29 C
Medan
Sunday, December 21, 2025
Home Blog Page 128

Anggota DPD Penrad Siagian Desak Peningkatan DBH Perkebunan dan Transparansi CSR

LABURA, SUMUTPOS.CO- Anggota Komite I DPD RI, Pdt. Penrad Siagian, melakukan kunjungan kerja ke Kantor Bupati Labuhanbatu Utara (Labura) pada Kamis, 24 Juli 2025. Dalam kunjungan tersebut, Penrad disambut Wakil Bupati Labura, Samsul Tanjung bersama jajaran pejabat Pemkab Labura.

Putra asli Labuhanbatu ini menyatakan, kunjungannya bukan sekadar agenda “pulang kampung”, melainkan bagian dari tanggung jawab moral terhadap tanah kelahirannya yang kini telah terbagi menjadi tiga kabupaten: Labuhanbatu, Labuhanbatu Utara, dan Labuhanbatu Selatan.

“Karena dulu kita masih satu kabupaten, yaitu Labuhanbatu sebelum akhirnya pemekaran. Saya punya semangat yang sama untuk membangun kampung halaman. Ini tidak sekadar pulang kampung, tapi sekaligus menyelesaikan amanah dan tanggung jawab besar di Labuhanbatu Raya ini-karena saya putra daerah tiga kabupaten ini,” kata Penrad dalam keterangan persnya, Senin, 28 Juli 2025.

Dalam pertemuan itu, Penrad Siagian menyoroti rendahnya Dana Bagi Hasil (DBH) dari sektor perkebunan. Menurutnya, Sumut khususnya wilayah timur seperti Labuhanbatu Raya merupakan lumbung perkebunan yang seharusnya mendapat porsi DBH lebih besar.

“Saya tahu, sebagian besar tanah di sini digunakan sektor perkebunan. Kita sedang perjuangkan peningkatan DBH sektor perkebunan ini, agar bermanfaat bagi pembangunan di daerah ini” katanya.

Ia juga mempertanyakan ke mana larinya dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan-perusahaan besar, baik negara maupun swasta. “Saya pikir kepala daerah harus mempertanyakan dan meminta tanggung jawab sosial perusahaan-perusahaan itu agar daerah dapat menentukan ke mana arahnya, apakah digunakan untuk membangun Puskesmas, sekolah, jalan, dan rumah ibadah. Ini bukan memalak, ini amanat UU,” jelasnya.

Penrad mendorong agar pelaksanaan CSR disatukan dalam satu pintu di bawah koordinasi pemerintah daerah agar bisa diarahkan sesuai prioritas pembangunan. Ia menjelaskan, permintaan itu sudah tercantum dalam Undang-Undang khususnya Pasal 74 UU Perseroan Terbatas (PT).

“Ayo, kita membangun daerah tidak hanya bersumber dari APBD tapi CSR. Kita bukan memalak mereka tetapi ini sesuai undang-undang,” ujarnya.

Ia menyebut, Presiden Prabowo Subianto bahkan telah mendorong kepala daerah untuk lebih kreatif mencari sumber pembiayaan, termasuk melalui CSR. “Kita mau ini semua satu pintu. Dengan demikian kita bisa mendistribusikan CSR ini sesuai dengan kebutuhan daerah. Mereka bisa serahkan ke hal-hal lain, tetapi tetap dalam kerangka koordinasi dengan kepala daerah-sehingga termanfaatkan dengan maksimal CSR-CSR ini,” ungkap Penrad.

Selain itu, Penrad juga menyampaikan sejumlah agenda strategis nasional yang tengah dibahas di DPD RI, termasuk revisi terhadap UU Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). Dia menilai perlu ada pertimbangan dari daerah menyoal wacana sentralisasi manajemen ASN di bawah pemerintah pusat.

“Dalam hal ini kami ingin mendapatkan masukan-masukan dari daerah apakah setuju, apa kendala-kendala kalau misalnya ASN itu semuanya ditarik dalam koordinasi pusat di bawah KemenPANRB dan BKN,” kata Penrad.

