26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

ASSBI Sumut Harus Mengayomi Anggotanya

MEDAN-Pada tahun 1987, Parlin Siagian dkk menggagas berdirinya sekolah sepak bola di Sumatera Utara lewat SSB Generasi.  SSB inilah yang kelak menjadi cikal bakal maraknya SSB yang ada di Sumut sekarang ini.

“Sekarang kondisinya berbeda dengan dahulu. Jika dahulu SSB bermain bukan mengejar kemenangan semata, tapi sekarang ini justru banyak SSB yang mengahalalkan segala cara untuk meraih kemenangan,” tandas Parlin Siagian, saat sosialisasi terbentuknya Asosiasi Sekolah Sepak Bola Indonesia (ASSBI) Sumut yang berlangsung di Aula Paskhas  TNI AU, Sabtu (12/11) lalu.

Menurut Parlin itu bisa terjadi karena banyak pelatih SSB yang tidak mendapatkan penghasilan yang layak  dari upayanya melatih siswa SSB. “Ini harus menjadi PR (pekerjaan rumah, Red) bagi ASSBI Sumut untuk mencari jalan keluarnya,” tambah Parlin lagi.

Senada dengan Parlin, pengawas pertandingan nasional asal Sumut M Syarif  pun menyampaikan persoalan yang sama. Bahkan menurutnya, jika sepak bola Sumut ingin maju dan berkembang, maka ASSBI Sumut harus mampu menjadi asosiasi yang mampu mengayomi dan melindungi anggotanya.

“Tak dapat dipungkiri, sukses tidaknya sepak bola Sumut tidak terlepas dari sistem pembinaan dan materi latihan yang diberikan SSB kepada para siswanya,” tandas Syarif.

Menanggapi hal tersebut ketua ASSBI Sumut H Sumantraji SH lewat Wakilnya Drs Azzam Nasution MAP mengutarakan bahwa ASSBI berdiri di Sumatera Utara bukan sekadar mengurusi masalah pencurian umur lewat program smard cart.
Labih dari itu, ASSBI Sumut diharapkan mampu memotivasi para anggotanya, yakni SSB yang ada di Sumut untuk berbuat banyak dan memberi kontribusi maksimal terhadap perkembangan dan kemajuan sepak bola Sumut ke arah yang labih baik.

“Beberapa waktu lalu Sumut memastikan lolos pada PON XVIII di Riau. Perlu dijelaskan bahwa seluruh pemain yang bergabung dalam tim Sumut merupakan mantan siswa SSB. Semoga ini menjadi momentum kebangkitan sepak bola Sumut yang sudah lama terbenam,” harap Azzam.
Pada kesempatan yang sama, Pembina ASSBI Sumut Ir Kamaluddin Harahap MSi berharap agar ASSBI Sumut mampu melahirkan silabus sepak bola, sehingga metode latihan terhadap seluruh SSB yang ada di Sumut seragam.
Selanjutnya pria yang oleh 23 Pengcab/Klub didaulat sebagai ketua PSSI Sumut ini berharap agar ASSBI Sumut mampu mencari solusi atas minimnya penghasilan para pelatih SSB.
“Kami siap untuk menjembataninya jika ASSBI Sumut memiliki niat untuk berbuat, atau setidaknya memberikan subsidi kepada tiap-tiap SSB yang di Sumut. Semoga dengan cara itu pendapatan para pelatih bertambah, sehingga mereka (pelatih, Red) kian termotivasi saat memberi materi latihan kepada anak asuhnya,” harap Kamaluddin.
Telah diuraikan sebelumnya, jika di tingkat nasional, ASSBI telah menjalin kerjasama pembinaan pemain dengan Brazilian Soccer Schools (BSS).
Salah satu bentuk kerjasama yang dilakukan antara ASSBI dan BSS adalah melakukan coaching programm untuk Sekolah Dasar dan pembinaan pemain sepakbola usia dini 5-12 tahun.
Selain itu, kedua sekolah sepakbola ini juga mempunyai program bersama untuk membentuk elite team U-12, U-14 dan U-16. Elite team ini akan dibentuk dari para pemain pilihan yang akan terus dipantau dalam setiap kompetisi yang diselenggarakan ASSBI. (jun)

MEDAN-Pada tahun 1987, Parlin Siagian dkk menggagas berdirinya sekolah sepak bola di Sumatera Utara lewat SSB Generasi.  SSB inilah yang kelak menjadi cikal bakal maraknya SSB yang ada di Sumut sekarang ini.

