27 C
Medan
Sunday, December 21, 2025
Home Blog Page 107

PLN Siap Bersinergi Wujudkan Listrik Merata di Sumatera Utara

General Manager PLN UID Sumatera Utara, Ahmad Syauki (kanan) saat berbincang dengan Gubernur Sumatera Utara, M. Bobby Afif Nasution (kiri)
General Manager PLN UID Sumatera Utara, Ahmad Syauki (kanan) saat berbincang dengan Gubernur Sumatera Utara, M. Bobby Afif Nasution (kiri)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Utara terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembangunan daerah melalui keandalan pasokan listrik dan percepatan rasio elektrifikasi. Hal ini ditegaskan saat jajaran PLN UID Sumut melakukan audiensi dengan Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, di Rumah Dinas Gubernur, Kamis (21/8/2025).

General Manager PLN UID Sumatera Utara, Ahmad Syauki, menyampaikan bahwa PLN berkomitmen menghadirkan listrik andal, merata, dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat Sumut.

Hingga saat ini PLN UID Sumut telah melayani lebih dari 4,5 juta pelanggan, dengan persetase layanan terbesar yakni untuk kebutuhan rumah tangga. Saat ini masih terdapat beberapa desa yang belum teraliri listrik akibat kendala geografis dan infrastruktur.

“Kami menargetkan pada tahun 2027, rasio elektrifikasi di Sumatera Utara akan mencapai 100 persen. Untuk memperkuat sistem, pada Desember 2025 PLN juga akan menambah pasokan 500 megawatt dari PLTA Batangtoru. Dengan langkah ini, kebutuhan listrik masyarakat maupun industri di Sumatera Utara akan lebih optimal,” ujar Syauki.

Lebih lanjut, Syauki menekankan bahwa PLN juga fokus mendukung pertumbuhan sektor industri. Kebutuhan listrik di kawasan strategis seperti Kawasan Industri Medan (KIM), Kawasan Industri Medan Star Tanjung Morawa, serta Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei menjadi prioritas utama.

Keandalan listrik di kawasan tersebut diharapkan mampu menarik lebih banyak investor untuk berinvestasi di Sumatera Utara.

Syauki juga menegaskan, PLN terus meningkatkan performa melalui penyediaan jaringan, layanan PLN Mobile dan pemeliharaan peralatan.

“Kami terus melakukan peningkatan layanan agar pasokan listrik semakin andal. PLN siap bersinergi dengan Pemerintah Provinsi dalam mendukung program pembangunan, termasuk digitalisasi layanan publik Cerdas yang dicanangkan Gubernur Sumatera Utara,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution menyampaikan harapan agar PLN dapat menjaga keandalan pasokan listrik dan mempercepat pemerataan kelistrikan hingga ke pelosok daerah.

“Masyarakat Sumut pelanggan setia PLN. Mereka tidak meminta hal yang berlebihan, hanya berharap listrik jangan padam. Karena itu kami mendorong PLN terus meningkatkan layanan,” ujarnya.

Bobby juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam meningkatkan investasi sektor energi. Dengan potensi nilai investasi mencapai Rp28 triliun, energi diyakini mampu memberikan kontribusi besar terhadap target investasi daerah.

Ahmad Syauki menyampaikan apresiasinya atas perhatian dan dukungan Gubernur Sumatera Utara terhadap sektor kelistrikan.

“Kami sangat mengapresiasi arahan Bapak Gubernur yang memberi semangat bagi PLN untuk terus berbenah. PLN UID Sumut siap memperkuat sinergi bersama Pemerintah Provinsi, sehingga listrik tidak hanya menjadi penerang tetapi juga penggerak investasi, industri, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat di Sumatera Utara,” tegas Syauki. (ila)

Oknum Jaksa Dituding Intervensi Pengadaan Proyek

UNJUK RASA: Sekitar 20-an mahasiswa dan masyarakat melakukan aksi unjuk rasa ke Kejaksaan Negeri Pematangsiantar, Kamis (21/8).(Istimewa)
UNJUK RASA: Sekitar 20-an mahasiswa dan masyarakat melakukan aksi unjuk rasa ke Kejaksaan Negeri Pematangsiantar, Kamis (21/8).(Istimewa)

PEMATANGSIANTAR, SUMUTPOS.CO – Sekitar 20-an mahasiswa dan masyarakat melakukan aksi unjuk rasa ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Pematangsiantar, Kamis (21/8). Unjuk rasa yang digelar di Halaman Kejari Pematangaiantar itu, mendapat pengawalan dari kepolisian.