Pada kesempatan itu, ia juga mengatakan, kunjungannya secara khusus untuk melakukan pengawasan Undang-Undang No 2 Tahun 2021 tentang Pengadaan Tanah untuk Kepentingan umum.

Penrad lantas menyinggung persoalan pelik terkait pengadaan tanah untuk kepentingan umum di daerah pemekaran. Pengawasan itu sejalan dengan pernyataan Pemkab Labura yang mengaku harus membeli lahan dari PTPN senilai Rp450 juta per hektare.

“Sebenarnya pemerintah punya skema untuk memohon pelepasan aset negara. Saya heran, masa pemerintah membelinya Rp450 juta per hektare. Walaupun sebenarnya pemerintah bisa minta Rp500 miliar per hektare misalnya, dengan permohonan hibah negara kepada pemda,” ungkapnya.

Ia pun menyampaikan kesiapannya untuk mendampingi Pemkab Labura untuk memohon pelepasan aset negara untuk perluasan pemerintah daerah, terlebih di wilayah pemekaran seperti Labura. “Saya minta Pak Wabup nanti sampaikan kepada bupati bahwa saya siap untuk mendampingi ini. Selain ini bagian dari kampung saya, tapi itu hak kita pemerintah daerah, apalagi otonomi baru,” tegas Penrad.

Dalam pertemuan tersebut, Wakil Bupati Samsul Tanjung menyampaikan, pengembangan wilayah Aek Kanopan sebagai pusat Labura sangat terbatas akibat kondisi geografis. “Kami dijepit. Di selatan ada perkebunan, di utara sudah Asahan. Jadi ruang pengembangan kota hanya bisa ke kiri dan ke kanan. Kami butuh dukungan terutama untuk penyediaan tanah pelayanan publik,” ungkap Samsul.

Ia juga menyebut bahwa alun-alun kota saat ini difungsikan sebagai pusat UMKM dan aktivitas masyarakat, tetapi penataan pedagang masih terkendala lahan. “Kami berharap sebenarnya bapak dapat membantu kami, terutama tentang penyediaan tanah untuk pelayanan publik ini,” kata Samsul.

Menutup pertemuan, Pdt. Penrad Siagian menyatakan siap mengawal seluruh aspirasi masyarakat Labuhanbatu Utara di tingkat pusat. (adz)

Kendaraan Aset Pemko Binjai yang Tunggak Pajak Dapat Ditilang

RAZIA: Personel Satlantas Polres Binjai saat melakukan razia di depan Pujasera, Binjai Kota.(Dokumen Humas Polres Binjai)
RAZIA: Personel Satlantas Polres Binjai saat melakukan razia di depan Pujasera, Binjai Kota.(Dokumen Humas Polres Binjai)

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Ratusan kendaraan bermotor yang tercatat sebagai aset Pemko Binjai menunggak pajak, dapat ditilang oleh jajaran kepolisian.

“Ya akan ditegur dan ditilang apabila didapati kendaraan tersebut pada saat razia ataupun sedang melaksanakan patroli kasat mata. Pelanggaran (tunggak pajak) tersebut akan ditindak,” ungkap Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Polres Binjai, AKP Syamsul Arifin, akhir pekan lalu.

Arifin menegaskan, pihaknya berhak melakukan penilangan ketika didapati kendaraan yang menunggak atau mati pajak. “Bisa ditindak dengan tilang saat razia ataupun patroli pelanggaran kasat mata,” jelasnya lagi.

Disoal kendaraan yang tunggak pajak dua tahun dapat disebut tidak lagi berlaku secara administrasi, menurut dia, belum ada mendapat petunjuk dan arahan terkait hal tersebut. “Sampai saat ini, kami di jajaran belum ada petunjuk untuk berita (kendaraan tunggak pajak tak berlaku) tersebut,” kata Arifin.

Diketahui, dalam temuan auditor, ada 300-an kendaraan bermotor telah jatuh tempo pembayaran pajaknya dengan tunggakan tahun yang bervariasi. Ratusan aset milik Pemko Binjai itu, dikuasai oleh sejumlah organisasi perangkat daerah hingga kelurahan dan kecamatan, serta Puskesmas.
Kepala Bidang Aset Umrizal Ginting, masih terus bungkam ketika dikonfirmasi.

