MEDAN- Protes yang dilakukan manajemen PSDS atas keikutsertaan pemaian PON Sumut untuk memperkuat PSSA Asahan dalam kompetisi PSSI Divisi Satu Grup II Liga Indonesia 2011-2012 membuat gerah Rudi Saari.
Pelatih sepak bola PON Sumut ini mengatakan keikutsertaan skuad besutannya memperkuat PSSA Asahan bukan untuk mencari keuntungan semata.
Hal ini mereka lakukan kata Rudi hanya itu untuk menambah jam terbang pemain. Apalagi dalam PON Riau sudah semakin dekat.
“Pertimbangan kami mengikuti kompetisi ini adalah untuk memperbanyak jam terbang tim. Semakin banyak bertanding, semakin banyak pengalaman. Selain itu, kita bisa mengevaluasi tim menjadi lebih baik lagi,” ungkapnya, Jumat (10/2).
Dia membandingkan, minimnya uji coba akan membuat tim PON Sumut tidak bisa berbuat banyak di tingkat nasional. “Enggak pernah uji coba bagaimana kita mau tahu evaluasi tim. Divisi I atau Divisi III sekalipun kami akan ikuti,” ujar Rudi.
Selain itu dia juga menampik anggapan yang menyebutkan keikutsertaan tim besutannya memperkuat PSSA Asahan lantaran uang.
“Jelas saya katakan, kami ikut ini (Divisi I) bukan karena materi. Kami enggak dibayar dan enggak dikontrak. Ini merupakan kemauan saya (pelatih) dan pemain sendiri,” tutur Rudi.
Bahkan, keikutsertaan Hardiantono dkk tersebut malah menjadi bumerang baginya dan tim jika kalah.
“Tentunya akan banyak cemoohan jika kami kalah. Itu sudah saya pikirkan. Itu resiko untuk membangun tim lebih baik. Apa lagi Sumut menargetkan emas,” kata eks pelatih PSMS tersebut.
Bagi Rudi keputusan melatih tim PSSA Asahan yang notabene merupakan skuad PON juga sebagai pertaruhan reputasinya lantaran sebelumnya membesut tim-tim profesional.
“Saya bisa dibilang mengambil resiko karena membesut tim amatir. Tapi itu tidak masalah, prestasi Sumut di PON lebih penting,” tukasnya. (saz)