Adapun tuntutan mereka, terkait dugaan adanya oknum jaksa ataupun pejabat di Kejari Pematangsiantar, inisial HPS, yang melakukan intervensi kepada pejabat di satu dinas Pemko Pematangsiantar, dalam hal pengadaan tender proyek.

Seorang orator, Bill Fatah Nasution, dalam orasinya menyampaikan, pada awal Agustus 2025 lalu, seorang oknum jaksa tersebut, menemui pejabat di satu dinas, agar mengarahkan satu perusahaan sebagai pemenang tender proyek.

“Jadi kami meminta agar oknum jaksa itu diperiksa dan diproses. Itu sesuai dengan janji Jaksa Agung untuk menindak jaksa yang nakal,” ungkap Fatah.

Fatah juga meminta, agar pelaksanaan proyek di Pemko Pematangsiantar berjalan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, tanpa ada intervensi atau titipan dari pihak lain.

Sementara itu, Kasi Datun Kejari Pematangsiantar, Richard Sembiring, yang menerima tuntutan massa tersebut, mengatakan, pihaknya tidak ada melakukan intervensi pekerjaan di Pemko Pematangsiantar.

“Jika kawan-kawan sudah melaporkan ke bidang pengawas, maka kita tunggulah hasilnya. Kalau soal oknum jaksa yang bersangkutan, sedang berada di Medan, tugas luar,” bebernya.

Setelah mendengar jawaban dari pihak Kejari Pematangsiantar, massa kemudian membubarkan diri dan berjanji akan terus mengawal tuntutan mereka. (mag-7/saz)

Apresiasi Pengungkapan Polda Sumut di Perairan Langkat, Ondim: Kami Ingin Langkat Terbebas dari Narkoba

KETERANGAN: Bupati Langkat Syah Afandin, saat menyampaikan keterangan dalam kesempatan konferensi pers Polda Sumut di Stabat, Langkat.(Teddy Akbari/Sumut Pos)
KETERANGAN: Bupati Langkat Syah Afandin, saat menyampaikan keterangan dalam kesempatan konferensi pers Polda Sumut di Stabat, Langkat.(Teddy Akbari/Sumut Pos)

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Bupati Langkat Syah Afandin, turut hadir dalam konferensi pers yang dilakukan Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Sumut di Stabat, Rabu (20/8) lalu. Orang nomor satu di Pemkab Langkat itu, pun mengapresiasi kinerja jajaran Polda Sumut dalam pengungkapan 190 kilogram narkoba jenis sabu-sabu di perairan Pangkalansusu.

Ondim, sapaan karib Syah Afandin, juga menegaskan, pemerintah daerah akan terus mendukung langkah aparat penegak hukum (APH) dalam memberantas narkoba.
“Narkoba adalah musuh bersama. Pemerintah daerah, APH, dan seluruh elemen masyarakat, harus bergandeng tangan memutus rantai peredaran barang haram ini,” tegas Ondim.

“Kami ingin Langkat terbebas dari narkoba. Agar generasi kita dapat tumbuh sehat dan produktif,” imbuhnya.
Dia juga yakin, aparat kepolisian masih akan terus melakukan pengembangan dalam proses penyidikannya.

“Kita sudah berhasil menangkap barang bukti narkoba dengan sekian banyak jumlahnya. Tapi kami menyakini, ini tidak berhenti sampai di sini,” harapnya.

“Pasti ada kontribusi-kontribusi dari pengedar narkoba yang lain. Ini adalah dosa terbesar kita, kalau seandainya ini masih berlangsung. Ini adalah penghancur generasi muda yang nyata,” tegas Ondim lagi.

Dukungan Pemkab Langkat, menurut Ondim, juga dalam upaya memperbaiki generasi penerus bangsa agar tidak terpapar bahaya narkoba. Terlebih, pemberantasan narkoba merupakan perintah langsung Presiden Republik Indonesia, Pranowo Subianto, melalui Program Asta Cita.

“Jangan segan-segan pak, kami siap diberdayakan bersama-sama dalam rangka pemberantasan narkoba,” ujarnya.

Dalam konferensi pers Polda Sumut, sebanyak 429 kasus narkoba diungkap di wilayah Kota Binjai dan Kabupaten Langkat dengan 534 tersangka, pada rentang 1 Januari sampai 19 Agustus 2025.