Sementara itu, Anggota DPRD Binjai, Ronggur Simorangkir menilai, Wali Kota Binjai bukan contoh yang baik.

“Wali kota tidak memberi contoh yang baik, karena membiarkan pemerintahan yang dipimpinnya tidak taat dan patuh kepada kewajiban bernegara,” ujar politisi Partai Gerindra tersebut.

Dia pun menyesalkan hal itu. Bagi dia, Pemko Binjai memberi contoh buruk di tengah sosialisasi yang gencar untuk menggenjot pendapatan daerah. (ted/saz)

Badko HMI Sumut Desak Kajari Binjai Segera Ungkap Dugaan Korupsi Dana Insentif Fiskal

PISAH-SAMBUT: Kajari Binjai yang baru, Iwan Setiawan, dalam kesempatan pisah sambut di Pendopo Umar Baki.(Dokumen Diskominfo Binjai)
PISAH-SAMBUT: Kajari Binjai yang baru, Iwan Setiawan, dalam kesempatan pisah sambut di Pendopo Umar Baki.(Dokumen Diskominfo Binjai)

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Dugaan Korupsi Dana Insentif Fiskal yang sedang ditangani Kejaksaan Negeri (Kejari) Binjai, usai menerima pelimpahan dari Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejati Sumut), proses penyelidikannya seakan jalan di tempat.

Karena itu, Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Sumut mendesak Kajari Binjai Iwan Setiawan, yang baru sepekan ini menjabat agar Kejari Binjai dapat segera mengungkap dugaan korupsi tersebut.

“Kekecewaan kami (Badko HMI Sumut) atas proses penyelidikan yang jalan di tempat. Apabila penyelidikan tak kunjung membuahkan hasil, maka kami akan gedor seluruh pintu, agar melakukan proses hukum terhadap Pemko Binjai dan Kejari Binjai,” ungkap Ketua Badko HMI Sumut, Yusri Mahendra, Minggu (27/7).

Sekitar tiga bulan proses penyelidikan yang dilakukan Kejari Binjai, seperti jalan di tempat. Lantaran status perkara itu tidak naik ke tahap penyidikan. “Kami selaku pengadu dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi, kecewa atas proses penyelidikan yang dilakukan kejaksaan. Karena kami tidak pernah diberitahukan secara tertulis maupun lisan atas perkembangan kasus ini. Malah sebaliknya, kami tahu perkembangan perkara ini dari pihak lain,” beber Yusri.

“Apabila kejaksaan objektif dan profesional dalam menjalankan tugasnya, sepatutnya hari ini kejaksaan telah menetapkan tersangka dalam dugaan tindak pidana korupsi ini (Dana Insentif Fiskal),” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Intelijen Kejari Binjai Noprianto Sihombing, belum merespons konfirmasi yang dilakukan wartawan untuk keberimbangan.

Pesan konfirmasi yang dilayangkan wartawan, tidak digubris oleh Juru Bicara Kejari Binjai.

Iwan Setiawan merupakan Kajari Binjai yang baru, menggantikan Jufri. Proses penyelidikan selama Jufri menjadi orang nomor satu di Kejari Binjai, juga belum menunjukkan perkembangan secara intensif. Meski demikian, penyelidik sudah mengambil keterangan terhadap sejumlah pejabat di lingkungan Pemko Binjai. Juga bahkan sampai “jemput bola” ke Gedung Kementerian Keuangan untuk mengambil keterangan yang berkaitan dengan pemeriksaan dugaan korupsi Dana Insentif Fiskal.

Sayangnya, hasil pemeriksaan dimaksud belum dapat diungkap ke publik. Selain itu, penyelidik juga telah mengambil keterangan terhadap belasan pemborong yang disebut-sebut mendapat proyek dari sumber anggaran Dana Insentif Fiskal.

