Roslinda, Atlet Tenis Meja National Paralimpic Commite Sumut
Ingin menjadi orang berguna, itu yang menjadi tujuan hidup Roslinda Manurung, atlet tenis meja National Paralimpic Commite (NPC) Sumut. Karenanya, meski memiliki cacat tubuh pada bagian kaki kanan, dia berniat menjadi atlet olah raga tenis meja yang dapat mengharumkan nama Sumatera Utara, khususnya Medan.
“Saya tidak mau disebut orang tidak berguna hanya karena kondisi cacat yang saya alami,” kata Roslinda Manurung kepada wartawan koran ini, kemarin.
Diceritakannya, cacat pada kaki kanannya disebabkan kecelakaan yang dialaminya saat usianya masih 8 tahun. Kaki kanannya patah karena ditabrak mobil.
Karena mengalami cacat pada kaki kanannya, dia sempat mengalami depresi dan kerap minder saat bergaul bersama teman-temannya. Ternyata, kondisi tersebut disadari betul oleh ayahnya Bariun Manurung yang kini telah tiada.
Saat itu, ayahnya selalu memberikan motivasi dan membangkitkan semangat Linda agar bisa bergaul kembali bersama teman-teman seusianya. Pertama kali, sang ayah yang juga hobi olahraga, langsung memperkenalkan permainan olahraga catur dan tenis meja kepadanya.
Sejak itulah dia mulai rutin bermain tenis meja dan catur. Lantas, sekira 2004 silam, ditemani sang ayah, Linda mendaftarkan diri untuk latihan di NPC Sumut yang dulunya masih bernama Badan Pembinaan Olahraga Cacat (BPOC) itu.
Setelah menjalani latihan di NPC, Linda lebih dominan dalam bidang olahraga tenis meja.
Namun demikian Linda juga sering mengikuti kejuaraan catur tingkat kecamatan dan di komunitas pemuda gereja. Di cabang olah raga tenis meja, Linda juga kerap menjuaraai kejuaraan, baik tingkat kecamatan, maupun tingkat internasional.
Pada 2005, Linda mengawali kejuaraan tingkat nasional. Tak tangung-tanggung, dia langsung menyabet medali emas di nomor tunggal putri.
Bukan hanya itu, selain menjuaraai kejurnas dari 2005 hingga 2007 dan Porcanas tahun 2004, Linda juga sudah memperkuat Indonesia pada ajang Asia Paragames tahun 2008 dan pada 2011 dia meraih medali emas.
Meski sibuk dalam urusannya sebagai atlet, Linda juga tidak pernah melupakan kewajibannya dalam mengurus rumah tangganya.
“Saya berharap kepada pemerintah supaya kesejahteraan kami tetap diperhatkan lagi, jangan hanya karena ada even baru kami diperhatikan,” katanya.(mag-10)