32 C
Medan
Friday, June 28, 2024

PSSI Sumut tak Punya Visi

MEDAN- Kisruh sepak bola Sumatera Utara memasuki babak baru. Jika sebelumnya ribut-ribut tentang adanya dualisme kepemimpinan di PSSI Sumut antara Drs Darwin Syamsul dan H Kamaluddin Harahap, kini yang jadi soal adalah tim PON Sumut.

Drs Darwin Samsul yang oleh PSSI dianggap sebagai Ketua PSSI Sumut yang sah, kemarin (13/3) lewat Sekum Goklas Butarbutar menyatakan bahwa pihaknya akan mengeluarkan SK tim PON Sumut yang baru, sekaligus membekukan SK pengurus tim yang lama.

Sungguh ironis, pasalnya para pucuk pimpinan PSSI Sumut sekarang ini, yang dulunya menjabat sebagai pengurus teras PSSI Medan justru tak pernah memberi kontribusi apapun terhadap tim PON Sumut.

Bahkan ketika tim ini ditawarkan pengelolaannya kepada Drs Darwin Syamsul, beberapa waktu lalu, dengan entengnya pria yang kala itu menjabat sebagai Ketua PSSI Medan menolaknya dengan dalih ingin berkonsentrasi pada program PSSI Medan.

“Mereka kan hanya memiliki SK Pra PON. Tapi SK PON belum dikeluarkan. Itu (mengeluarkan SK manajemen PON) akan kita lakukan setelah Rakernas PSSI di Palangkaraya,” ujar Goklas saat ditemui wartawan, Selasa (13/3) pada perhelatan final Suratin Zona Sumut di Stadion Teladan.

Celakanya, selain mengganti manejemen tim PON Sumut, pengurus PSSI versi Darwin Syamsul ini pun seakan tak memperhatikan waktu yang kian mepet, sehingga berencana membongkar  susunan pemain tim PON Sumut yang sudah terbukti padu dengan meraih tiga gelar juara (Piala Inalum 2010 dan 2011 serta Piala Bank Sumut 2010).
“Bisa saja kita tambah beberapa nama atas pencoretan beberapa pemain. Atau mungkin membentuk tim baru dengan materi pemain yang baru pula,” tegasnya.

Menanggapi hal tersebut manajer tim PON Sumut Drs Azzam Nasution MAP hanya senyum-senyum saja. “Kalau dulu tak peduli, kenapa sekarang sibuk? Ini membuktikan jika mereka tidak memiliki visi dan program kerja yang jelas,” tandas Azzzam.

“Perlu mereka ketahui jika tim ini bukan lahir sehari dua hari. Tim ini adalah hasil rumusan dan program kerja dari pengurus sebelumnya, yang mana para pemainnya  dijaring lewat berbagai even yang digelar KONI Sumut seperti Porprovsu dan Pordasu. Artinya, mereka adalah atlet binaan KONI Sumut.  Jadi, kenapa mereka (PSSI versi Darwin Syamsul)  yang ribut ingin membekukan. Seperti kulkas saja. Harusnya mereka sadar  jika kepengurusan mereka belum diakui KONI Sumut,” ujarnya.

Selanjutnya Azzam menilai bahwa apa yang dilakukan PSSI versi Darwin mengindikasikan jika mereka tidak memiliki niat untuk membangun sepak bola Sumut ke arah yang lebih baik, tapi cenderung menghancurkan yang sudah ada.

“Sejak terbentuk pada 25 Juni 2010 seluruh pengurus telah bertekad mempersembahkan medali emas pada PON XVIII mendatang. Inilah yang menjadi dasar kenapa tim ini terus dipertahankan, meski konsekwensinya, tenaga, fikiran dan materi turut terkuras karenanya. Ini tekad kita sejak dahulu” tandas Azzam lagi.

