28 C
Medan
Sunday, December 21, 2025
Home Blog Page 14356

Makin Bergairah

Happy Salma

Setelah memiliki suami, Happy Salma semakin bergairah dalam berkarya seni. Selain pasangan hidup, dia mendapatkan penonton serta kritikus terbaiknya. Dari pendapat suaminya, Tjokorda Bagus, dia semakin bisa mengembangkan kemampuan.

Happy berusaha memainkan setiap peran dengan maksimal meski hanya menjadi cameon Dia menunjukkan hal tersebut saat memerankan Surti di Sang Penari. Meski dia hanya tampil dalam hitungan menit dan berdialog sedikit, ekspresi dan gerak tubuhnya menjelaskan lebih. Di panggung teater dia juga mumpuni. Dia sering memainkan monolog.

Peraih Piala Citra untuk kategori Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik 2010 tersebut akan mementaskan dua monolog dalam waktu dekat. Yang pertama, dia menjadi bagian dalam pementasan Opera Diponegoro karya Sardono W. Kusumo pada 11-13 November nanti. Dalam opera tersebut dia bermonolog dan memerankan Diva Mabuk.

Lalu, Desember mendatang Happy mementaskan monolog Inggit Garnasih. “Sudah berapa kali ya pentas monolog? Aduh, berapa kali ya?” katanya dengan bingung saat ditemui kemarin (3/11) di Hotel Grand Kemang, Kemang, Jakarta Selatan.
Kalau sedang berlatih monolog, biasanya, Happy suka bicara sendiri di rumah. Suaminya sampai takut sendiri. Dia pernah harus menghafalkan lagu Jawa ketika memainkan monolog Ronggeng Dukuh Paruk yang berhasil dipentaskan di Belanda, Swiss, dan Jakarta.

“Alunan lagu Jawa kan terdengar magis. Saya nyanyi malam-malam. Suami saya jadi merasa takut. “Ih, kok kayak setan,” katanya. Dia itu benar-benar kritikus terbaikku,” ungkap Happy. (jan/c12/ayi/jpnn)

Dirut RS Haji Berharap Dicopot Gubsu

MEDAN- Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Haji, H MP Siregar berharap Gubernur Sumut selaku ketua yayasan rumah sakit tersebut segera memberhentikannya.

“Semua saya serahkan kepada Gubsu, saya sendiri sudah mengajukan pengunduran diri sebanyak lima kali ke Gubernur tapi belum diizinkan,” katanya, Kamis (3/11).

Dia mengatakan, baginya tidak menjadi masalah ketika dirinya diberhentikan dari jabatannya. Bahkan, sebelumnya  sudah ada permintaan mundur para karyawan dan dirinya sudah mengajukan permohonan mundur dari jabatannya tersebut. Tapi, hal itu tidak disetujui Ketua Yayasan. “Permasalahannya bukan terletak sama saya. Karena saya sudah pernah mengajukan pengunduran diri. Yang mengatur saya dirut itu yayasan, bukan saya yang mengatur yayasan,” jelasnya.

Siregar menuturkan, silahkan bandingkan kesejahteraan karyawan dengan rumah sakit lain yang ada di Medan yang sekelas dengan RS Haji Medan.

Pengamat kesehatan, Destanul Aulia SKM MBA MEC menuturkan, Dirut RS Haji Medan sudah seharusnya digantikan karena sudah 15 tahun menjabat di RS Haji Medan. Sehingga berjalan pengkaderan tersebut, dan perusahaan bisa lebih berkembang.

Dia merinci, mengenai kinerja dan keuangan rumah sakit, dirut harus lebih terbuka, karena rumah sakit itu pengelolaannya bisnis tapi dikegiatan sosial. “Berhubungan untuk membantu penyembuhan penyakit, dan membantu perawatan, tapi harus untung. Inilah yang dibutuhkan kreativitas dan kreasi baru bagi para pemimpinnya,” ucapnya. (jon)

Rancang Aksi di Kedai Tuak

Perampok Warga Amerika Ketakutan

MEDAN-Perampokan disertai penikaman warga negara Amerika Serikat keturunan Korea, Lee Samauel Hyein (28), yang dilakukan A alias I (30) warga Jalan Starban Medan Polonia dan MTH (29) di Warga Jalan BungaLow Medan Tuntungan, dirancang di kedai tuak, Rabu (19/10). Skenario perampokan juga melibatkan pengendera becak motor, Frans Darnafia Pasaribu.

