31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Doa untuk Garuda Muda U-22

Oleh: Sofyan

Do’a memiliki kekuatan luar biasa yang sangat dahsyat dan mampu memompa semangat perjuangan, Rasulullah saw. menegaskan kalau do’a itu senjatanya orang-orang beriman (addua’u silahul mu’min).

Perjuangan Timnas U-22 di babak kualifikasi Piala Asia 2012 sangat berat, dua raksasa bola Asia Australia dan Jepang lebih berpeluang maju ke putaran selanjutnya. Peluang Garuda Muda masih terbuka, mereka butuh dukungan, dukungan  do’a dari masyarakat Indonesia yang menginginkan kejayaan timnas.

Garuda muda berjuang keras menjaga martabat bangsa ini dihadapan pendukung fanatiknya yang maniak bola. Pahlawan-pahlawan bola muda yang minim pengalaman di kancah sepak bola internasional telah menunjukkan semangat juang, pantang menyerah untuk menaklukkan semua lawan yang dihadapi.

Demi merah putih, semua dikorbankan asalkan Indonesia tidak dipermalukan negara lain di hadapan penggemar si kulit bundar yang rela meluangkan waktu menyaksikan dan mendukung tim kesanyangannya bertanding di stadion baru yang akan digunakan pada pesta tahunan PON yang akan datang.
Skuad merah putih telah terbentuk beberapa bulan lalu saat berhasil keluar sebagai runner up pada kejuaraan memperebutkan Piala Sultan Brunai Hasanal Bolkiah. Kita patut bangga, memberikan apresiasi besar kepada mereka dan memberikan acungan jempol kepada sang pelatih Widodo Cahyono Putro cs yang telah bekerja keras memoles mereka menjadi sebuah tim solid yang memiliki kekuatan dan disegani lawan.

Dengan persiapan minim, berkat do’a dan dukungan yang diberikan kepada mereka akhirnya mampu meraih hasil maksimal kedua setelah dikalahkan timnas U-22 tuan rumah Brunai Darussalam.

Di pertandingan pertama kendati kalah di laga awal melawan Australia namun mereka mampu bangkit memukul Timor Leste 2-0 dan Makau 2-1. Permainan menawan yang mereka tampilkan, memberi sedikit angin segar akan kebangkitan persepakbolaan Indonesia pada masa akan datang.

Persiapan yang singkat, wajah-wajah baru menghiasi skuad Garuda muda U-22 kecuali Andik Virmansyah, Messinya Indonesia yang sudah teruji mental dan skilnya di kancah sepakbola, jam terbang internasional yang masih kurang, karena mereka bertanding di tingkat amatir, tingkat kampong (tarkam) yang jauh berbeda dengan pertandingan internasional yang sedang mereka jalani sekarang, namun mereka menunjukkan spirit luar biasa, motivasi tinggi untuk menunjukkan bahwa mereka layak menjadi pahlawan membela skuad merah putih di ajang piala bergengsi U-22 tingkat Asia.

Bagus atau tidaknya nama Indonesia di pentas sepak bola saat ini ada di tangan mereka, nama baik bangsa ini sedang dipertaruhkan. Perjalanan Timnas Indonesia yang kurang baik menjadi cambuk buat skuad merah putih U-22 meraih hasil maksimal, kita lihat timnas senior kalah telak, sangat memalukan di penyisihan piala dunia lalu, krisis ditubuh PSSI yang belum final, merosotnya prestasi Timnas Indonesia di peringkat FIFA yang hanya menduduki peringkat 153 dan hal-hal lain membuat nama kita semua prihatin.

Tentu harapan kita semua prestasi emas bisa dipersembahkan skuad muda Indonesia di ajang kualifikasi Piala Asia U-22. Skuad merah putih U-22 saat ini bukanlah yang terbaik, masih banyak talenta-telenta muda berbakat yang dimiliki anak negeri ini yang layak membela negara Indonesia bertarung di tingkat internasional.

Mereka hanya bisa menjadi penonton, karena klub yang membesarkan, membiayai dan memberi makan tidak mengizinkan tenaga mereka dipakai, kendati mewakili dan membawa nama baik bangsa ini di pentas internasional.