Diketahui, penyelidik tindak pidana khusus Kejari Binjai sudah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah kepala OPD, termasuk sekretaris daerah dalam dugaan korupsi Dana Insentif Fiskal yang sejatinya untuk pengentasan kemiskinan. Pemeriksaan yang dilakukan penyelidik usai Kajari Binjai Jufri, menerbitkan surat perintah penyelidikan bernomor: Prin-05/L.2.11/Fd.1/05/2025 pada 8 Mei 2025.

Dalam dokumen surat dengan nomor: 900.I.11-0728, tentang Pengajuan Dana Insentif Fiskal yang ditandatangani Wali Kota Binjai Amir Hamzah itu, pemko mengajukan permohonan kucuran uang dari pemerintah pusat pada 12 Januari 2023 lalu. (ted/saz)

Kunjungi Korban Kebakaran di Kelurahan Kesawan, Rico Waas Bantu Korban Kebakaran di Kelurahan Kesawan

BANTUAN: Rico Wass memberikan bantuan kepada korban kebakaran di Kelurahan Kesawan.
BANTUAN: Rico Wass memberikan bantuan kepada korban kebakaran di Kelurahan Kesawan.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas meninjau lokasi dan mengunjungi korban kebakaran di Jalan Putri Hijau, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Senin (28/7/2025).

Dalam peninjauan tersebut, Rico Waas juga berdialog dengan korban kebakaran. Rasa empati atas musibah yang dihadapi warga terpancar di wajahnya.
Wali Kota ingin memastikan korban kebakaran mendapat penanganan yang baik oleh pihak kelurahan, kecamatan, maupun perangkat daerah terkait.

Dalam peninjauan itu, Rico Waas juga menyerahkan bantuan logistik dari Dewan Pengurus Kota (DPK) Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan (IKAPTK) Kota Medan kepada korban kebakaran. Bantuan ini diberikan sebagai rasa turut prihatin atas musibah kebakaran yang terjadi pada Minggu, 20 Juli lalu, yang berdampak pada 40 keluarga.

“Ini adalah sumbangsih dari DPK IKAPTK, yakni logistik makanan untuk beberapa waktu ke depan,” ungkap Rico Waas.

Dalam kunjungan yang dihadiri antara lain Ketua DPK IKAPTK H. Rakhmat Adisyah Putra Harahap dan segenap pimpinan perangkat daerah di lingkungan Pemko Medan itu, Rico Waas mengingatkan masyarakat untuk selalu menjaga rumahnya dan melakukan tindakan preventif untuk mencegah kebakaran.

“Ini musibah. Api menyebar ke banyak arah. Dini hari. Sangat memprihatinkan,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap cuaca panas yang dapat membahayakan kesehatan dan meningkatkan risiko kebakaran.

“Api terpantik sedikit saja bisa menyebar cepat sekali. Kalau sudah kering, panas, gampang terbakar. Jadi, harus hati-hati,” tegasnya.

Rico Waas berharap masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan dan melakukan tindakan preventif untuk mencegah kebakaran. (map/ila)

DPRD Dorong Dinas LHK Sumut, Bina Masyarakat Sekitar Hutan

Anggota Komisi B DPRD SU, Gusmiyadi

SUMUTPOS.CO – DPRD Sumatera Utara (Sumut) mendorong dinas terkait, khususnya Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Sumut, untuk membina masyarakat sekitar hutan, demi meminimalisir kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di beberapa titik di Sumut.

Hal itu disampaikan Anggota Komisi B DPRD Sumut, Gusmiyadi, ketika dimintai tanggapannya, Minggu (27/7).

Gusmiyadi mengatakan, hampir sekitar tiga bulan Sumut tidak mengalami hujan dengan intensitas yang cukup, yang berdampak pada keringnya hutan maupun lahan.

“Ini yang mengakibatkan banyak sekali titik api yang tersebar di seluruh penjuru Sumatera. Kemudian ketika diakumulasi berdasarkan Data BMKG, ada sekitar 1.200 titik api, dan Sumatera Selatan (Sumsel) yang paling banyak memiliki titik api,” ungkap Gusmiyadi.

Politisi Partai Gerindra itu, pun menyatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan adanya karhutla, termasuk human eror.

