26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Bukan Atlet Profesional, tapi Atlet Personal

MARKETING SERIES (51)

Just Do It. Itulah slogan Nike yang kondang seantero dunia menyertai logo swoosh-nya. Selain brand-nya menjadi inspirasi para atlet profesional, Nike senantiasa berusaha menjadi yang terdepan dalam memberikan semangat agar atlet terus meningkatkan prestasi. Nike hadir di mana pun ada aktivitas sport. Tak hanya kala ada pertandingan, namun juga saat sedang latihan.

Jumlah atlet, terlebih yang berprestasi, tentu tak terlalu masal. Karena itu, yang dilakukan Nike adalah menginspirasi siapa saja agar mau berlatih cabang-cabang olahraga. Siapa lawan tandingnya? Diri sendiri. Bukan atlet profesional, bukan juga amatir, tapi atlet personal. Jenis atlet itulah yang jumlahnya tidak terbatas.

Kalau yang personal tidak tersentuh, market Nike pasti tak akan seluas sekarang ini. Karena itu, Nike justru gencar memberikan inspirasi dan melakukan inovasi untuk para atlet personal tersebut. Bahkan, merek asal Amerika itu menganjurkan supaya semakin banyak orang biasa “bukan atlet profesional” untuk jadi atlet personal. Inilah kiat terbesar Nike dengan Just Do It-nya itu.

Bagi atlet profesional, slogan tersebut bermakna supaya mereka siap berkompetisi secara maksimal. Bermakna supaya para atlet itu mencapai target masing-masing dalam pemecahan rekor atau prestasi. Sedangkan orang-orang biasa cenderung tidak konsisten dalam melakukan aktivitas sport karena lawannya adalah diri sendiri. Disiplin biasanya sangat rendah. Karena itu, mereka harus didorong agar terus melakukan aktivitas olahraga.

Segmen ketiga, yang tak kalah besar, yang dipikirkan Nike adalah mereka yang cuma penikmat pertandingan olahraga. Itu adalah segmen di bidang olahraga yang prospeknya sangat menjanjikan. Para penikmat, yaitu para penggembira, suporter, fans, dan para maniak sport, biasanya ragu-ragu untuk masuk segmen atlet personal.

Nike juga aktif terjun langsung untuk bekerja sama dengan para ahli, pelatih, serta para atlet itu sendiri dalam melakukan inspirasi serta inovasi. Tapi, pada era sekarang, hal-hal seperti itu sudah tak cukup. Sebab, customer yang ada di tiga segmen itu sudah berkomunitas.

Slogan Just Do It yang merefleksikan brand positioning Nike mesti diklarifikasikan. Sebab, customer di dalam komunitas sudah tak mau menelan sebuah slogan begitu saja tanpa ada reason yang kuat.
Bagaimana pendapat Anda? (*)

MARKETING SERIES (51)

Just Do It. Itulah slogan Nike yang kondang seantero dunia menyertai logo swoosh-nya. Selain brand-nya menjadi inspirasi para atlet profesional, Nike senantiasa berusaha menjadi yang terdepan dalam memberikan semangat agar atlet terus meningkatkan prestasi. Nike hadir di mana pun ada aktivitas sport. Tak hanya kala ada pertandingan, namun juga saat sedang latihan.

Jumlah atlet, terlebih yang berprestasi, tentu tak terlalu masal. Karena itu, yang dilakukan Nike adalah menginspirasi siapa saja agar mau berlatih cabang-cabang olahraga. Siapa lawan tandingnya? Diri sendiri. Bukan atlet profesional, bukan juga amatir, tapi atlet personal. Jenis atlet itulah yang jumlahnya tidak terbatas.

Kalau yang personal tidak tersentuh, market Nike pasti tak akan seluas sekarang ini. Karena itu, Nike justru gencar memberikan inspirasi dan melakukan inovasi untuk para atlet personal tersebut. Bahkan, merek asal Amerika itu menganjurkan supaya semakin banyak orang biasa “bukan atlet profesional” untuk jadi atlet personal. Inilah kiat terbesar Nike dengan Just Do It-nya itu.

Bagi atlet profesional, slogan tersebut bermakna supaya mereka siap berkompetisi secara maksimal. Bermakna supaya para atlet itu mencapai target masing-masing dalam pemecahan rekor atau prestasi. Sedangkan orang-orang biasa cenderung tidak konsisten dalam melakukan aktivitas sport karena lawannya adalah diri sendiri. Disiplin biasanya sangat rendah. Karena itu, mereka harus didorong agar terus melakukan aktivitas olahraga.

Segmen ketiga, yang tak kalah besar, yang dipikirkan Nike adalah mereka yang cuma penikmat pertandingan olahraga. Itu adalah segmen di bidang olahraga yang prospeknya sangat menjanjikan. Para penikmat, yaitu para penggembira, suporter, fans, dan para maniak sport, biasanya ragu-ragu untuk masuk segmen atlet personal.

Nike juga aktif terjun langsung untuk bekerja sama dengan para ahli, pelatih, serta para atlet itu sendiri dalam melakukan inspirasi serta inovasi. Tapi, pada era sekarang, hal-hal seperti itu sudah tak cukup. Sebab, customer yang ada di tiga segmen itu sudah berkomunitas.

Slogan Just Do It yang merefleksikan brand positioning Nike mesti diklarifikasikan. Sebab, customer di dalam komunitas sudah tak mau menelan sebuah slogan begitu saja tanpa ada reason yang kuat.
Bagaimana pendapat Anda? (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/