29 C
Medan
Friday, December 5, 2025

Menjadi Guru yang Kreatif dan Adaptif pada Pembelajaran di Era Digital

Oleh: Faisal, S.Pd., M.Pd

Guru yang merupakan pendidik memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, hingga mengevaluasi peserta didik. Di samping itu guru secara moral memiliki tanggung jawab untuk mendidik dan membimbing siswa agar menjadi pribadi yang cerdas, berkarakter, berakhlak mulia yang menjadi tujuan akhir. Maka tidak salah guru ujung tombak serta memegang peranan penting dalam membentuk generasi bangsa untuk menjadi negara yang memilik masyarakat yang sumber daya manusia maju.

Maka hari ini, menjadi guru yang kreatif dan adaptif harus dilakukan oleh semua guru yang ada negeri ini, agar kegiatan pembelajaran bervariasi dan sesuai dengan karakter siswa masa kini mengikuti perkembangan zaman dan peradaban. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru diera serba digitalisasi dan serba canggih sehingga guru dipinta perlu melakukan metode dan cara mengajar yang efektif, efisien dan terus mengembangkan diri agar dapat memberikan pembelajaran yang berkualitas dan dapat mengembangkan diri dengan mengikuti pelatihan, menggali perkembangan setiap informasi terkait cara mendidik tanpa harus melukai fisik dan hati.

Inovasi dalam pembelajaran harus dilakukan dan guru harus meramu metode pembelajaran yang berbeda, menemukan resep terbaru cara mengajar yang menyesuaikan kemampuan data tangkap siswa, bakat dan minat siswa, karakter siswa, latar belakang kehidupan pribadi siswa dan yang tidak boleh ditanggalkan adalah menyesuaikan perkembangan zaman dan dapat menyesuaikan akan perkembangan teknologi yang terus semakin berkembang.

Mengadopsi model pembelajaran yang inovatif, seperti: kegiatan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) secara berkala antar sekolah dengan mendiskusikan dengan fokus tema tertentu dan pembahasan soal ujian atau pengajaran sebaya, yang tentu dapat membantu dalam menciptakan pengalaman pembelajaran yang berbeda.

Menjadi Guru Yang Adaptif

Pembelajaran: Pembelajaran adaptif yang menyesuaikan materi yang ingin disajikan tentu harus membuat siswa senang. Di samping itu, guru yang adaptif harus selalu memantau kemajuan siswa dan menyesuaikan pembelajaran sesuai kebutuhan mereka. Hal yang ini menjadi penting karena apabila guru dapat memahami kebutuhan siswa, tentu akan mudah menentukan pembelajaran yang sesuai untuk mereka.

Hadirnya teknologi menjadi vitamin juga ikut serta membantu dalam proses belajar dan mengajar, dan semua akan sepakat, semua bentuk teknologi dan kegunaannya tidak bisa kita hindari terutama bagi guru, seperti kecerdasan buatan (AI) digunakan untuk menciptakan interaksi yang depersonalisasi dengan dibalut hati, sebab teknologi kecerdasan buatan (AI) hanya unggul dalam analisis data dan logika, tetapi tidak memiliki pengalaman subjektif tentang emosi. (AI) dapat menstimulasikan empati berdasarkan pola data, namun tidak benar-benar merasakan sukacita, kesedihan, atau kasih sayang dan rasa kemanusiaan.

Menjadi Guru yang Kreatif

Dengan meningkatnya penggunaan dan perkembangan teknologi, guru perlu memanfaatkan hal tersebut dalam kegiatan belajar mengajar. Memanfaatkan teknologi adalah salah satu cara utama agar guru bisa menjadi lebih kreatif. Penggunaan perangkat lunak, aplikasi, dan sumber daya online dalam pembelajaran dapat membuat proses belajar lebih menarik dan interaktif.

Dengan memanfaatkan teknologi, guru dapat menggunakan platform pendidikan yang menyediakan video pembelajaran seperti Fit Akademi, ruang guru, platform pendidikan lainnya. Selain itu, guru juga dapat melakukan pengambilan nilai dengan menggunakan Google Formulir, Fit Akademi untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terkait materi pembelajaran yang sudah dipelajari. Hal ini memudahkan guru dalam pengambilan nilai karena data dapat terintegrasi dengan mudah.

Kemudian guru harus bisa menyiapkan ruang dan mendorong pemikiran kritis dan kreatif siswa. Guru harus menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, berani mengajukan pertanyaan serta pendapat, dan berkreasi sesuai dengan imajinasi dan kreativitas siswa. Hal ini dilakukan agar siswa tidak hanya pandai dengan kemampuan akademik namun juga kemampuan non akademik yang akan berguna dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan yang diajarkan bisa mencakup kemampuan berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan pemecahan masalah itu akan mereka butuhkah dalam kehidupan sehari disekolah maupun diluar sekolah.

