25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Sembilan Peran Penting dalam Komunitas

MARKETING SERIES (38)

Agar komunitas bisa jadi milik seluruh anggota, bagaimana caranya? Seluruh anggota dalam sebuah komunitas adalah sama pentingnya. Karena itu, beri mereka peran sebagai bentuk keterlibatan.

Bila diperinci, kira-kira ada sembilan peran penting yang bisa dikelola dalam sebuah komunitas.

Pertama, pilih siapa mau jadi mentor. Hampir selalu ada orang yang memang bisa atau merasa bisa mengajarkan sesuatu kepada orang lain sebagai bentuk pemuasan dan aktualisasi diri seseorang. Dalam sebuah komunitas Trip Advisor, misalnya, mereka membuat 10 tempat paling menarik di Bali. Tak ada jaminan bahwa advise mereka itu benar. Tapi, paling tidak menurut mereka dan berdasar pengalaman, itulah top ten destinasi di Bali versi merekan
Kedua, learner. Kebalikan dari fungsi mentor, jangan paksakan orang ikut menggurui. Tapi, berilah kesempatan menjadi pembelajar juga. Saya, misalnya, juga anggota komunitas Trip Advisor. Tapi, saya nyaris tak pernah beropini. Hanya sekali tentang W Koh Samui dan Niksoma Bali.

Selebihnya, saya adalah pembelajar. Setiap kali mau ke suatu tempat, saya memang tidak hanya mau membaca web resmi yang pasti bagus-bagus isinya. Tapi, yang lebih penting, review dari orang terhadap suatu tempat, hotel, maupun resor tertentu. Dengan demikian, saya sudah knowledgeable tentang suatu tempat, jauh sebelum menjatuhkan pilihan.

Ketiga, jadi back-up. Menjadi seorang safety net untuk orang lain dengan cara mencoba suatu produk baru. Memang, ada orang yang selalu mencoba tempat wisata baru yang jarang dikunjungi orang. Biaya mahal dan sulit lokasi bukanlah soal, karena dia memang seorang adventurer.

Keempat, mitra. Tugasnya, antara lain, melakukan encourage, share, dan memotivasi. Nah, kalau ini, jelas diminta jadi endorser sebuah brand untuk menetralisasi komentar negatif yang tidak bisa dihindari. Di dunia maya yang tidak terkontrol ini, sebuah brand harus mengangkat beberapa orang kredibel untuk jadi mitra yang siap pasang badan.

Kelima, story teller. Sebuah karakter memang baru bisa ketahuan dalam sebuah cerita. Karakter itu merupakan sesuatu yang konsisten dalam jangka panjang. Karena itu, brand membutuhkan beberapa anggota komunitas sebagai pencerita. Memang, tidak semua anggota bisa menjadi pencerita. Tapi, berilah kesempatan kepada mereka yang bisa.

Keenam, historian. Tugasnya adalah melestarikan kesan-kesan yang terjadi dalam suatu komunitas. Orang-orang seperti itu rajin melakukan filing dan lantas mengodifikasikan kembali ritual-ritual yang sudah terjadi.

Ketujuh, menjadi hero sesungguhnya. Siapa yang mau jadi role model bagi komunitasnya? Dia memang harus benar-benar hard core. Supaya bisa menjadi contoh panutan untuk anggota lainnya.

Kedelapan, celebrity. Pelatih sepak bola seperti Mourinho selalu jadi selebriti bagi komunitas klubnya. Meski, konon, dia sendiri tidak jagoan dalam menggiring bola di lapangan hijau. Tapi, Ronaldo dan Messi adalah the real celebrity bagi komunitas masing-masing.

Kesembilan, pengambil keputusan. Inilah orang yang menentukan satu di antara berbagai pilihan dalam struktur dan fungsi di suatu komunitas. Komunitas Slank yang bernama Slankers juga memfungsikan peran itu.