Pengakuan A alias I di Mapolresta Medan, Rabu (2/11) malam pukul 19.45 WIB, sebelum merampok Samuel, keduanya menjambret di Jalan S Parman lalu minum tuak di kawasan Jalan Starban Medan untuk merencanakan aksi malam harinya.

A sebagai joki bertugas memacu sepeda motor bersama MTH, kemudian A memakirkan sepeda motornya di SPBU Petronas, persis pintu keluar bandara. Selanjutnya MTH berjalan menuju menemui Frans, abang becak yang mangkal di sana malam itu. “Aku mau main malam ini,” ujar A menirukan perkataan MTH kepada Frans.

Selang beberapa menit keluarlah korban dari Bandara Polonia Medan menumpangi bentor yang dikendari Frans.
Tidak jauh dari pintu keluar Bandara Polonia Medan, sekitar 20 meter, pelaku mengikuti korban kemudian pelaku menyuruh Frans menghentikan bentornya dengan mengakui petugas kepolisian yang sedang melakukan razia.

Bentor berhenti dan terpakir di pinggir Jalan Mustang, sedangkan MTH langsung menodongkan pisau kearah korban dan meminta tas yang dipegang korban. Namun korban melawan. Saat itulah MTH langsung menghunuskan pisau dan menikam paha kiri korban sampai dua liang. Korban yang terluka ditikam pisau, langsung berlari menjauh pelaku.

Melihat korban sudah berlumaran darah dan tas milik korban tidak ada barang berharga, tersangka langsung melarikan diri dari Jalan Mustang Medan Menuju Jalan Mongonsidi Medan. Kemudian pelaku berpisah untuk menghilangi jejak. “Kami sudah merencanakan penjambretan itu Bang,” ungkap A.

Setelah melakukan aksi A tidak pernah lagi bertemu dengan MTH dan tidak mengetahui keberadaanya. “Setelah kejadian itu saya di rumah saja, tak pernah jumpa lagi sama MTH,” beber A.

Saat disinggung terhadap korban WN Amerika dirinya mengetahui dari media massa. “Saya tahu dari koran bahwa korbannya orang Amerika,” ujarnya.

Kemudian dirinya merasa takut keluar rumah. “Paling keluar tidak jauh dari rumah,” akunya.

Kasat Rekrim Polresta Medan AKP Moch Yoris Marzuki mengatakan, pihak masih melakukan pendalam terhadap pelaku lainnya. “Masih kita dalami, mungkin pendalaman kita akan menungkap dua orang lagi,” kata Yoris.

Saat ditanyai keterlibatan pengendari betor, Yoris mengatakan hal itu masih dalam penyeledikkan. “Kita akan lidik lagi apakah terlibat atau tidak,” tegas Yoris. Sebelumnya, tersangka berinisial A ditangkap petugas di kawasan Jalan Starban Medan, Senin (31/10) sekitar pukul 22.00 WIB. Selanjutnya petugas melakukan pengembangan dan mengamankan tersangka MTH, Selasa (1/11) sore Pukul 16.00 WIB,  di sebuah kedai Tuak di kawasan Deli Tua.
Dari tangan tersangka petugas mengamankan satu unit sepeda motor Honda Supra, helm, pisau dan baju tersangka saat melakukan perampokkan. (mag-7)

Masih Banyak Mobil Parkir di Depan Sekolah

Imbauan Wali Kota Medan Diacuhkan

Larangan membawa mobil bagi siswa di sekolah belum juga berjalan. Padahal Wali Kota Medan Rahudman Harahap sudah ‘menegur’ siswa dan sekolah agar mematuhi kebijakannya tersebut.