Guru dan Siswa Wajib Literasi

Untuk menjadi sebuah negara yang maju dan berkembang sesuai peradaban, negara wajib memiliki masyarakat yang sumber daya manusia (SDM) yang maju, untuk mencapai terciptanya itu kunci utama yang wajib dilakukan sebuah kebijakan dan komitmen yang kuat, pemerintah harus meningkatkan minat baca dan menulis di pelajar dan masyarakat yang disebut literasi.

Literasi adalah kemampuan individu untuk mengolah dan memahami informasi serta pengetahuan untuk kecakapan hidup, yang tidak hanya mencakup kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga numerasi (berhitung), sains dan digital adalah kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara efektif dan bertanggung jawab. Ini mencakup pengetahuan dan keterampilan dalam mengakses, menilai, membuat, dan mengkomunikasikan informasi menggunakan media digital seperti internet dan perangkat komunikasi. Literasi digital juga mencakup kemampuan berpikir kritis, etika digital, dan keamanan dalam ruang siber.

Media Literasi Disekolah

Media berita sekolah, yang bermacam bentuk, baik itu berita online yang dibuat sekolah melalui website, email yang nantinya dijadikan media koran online, majalah dinding (mading) atau tabloid sekolah, berfungsi sebagai sarana merefleksikan gaya literasi siswa serta guru untuk komunikasi dan pembelajaran di lingkungan sekolah. Sedangkan Mading biasanya berisi informasi seputar sekolah dan karya siswa, sedangkan tabloid sekolah bisa lebih luas dengan format mirip koran. Keduanya bertujuan untuk melatih literasi, kreativitas, dan memberikan ruang bagi siswa untuk menyalurkan ide serta meningkatkan minat baca dan tulis.

Di samping media literasi, maka boleh juga dilakukan Kepala sekolah dan guru, syarat untuk dapat naik kelas siswa bukan mendapatkan nilai ujian mid semester dan ujian semester akhir hendaknya diiringi syarat tambahan yaitu setiap siswa harus mengirimkan dan implementasi literasi, baik karya tulis, media online, mading, dan tabloid mingguan. Sehingga siswa terpacu untuk menggemari membaca dan menulis, yang awalnya merasa berat lama-kelamaan akan menjadi terbiasa dan tertancaplah di hati dan pikiran siswa budaya literasi. Maka itu menjadi berita gembira buat pemerintah kalau pencapaian minat baca dan menulis di kalangan pelajar dan masyarakat meningkat tajam.

Penulis adalah Guru SMA Negeri 1 Hamparan Perak, Kabupaten Deliserdang.

Oleh: Faisal, S.Pd., M.Pd

Guru yang merupakan pendidik memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, hingga mengevaluasi peserta didik. Di samping itu guru secara moral memiliki tanggung jawab untuk mendidik dan membimbing siswa agar menjadi pribadi yang cerdas, berkarakter, berakhlak mulia yang menjadi tujuan akhir. Maka tidak salah guru ujung tombak serta memegang peranan penting dalam membentuk generasi bangsa untuk menjadi negara yang memilik masyarakat yang sumber daya manusia maju.

Maka hari ini, menjadi guru yang kreatif dan adaptif harus dilakukan oleh semua guru yang ada negeri ini, agar kegiatan pembelajaran bervariasi dan sesuai dengan karakter siswa masa kini mengikuti perkembangan zaman dan peradaban. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru diera serba digitalisasi dan serba canggih sehingga guru dipinta perlu melakukan metode dan cara mengajar yang efektif, efisien dan terus mengembangkan diri agar dapat memberikan pembelajaran yang berkualitas dan dapat mengembangkan diri dengan mengikuti pelatihan, menggali perkembangan setiap informasi terkait cara mendidik tanpa harus melukai fisik dan hati.

Inovasi dalam pembelajaran harus dilakukan dan guru harus meramu metode pembelajaran yang berbeda, menemukan resep terbaru cara mengajar yang menyesuaikan kemampuan data tangkap siswa, bakat dan minat siswa, karakter siswa, latar belakang kehidupan pribadi siswa dan yang tidak boleh ditanggalkan adalah menyesuaikan perkembangan zaman dan dapat menyesuaikan akan perkembangan teknologi yang terus semakin berkembang.

Mengadopsi model pembelajaran yang inovatif, seperti: kegiatan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) secara berkala antar sekolah dengan mendiskusikan dengan fokus tema tertentu dan pembahasan soal ujian atau pengajaran sebaya, yang tentu dapat membantu dalam menciptakan pengalaman pembelajaran yang berbeda.

Menjadi Guru Yang Adaptif

Pembelajaran: Pembelajaran adaptif yang menyesuaikan materi yang ingin disajikan tentu harus membuat siswa senang. Di samping itu, guru yang adaptif harus selalu memantau kemajuan siswa dan menyesuaikan pembelajaran sesuai kebutuhan mereka. Hal yang ini menjadi penting karena apabila guru dapat memahami kebutuhan siswa, tentu akan mudah menentukan pembelajaran yang sesuai untuk mereka.