“Yang pertama adanya human eror, yakni banyak masyarakat masih membuang puntung rokok sembarangan, kemudian terjadi pergesekan pada kayu di dalam hutan, maka terjadilah kebakaran,” bebernya.

Gusmiyadi juga mengatakan, langkah-langkah yang harus dilakukan oleh dinas terkait, khususnya Dinas LHK Sumut ataupun kementerian, adalah membentuk kesadaran masyarakat.

“Kesadaran masyarakat yang berdampingan dengan hutan harus dibentuk, dengan program hutan kemasyarakatan dan hutan sosial. Masyarakat diberikan kesempatan untuk dapat mengelola hutan,” ujarnya.

Dia pun berharap, dengan adanya program tersebut, konflik negara dengan masyarakat dalam proses pengelolaan hutan, bisa diakhiri.

“Dengan adanya program tersebut negara dan masyarakat bisa melakukan proses dalam pengelolaan hutan dan bisa mengakhiri konflik. Saya berharap dengan program itu, masyarakat juga bisa mempunyai payung hukum, berdasarkan kaidah-kaidah dan aturan-aturan yang sudah diterbitkan oleh pemerintah,” kata Gusmiyadi.
Gusmiyadi menilai, dinas terkait tidak optimal dalam melakukan pembinaan kepada masyarakat.

“Kalau kita perhatikan, kelompok-kelompok pengelola hutan itu masih banyak yang tidak produktif, mereka belum bisa mengkapitalisasi hutan sebagai sumber penghidupan yang produktif. Sehingga masyarakat yang berdampingan dengan hutan, lebih banyak menggunakan hutan itu berdasarkan aspek pragmatis saja, karena pembinaan tidak dilakukan dengan cara yang baik,” jelasnya.

Terkait anggaran, Gusmiyadi meminta untuk lebih ditekankan pada proses pembinaan masyarakat yang ada di sekitar hutan.

“Anggaran untuk pembinaan masyarakat, bisa lebih dioptimalkan lagi. Sehingga mereka bisa lebih berdaya dan bisa menambah kompetensi mereka untuk menjaga kesadaran tentang pentingnya hutan,” pungkasnya. (san/saz)

Perkuat Sinergi Jelang HUT RI ke-80, GM PLN UID Sumut Audiensi ke Kajati dan Kapolda

Foto bersama Manajemen PLN UID Sumut, UIP3BS, PLN Icon Plus bersama Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, Harli Siregar (7 dari kiri) beserta jajaran. (25/7)
Foto bersama Manajemen PLN UID Sumut, UIP3BS, PLN Icon Plus bersama Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, Harli Siregar (7 dari kiri) beserta jajaran. (25/7)

MEDAN– Dalam rangka memperkuat kolaborasi lintas sektor menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Utara, Ahmad Syauki, melakukan kunjungan kerja dan audiensi ke sejumlah pemangku kepentingan strategis di wilayah Sumatera Utara, yakni Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Sumut Harli Siregar dan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumut Irjen Pol Wishnu Hermawan Februanto.

Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi antara PLN dan para stakeholder guna memastikan keandalan sistem kelistrikan serta kemudahan akses listrik bagi masyarakat, khususnya dalam menyambut momen penting Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

“PLN berkomitmen untuk menjaga keandalan kelistrikan, terutama menjelang dan saat puncak perayaan HUT ke-80 RI. Saat ini, sistem kelistrikan di Sumatera dalam kondisi surplus dan sangat memadai. Namun, kami tetap waspada terhadap potensi gangguan akibat cuaca ekstrem di beberapa wilayah,” ujar Ahmad Syauki.

Lebih lanjut, Ahmad Syauki menyampaikan bahwa sinergi dengan aparat penegak hukum menjadi kunci penting dalam upaya preventif dan percepatan penanganan gangguan kelistrikan di lapangan.

“Dengan sinergi yang terjalin, kami berharap langkah-langkah preventif dan korektif dapat dilakukan lebih cepat dan efektif,” ujarnya.