“Satu hal lagi, mereka (PSSI versi Darwin) jangan merasa memiliki legalitas selama KONI Sumut belum mengakuinya. Jadi, jangan tim itu diganggu. Biarkan anak-anak berkonsentrasi secara penuh untuk memenuhi target meraih medali emas,” pungkasnya. (mag-18/jun)

MEDAN- Kisruh sepak bola Sumatera Utara memasuki babak baru. Jika sebelumnya ribut-ribut tentang adanya dualisme kepemimpinan di PSSI Sumut antara Drs Darwin Syamsul dan H Kamaluddin Harahap, kini yang jadi soal adalah tim PON Sumut.

Drs Darwin Samsul yang oleh PSSI dianggap sebagai Ketua PSSI Sumut yang sah, kemarin (13/3) lewat Sekum Goklas Butarbutar menyatakan bahwa pihaknya akan mengeluarkan SK tim PON Sumut yang baru, sekaligus membekukan SK pengurus tim yang lama.

Sungguh ironis, pasalnya para pucuk pimpinan PSSI Sumut sekarang ini, yang dulunya menjabat sebagai pengurus teras PSSI Medan justru tak pernah memberi kontribusi apapun terhadap tim PON Sumut.

Bahkan ketika tim ini ditawarkan pengelolaannya kepada Drs Darwin Syamsul, beberapa waktu lalu, dengan entengnya pria yang kala itu menjabat sebagai Ketua PSSI Medan menolaknya dengan dalih ingin berkonsentrasi pada program PSSI Medan.

“Mereka kan hanya memiliki SK Pra PON. Tapi SK PON belum dikeluarkan. Itu (mengeluarkan SK manajemen PON) akan kita lakukan setelah Rakernas PSSI di Palangkaraya,” ujar Goklas saat ditemui wartawan, Selasa (13/3) pada perhelatan final Suratin Zona Sumut di Stadion Teladan.

Celakanya, selain mengganti manejemen tim PON Sumut, pengurus PSSI versi Darwin Syamsul ini pun seakan tak memperhatikan waktu yang kian mepet, sehingga berencana membongkar  susunan pemain tim PON Sumut yang sudah terbukti padu dengan meraih tiga gelar juara (Piala Inalum 2010 dan 2011 serta Piala Bank Sumut 2010).
“Bisa saja kita tambah beberapa nama atas pencoretan beberapa pemain. Atau mungkin membentuk tim baru dengan materi pemain yang baru pula,” tegasnya.

Menanggapi hal tersebut manajer tim PON Sumut Drs Azzam Nasution MAP hanya senyum-senyum saja. “Kalau dulu tak peduli, kenapa sekarang sibuk? Ini membuktikan jika mereka tidak memiliki visi dan program kerja yang jelas,” tandas Azzzam.

“Perlu mereka ketahui jika tim ini bukan lahir sehari dua hari. Tim ini adalah hasil rumusan dan program kerja dari pengurus sebelumnya, yang mana para pemainnya  dijaring lewat berbagai even yang digelar KONI Sumut seperti Porprovsu dan Pordasu. Artinya, mereka adalah atlet binaan KONI Sumut.  Jadi, kenapa mereka (PSSI versi Darwin Syamsul)  yang ribut ingin membekukan. Seperti kulkas saja. Harusnya mereka sadar  jika kepengurusan mereka belum diakui KONI Sumut,” ujarnya.

Selanjutnya Azzam menilai bahwa apa yang dilakukan PSSI versi Darwin mengindikasikan jika mereka tidak memiliki niat untuk membangun sepak bola Sumut ke arah yang lebih baik, tapi cenderung menghancurkan yang sudah ada.

“Sejak terbentuk pada 25 Juni 2010 seluruh pengurus telah bertekad mempersembahkan medali emas pada PON XVIII mendatang. Inilah yang menjadi dasar kenapa tim ini terus dipertahankan, meski konsekwensinya, tenaga, fikiran dan materi turut terkuras karenanya. Ini tekad kita sejak dahulu” tandas Azzam lagi.

“Satu hal lagi, mereka (PSSI versi Darwin) jangan merasa memiliki legalitas selama KONI Sumut belum mengakuinya. Jadi, jangan tim itu diganggu. Biarkan anak-anak berkonsentrasi secara penuh untuk memenuhi target meraih medali emas,” pungkasnya. (mag-18/jun)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/