Nyatanya hingga kemarin (3/11) masih banyak parkir mobil di depan sekolah sehingga memacetkan jalan.
Pantauan wartawan Sumut Pos, seperti terjadi di Perguruan Sutomo Medan di Jalan Thamrin. Kemacetan jalan terlihat semakin parah. Petugas lalulintas yang berjaga-jaga di kawasan ini bahkan tidak mampu menangani kemacetan yang berimbas ke jalan lainnya. Padahal pulau jalan yang mambatasi lajur jalan di depan perguruan Sutomo Jalan Thamrin ada terbentang. Tujuannya untuk mengurangi kemacetan. Nyatanya situasi itu malah membuat suasana arus jalan semakin kacau, karena lajur kiri disesaki mobil-mobil mewah yang parkir persis di depan sekolah.”Kalau kayak gini terus, kayak mana jalan mau lancar. Lagian mobil-mobil mewah itu untuk apa parkir sampai lama-lama di depan sekolah, hampir separuh jalan ini disesaki mobil mereka,” kata Winda pengendara roda yang terjebak macet.

Kondisi lalu lintas di Jalan Thamrin diperparah dengan kemacetan di Jalan FL Tobing yang lokasinya tidak jauh dari sekolah. Kondisinya hampir sama dengan di Jalan Thamrin. Jalan Fl Tobing juga tempat berdirinya Sekolah Sutomo 2. Setiap hari pada jam sekolah, jalan itu disesaki mobil-mobil mewah yang parkir di depan sekolah. Tidak sedikit pengendara mengupat gara-gara macet yang perkepanjangan itu. Ditambah lagi hari panas. Jika kondisi lalulintas sudah seperti ini, polantas memilih duduk di warung menunggu lalulintas mencair sendiri.

Masih ada lagi kondisi parah lainnya. Seperti sekolah Prime One School di Jalan Tritura Medan Amplas. Mobil-mobil pribadi yang menjemput para siswa tetap memadati sekolah elit tersebut. Bahkan tak jarang mobil yang diparkirkan hingga memakan badan jalan.

Cici, penjemput anaknya disekolah tersebut mengatakan tidak mengetahui adanya larangan dan imbauan agar tidak membawa mobil kesekolah itu. “Saya setiap hari jemput anak. Mobil biasanya diparkir di depan sekolah. Inikan jalan besar ya, banyak truk atau mobil yang lewat, jadi harus dijemput naik mobil. Banyak debu kan bahaya kalau terhirup anak-anak. Soal larangan membawa atau memarkirkan mobil di depan sekolah, saya nggak tahu itu,” kata Cici yang anaknya sekolah di tingkat Playgroup.

Security di sekolah itu, C Simanjuntak yang sudah 8 tahun bekerja disekolah itu mengaku selama ini memang tidak ada larangan bagi orangtua untuk memarkirkan mobil di depan sekolah. Soal kemacetan jalan, menurutnya adalah tanggungjawab pihak pengelola parkir. “Paling macet itu setiap pagi dan sore. Apalagi sore, siswa Kelas 4-6 SD, SMP, dan SMA pulangnya serentak. Pastilah banyak mobil jemputan maupun mobil pribadi siswa yang diparkir di depan sekolah. Macet sih, tapi mau gimana lagi. Kan nggak ada yang melarang, lagipun macetnya cuma sebentar. Pengelola parkiran yang harusnya bisa menghendle kemacetan itu,” jelas pria yang beralamat di Jalan Ayahanda ini.

Begitu juga dengan Sekolah Harapan di Jalan Imam Bonjol, kemacetan tidak bisa terhindar pada jam-jam sibuk akibat kendaraan anak sekolah. Selebihnya, sekolah Methodist II di Jalan Perintis Kemerdekaan dan Sekolah Santo Thomas di Jalan S Parman.

Rencananya Wali Kota Medan memberlakukan larangan siswa membawa mobil ke sekolah mulai November ini. Nyatanya, hingga saat ini Pemko Medan masih mempersiapkan surat edaran tersebut.