Besok saya ulas lagi sembilan peran yang tersisa dari Susan Fouenier dan Lara Lee dari Harvard Business Review.
Bagaimana pendapat Anda” (*)

MARKETING SERIES (38)

Agar komunitas bisa jadi milik seluruh anggota, bagaimana caranya? Seluruh anggota dalam sebuah komunitas adalah sama pentingnya. Karena itu, beri mereka peran sebagai bentuk keterlibatan.

Bila diperinci, kira-kira ada sembilan peran penting yang bisa dikelola dalam sebuah komunitas.

Pertama, pilih siapa mau jadi mentor. Hampir selalu ada orang yang memang bisa atau merasa bisa mengajarkan sesuatu kepada orang lain sebagai bentuk pemuasan dan aktualisasi diri seseorang. Dalam sebuah komunitas Trip Advisor, misalnya, mereka membuat 10 tempat paling menarik di Bali. Tak ada jaminan bahwa advise mereka itu benar. Tapi, paling tidak menurut mereka dan berdasar pengalaman, itulah top ten destinasi di Bali versi merekan
Kedua, learner. Kebalikan dari fungsi mentor, jangan paksakan orang ikut menggurui. Tapi, berilah kesempatan menjadi pembelajar juga. Saya, misalnya, juga anggota komunitas Trip Advisor. Tapi, saya nyaris tak pernah beropini. Hanya sekali tentang W Koh Samui dan Niksoma Bali.

Selebihnya, saya adalah pembelajar. Setiap kali mau ke suatu tempat, saya memang tidak hanya mau membaca web resmi yang pasti bagus-bagus isinya. Tapi, yang lebih penting, review dari orang terhadap suatu tempat, hotel, maupun resor tertentu. Dengan demikian, saya sudah knowledgeable tentang suatu tempat, jauh sebelum menjatuhkan pilihan.

Ketiga, jadi back-up. Menjadi seorang safety net untuk orang lain dengan cara mencoba suatu produk baru. Memang, ada orang yang selalu mencoba tempat wisata baru yang jarang dikunjungi orang. Biaya mahal dan sulit lokasi bukanlah soal, karena dia memang seorang adventurer.

Keempat, mitra. Tugasnya, antara lain, melakukan encourage, share, dan memotivasi. Nah, kalau ini, jelas diminta jadi endorser sebuah brand untuk menetralisasi komentar negatif yang tidak bisa dihindari. Di dunia maya yang tidak terkontrol ini, sebuah brand harus mengangkat beberapa orang kredibel untuk jadi mitra yang siap pasang badan.

Kelima, story teller. Sebuah karakter memang baru bisa ketahuan dalam sebuah cerita. Karakter itu merupakan sesuatu yang konsisten dalam jangka panjang. Karena itu, brand membutuhkan beberapa anggota komunitas sebagai pencerita. Memang, tidak semua anggota bisa menjadi pencerita. Tapi, berilah kesempatan kepada mereka yang bisa.

Keenam, historian. Tugasnya adalah melestarikan kesan-kesan yang terjadi dalam suatu komunitas. Orang-orang seperti itu rajin melakukan filing dan lantas mengodifikasikan kembali ritual-ritual yang sudah terjadi.

Ketujuh, menjadi hero sesungguhnya. Siapa yang mau jadi role model bagi komunitasnya? Dia memang harus benar-benar hard core. Supaya bisa menjadi contoh panutan untuk anggota lainnya.

Kedelapan, celebrity. Pelatih sepak bola seperti Mourinho selalu jadi selebriti bagi komunitas klubnya. Meski, konon, dia sendiri tidak jagoan dalam menggiring bola di lapangan hijau. Tapi, Ronaldo dan Messi adalah the real celebrity bagi komunitas masing-masing.

Kesembilan, pengambil keputusan. Inilah orang yang menentukan satu di antara berbagai pilihan dalam struktur dan fungsi di suatu komunitas. Komunitas Slank yang bernama Slankers juga memfungsikan peran itu.

Besok saya ulas lagi sembilan peran yang tersisa dari Susan Fouenier dan Lara Lee dari Harvard Business Review.
Bagaimana pendapat Anda” (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/