Kepala Kajati Sumut Harli Siregar dan Kapolda Sumut Irjen Pol Wishnu Hermawan Februanto menyambut baik upaya PLN dalam menjalin komunikasi dan koordinasi lintas lembaga. Keduanya mengapresiasi langkah proaktif PLN serta menyatakan komitmennya untuk terus mendukung upaya PLN dalam menyediakan layanan kelistrikan terbaik untuk masyarakat.

Dengan terjalinnya sinergi ini, PLN optimis dapat memberikan pelayanan listrik yang andal, aman, dan berkelanjutan sebagai bentuk kontribusi nyata dalam menyukseskan perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dan pembangunan nasional secara umum. (ila)

Turnamen Tenis Meja PTM Kota Medan, Barometer Melihat Potensi Atlet

BERSAMA: Ketua Umum KONI Kota Medan Aswindy Fachrizal bersama pemenang Turnamen Tenis Meja antar PTM se-Kota Medan Triwulan II Tahun 2025. (Dok KONI Medan)
BERSAMA: Ketua Umum KONI Kota Medan Aswindy Fachrizal bersama pemenang Turnamen Tenis Meja antar PTM se-Kota Medan Triwulan II Tahun 2025. (Dok KONI Medan)

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Ketua Umum KONI Kota Medan Aswindy Fachrizal SE mengapresiasi pelaksanaan Turnamen Tenis Meja antar PTM se-Kota Medan Triwulan II Tahun 2025. Turnamen ini diharapkan menjadi barometer melihat potensui atlet tenis meja di Kota Medan.

Hal itu dikatakan Aswindy saat menghadiri pembukaan turnamen tersebut di GOR USU, Minggu (27/7/2025). Turnamen ini diikuti 368 atlet dari 41 PTM. “Event ini sudah ditunggu-tunggu sama atlet. Karena ini barometer prestasi, karena kalau tidak ada event, kita tidak bisa melihat prestasi atlet kedepannya,” ujar Aswindy yang datang didampingi Sekretaris Umum KONI Medan Helty Susilo.

Aswindy berharap para peserta bisa terus semangat dalam latihan, sehingga bisa menjadi andalan kota Medan dalam event provinsi maupun nasional. “Tetap semangat, tetap berlatih, agar dapat bisa menjadi atlet berprestasi dan membanggakan kota Medan di provinsi maupun di nasional,” harapnya.

Ketum Pengprov PTMSI Sumut, Nanda Berdikari Batubara menyampaikan apresiasinya terhadap turnamen tersebut. Apalagi, turnamen kali ini digelar lebih besar dari sebelumnya. “Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Apalagi turnamen kali ini diikuti oleh peserta yang begitu banyak dibandingkan dengan turnamen sebelumnya,” kata Nanda.

Kejuaraan yang rutin digelar Pengkot PTMSI Medan ini mempertandingkan 7 kategori yakni Tunggal Grade A, Tunggal Grade B, Tunggal Grade C, Tunggal Grade D, Ganda Divisi 11, Tunggal U-18 dan Tunggal Mahasiswa. “Semoga kedepannya lahir atlet-atlet tenis meja dari Kota Medan yang dapat berprestasi di tingkat provinsi maupun nasional,” ujarnya.

Terpisah, Ketum Pengkot PTMSI Medan, H. Bustami Syam menjelaskan bahwa turnamen ini merupakan event yang masuk dalam kalender rutin PTMSI Medan, dengan melibatkan PTM yang ada guna mewujudkan prestasi terbaik.

“Kita menyelenggarakan secara triwulan, setahun 4 kali. Kita mengharapkan semua PTM yang sekarang ini bisa mengirimkan atletnya. Atlet yang dikirim ini adalah tingkat U-18 mahasiswa dan paling penting juga seluruh anggota PTM,” jelasnya.