“Surat edaran itu masih dipersiapkan, akan saya pertanyakan dulu ke Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan,” kata Sekda Kota Medan, Syaiful Bahri.

Ketua Komisi D DPRD Medan, Parlaungan Simangungsong menyambut positif surat edaran yang akan dilayangkan Pemko Medan. Menurutnya, selain mengurangi kemacetan di Medan juga menghindari kecemburuan sosial terhadap siswa lainnya yang memiliki ekonomi rendah.

dan juga membuat anak mandiri dengan naik bus antar jemput kesekolahnya. “Itu sangat positif dari Pemko Medan, tetapi pemilik sekolah harus bisa mengadakan bus sekolah sesuai dengan aturannya. Paling tidak, 50 persen anak didik disekolah tersebut diangkut naik bus,” cetusnya. Begitu juga disampaikan anggota lainnya, Ahmad Arief.”Kebijakan itu bisa mengurangi kemacetan, tetapi yang terpenting harus ada keseriusan Pemko Medan,” ujar politisi PAN ini.
Arief menghimbau agar pihak sekolah agar mematuhi surat edaran Wali Kota Medan tentang larangan siswa membawa mobil ke sekolah nantinya.”Untuk kemanan siswa mungkin bisa kerjasama dengan polisi, jangan seperti ibu kota yang sering terjadi tawuran. Untuk itu dengan kemanan yang terjamin, halte yang dikelola Pemko Medan harus bisa menjadi solusi,” bebernya.(mag11/adl)

Larangan Tidak Efektif

LARANGAN bagi siswa untuk tidak membawa mobil ke sekolah belum juga berjalan. Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Medan Hasan Basri menganggap kebijakan Wali Kota Medan Rahudman tersebut kurang efektif sehingga tidak berjalan mulus.

“Statemen Wali Kota Medan mengenai hal ini sudah kita lanjuti dengan menyurati dan memanggil pihak sekolah, namun ada dua alasan mereka mengapa imbauan tersebut tidak berjalan,” kata Hasan Basri kepada wartawan Sumut Pos kemarin, (2/11)

Dua alasan itu lanjut Hasan, yakni faktor keamanan dan belum tersedianya transportasi massal bagi siswa.
Hanya saja, kata Hasan, Pemko Medan tidak memiliki wewenang untuk memaksa pihak yayasan menyediakan bus massal tersebut, mengingat larangan ini bersifat imbauan.

Sebenarnya Pemko bisa menekan pihak yayasan menyediakan lahan parkir yang cukup sehingga tidak mengganggu arus lalulintas. “ Jika lahan parkir tidak bisa disiapkan sekolah sebaiknya direlokasi saja, karena mengacu kepada peraturan daerah (Perda) bahwa setiap bangunan harus memiliki lahan parkir,” terangnya.
Alternatif lain yang bisa dilakukan yakni melibatkan kepolisian dengan melakukan pengawasan terhadap siswa yang menggunakan kendaraan bermotor.

“Dengan kata lain setiap siswa yang belum berusia 17 tahun serta belum memiliki SIM sesuai undang-undang lalu lintas tidak diperbolehkan membawa kendaraan. Jika penegakan hukum bisa mengatasi ini maka masalah itu bisa lebih efektif sekaligus memberikan edukasi terhadap siswa  ,” pungkasny. (uma)

Nada sama disampaikan Plt Wakil Ketua DPRD Medan, Muslim Maksum. Dia menilai kebijakan Pemko Medan melarang siswa membawa kendaraan ke sekolah tidak begitu efektif mengurangi kemacetan. Kebijakan tersebut dinilai akan sia-sia. “Kalau kita lihat, efektifnya hanya setengah karena tidak akan benar-benar bisa menertibkan lalu lintas,” katanya.

Dikatakannya, surat edaran tersebut akan efektif apabila ada penerapan sanksi kepada siswa. “Apa sanksinya?. Sekolah menjalankan ini dan menekankan kepada siswa-siswinya sendiri,” ujarnya.

