSSI Asahan Rusuh

Pengprov PSSI Sumut Tetapkan Wahyudi Jadi Ketua

AIRBATU- Musyawarah cabang luar biasa PSSI Kabupaten Asahan, yang digelar di Hotel Wisata Air Batu, Sabtu (28/1) dinilai cacat hukum.  Pasalnya, pengprov PSSI Sumut, dinilai terlalu memaksakan kehendak, karena menetapkan H Wahyudi sebagai Ketua PSSI Asahan, meski yang bersangkutan, hanya mendapat 9 dukungan, dari 35 klub anggota PSSI Asahan.

Persoalan ini, sebenarnya sudah diprediksi sejak awal oleh sejumlah kalangan. Pasalnya, utusan dari pengprov PSSI Sumut, yakni Edy Bento, dan Asrul Sani Batubara, keduanya korwil PSSI Sumut untuk wilayah Asahan, datang terlambat ke lokasi Muscablub tanpa alasan yang jelas.  Tak ayal, keterlambangan kedua pengurus ini, sempat membuat suasana pembukaan muscablub dihujani interupsi dari para peserta.

Bahkan, para peserta muscablub terlihat sudah terbakar emosinya, meskipun akhirnya dapat ditenangkan oleh Nazaruddin, yang merupakan wakil sekretaris pemegang mandat pelaksanaan Muscablub.

“Ada apa dengan pengprov? Dijadwal waktu pelaksanaan pukul 15.00 WIB. Kenapa sampai Maghrib begini belum juga datang?,” gerutu Sofyan, salah seorang peserta.

Saat musyawarah dimulai sekitar pukul 20.00 WIB, terlihat utusan pengprov sudah hadir. Kehadiran mereka pun, sempat menjadi bahan cemoohan para peserta, yang sebelumnya telah lama menunggu.  Meski demikian, pemilihan ketua baru tetap dilaksanakan, dan diawali dengan verifikasi dukungan kepada para calon oleh panitia penyelenggara.

Pantauan METRO ASAHAN (grup Sumut Pos) dalam verifikasi itu, para calon yang akan maju bertarung, antara lain, H Wahyudi mendapat dukungan 9 klub, Saiful Azmi mendapat dukungan 24 klub, dan Nazaruddin didukung 24 klub, meski dukungan tersebut dianulir, karena klub pendukung Nazaruddin, sama dengan klub pendukung Saiful.

Entah bagimana, pihak pengprov, langsung memutuskan, H Wahyudi sebagai ketua terpilih.   Kebijakan yang diambil Edi Bento dan Asrul, sontak menyulut emosi para peserta. Perwakilan 27 yang tidak mendukung H Wahyudi, secara bersama-sama naik ke podium, dan mempertanyakan dasar kebijakan pengprov tersebut.

Namun, Edy Bento beralasan, hal itu dilakukan karena H Wahyudi adalah calon tunggal, setelah dukungan kepada Saiful Azmi, dan Nazaruddin, ternyata berasal dari klub yang sama. Sedangkan saat dipertanyakan apakah hal tersebut tidak dibenarkan, Edi bento, dengan wajah pucat tidak dapat memberi alasan.

Tak hanya sikap pengprov yang disesalkan, sejumlah peserta juga menduga, panitia penyelenggara, telah membuat deal  politik tertentu dengan H Wahyudi sebelum muscablub digelar. Pasalnya, dalam pelaksanaan Muscablub itu, ada belasan klub lainnya, yang merupakan anggota resmi PSSI Asahan tidak diundang seperti PS Ambalutu, PS Stigma, dan lainnya.

Bahkan, aturan dalam statute PSSI, yang menyatakan rapat harus digelar sebelum pelaksanaan Muscablub, sama sekali tidak dijalankan.   “Muscablub apa ini? Kenapa para pengurus tidak pernah diajak rapat?,” tukas Gandi,SE, salah seorang pengurus PSSI Asahan.
Kejadian unik, sekaligus memalukan, terjadi saat H Wahyudi, ketua terpilih didaulat menyampaikan sambutan oleh panitia pelaksana, dan pengurus PSSI Sumut.