Sedangkan barang bukti yang disita, 206 kilogram sabu-sabu, 70 ribu butir pil ekstasi, sembilan ribu lebih butir pil happy five (H5), kokain 170 gram, dan ganja. Juga seratusan botol minuman keras yang diamankan dari tempat hiburan malam (THM) karena diduga tidak mengantongi izin edar.

Atas pengungkapan itu, Polda Sumut menyelematkan 1.533.464 jiwa, dengan nilai barang bukti sebesar Rp298.361.400.000. (ted/saz)

Koperasi Merah Putih di Dairi Baru Enam yang Miliki Kantor

Kepala Dinas Perindagkop Dairi, Iwan Taruna Berutu.(Rudy Sitanggang/Sumut Pos)
Kepala Dinas Perindagkop Dairi, Iwan Taruna Berutu.(Rudy Sitanggang/Sumut Pos)

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Saat ini, Koperasi Merah Putih di 169 desa dan kelurahan di Kabupaten Dairi, dengan dalam tahap penyusunan rencana bisnis.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop) Kabupaten Dairi, Iwan Taruna Berutu mengatakan, selain tahap penyusunan rencana bisnis, juga sedang melengkapi administasi dan kantor.

“Sampai saat ini, Koperasi Merah Putih yang sudah memiliki kantor baru ada di enam desa dan kelurahan. Keenamnya yakni Kelurahan Sidiangkat, Panji Dabutar, Pegagan Julu 1, Desa Sitinjo 2, Belang Malum, dan Dolok Tolong,” ungkap Iwan.
Sebagai persiapan, lanjut Iwan, pengurus Koperasi telah menyiapkan pola dan rencana bisnis.

“Dalam penyiapan pola dan rencana bisnis, mereka ada yang datang sendiri ke kantor, dan ada juga yang mengundang kami (Dinas Perindagkop),” tuturnya.

Menurutnya, di awal ini, bisnis yang akan dijalankan Koperasi Merah Putih, yakni terkait penyediaan bahan pangan, seperti beras dan minyak goreng.
“Lalu, ada juga beberapa (pengurus Koperasi) secara mandiri merencanakan pembelian traktor untuk disewa-sewakan,” kata Iwan.

Terkait modal Koperasi, Iwan menuturkan, ada pinjaman dari Bank Himbara di Kabupaten Dairi, seperti BNI, Mandiri, dan BRI. Adapun plafon pinjaman sesuai kebutuhan atau maksimal sebesar Rp3 miliar, dengan jangka waktu enam tahun, dengan bunga pinjaman sebesar enam persen per tahun.

Menurutnya, pinjaman diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 49 Tahun 2025, tentang Tata Cara Pinjaman dalam rangka Pendanaan Koperasi Desa/Kelurahan Koperasi Merah Putih.

“Sebagai percontohan, kami buat satu desa satu kecamatan. Diharapkan, Oktober nanti sudah beroperasi, agar jadi contoh bagi Koperasi yang lain. Hal lain juga sudah kami lakukan untuk mendorong Koperasi Merah Putih ini bisa mulai beroperasi. Koperasi Merah Putih juga sudah kami hubungkan dengan Bulog dan SRC (Sampoerna Retail Community) yang merupakan asosiasi pedagang kelontong Kabupaten Dairi, supaya mempermudah kerja sama,” pungkas Iwan. (rud/saz)

1,65 Juta Warga Sumut Pengguna Narkoba, Menkopolkam Apresiasi Polda Sumut Berantas Narkoba

RAKOR: Asisten Pemerintahan Setdaprov Sumut, Basarin Yunus Tanjung menghadiri Rapat Koordinasi Pemberantasan dan Pencegahan Narkoba serta Penanganan Aksi Premanisme di Ruang Rapat lantai 2 Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro No. 30, Medan, Kamis (21/8).(ISTIMEWA)
RAKOR: Asisten Pemerintahan Setdaprov Sumut, Basarin Yunus Tanjung menghadiri Rapat Koordinasi Pemberantasan dan Pencegahan Narkoba serta Penanganan Aksi Premanisme di Ruang Rapat lantai 2 Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro No. 30, Medan, Kamis (21/8).(ISTIMEWA)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), angka pengguna narkoba di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mencapai 10,49 persen atau setara 1,65 juta jiwa dari total 15,7 juta penduduk. Merujuk data tersebut, penanganan Narkoba di Sumut perlu disikapi secara serius.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Politik dan Keamanan (Polkam), Budi Gunawan melalui Staf Ahli Bidang Ideologi Konstitusi Irjen Pol Desman Sujaya Tarigan usai Rapat Koordinasi Pemberantasan Narkoba dan Penanganan Premanisme yang digelar Kemenkopolkam bersama Badan Intelijen Negara (BIN), Kejaksaan Tinggi Sumut (Kejatisu), Kepolisian, TNI, BNN, dan Pemprov Sumut di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumut, Kamis (21/8). “Berdasarkan data BNN, 10,49 persen penduduk Sumut terdampak narkoba. Ini angka yang sangat rawan sehingga perlu penanganan serius,” kata Desman.

