30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Dahlan, Teruslah Menari

Oleh: Fakhrunnas MA Jabbar

Dahlan Iskan bagaikan seorang penari. Lenggang-lenggok “tarian” Menteri BUMN itu masih saja dinantikan rakyat. Dahlan benar-benar menjadi tokoh inspiratif bagi jutaan orang Indonesia di tengah gersangnya nilai-nilai keteladanan pemimpin di negeri ini.

Nama Dahlan Iskan tiba-tiba secara masif menjadi hapalan banyak orang. Decak kagum dan rasa miris pun bermuara padanya. Lebih-lebih lagi setelah lelaki yang pernah berganti hati itu melakukan gebrakan atau tindakan untuk sebuah perubahan.

Tak akan lekang dalam ingatan orang bagaimana Dahlan melakukan reformasi terhadap banyak perusahaan BUMN. Mulai dari penggantian jajaran direksi dan komisaris hingga menutup atau menggabungkan BUMN yang rugi.

Bahkan Dahlan tak takut melaporkan sejumlah direktur yang tidak melaporkan harta kekayaannya ke KPK. Gara-gara mengganti jajaran direksi ini, Dahlan tiba-tiba berhadapan dengan sejumlah anggota DPR yang akan menggunakan hak interpelasi.

Sekaitan kinerja Pertamina yang dinilai janggal karena tak kunjung mampu menyejahterakan rakyat melalui penyediaan BBM murah Dahlan yang sempat mengganti jajaran direksi, konon mendapat “teguran” dari Presiden SBY.

Akibatnya beredar isu bahwa Dahlan akan dipecat SBY karena dinilai lancang mengganti orang-orang kepercayaan SBY di tubuh perusahaan minyak itu.
Banyak sikap dan tindakan Dahlan yang disukai rakyat namun membuat gerah kalangan eksekutif dan legislatif. Sebutlah tabiat Dahlan yang rela berdesakan antri memasuki kereta api untuk merasakan dan mencari solusi atas carut-marut operasional angkutan massal itu.
Dahlan pernah melempar kursi piket jalan tol yang tak ada petugasnya di tengah lalu-lintas jalan tol yang macet.
Bahkan dia langsung membebaskan puluhan mobil tanpa perlu bayar tol atau ikut mengedarkan kartu tol dan langsung menyerahkan pada pengendara mobil agar tak berlama-lama antri.

Orang pun terkesima dengan cara kerja dan jalan pikiran Dahlan yang taktis dan strategis. Boleh jadi, pengalaman Dahlan dalam berkecimpung di dunia bisnis diawali membangun kerajaan bisnis Jawa Pos Group hingga bisnis lain menjadikannya begitu percaya diri dalam menetapkan solusi atas sebuah persoalan.

Langkah-langkah Dahlan begitu cepat tanpa harus menunggu birokrasi yang berbelit-belit.

Ingat saja ketika Dahlan menjadi Direktur Utama PLN. Dahlan gerah ketika mengetahui antrian panjang para calon pelanggan PLN. Padahal, secara bisnis sesuai hukum demand and supply, permintaan konsumen yang besar mestinya membuka peluang meraih keuntungan.
Lantas Dahlan menggagas Gerakan Satu Juta Sambungan Listrik di seluruh Indonesia setelah melakukan renovasi atas pembangkit tenaga listrik yang ada.
Bagaimana tak muncul decak-kagum rakyat atas solusi cepat yang ditunjukkan Dahlan. Rakyat sudah lama menantikan pemimpin yang cepat menyelesaikan masalah.

Bukannya pemimpin yang justru membuat masalah sehingga memusingkan nasib rakyat.
Di tengah gegap-gempita isu penolakan DPR atas pembangunan gedung KPK yang baru setelah empat tahun tak jelas nasibnya yang melahirkan Gerakan Koin untuk KPK, Dahlan termasuk salah seorang menteri yang mendukung gerakan itu.

Bahkan dia rela dipotong gaji untuk disumbangkan bagi keperluan pembangunan gedung itu. Sudah pasti, tak selamanya “tarian” Dahlan mendapat dukungan tetapi sering mendapat cibiran dari pihak-pihak yang terusik comfort zone-nya.

Lihat saja komentar sejumlah wakil rakyat yang sinis atas tindakan Dahlan. Belum lagi pernyataan Dahlan tentang 70 persen perusahaan BUMN mendapatkan proyek secara tidak jujur atau main kongkalikong.

Tentu saja, kesimpulan Dahlan berdasarkan survei sekilas itu membuat banyak pihak yang tersinggung. Tapi Dahlan sudah bertekad untuk meluruskan dan menata ulang semua BUMN agar memberikan keuntungan bagi rakyat dan negara.