Kata Muslim cara yang paling efektif untuk mengurangi tingkat kemacetan di sekitar sekolah adalah penyediaan lahan parkir. “Tidak seperti sekarang ini, ada lahan parkir pun, malah parkir di pinggir jalan. Itu yang buat macet,” terangnya. (uma/adl)

Bersatu Majukan Organisasi

Hari Ini dan Besok Mubes DPP Pujakesuma dan Muswil DPW Pujakesuma Sumut di Kisaran

Untuk memilih pengurus baru DPP Pujakesuma dan DPW Pujakesuma Sumut akan menggelar musyawarah besar (Mubes) dan musyawarah wilayah (Muswil) di Kisaran, Jumat (4/11) hari ini hingga Sabtu (5/11) besok.  Berbagai persiapan dilaksanakan panitia di Hotel Saudara Syariah Senin (31/10) dan Rabu (2/11).

Perhelatan akbar selama dua hari yang akan dihadiri Plt Gubsu dan Bupati Asahan ini dirangkai dengan acara peletakan batu pertama pembangunan Pendopo Jawa di Kisaran. Muswil DPW Wanita Pujakesuma Sumut dan Muswil GM Pujakesuma Sumut. Ada juga pelantikan DPD Wanita Pujakesuma  Asahan dan Musda DPD Pujakesuma Asahan.
Sejumlah kandidat akan meramaikan bursa pemilihan Presiden DPP Pujakesuma dan Ketua DPW Pujakesuma Sumut periode lima tahun ke depan. Diantara para kandidat, dua kader Pujakesuma yakni H Suratman SP (pengusaha muda) sebagai calon kuat Presiden DPP Pujakesuma dan Kolonel Ahwan Ismadi SPdi MH sebagai calon kuat Ketua DPW Pujakesuma Sumut.

Dari beragam acara ini, akan dihasilkan beragam kajian sebagai solusi atasi berbagai permasalahan bangsa terutama di Sumut. Selain itu semakin kuat persatuan dan kesatuan pada semua lapisan masyarakat. ‘’Pelaksanaan beragam kegiatan ini sekaligus menyatukan tekad membesarkan organisasi Pujakesuma di Sumut,’’ ucap Ketua DPW Pujakesuma Sumut Suherdi saat memimpin rapat panitia di Hotel Saudara Syariah, Senin (31/10).

Suherdi mengucapkan terima kasih atas dukungan pengurus DPD Pujakesuma kabupaten maupun kota se-Sumut dalam pelaksanaan Muswil DPW Pujakesuma Sumut pada 4-5 November 2011 di Kisaran. ‘’Muswil akan dilaksanakan sesuai Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) dalam melaksanakan konstitusi yang telah diamanahkan organisasi,’’ jelasnya.

Ia juga mengucapkan terima kasih atas dukungan Plt Gubsu dan Bupati Asahan yang akan berencana hadir dalam kegiatan Pujakesuma di Kisaran. ‘’Semua persiapan pelaksanaan Muswil DPW Pujakesuma Sumut dan acara lain sudah rampung. Semoga acara dapat berlangsung dengan lancar sehingga terpilih kepengurusan baru Pujakesuma,’’ kata Suherdi.

Kesiapan acara juga mengemuka saat DPP Pujakesuma menggelar rapat di Hotel Hermes Palace, Rabu (2/11) dipimpin Ketua Dewan Pertimbangan DPP Pujakesuma H Karseno dan Ketua Harian DPP Pujakesuma H Rusbandi.  Rapat ini membahas dua hal utama yakni berkaitan dengan kondisi terkini Pujakesuma dan eksistensi paguyuban masyarakat Jawa di Sumut.

‘’Pujakesuma merupakan organisasi yang berperan mempererat hubungan silaturahmi. Organisasi ini milik orang banyak yang dalam mengambil keputusan tidak hanya ditentukan 1 atau 2 orang pengurus saja. Kita mengedepankan musyawarah dalam pengambilan keputusan organisasi,’’ jelas Rusbandi.