Pada turnamen kali ini, Bustami melihat bahwa peserta sangat antusias mengikuti event tersebut. Menurutnya, hal itu dampak dari seleksi Medan Juara yang digelar KONI Medan dan Popkot Medan yang digelar Dispora Medan. Sehingga para petenis meja di Kota Medan semakin termotivasi untuk terus bersaing menjadi yang terbaik. (dek)

569 Siswa Raih Beasiswa Martabe Prestasi 2025, Agincourt Resources Gelontorkan Rp5,97 Miliar

SERAHKAN: GMO & Deputy Director Operations PT Agincourt Resources, Rahmat Lubis, menyerahkan sertifikat penghargaan kepada Aisyah Pardede, penerima beasiswa Martabe Prestasi tingkat sarjana perguruan tinggi negeri di Sopo Daganak, Batang Toru, Tapanuli Selatan, Jumat (25/7/2025). (Dok PTAR)
SERAHKAN: GMO & Deputy Director Operations PT Agincourt Resources, Rahmat Lubis, menyerahkan sertifikat penghargaan kepada Aisyah Pardede, penerima beasiswa Martabe Prestasi tingkat sarjana perguruan tinggi negeri di Sopo Daganak, Batang Toru, Tapanuli Selatan, Jumat (25/7/2025). (Dok PTAR)

BATANGTORU, SUMUTPOS.CO – Program Beasiswa Martabe Prestasi 2025 yang diinisiasi PT Agincourt Resources (PTAR) mencatat rekor tertinggi dengan menjaring 569 siswa dan mahasiswa dari Tapanuli Selatan dan Padangsidimpuan, Sumatra Utara. PTAR menggelontorkan dana sebesar Rp5,97 miliar untuk mendukung pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi bagi anak-anak berprestasi dari keluarga kurang mampu.

Sejumlah penerima beasiswa pada tahun ajaran 2025/2026 ini berhasil menembus universitas ternama di Indonesia, seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Politeknik Astra.

General Manager Operations & Deputy Director Operations PT Agincourt Resources, Rahmat Lubis, meyakini Beasiswa Martabe Prestasi merupakan bagian dari upaya PTAR dalam mendukung para pelajar dan mahasiswa yang memiliki semangat belajar tinggi tetapi menghadapi keterbatasan ekonomi.

“Dengan memberikan akses pendidikan yang lebih luas, kami berharap dapat mencetak pemimpin masa depan, terutama dari lingkar tambang, yang berkontribusi bagi bangsa dan masyarakat. Dengan keyakinan itulah, kami secara konsisten hingga tahun ke-9 ini terus menjalankan program Beasiswa Martabe Prestasi bagi anak-anak didik yang berdomisili di Tapanuli Selatan dan Padangsidimpuan,” tutur Rahmat saat menghadiri penganugerahan Program Beasiswa Martabe Prestasi di Sopo Daganak, Batang Toru, Jumat (25/7/2025).

Program Beasiswa Martabe Prestasi juga berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke-4, yakni menyediakan pendidikan yang inklusif, adil, dan berkualitas bagi semua kalangan.

“Program ini pun sejalan dengan komitmen kami sebagai perusahaan pertambangan berkelanjutan yang, salah satunya, berkontribusi positif terhadap masyarakat melalui berbagai cara termasuk pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan,” ujar Rahmat.

Komitmen ini terbukti dari konsistensi PTAR yang telah menganugerahkan beasiswa kepada 2.697 siswa senilai total Rp18,79 miliar sejak 2017 hingga 2025. Jumlah penerima beasiswa dan total anggaran beasiswa pada tahun ajaran 2025/2026 ini paling tinggi sepanjang 9 tahun pelaksanaan Beasiswa Martabe Prestasi.

Kepala Dinas Pendidikan Tapanuli Selatan, Arman Pasaribu, menyampaikan apresiasinya terhadap konsistensi PTAR dalam mendukung dunia pendidikan. “Kami berterima kasih atas komitmen PTAR yang terus menunjukkan kepedulian terhadap peningkatan kualitas pendidikan, khususnya di wilayah sekitar operasional perusahaan. Kami berharap program beasiswa ini memberi manfaat nyata bagi anak-anak kami dan mendorong mereka untuk kelak berkontribusi bagi kemajuan daerah,” ujarnya.

Satu penerima beasiswa, Aisyah Pardede, memanfaatkan beasiswa yang diterimanya untuk membayar uang kuliah dan kebutuhan hidup sehari-hari selama menempuh pendidikan di Universitas Diponegoro. Berasal dari keluarga sederhana, ditopang oleh pekerjaan ayahnya sebagai petani kayu bakar, Aisyah mengaku bahwa beasiswa dari PTAR memberinya harapan besar untuk terus melanjutkan pendidikan dan meraih cita-cita, meski di tengah keterbatasan ekonomi.

