Bicara tentang sukses, mungkin pertama yang terlintas dalam benak seseorang adalah tingkat keberhasilan finansial. Namun lebih dari itu, makna sukses menjadi sangat luas ketika ditelaah secara terperinci. Sukses merupakan buah hasil dari “aktualisasi diri”. Oleh karena itu, untuk menuju kesuksesan seseorang harus terlebih dahulu memulai dari diri sendiri.
Oleh: Ahmad Amin
“Tuhan tidak pernah menciptakan manusia untuk gagal”. Bagaimana tidak? Manusia adalah mahluk paling sempurna yang diciptakan Tuhan. Tidak ada mahluk lain ciptaan Tuhan yang dikaruniai otak dan akal untuk berfikir. Bebekal kemampuan berfikir yang dimiliki, manusia bebas untuk memilih jalannya sendiri. apakah ia ingin mengikuti jalan kesuksesan atau stagnasi dengan kondisi yang ada!
Penentu Kesuksesan
Pada dasarnya sukses merupakan sebuah pilihan. Tentu sukses tidak mungkin datang dengan sendirinya tanpa sebuah usaha untuk menjemput kesuksesan tersebut. Namun realita yang terjadi, seseorang justru melakukan tindakan yang sebenarnya menjadi penghambat datangnya kesuksesan itu sendiri.
Faktor utama penentu sebuah kesuksesan adalah optimisme dan keyakinan. Namun, saat ini hal tersebut begitu sulit didapati dalam diri seseorang. Bahkan untuk optimis saja sangat sulit dilakukan. Padahal, optimis merupakan suatu hal yang sangat mudah untuk dijalankan. “kalau kita masih bisa optimis, mengapa harus pesimis?”. Dimana ada keyakinan pasti akan ada jalan.
Optimisme sesungguhnya berawal dari sebuah positive thinking. Berpikir positif merupakan hal yang sepele namun memiliki manfaat yang sangat luar biasa. Positive thinking maupun negative thinking adalah ibarat sebuah magnet. Apabila seseorang senantiasa berfikir positif, maka itu akan menarik sesuatu yang positif untuk datang kepadanya. Begitupun sebaliknya, apabila seseorang selalu berfikir negatif, bukan tidak mungkin hal-hal yang negatif akan mendekat kepadanya.
Selain optimisme, faktor penting penentu sukses adalah berani bermimpi. Soekarno pernah berpesan, “gantungkan cita-citamu setinggi langit”. Pesan tersebut memberikan filosofi yang dalam, bahwa jangan pernah takut untuk bermimpi setinggi-tingginya. Sebuah kemajuan dunia adalah berawal dari sebuah mimpi.
Berani bermimpi belum menjadi jaminan kesuksesan. Jika hanya berani bermimpi, maka mimpi itu akan selamanya menjadi sebuah mimpi. Oleh karena itu untuk menjemput sukses, mimpi harus disertai dengan rencana yang matang. Perencanaan akan sangat mempengaruhi keberhasilan suatu usaha.
Langkah selanjutnya yaitu berani action. Tahap inilah yang menjadi muara dari usaha-usaha yang dilakukan. Kerja yang maksimal akan menghasilkan sesuatu yang maksimal pula. Namun, tidak menutup kemungkinan tahapan-tahapan yang dijalani berujung pada sebuah kegagalan. Oleh karena itu, seseorang juga dituntut mampu melakukan evaluasi dan berani untuk belajar. Mengevaluasi apa yang menjadi sebab kegagalan dan tidak berhenti untuk belajar dari kegagalan tersebut, tidak lelah untuk mencoba sekali lagi, sehingga hasil yang dicapai kedepannya akan lebih baik.
Strategi Sukses
Dalam anggapan sebagian orang, sukses mungkin hanya bisa didapatkan oleh seseorang yang mempunyai kelebihan tertentu. Anggapan tersebut tidaklah sepenuhnya benar, orang-orang yang memiliki keterbatasan pun bisa untuk mendapatkan kesuksesan juga.
Pintar tidak menjamin kesuksesan. Seseorang juga ada yang mempunyai keterbatasan dalam bidang akademis, namun untuk menuju sukses yang paling dibutuhkan adalah kecerdasan berfikir dalam membaca situasi. Seseorang tidak harus menjadi pelaku utama dalam meraih kesuksesan. Orang cerdas mampu memanfaatkan segala yang ada menjadi proses menuju sukses. Ia bisa mewujudkan mimpi yang dimiliki dengan otak dan tenaga orang lain. Dalam hal ia bisa saja merekrut tenaga ahli dan tenaga kerja untuk mengurusi apa yang ia kehendaki.
Sebenarnya ada rahasia kendali sukses yang bisa dijalani. Pertama, kendalikan uang. Pastikan bahwa uang yang bekerja untuk anda, bukan anda yang bekerja untuk uang. Selama ini yang terjadi adalah banyak orang yang bekerja untuk uang, ini yang menyebabkan seseorang sering mengabaikan akan nilai-nilai normatif yang ada. Orang yang seperti ini cenderung menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang ia kehendaki. Oleh karena itu orang yang seperti ini perlu meluruskan mindset jika ingin mendapatkan sukses lahir batin.
Kedua, kendalikan asset atau kekayaan. Disini dibutuhkan kecerdasan dalam bertindak. Dalam mengendalikan kekayaan seseorang bisa memutar uang dengan jalan entrepreneurship.
Ketiga, kendalikan orang. Ini menjadi tahap yang paling sulit, manusia tidak mudah untuk dikendalikan karena manusia adalah hidup dan memiliki perasaan. Namun disinilah tantangan yang nyata. Apabila tahap ini mampu dilakukan, bukan tidak mungkin kesuksesan ada dalam genggaman kita.
Pada intinya, sukses bukanlah hal yang mustahil dicapai bagi setiap orang. Dimana ada usaha menuju kepadanya, bukan tidak mungkin sukses juga akan menghampiri dengan sendirinya. Namun yang terpenting sukses tidak hanya diukur dari tingkat keberhasilan finansial seseorang, melainkan juga dari tingkat keberhasilan kepuasan dan kedamaian dalam jiwa seseorang. Wallahu A’lam Bi Al-Shawab. (*)
Penulis Mahasiswa Peraih Beasiswa Bidik Misi Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang dan Peneliti Di Pesantren Mahasiswa Farabi Institute