Sejatinya tenaga, pengalaman bertanding, mental dan kesiapan yang mereka miliki sangat dibutuhkan, namun keinginan mereka membela merah putih dihambat oleh tembok kokoh yang tidak mungkin dirubuhkan. Barangkali kita semua memakluminya, namun sangat menyayangkannya karena dalam konteks membawa nama baik bangsa.

Ketika piala Euro 2012 lalu digelar para pemain Garuda muda tentu dapat melihat bagaimana kegigihan, kekompakan, kerjasama, semangat juang yang tinggi diperlihatkan timnas Spanyol, hingga dapat mempertahankan supermasi tertinggi piala Eropa untuk kedua kalinya menetap di negara mereka.
Sisi positif yang mereka miliki kita harapkan menular dan dicontoh pemain-pemain muda kita. Walaupun Garuda muda tidak diperkuat pemain bintang sekelas Syamsir Alam namun kita percaya pelatih dan stakeholders yang berada di timnas U-22 mampu memberikan suntikan dan motivasi, membakar dan membangkitkan semangat serta kepercayaan diri yang tinggi di dada pemain-pemain yang minim pengalaman ini.

Dua raksasa bola Asia Australia dan Jepang sangat diunggulkan, sepakbola mereka yang sudah maju menjadikan mereka percaya diri menatap setiap pertandingan. Raihan nilai sempurna di setiap pertandingan telah mereka dapatkan, tinggal selangkah lagi mereka sukses dalam kualifikasi piala Asia ini, sementara Indonesia dan Singapura tengah berjuang untuk menyalip dan menggeser mereka.

Macau dan Timor Leste  tipis peluang bisa maju ke putaran berikutnya. Bola itu bulat, tidak ada seorangpun yang bisa memprediksi hasil pertandingan. Di atas kertas dua tim raksasa Asia sangat dipopulerkan, sedangkan perjuangan sekuad merah putih harus melewati rintangan terjal, medan perjalanan yang berat.

Namun hitungan di atas kertas tersebut tidak akan menjadi kenyataan jika Yang Maha Kuasa berkehendak lain. Untuk itu mari kita dukung perjuangan Garuda muda dengan do’a. Maju terus Garudaku, singkirkan semua lawanmu, do’a kami menyertai perjuanganmu.

(Penulis adalah staf pengajar di Pesantren Darularafah Raya)

Oleh: Sofyan

Do’a memiliki kekuatan luar biasa yang sangat dahsyat dan mampu memompa semangat perjuangan, Rasulullah saw. menegaskan kalau do’a itu senjatanya orang-orang beriman (addua’u silahul mu’min).

Perjuangan Timnas U-22 di babak kualifikasi Piala Asia 2012 sangat berat, dua raksasa bola Asia Australia dan Jepang lebih berpeluang maju ke putaran selanjutnya. Peluang Garuda Muda masih terbuka, mereka butuh dukungan, dukungan  do’a dari masyarakat Indonesia yang menginginkan kejayaan timnas.

Garuda muda berjuang keras menjaga martabat bangsa ini dihadapan pendukung fanatiknya yang maniak bola. Pahlawan-pahlawan bola muda yang minim pengalaman di kancah sepak bola internasional telah menunjukkan semangat juang, pantang menyerah untuk menaklukkan semua lawan yang dihadapi.

Demi merah putih, semua dikorbankan asalkan Indonesia tidak dipermalukan negara lain di hadapan penggemar si kulit bundar yang rela meluangkan waktu menyaksikan dan mendukung tim kesanyangannya bertanding di stadion baru yang akan digunakan pada pesta tahunan PON yang akan datang.
Skuad merah putih telah terbentuk beberapa bulan lalu saat berhasil keluar sebagai runner up pada kejuaraan memperebutkan Piala Sultan Brunai Hasanal Bolkiah. Kita patut bangga, memberikan apresiasi besar kepada mereka dan memberikan acungan jempol kepada sang pelatih Widodo Cahyono Putro cs yang telah bekerja keras memoles mereka menjadi sebuah tim solid yang memiliki kekuatan dan disegani lawan.

Dengan persiapan minim, berkat do’a dan dukungan yang diberikan kepada mereka akhirnya mampu meraih hasil maksimal kedua setelah dikalahkan timnas U-22 tuan rumah Brunai Darussalam.

Di pertandingan pertama kendati kalah di laga awal melawan Australia namun mereka mampu bangkit memukul Timor Leste 2-0 dan Makau 2-1. Permainan menawan yang mereka tampilkan, memberi sedikit angin segar akan kebangkitan persepakbolaan Indonesia pada masa akan datang.