“Saya sangat bersyukur mendapat beasiwa ini sehingga dapat melanjutkan pendidikan untuk mencapai tujuan tinggi di masa mendatang. Terima kasih sebesar-besarnya kepada PTAR,” jelas Aisyah yang lulusan SMAN 2 Plus Sipirok ini.

Hal serupa dirasakan Azwa Wirawan Siregar, mahasiswa baru Teknik Geologi Universitas Indonesia asal Desa Sisundung, Kecamatan Angkola Barat, Tapanuli Selatan. Bantuan pendidikan dari PTAR menurutnya menjadi peluang besar untuk lebih fokus menjalani kuliah dan mengembangkan keterampilan tanpa membebani orang tua. “Bantuan ini meringankan beban orang tua dan memberi saya semangat untuk belajar lebih fokus dan percaya diri,” katanya.

Selain Program Beasiswa Martabe Prestasi, PTAR secara konstan mengadakan berbagai inisiatif pengembangan kapasitas di sektor pendidikan, antara lain Program Pembelajaran Terfokus, pelatihan guru, serta membuka pelatihan Basic Mechanic Course kerja sama dengan UT School. (dek)

KH Muhammad Nuh MSP Tegaskan MUI adalah Rumah Besar Umat Islam

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Tepat pada 26 Juli 2025 kemarin, Majelis Ulama Indonesia (MUI) genap berusia 50 tahun. Sejak awal berdiri, diketuai Buya Hamka, MUI sudah melewati berbagai macam zaman dan peristiwa penting dalam kehidupan berbangsa sekaligus beragama di Indonesia.

“Pada era pemerintahan Soeharto, ada tanda tanya besar, dengan pola kepemimpinan Soeharto kala itu yang militeristik dan banyak kepentingan politik dari pemerintah, MUI kala itu dikhawatirkan hanya menjadi pembenar pemerintah. Tetapi kekhawatiran itu tidak terbukti,” kata Anggota DPD RI asal Sumatera Utara, KH Muhammad Nuh MSP dalam keterangan tertulisnya yang diterima Sumut Pos, Sabtu (26/7/2025).

Menurut Nuh, dia masih ingat kala itu di masa kepemimpinan Buya Hamka sebagai ketua MUI, ada polemik mengenai Fatwa MUI yang melarang umat Islam mengikuti perayaan Natal. “Fatwa itu menimbulkan dinamika yang akhirnya memaksa Buya Hamka mengundurkan diri dari ketua MUI” jelasnya.

Lebih lanjut Nuh mengungkapkan, sekitar tahun 1980-an, ada seorang akademisi dari Universitas Brawijaya Malang Prof Tri Susanto yang melakukan survei di beberapa swalayan. Dari hasil survei tersebut, ditemukan adanya makanan dan minuman di beberapa swalayan tersebut yang tidak mencantumkan informasi halal.

Menyikapi hal tersebut, MUI kala itu bergerak cepat dengan mendorong pemerintah segera membuat regulasi halal. “Di tengah banyaknya Ormas Islam dan dinamika politik, MUI menjadi rumah besar bagi Umat Islam, MUI menjadi forum pertemuan, pemersatu sekaligus penyeimbang dari berbagai peristiwa yang terjadi di negeri ini,” ungkap Nuh.

“MUI juga sebagai penjaga akidah Umat Islam, ini dibuktikan dengan fatwa MUI yang melarang ajaran Syiah di Indonesia, karena ajarannya tidak sesuai dengan Ahlu Sunnah Wal Jamaah,” imbuhnya.

Bicara mengenai toleransi, sambung Nuh, MUI juga aktif dalam menjaga kerukunan antar umat beragama. “Hal ini dibuktikan dengan aktifnya MUI menghadiri kegiatan kegiatan kerukunan antar umat beragama yang diadakan pemerintah,” pungkas M Nuh. (adz)