Dalam kesempatan itu, Menkopolkam memberikan apresiasi terhadap kinerja Polda Sumut bersama Kodam I/BB yang dinilai berhasil mengambil langkah strategis dalam penanggulangan narkoba. “Bapak Menko Polkam mengapresiasi Polda Sumut, Kodam, dan seluruh stakeholder atas upaya nyata dalam pemberantasan narkoba, termasuk penertiban tempat hiburan malam yang sering disalahgunakan sebagai lokasi peredaran narkotika,” tegasnya.

Ia menjelaskan, Polda Sumut bersama aparat terkait diketahui telah melakukan penindakan terhadap sejumlah tempat hiburan malam di Medan dan sekitarnya, seperti Marcopolo, Blue Star, CDI, dan Lawpota, yang kerap dijadikan lokasi penyalahgunaan narkoba. Langkah tersebut, lanjutnya, sejalan dengan program asta cita poin ke-7 yang menekankan pemberantasan narkoba sebagai prioritas nasional. Pemerintah tidak akan memberi ruang kompromi terhadap peredaran narkoba, termasuk jika melibatkan aparat maupun pejabat negara. “Presiden dan Menkopolkam sudah menegaskan, oknum aparat yang terlibat akan ditindak tegas tanpa pandang bulu,” katanya.

Dalam rapat tersebut, juga dibahas sejumlah langkah strategis penanggulangan, di antaranya pencegahan dini melalui pendidikan, penyuluhan, dan penguatan nilai agama serta spiritual. Rehabilitasi korban narkoba dengan memperbanyak fasilitas dan melibatkan pihak swasta serta lembaga sosial.

Kemudian, penguatan keluarga lewat kampanye ‘Indonesia Kuat Dimulai dari Rumah’ untuk mencegah perceraian dan meningkatkan pengawasan terhadap anak. Dan pengawasan THM berizin agar tidak dijadikan sarana peredaran narkoba.

Pemprov Sumut Komit Berantas Narkoba dan Premanisme

Sementara, Asisten Pemerintah Setdaprov Sumut Basarin Yunus Tanjung yang hadir dalam Rakor tersebut mengungkapkan, Pemprov Sumut berkomitmen memberantas Narkoba dan premanisme di wilayah Provinsi Sumut. Komitmen ini ditandai dengan memperkuat kolaborasi dengan Kemenko Polkam, BNN, Kepolisian, TNI, Kejaksaan, dan lembaga vertikal lainnya.

Basarin menyebutkan, sesuai arahan Gubernur Sumut Bobby Nasution telah dilaksanakan sejumlah langkah-langkah dalam upaya pemberantasan Narkoba dan premanisme. Antara lain, pembentukan tim pencegahan berantas narkoba yang sekretariatnya berada di Kesbangpol Sumut.

Kemudian, katanya, ada lebih dari 4.500 relawan anti-narkoba yang telah tersebar di 19 kabupaten/kota. Pemprov Sumut juga menggandeng tenaga pendidik di seluruh daerah untuk memberikan edukasi tentang bahaya Narkoba kepada pelajar, baik secara langsung maupun melalui platform digital.

“Secara rutin juga melakukan upaya-upaya pencegahan termasuk salah satunya adalah tes urine. Terhadap kasus yang sudah ditemukan sudah dilakukan rehab. Kita juga meningkatkan Desa Bersinar,” katanya.