Persiapan yang singkat, wajah-wajah baru menghiasi skuad Garuda muda U-22 kecuali Andik Virmansyah, Messinya Indonesia yang sudah teruji mental dan skilnya di kancah sepakbola, jam terbang internasional yang masih kurang, karena mereka bertanding di tingkat amatir, tingkat kampong (tarkam) yang jauh berbeda dengan pertandingan internasional yang sedang mereka jalani sekarang, namun mereka menunjukkan spirit luar biasa, motivasi tinggi untuk menunjukkan bahwa mereka layak menjadi pahlawan membela skuad merah putih di ajang piala bergengsi U-22 tingkat Asia.

Bagus atau tidaknya nama Indonesia di pentas sepak bola saat ini ada di tangan mereka, nama baik bangsa ini sedang dipertaruhkan. Perjalanan Timnas Indonesia yang kurang baik menjadi cambuk buat skuad merah putih U-22 meraih hasil maksimal, kita lihat timnas senior kalah telak, sangat memalukan di penyisihan piala dunia lalu, krisis ditubuh PSSI yang belum final, merosotnya prestasi Timnas Indonesia di peringkat FIFA yang hanya menduduki peringkat 153 dan hal-hal lain membuat nama kita semua prihatin.

Tentu harapan kita semua prestasi emas bisa dipersembahkan skuad muda Indonesia di ajang kualifikasi Piala Asia U-22. Skuad merah putih U-22 saat ini bukanlah yang terbaik, masih banyak talenta-telenta muda berbakat yang dimiliki anak negeri ini yang layak membela negara Indonesia bertarung di tingkat internasional.

Mereka hanya bisa menjadi penonton, karena klub yang membesarkan, membiayai dan memberi makan tidak mengizinkan tenaga mereka dipakai, kendati mewakili dan membawa nama baik bangsa ini di pentas internasional.

Sejatinya tenaga, pengalaman bertanding, mental dan kesiapan yang mereka miliki sangat dibutuhkan, namun keinginan mereka membela merah putih dihambat oleh tembok kokoh yang tidak mungkin dirubuhkan. Barangkali kita semua memakluminya, namun sangat menyayangkannya karena dalam konteks membawa nama baik bangsa.

Ketika piala Euro 2012 lalu digelar para pemain Garuda muda tentu dapat melihat bagaimana kegigihan, kekompakan, kerjasama, semangat juang yang tinggi diperlihatkan timnas Spanyol, hingga dapat mempertahankan supermasi tertinggi piala Eropa untuk kedua kalinya menetap di negara mereka.
Sisi positif yang mereka miliki kita harapkan menular dan dicontoh pemain-pemain muda kita. Walaupun Garuda muda tidak diperkuat pemain bintang sekelas Syamsir Alam namun kita percaya pelatih dan stakeholders yang berada di timnas U-22 mampu memberikan suntikan dan motivasi, membakar dan membangkitkan semangat serta kepercayaan diri yang tinggi di dada pemain-pemain yang minim pengalaman ini.

Dua raksasa bola Asia Australia dan Jepang sangat diunggulkan, sepakbola mereka yang sudah maju menjadikan mereka percaya diri menatap setiap pertandingan. Raihan nilai sempurna di setiap pertandingan telah mereka dapatkan, tinggal selangkah lagi mereka sukses dalam kualifikasi piala Asia ini, sementara Indonesia dan Singapura tengah berjuang untuk menyalip dan menggeser mereka.

Macau dan Timor Leste  tipis peluang bisa maju ke putaran berikutnya. Bola itu bulat, tidak ada seorangpun yang bisa memprediksi hasil pertandingan. Di atas kertas dua tim raksasa Asia sangat dipopulerkan, sedangkan perjuangan sekuad merah putih harus melewati rintangan terjal, medan perjalanan yang berat.

Namun hitungan di atas kertas tersebut tidak akan menjadi kenyataan jika Yang Maha Kuasa berkehendak lain. Untuk itu mari kita dukung perjuangan Garuda muda dengan do’a. Maju terus Garudaku, singkirkan semua lawanmu, do’a kami menyertai perjuanganmu.

(Penulis adalah staf pengajar di Pesantren Darularafah Raya)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/