Saat H Wahyudi yang hanya mendapat dukungan 9 klub itu maju, 27 klub anggota PSSI Asahan lainnya melakukan aksi Walk Out (WO),  sambil melontarkan hujatan-hujatan kepada pihak pengprov PSSI Sumut.(ing/smg)

Pengprov PSSI Sumut Tetapkan Wahyudi Jadi Ketua

AIRBATU- Musyawarah cabang luar biasa PSSI Kabupaten Asahan, yang digelar di Hotel Wisata Air Batu, Sabtu (28/1) dinilai cacat hukum.  Pasalnya, pengprov PSSI Sumut, dinilai terlalu memaksakan kehendak, karena menetapkan H Wahyudi sebagai Ketua PSSI Asahan, meski yang bersangkutan, hanya mendapat 9 dukungan, dari 35 klub anggota PSSI Asahan.

Persoalan ini, sebenarnya sudah diprediksi sejak awal oleh sejumlah kalangan. Pasalnya, utusan dari pengprov PSSI Sumut, yakni Edy Bento, dan Asrul Sani Batubara, keduanya korwil PSSI Sumut untuk wilayah Asahan, datang terlambat ke lokasi Muscablub tanpa alasan yang jelas.  Tak ayal, keterlambangan kedua pengurus ini, sempat membuat suasana pembukaan muscablub dihujani interupsi dari para peserta.

Bahkan, para peserta muscablub terlihat sudah terbakar emosinya, meskipun akhirnya dapat ditenangkan oleh Nazaruddin, yang merupakan wakil sekretaris pemegang mandat pelaksanaan Muscablub.

“Ada apa dengan pengprov? Dijadwal waktu pelaksanaan pukul 15.00 WIB. Kenapa sampai Maghrib begini belum juga datang?,” gerutu Sofyan, salah seorang peserta.

Saat musyawarah dimulai sekitar pukul 20.00 WIB, terlihat utusan pengprov sudah hadir. Kehadiran mereka pun, sempat menjadi bahan cemoohan para peserta, yang sebelumnya telah lama menunggu.  Meski demikian, pemilihan ketua baru tetap dilaksanakan, dan diawali dengan verifikasi dukungan kepada para calon oleh panitia penyelenggara.

Pantauan METRO ASAHAN (grup Sumut Pos) dalam verifikasi itu, para calon yang akan maju bertarung, antara lain, H Wahyudi mendapat dukungan 9 klub, Saiful Azmi mendapat dukungan 24 klub, dan Nazaruddin didukung 24 klub, meski dukungan tersebut dianulir, karena klub pendukung Nazaruddin, sama dengan klub pendukung Saiful.

Entah bagimana, pihak pengprov, langsung memutuskan, H Wahyudi sebagai ketua terpilih.   Kebijakan yang diambil Edi Bento dan Asrul, sontak menyulut emosi para peserta. Perwakilan 27 yang tidak mendukung H Wahyudi, secara bersama-sama naik ke podium, dan mempertanyakan dasar kebijakan pengprov tersebut.

Namun, Edy Bento beralasan, hal itu dilakukan karena H Wahyudi adalah calon tunggal, setelah dukungan kepada Saiful Azmi, dan Nazaruddin, ternyata berasal dari klub yang sama. Sedangkan saat dipertanyakan apakah hal tersebut tidak dibenarkan, Edi bento, dengan wajah pucat tidak dapat memberi alasan.

Tak hanya sikap pengprov yang disesalkan, sejumlah peserta juga menduga, panitia penyelenggara, telah membuat deal  politik tertentu dengan H Wahyudi sebelum muscablub digelar. Pasalnya, dalam pelaksanaan Muscablub itu, ada belasan klub lainnya, yang merupakan anggota resmi PSSI Asahan tidak diundang seperti PS Ambalutu, PS Stigma, dan lainnya.

Bahkan, aturan dalam statute PSSI, yang menyatakan rapat harus digelar sebelum pelaksanaan Muscablub, sama sekali tidak dijalankan.   “Muscablub apa ini? Kenapa para pengurus tidak pernah diajak rapat?,” tukas Gandi,SE, salah seorang pengurus PSSI Asahan.
Kejadian unik, sekaligus memalukan, terjadi saat H Wahyudi, ketua terpilih didaulat menyampaikan sambutan oleh panitia pelaksana, dan pengurus PSSI Sumut.

Saat H Wahyudi yang hanya mendapat dukungan 9 klub itu maju, 27 klub anggota PSSI Asahan lainnya melakukan aksi Walk Out (WO),  sambil melontarkan hujatan-hujatan kepada pihak pengprov PSSI Sumut.(ing/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/