Hadirnya teknologi menjadi vitamin juga ikut serta membantu dalam proses belajar dan mengajar, dan semua akan sepakat, semua bentuk teknologi dan kegunaannya tidak bisa kita hindari terutama bagi guru, seperti kecerdasan buatan (AI) digunakan untuk menciptakan interaksi yang depersonalisasi dengan dibalut hati, sebab teknologi kecerdasan buatan (AI) hanya unggul dalam analisis data dan logika, tetapi tidak memiliki pengalaman subjektif tentang emosi. (AI) dapat menstimulasikan empati berdasarkan pola data, namun tidak benar-benar merasakan sukacita, kesedihan, atau kasih sayang dan rasa kemanusiaan.

Menjadi Guru yang Kreatif

Dengan meningkatnya penggunaan dan perkembangan teknologi, guru perlu memanfaatkan hal tersebut dalam kegiatan belajar mengajar. Memanfaatkan teknologi adalah salah satu cara utama agar guru bisa menjadi lebih kreatif. Penggunaan perangkat lunak, aplikasi, dan sumber daya online dalam pembelajaran dapat membuat proses belajar lebih menarik dan interaktif.

Dengan memanfaatkan teknologi, guru dapat menggunakan platform pendidikan yang menyediakan video pembelajaran seperti Fit Akademi, ruang guru, platform pendidikan lainnya. Selain itu, guru juga dapat melakukan pengambilan nilai dengan menggunakan Google Formulir, Fit Akademi untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terkait materi pembelajaran yang sudah dipelajari. Hal ini memudahkan guru dalam pengambilan nilai karena data dapat terintegrasi dengan mudah.

Kemudian guru harus bisa menyiapkan ruang dan mendorong pemikiran kritis dan kreatif siswa. Guru harus menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, berani mengajukan pertanyaan serta pendapat, dan berkreasi sesuai dengan imajinasi dan kreativitas siswa. Hal ini dilakukan agar siswa tidak hanya pandai dengan kemampuan akademik namun juga kemampuan non akademik yang akan berguna dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan yang diajarkan bisa mencakup kemampuan berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan pemecahan masalah itu akan mereka butuhkah dalam kehidupan sehari disekolah maupun diluar sekolah.

Guru dan Siswa Wajib Literasi

Untuk menjadi sebuah negara yang maju dan berkembang sesuai peradaban, negara wajib memiliki masyarakat yang sumber daya manusia (SDM) yang maju, untuk mencapai terciptanya itu kunci utama yang wajib dilakukan sebuah kebijakan dan komitmen yang kuat, pemerintah harus meningkatkan minat baca dan menulis di pelajar dan masyarakat yang disebut literasi.

Literasi adalah kemampuan individu untuk mengolah dan memahami informasi serta pengetahuan untuk kecakapan hidup, yang tidak hanya mencakup kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga numerasi (berhitung), sains dan digital adalah kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara efektif dan bertanggung jawab. Ini mencakup pengetahuan dan keterampilan dalam mengakses, menilai, membuat, dan mengkomunikasikan informasi menggunakan media digital seperti internet dan perangkat komunikasi. Literasi digital juga mencakup kemampuan berpikir kritis, etika digital, dan keamanan dalam ruang siber.

Media Literasi Disekolah

Media berita sekolah, yang bermacam bentuk, baik itu berita online yang dibuat sekolah melalui website, email yang nantinya dijadikan media koran online, majalah dinding (mading) atau tabloid sekolah, berfungsi sebagai sarana merefleksikan gaya literasi siswa serta guru untuk komunikasi dan pembelajaran di lingkungan sekolah. Sedangkan Mading biasanya berisi informasi seputar sekolah dan karya siswa, sedangkan tabloid sekolah bisa lebih luas dengan format mirip koran. Keduanya bertujuan untuk melatih literasi, kreativitas, dan memberikan ruang bagi siswa untuk menyalurkan ide serta meningkatkan minat baca dan tulis.

Di samping media literasi, maka boleh juga dilakukan Kepala sekolah dan guru, syarat untuk dapat naik kelas siswa bukan mendapatkan nilai ujian mid semester dan ujian semester akhir hendaknya diiringi syarat tambahan yaitu setiap siswa harus mengirimkan dan implementasi literasi, baik karya tulis, media online, mading, dan tabloid mingguan. Sehingga siswa terpacu untuk menggemari membaca dan menulis, yang awalnya merasa berat lama-kelamaan akan menjadi terbiasa dan tertancaplah di hati dan pikiran siswa budaya literasi. Maka itu menjadi berita gembira buat pemerintah kalau pencapaian minat baca dan menulis di kalangan pelajar dan masyarakat meningkat tajam.

Penulis adalah Guru SMA Negeri 1 Hamparan Perak, Kabupaten Deliserdang.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru