MARKETING SERIES (88)
Anda pernah mengunjungi Gili Trawangan? Ini salah satu dari The Gilis yang terdiri atas tiga Gili di seberang Pulau Lombok. Selain Gili Trawangan, ada Gili Meno, dan Gili Ayer di sebelahnya.
Turis mancanegara lebih banyak di Trawangan, kira-kira 15 menit dengan boat kecil dari Lombok. Jika dari Padang Bae, Bali, dibutuhkan setidaknya dua jam perjalanan dengan fast boat.
Gili Trawangan adalah sebuah model Creative Tourism 3.0. Disebut kampung bule karena suasananya seperti di luar negeri. Karena semua masyarakatnya sepakat bahwa turisme adalah sektor penting, mereka berupaya membuat para bule kerasan.
Pariwisata adalah kehidupan semua orang. Karena itu, turis asing harus merasa nyaman dan aman di pulau kecil itu. Konon, suatu hari ada seorang pencuri dan tertangkap saat beraksi, dia langsung dikucilkan sebagai sanksi sosial.
Gili Trawangan memang pulau kecil nan aman. iPhone saya pernah ketinggalan di keramaian selama kira-kira tiga jam dan saya menemukannya kembali di tempat yang sama.
Di Gili Trawangan kita sulit menjumpai polisi. Yang ada hanyalah island security atau satpam pulau yang diangkat oleh kepala desa. Juga tidak ada polusi karena tidak ada mobil dan motor yang beroperasi. Transportasi umumnya disebut Cidomo (cikar dokar motor).
Kali pertama naik Cidomo, saya surprise dengan lagu yang diputar, yaitu lagu-lagu party. Kalau tidak mau naik Cidomo, alternatifnya sewa sepeda pancal.
Di sepanjang jalan mengelilingi pulau, banyak kafe dan resor karena penduduk lokal banyak tinggal di kawasan tengah. Selain resor, banyak toko buku. Buku banyak dibeli karena bisa menjadi teman rileks yang sangat cocok ketika berlibur di pulau ini.
Hampir tiap malam ada party sampai pagi. Supaya tertib, party diselenggarakan secara bergantian oleh berbagai tempat clubbing yang ada. Setiap bulan purnama, para remaja setempat menyelenggarakan full moon party di tepi pantai.
Di saat seperti itu, turis dari Gili Meno dan Gili Ayer datang untuk gabung karena di dua pulau tersebut memang tidak ada party. Gili Meno lebih tenang, sedangkan Gili Ayer memiliki pantai yang sangat indah, bahkan ikan pun mau mendekat ke pantai sehingga mudah dinikmati dengan snorkeling.
Tiga hal yang membuat Gili perlu mendapat apresiasi tinggi. Pertama, dari aspek nature dan culture, Gili is nothing compared to Bali. Kedua, dari aspek akses, Gili tidak punya penerbangan langsung dari luar negeri. Ketiga, dari aspek masyarakat, dulu mereka bukan masyarakat yang tourism-oriented.
Tiga hal yang biasanya sangat krusial untuk industri pariwisata itu ternyata tidak menghalangi Gili Trawangan menjadi sebuah brand dunia.
Bagaimana pendapat Anda? (*)