Terkait fasilitas, lanjut Basarin, Pemprov Sumut akan memberdayakan Rumah Sakit Lau Simomo, yang selama ini dikhususkan bagi penderita kusta. Rumah sakit ini rencananya sebagai salah satu tempat rehab bagi mereka yang ketergantungan obat/narkotika. Kemudian ada juga Rumah Sakit Jiwa, di sini akan dibuka klinik penanganan untuk yang ketergantungan narkotika. (dwi/san)

Kado HUT ke-80 Kemerdekaan RI, 95 Keluarga di Sumut Kini Miliki Akses Listrik Sendiri

General Manager PLN UID Sumatera Utara, Ahmad Syauki saat melakukan penyalaan listrik yang disaksikan langsung oleh bapak Ade Irwan Nasution penerima bantuan program LUTD (20/8).
General Manager PLN UID Sumatera Utara, Ahmad Syauki saat melakukan penyalaan listrik yang disaksikan langsung oleh bapak Ade Irwan Nasution penerima bantuan program LUTD (20/8).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Utara menghadirkan kado istimewa berupa sambungan listrik gratis bagi 95 keluarga prasejahtera melalui program Light Up The Dream (LUTD): Terangi Negeri, Wujudkan Indonesia Bersatu Berdaulat Rakyat Sejahtera Indonesia Maju.

Kegiatan ini merupakan bagian dari penyalaan serentak yang dilaksanakan di 38 provinsi di seluruh Indonesia pada Rabu (20/8/2025).

Secara nasional, PLN memberikan bantuan sambungan listrik gratis kepada 2.821 keluarga prasejahtera, menjadikan total penerima manfaat program LUTD sejak 2020 mencapai lebih dari 37 ribu pelanggan di seluruh Indonesia.

Program LUTD sendiri merupakan inisiasi dan donasi sukarela dari insan PLN, sebagai bentuk kepedulian dalam memberikan akses listrik bagi masyarakat kurang mampu yang tinggal di wilayah berlistrik, namun belum sanggup melakukan sambungan sendiri.

General Manager PLN UID Sumatera Utara Ahmad Syauki, menyampaikan bahwa program ini tidak hanya menyalakan listrik, tetapi juga membuka peluang baru bagi kehidupan masyarakat.

“Kami sangat bersyukur dapat menghadirkan listrik bagi 95 keluarga di Sumatera Utara. Bagi kami, listrik bukan sekadar penerangan, melainkan pintu menuju kehidupan yang lebih baik. Dengan adanya listrik, anak-anak bisa belajar dengan nyaman, keluarga dapat lebih produktif, dan perekonomian rumah tangga pun dapat meningkat. Terima kasih kepada seluruh insan PLN yang telah bergotong royong untuk mewujudkan program ini,” ujar Syauki.

Salah satu penerima manfaat, Ade Irwan Nasution, warga Kecamatan Medan Johor, tak kuasa menahan haru setelah rumahnya resmi menikmati listrik sendiri.

“Sebelum ada bantuan ini, rumah saya belum memiliki listrik sendiri sehingga harus menyambung dari rumah orangtua dan membayar setiap bulan. Kehidupan kami pas-pasan, saya bekerja seadanya sementara istri ikut berjualan bersama adiknya. Dengan adanya bantuan dari PLN ini, saya sangat bersyukur karena akhirnya rumah kami bisa menikmati listrik sendiri,” ucap Ade.

Pada momentum HUT ke-80 Kemerdekaan RI, PLN UID Sumatera Utara menyalakan listrik untuk 95 keluarga dengan total daya tersambung 79.800 VA, tersebar di 10 UP3:

Adapun rianciannya:
1. UP3 Nias: 5 pelanggan – 4.500 VA

2. UP3 Lubukpakam: 7 pelanggan – 6.300 VA

3. UP3 Binjai: 20 pelanggan – 18.000 VA

4. UP3 Medan: 6 pelanggan – 3.150 VA

5. UP3 Pematangsiantar: 12 pelanggan – 10.350 VA

6. UP3 Bukit Barisan: 5 pelanggan – 4.500 VA

7. UP3 Medan Utara: 5 pelanggan – 4.500 VA

8. UP3 Padang Sidempuan: 22 pelanggan – 16.650 VA

9. UP3 Sibolga: 7 pelanggan – 6.300 VA

10. UP3 Rantau Prapat: 6 pelanggan – 5.400 VA

Melalui Light Up The Dream, PLN tak hanya menghadirkan sambungan listrik gratis, tetapi juga menyalakan harapan baru bagi masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

PLN memastikan program ini akan terus berlanjut agar semakin banyak keluarga prasejahtera di Sumatera Utara dan seluruh Indonesia dapat merasakan manfaat kehadiran listrik sebagai bagian dari misi besar PLN mewujudkan keadilan energi untuk semua. (ila)

Hanya Bermodalkan Papan Nama 2.000 LKS Fiktif

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah bakal melototi satu persatu Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) terkait izin dan akreditasinya. Pasalnya, ada ribuan lembaga fiktif yang berdiri di Indonesia.