“Sekarang kondisinya berbeda dengan dahulu. Jika dahulu SSB bermain bukan mengejar kemenangan semata, tapi sekarang ini justru banyak SSB yang mengahalalkan segala cara untuk meraih kemenangan,” tandas Parlin Siagian, saat sosialisasi terbentuknya Asosiasi Sekolah Sepak Bola Indonesia (ASSBI) Sumut yang berlangsung di Aula Paskhas  TNI AU, Sabtu (12/11) lalu.

Menurut Parlin itu bisa terjadi karena banyak pelatih SSB yang tidak mendapatkan penghasilan yang layak  dari upayanya melatih siswa SSB. “Ini harus menjadi PR (pekerjaan rumah, Red) bagi ASSBI Sumut untuk mencari jalan keluarnya,” tambah Parlin lagi.

Senada dengan Parlin, pengawas pertandingan nasional asal Sumut M Syarif  pun menyampaikan persoalan yang sama. Bahkan menurutnya, jika sepak bola Sumut ingin maju dan berkembang, maka ASSBI Sumut harus mampu menjadi asosiasi yang mampu mengayomi dan melindungi anggotanya.

“Tak dapat dipungkiri, sukses tidaknya sepak bola Sumut tidak terlepas dari sistem pembinaan dan materi latihan yang diberikan SSB kepada para siswanya,” tandas Syarif.

Menanggapi hal tersebut ketua ASSBI Sumut H Sumantraji SH lewat Wakilnya Drs Azzam Nasution MAP mengutarakan bahwa ASSBI berdiri di Sumatera Utara bukan sekadar mengurusi masalah pencurian umur lewat program smard cart.
Labih dari itu, ASSBI Sumut diharapkan mampu memotivasi para anggotanya, yakni SSB yang ada di Sumut untuk berbuat banyak dan memberi kontribusi maksimal terhadap perkembangan dan kemajuan sepak bola Sumut ke arah yang labih baik.

“Beberapa waktu lalu Sumut memastikan lolos pada PON XVIII di Riau. Perlu dijelaskan bahwa seluruh pemain yang bergabung dalam tim Sumut merupakan mantan siswa SSB. Semoga ini menjadi momentum kebangkitan sepak bola Sumut yang sudah lama terbenam,” harap Azzam.
Pada kesempatan yang sama, Pembina ASSBI Sumut Ir Kamaluddin Harahap MSi berharap agar ASSBI Sumut mampu melahirkan silabus sepak bola, sehingga metode latihan terhadap seluruh SSB yang ada di Sumut seragam.
Selanjutnya pria yang oleh 23 Pengcab/Klub didaulat sebagai ketua PSSI Sumut ini berharap agar ASSBI Sumut mampu mencari solusi atas minimnya penghasilan para pelatih SSB.
“Kami siap untuk menjembataninya jika ASSBI Sumut memiliki niat untuk berbuat, atau setidaknya memberikan subsidi kepada tiap-tiap SSB yang di Sumut. Semoga dengan cara itu pendapatan para pelatih bertambah, sehingga mereka (pelatih, Red) kian termotivasi saat memberi materi latihan kepada anak asuhnya,” harap Kamaluddin.
Telah diuraikan sebelumnya, jika di tingkat nasional, ASSBI telah menjalin kerjasama pembinaan pemain dengan Brazilian Soccer Schools (BSS).
Salah satu bentuk kerjasama yang dilakukan antara ASSBI dan BSS adalah melakukan coaching programm untuk Sekolah Dasar dan pembinaan pemain sepakbola usia dini 5-12 tahun.
Selain itu, kedua sekolah sepakbola ini juga mempunyai program bersama untuk membentuk elite team U-12, U-14 dan U-16. Elite team ini akan dibentuk dari para pemain pilihan yang akan terus dipantau dalam setiap kompetisi yang diselenggarakan ASSBI. (jun)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/