Di tengah Indonesia yang sedang galau dengan banyak persoalan yang tak teratasi di hampir semua bidang lebih-lebih lagi penegakan hukum yang layu, pertarungan politik yang hancur-hancuran dan konflik sosial secara vertikal dan horizontal yang makin menjadi-jadi penampilan Dahlan benar-benar bagaikan sedang menari sendiri yang nyaris tanpa gendang.

Dahlan bagai tak peduli dengan suara dan bisikan kiri-kanan karena apa yang dilakukannya dengan niat untuk “membersihkan” perjalanan bangsa di jalur yang pas (on the right track).

Andai saja negeri ini punya sejumlah Dahlan yang lain, tentulah pencerahan atas bangsa bakal lebih cepat bergulir. Sayang Dahlan hanya sendiri. Sosok kepemimpinannya dipandang seluruh rakyat menyergam di antara semak-belukar.

Rakyat begitu rindu sosok pemimpin yang mampu memberikan teladan. Bukan bualan kosong dan wajah kemunafikan. Sudah terlalu lama negeri ini dipimpin oleh jajaran birokrasi yang nyaris tak memperlihatkan keteladanan bagi rakyat.

Sebutlah, ajakan hidup hemat berulang-ulang dilontarkan dalam banyak kesempatan. Bahkan Presiden SBY sudah berulang-ulang menerbitkan Pespres tentang himbauan hidup hemat dalam segala hal, ya listrik, BBM, air dan segalanya.

Ternyata himbauan hanya tinggal himbauan. Para pejabat dan jajaran birokrat tetap saja hidup berfoya-foya. Menghamburkan uang negara suka-suka setelah berkolaborasi dengan jajaran legislatif melalui penetapan anggaran yang penuh kecurangan.

Dahlan, bolehlah menjadi teladan untuk gerakan hemat itu tanpa basa-basi. Masih ingat kan ketika lelaki yang memakai sepatu kets dan lengan panjang digulung itu tanpa sungkan naik ojek, naik kereta api berdesakan dengan penumpang lain atau berjalan kaki ke kantor.
Betapa indahnya pemandangan itu saat dilakukan oleh seorang pejabat negara.

Pantaslah bila rakyat berharap pada Dahlan agar tampil memimpin negeri ini yang digadang-gadang sebagai negeri auto pilot. Lewat BBM, sudah beredar foto Dahlan yang disandingkan dengan Jusuf Kalla (JK). Tentu saja JK diharapkan dicalonkan jadi presiden dan Dahlan sebagai wakilnya.***

Penulis: Sastrawan, Mahasiswa Pascasarjana Komunikasi Politik UMJ/UMRI

Oleh: Fakhrunnas MA Jabbar

Dahlan Iskan bagaikan seorang penari. Lenggang-lenggok “tarian” Menteri BUMN itu masih saja dinantikan rakyat. Dahlan benar-benar menjadi tokoh inspiratif bagi jutaan orang Indonesia di tengah gersangnya nilai-nilai keteladanan pemimpin di negeri ini.

Nama Dahlan Iskan tiba-tiba secara masif menjadi hapalan banyak orang. Decak kagum dan rasa miris pun bermuara padanya. Lebih-lebih lagi setelah lelaki yang pernah berganti hati itu melakukan gebrakan atau tindakan untuk sebuah perubahan.

Tak akan lekang dalam ingatan orang bagaimana Dahlan melakukan reformasi terhadap banyak perusahaan BUMN. Mulai dari penggantian jajaran direksi dan komisaris hingga menutup atau menggabungkan BUMN yang rugi.

Bahkan Dahlan tak takut melaporkan sejumlah direktur yang tidak melaporkan harta kekayaannya ke KPK. Gara-gara mengganti jajaran direksi ini, Dahlan tiba-tiba berhadapan dengan sejumlah anggota DPR yang akan menggunakan hak interpelasi.

Sekaitan kinerja Pertamina yang dinilai janggal karena tak kunjung mampu menyejahterakan rakyat melalui penyediaan BBM murah Dahlan yang sempat mengganti jajaran direksi, konon mendapat “teguran” dari Presiden SBY.

Akibatnya beredar isu bahwa Dahlan akan dipecat SBY karena dinilai lancang mengganti orang-orang kepercayaan SBY di tubuh perusahaan minyak itu.
Banyak sikap dan tindakan Dahlan yang disukai rakyat namun membuat gerah kalangan eksekutif dan legislatif. Sebutlah tabiat Dahlan yang rela berdesakan antri memasuki kereta api untuk merasakan dan mencari solusi atas carut-marut operasional angkutan massal itu.
Dahlan pernah melempar kursi piket jalan tol yang tak ada petugasnya di tengah lalu-lintas jalan tol yang macet.
Bahkan dia langsung membebaskan puluhan mobil tanpa perlu bayar tol atau ikut mengedarkan kartu tol dan langsung menyerahkan pada pengendara mobil agar tak berlama-lama antri.