Hal ini yang menjadi pembahasan dalam rapat yang digelar antara Menteri Koordinator (Menko) Pemberdayaan Masyarakat (PM) Abdul Muhaimin Iskandar bersama Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) di Kantor Kemenko Pemberdayaan Masyarakat (PM), Selasa (19/8).

Dalam rapat tersebut, Mensos mengungkapkan, bahwa masih banyak LKS yang tidak terakreditasi. Bahkan, ada lebih dari 2.000 lembaga fiktif yang hanya bermodal papan nama.

Tak hanya itu, menurut dia, lebih dari 85 persen anak di panti pun bukan yatim piatu. Mereka ternyata masih memiliki salah satu orang tua.

Kondisi ini yang membuat dirinya bertekad untuk mengubah aturan dan lebih tegas mengenai akreditasi LKS ini. “Kalau akreditasi tidak memberi insentif atau sanksi, orang enggan memperbaiki layanan. Ini yang akan kita ubah,” ungkapnya dalam keterangan resminya Rabu (20/8).

Kementerian Sosial (Kemensos) disebutnya tengah merevisi peraturan menteri sosial (permensos) terkait LKS ini. Dalam revisinya nanti, akreditasi akan jadi syarat penting mengingat penilaian ini menjadi salah satu instrumen penting penjamin kualitas pengasuhan.

“Biaya pengurusan anak di panti, itu 5–10 kali lebih besar dari pengasuhan berbasis keluarga. Ini juga menjadi alasan kuat agar regulasi ini diarahkan pada peningkatan kualitas, bukan sekadar legalitas,” tegasnya.

Gus Ipul, sapaan akrab mensos, memastikan, bagi LKS yang melanggar akan dikenai sanksi tegas. Sementara, bagi yang memenuhi standar akan mendapat penghargaan.

Senada Menko PM Muhaimin Iskandar menegaskan pentingnya reformasi sistem akreditasi panti asuhan ini. Meski begitu, dia mewanti-wanti jika akreditasi tak boleh sekadar formalitas administrasi, namun juga mengukur kualitas layanan pengasuhan dengan mekanisme reward dan punishment yang jelas.

Di sisi lain, ia turut menyoroti soal penyaluran bantuan sosial oleh filantropi maupun dana sosial masyarakat. Dia menegaskan, penyaluran ini harus diatur lebih transparan dan akuntabel. “Seluruh penyaluran bantuan sosial wajib berbasis Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) agar tidak salah sasaran,” ungkapnya.

Diakuinya, persoalan data memang kerap menjadi persoalan yang turun menurun. Mengingat, selama ini, data kemiskinan tersebar di berbagai kementerian dan lembaga, di mana masing-masing memiliki kriteria berbeda-beda. Akibatnya, tingkat ketidaktepatan sasaran bansos tinggi. Bansos Kemensos dinilai 45 persen tak tepat sasaran. Subsidi BBM bahkan disebut 82 persen tidak tepat sasaran.

Oleh karenanya, kata dia, Presiden Prabowo Subianto akhirnya mengeluarkan Perpres No. 4/2025 yang menugaskan BPS sebagai lembaga kredibel untuk verifikasi dan validasi data kemiskinan. Sehingga, muncullah DTSEN.

Dengan adanya DTSEN ini, maka semua kementerian dan lembaga wajib menggunakan data tersebut untuk program bansos maupun subsidinya. Dengan begitu, maka program bantuan untuk orang tak mampu bisa lebih memiliki daya jungkit karena serentak dan tepat sasaran.

Gus Ipul turut mengamini. Menurutnya, seluruh K/L harus tunduk pada data BPS. “Kalau masing-masing pakai data sendiri, masalah tidak akan selesai. Kritik boleh, masukan boleh, tapi semua harus berbasis BPS,” sambungnya.

Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga tengah menyiapkan digitalisasi penyaluran bansos lewat aplikasi yang dikembangkan Dewan Ekonomi Nasional (DEN). Uji coba dilakukan di Banyuwangi, dengan sistem conditional cash transfer berbasis Payment ID Bank Indonesia. Diharapkan, bantuan lebih tepat guna karena hanya bisa digunakan untuk kebutuhan dasar seperti sembako.

“Akreditasi panti, digitalisasi bansos, hingga Sekolah Rakyat adalah bagian dari strategi besar menuju nol persen kemiskinan ekstrem pada 2026. Semua butuh regulasi yang kuat, pengawasan yang konsisten, serta partisipasi masyarakat,” pungkasnya.

Jangan Ulangi Penyelewengan Bansos

Sebelumnya, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf mewarning jajarannya untuk tidak bermain-main dengan dana bansos. Dia menekankan, jajaran Kemensos harus belajar dari pengalaman. Jangan sampai kasus korupsi dana bansos di masa lalu kembali terulang. “Ya, itu menjadi bagian dari pelajaran penting untuk Kementerian Sosial. Pengalaman yang tidak baik jangan sampai terulang dan terjadi lagi,” tegasnya.

Pernyataan itu disampaikan Gus Ipul, sapaan Saifullah Yusuf, di sela acara pembekalan kepala sekolah dan guru Sekolah Rakyat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof) Margaguna, Jakarta, kemarin (19/8).

Warning itu disampaikan Gus Ipul menanggapi dugaan kasus korupsi bansos tahun 2020 yang kini tengah ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). KPK telah menetapkkan tiga orang dan dua korporasi sebagai tersangka baru dalam kasus dugaan korupsi bansos untuk Program Keluarga Harapan (PKH). Bansos tersebut kala itu dibagikan untuk membantu masyarakat yang terdampak Covid-19.

Selain penetapan status tersangka baru, KPK juga menetapkan status pencegahan terhadap empat orang. Yakni, Komisaris Utama PT Dosni Roha Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo (BRT), Direktur Operasional DNR Logistics tahun 2021 -2024 Herry Tho (HT), Dirut DNR Logistics tahun 2018-2022 Kanisius Jerry Tengker (KJT), dan Staf Ahli Menteri Bidang Perubahan dan Dinamika Sosial Kemensos, Edi Suharto (ES). Dalam kasus ini, kerugian negara diduga mencapai Rp 200 miliar.

Saat kasus itu terjadi pada 2020, ES menjabat Direktur Jenderal (Dirjen) Pemberdayaan Sosial di Kemensos. Saat itu Menteri Sosial dijabat oleh Juliari Batubara. Juliari juga terlibat kasus korupsi bansos pandemi Covid-19. Ia divonis 12 tahun penjara. Nama lain cukup dikenal publik adalah Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo. Dia adalah kakak pengusaha media Hari Tanoesodibjo.

Lebih lanjut, Gus Ipul menegaskan, dirinya bersama Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono telah berkomitmen untuk menegakkan aturan dan tidak melakukan penyelewenangan. Komitmen itu bahkan telah diikrarkan berdua. Karena itu, Mensos dan Wamensos mengajak seluruh jajaran kemensos untuk tidak melakukan penyelewengan. Baik itu terkait bansos maupun program unggulan Kemensos seperti Sekolah Rakyat.

“Kami sudah berkomitmen tidak akan mengintervensi (pengadaan),  tidak akan mengajak (melakukan penyelewengan), dan tidak akan memberikan peluang kepada siapapun untuk melakukan penyelewengan di lingkungan Kementerian Sosial,” tegas Gus Ipul. (omy/wan/mia/oni/jpg)

Waketum KADIN Usul PLN Terbitkan Green Bonds untuk Bangun Transmisi Listrik

SUMUTPOS.CO – Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aryo Djojohadikusumo, menekankan pentingnya menghadirkan instrumen finansial inovatif guna mempercepat pembangunan transmisi listrik energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Salah satunya melalui penerbitan green bonds oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Hal itu ia sampaikan dalam Energy Insights Forum bertajuk “The Energy We Share”, yang diselenggarakan oleh KADIN Bidang ESDM bersama Katadata, di Jakarta, Rabu (20/8) malam. Menurut Aryo, tantangan terbesar dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) terletak pada investasi jaringan transmisi yang menghubungkan pembangkit dengan pusat beban.

“Internal rate of return (IRR) untuk pembangunan transmisi saat ini hanya sekitar enam persen. Dalam dunia usaha, angka itu terlalu rendah sehingga investor swasta enggan masuk. Karena itu, pembangunan transmisi mau tidak mau harus ditangani PLN. Di sinilah peran penerbitan green bonds menjadi penting, agar PLN memiliki pendanaan memadai untuk membangun jaringan transmisi listrik EBT dan sekaligus memperluas bauran energi hijau nasional,” ujar Aryo.

Ia menambahkan, Indonesia tidak kekurangan sumber daya energi bersih, tetapi membutuhkan skema finansial yang mampu menjembatani kesenjangan antara potensi sumber daya dan permintaan listrik yang terus meningkat. “Dengan green bonds, PLN bisa membiayai pembangunan jaringan transmisi listrik EBT,” jelas Aryo.