Orang pun terkesima dengan cara kerja dan jalan pikiran Dahlan yang taktis dan strategis. Boleh jadi, pengalaman Dahlan dalam berkecimpung di dunia bisnis diawali membangun kerajaan bisnis Jawa Pos Group hingga bisnis lain menjadikannya begitu percaya diri dalam menetapkan solusi atas sebuah persoalan.

Langkah-langkah Dahlan begitu cepat tanpa harus menunggu birokrasi yang berbelit-belit.

Ingat saja ketika Dahlan menjadi Direktur Utama PLN. Dahlan gerah ketika mengetahui antrian panjang para calon pelanggan PLN. Padahal, secara bisnis sesuai hukum demand and supply, permintaan konsumen yang besar mestinya membuka peluang meraih keuntungan.
Lantas Dahlan menggagas Gerakan Satu Juta Sambungan Listrik di seluruh Indonesia setelah melakukan renovasi atas pembangkit tenaga listrik yang ada.
Bagaimana tak muncul decak-kagum rakyat atas solusi cepat yang ditunjukkan Dahlan. Rakyat sudah lama menantikan pemimpin yang cepat menyelesaikan masalah.

Bukannya pemimpin yang justru membuat masalah sehingga memusingkan nasib rakyat.
Di tengah gegap-gempita isu penolakan DPR atas pembangunan gedung KPK yang baru setelah empat tahun tak jelas nasibnya yang melahirkan Gerakan Koin untuk KPK, Dahlan termasuk salah seorang menteri yang mendukung gerakan itu.

Bahkan dia rela dipotong gaji untuk disumbangkan bagi keperluan pembangunan gedung itu. Sudah pasti, tak selamanya “tarian” Dahlan mendapat dukungan tetapi sering mendapat cibiran dari pihak-pihak yang terusik comfort zone-nya.

Lihat saja komentar sejumlah wakil rakyat yang sinis atas tindakan Dahlan. Belum lagi pernyataan Dahlan tentang 70 persen perusahaan BUMN mendapatkan proyek secara tidak jujur atau main kongkalikong.

Tentu saja, kesimpulan Dahlan berdasarkan survei sekilas itu membuat banyak pihak yang tersinggung. Tapi Dahlan sudah bertekad untuk meluruskan dan menata ulang semua BUMN agar memberikan keuntungan bagi rakyat dan negara.

Di tengah Indonesia yang sedang galau dengan banyak persoalan yang tak teratasi di hampir semua bidang lebih-lebih lagi penegakan hukum yang layu, pertarungan politik yang hancur-hancuran dan konflik sosial secara vertikal dan horizontal yang makin menjadi-jadi penampilan Dahlan benar-benar bagaikan sedang menari sendiri yang nyaris tanpa gendang.

Dahlan bagai tak peduli dengan suara dan bisikan kiri-kanan karena apa yang dilakukannya dengan niat untuk “membersihkan” perjalanan bangsa di jalur yang pas (on the right track).

Andai saja negeri ini punya sejumlah Dahlan yang lain, tentulah pencerahan atas bangsa bakal lebih cepat bergulir. Sayang Dahlan hanya sendiri. Sosok kepemimpinannya dipandang seluruh rakyat menyergam di antara semak-belukar.

Rakyat begitu rindu sosok pemimpin yang mampu memberikan teladan. Bukan bualan kosong dan wajah kemunafikan. Sudah terlalu lama negeri ini dipimpin oleh jajaran birokrasi yang nyaris tak memperlihatkan keteladanan bagi rakyat.

Sebutlah, ajakan hidup hemat berulang-ulang dilontarkan dalam banyak kesempatan. Bahkan Presiden SBY sudah berulang-ulang menerbitkan Pespres tentang himbauan hidup hemat dalam segala hal, ya listrik, BBM, air dan segalanya.

Ternyata himbauan hanya tinggal himbauan. Para pejabat dan jajaran birokrat tetap saja hidup berfoya-foya. Menghamburkan uang negara suka-suka setelah berkolaborasi dengan jajaran legislatif melalui penetapan anggaran yang penuh kecurangan.

Dahlan, bolehlah menjadi teladan untuk gerakan hemat itu tanpa basa-basi. Masih ingat kan ketika lelaki yang memakai sepatu kets dan lengan panjang digulung itu tanpa sungkan naik ojek, naik kereta api berdesakan dengan penumpang lain atau berjalan kaki ke kantor.
Betapa indahnya pemandangan itu saat dilakukan oleh seorang pejabat negara.

Pantaslah bila rakyat berharap pada Dahlan agar tampil memimpin negeri ini yang digadang-gadang sebagai negeri auto pilot. Lewat BBM, sudah beredar foto Dahlan yang disandingkan dengan Jusuf Kalla (JK). Tentu saja JK diharapkan dicalonkan jadi presiden dan Dahlan sebagai wakilnya.***

Penulis: Sastrawan, Mahasiswa Pascasarjana Komunikasi Politik UMJ/UMRI

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/