Green bonds adalah obligasi yang secara khusus diterbitkan untuk membiayai proyek ramah lingkungan, mulai dari pembangunan pembangkit energi terbarukan, penguatan transmisi hijau, hingga sistem penyimpanan energi. Keunggulannya adalah dana yang terkumpul hanya digunakan untuk proyek hijau, sehingga memberi kepercayaan lebih kepada investor global yang kini semakin selektif dalam menyalurkan pendanaan.

Bagi Indonesia, green bonds dapat menjadi instrumen kunci untuk kebutuhan pembangunan pembangkit hingga jaringan transmisi yang hampir mencapai Rp3.000 triliun, sekaligus meningkatkan kredibilitas transisi energi di mata internasional.

Pandangan Aryo diamini SEVP Hukum, Regulasi, dan Kepatuhan PLN, Nurlely Aman, yang menyebutkan bahwa pembangunan pembangkit hingga jaringan transmisi tidak bisa dilakukan sendiri oleh PLN. “RUPTL 2025–2034 yang kami keluarkan menargetkan 76 persen tambahan kapasitas berasal dari energi terbarukan, termasuk energy storage. Namun, pertanyaannya bukan lagi apa yang harus dilakukan, tetapi bagaimana mengeksekusinya bersama-sama. PLN tidak bisa berjalan sendiri, peran aktif swasta mutlak diperlukan,” tegas Nurlely.

RUPTL terbaru menempatkan Independent Power Producer (IPP) sebagai penyumbang dana lebih dari 70 persen. Untuk merealisasikannya, PLN mengandalkan kolaborasi internasional serta skema pembiayaan hijau, termasuk transition financing yang tengah digodok.

Kebutuhan Energi Besar

Dari sisi pelaku usaha, CEO Bosowa Corporindo, Subhan Aksa menyoroti kebutuhan energi rendah emisi di wilayah Indonesia timur. Menurutnya, pertumbuhan konsumsi energi di Sulawesi Selatan mencapai sembilan persen per tahun. Namun, perubahan iklim menimbulkan tantangan besar.

“Pada 2023, kekeringan ekstrem menyebabkan shortage besar pada PLTA sehingga beberapa industri harus dikorbankan. Renewable bukan sekadar beban, tetapi peluang. Namun tanpa dukungan regulasi dan pemerintah, swasta tidak akan berhasil. Kami ingin menjadi mitra pemerintah untuk pemerataan energi di Indonesia timur,” jelas Subhan.

Ia menambahkan, peran swasta tidak hanya penting dalam penyediaan teknologi dan investasi, tetapi juga dalam mempercepat adopsi energi bersih di sektor industri. “Transisi energi memerlukan langkah nyata dan arah kebijakan yang jelas. Dengan insentif yang tepat, pelaku industri akan lebih percaya diri untuk berinvestasi dalam solusi energi hijau,” ujar Subhan.

Bosowa sendiri kini berinvestasi dalam energi terbarukan dan penggunaan alternative fuel seperti biomassa guna mendukung transformasi menuju energi yang lebih hijau.

Dari sektor digital, VP Operations DCI Indonesia, Lucas Adrian mengingatkan, lonjakan permintaan energi juga datang dari pertumbuhan pesat pusat data (data center). “Pertumbuhan data center di Indonesia diperkirakan mencapai Compound Annual Growth Rate (CAGR) sekitar 20 persen per tahun dalam 4-5 tahun ke depan. Data center adalah konsumen listrik yang sangat besar. Kami harus menjaga standar service level agreement (SLA) terkait ketersediaan daya, suhu, hingga kelembapan. Itu artinya pasokan listrik harus selalu stabil,” jelasnya.

Adapun Energy Insights Forum merupakan forum diskusi bulanan hasil kolaborasi KADIN Bidang ESDM dan Katadata. Forum ini dibentuk untuk mendorong ekosistem investasi energi Indonesia yang inklusif, transparan, dan berorientasi ke depan. Ajang ini menjadi platform strategis bagi pemangku kepentingan publik maupun swasta dalam memperkuat kolaborasi menuju transisi energi nasional.

Selain forum, KADIN Bidang ESDM juga menerbitkan Buletin Energi secara rutin setiap bulan. Buletin ini membahas perkembangan regulasi, peluang investasi, dan isu-isu terkini sektor energi dan mineral. Publik dapat mengakses buletin melalui tautan berikut: https://kadinesdm-bulletin.katadata.co.id. (rel/adz)