Secara terpisah Ketua Umum PB Satgas Joko Tingkir yang juga pengurus DPD Pujakesuma Medan Sukirmanto SH mengatakan dari pertemuan di Hermes Palace juga diputuskan Muswil DPW Pujakesuma Sumut disatukan dengan Mubes DPP Pujakesuma.

Ditambahkannya, hasil rapat pleno DPP Pujakesuma yang dipimpin Ketua MPO Kolonel Purn H Karseno dan Ketua Harian DPP Pujakesuma memutuskan mencabut SK DPP no 014/sk/DPP-Pjk/X/2011 tanggal 24 Oktober 2011 tentang penetapan carateker DPW Pujakesuma, DPW Wanita Pujakesuma dan DPW GM Pujakesuma. Pleno memutuskan panitia Mubes yakni sebagai SC AKBP Purn H Rusbandi dan OC H Suratman SP. (*)

Teknis Tak Terurus

MEDAN- PSMS belum mengurus satupun aspek teknis untuk mengarungi kompetisi musim ini. Padahal kompetisi IPL yang rencananya akan diikuti akan bergulir lagi pada 27 November 2011.

Belum jelasnya kontrak pemain, pelatih kepala yang hingga saat ini juga belum ada hingga aspek paling krusial bagi keberlangsungan manajemen PSMS, yakni belum adanya Chief Executive Officer (CEO) PSMS, merupakan salah satu yang tak terurus.

Ketum PSMS Rahudman Harahap awalnya menyatakan PSMS akan berlaga di Indonesian Premier League (IPL). Tapi ada oknum pengurus yang ingin PSMS main di divisi utama.  Hal ini lantas membingungkan.

Pelaksana teknis PSMS Iswanda Nanda Ramli tetap yakin, pertemuan Ketum PSSI Djohar Arifin dan Ketum PSMS pada Jumat (28/10) lalu, bisa menjadi satu pegangan kuat. Karena saat itu Ketum PSMS yang juga Wali Kota Medan itu secara tegas telah menyatakan agar PSMS berlaga di kompetisi resmi PSSI yang digelar PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS).

“IPL bukan lagi masalah menurut saya. Saya yakin komitmen pak wali akan terlaksana. Lagipula, beliau secara langsung menyatakan itu kepada Ketum PSSI, jadi saya rasa masalah itu sudah fix,” ungkap Nanda, Kamis (3/11).

Menurutnya, saat ini kondisi persiapan PSMS masih berjalan. Setiap fungsionaris yang ditugaskan terus menjalankan fungsinya masing-masing, termasuk Nanda sendiri dan pelaksana teknis PSMS yang lain.

Soal belum adanya sodoran kontrak bagi pemain hingga saat ini, menurutnya hal tersebut terjadi karena PSMS belum membakukan susunan pemain yang memang masih dalam proses seleksi. “Tugas kita (Pelaksana teknis, Red) saat ini menangani tim. Perkembangan yang ada selalu kami laporkan ke Ketum. Tapi, saya juga tahu dan memaklumi, ketidakjelasan kontrak tentu menyebabkan adanya kemungkinkan pemain mengambil sikap dan akhirnya memutuskan hengkang. Seleksi juga memang belum selesai, saat ini semua itu bisa terjadi,” terang Nanda.

Nanda juga beranggapan, setelah tim pemandu bakat selesai melakukan seleksi kepada para pemain, barulah pihaknya melaporkan kepada Ketum untuk ditindaklanjuti pencairan dananya dengan konsorsium. “Saya yakin pemain mengerti kondisi ini. Bang Suharto juga mengatakan telah membicarakan masalah tersebut kepada mereka,” jelasnya.

Namun, sebagai pelaksana teknis yang ditugaskan, pihaknya mengaku tidak bisa memberikan keputusan apa pun selain memberikan penjelasan tentang kondisi PSMS saat ini kepada Ketum PSMS. “Keputusan di tangan Ketum. Yang kami bisa lakukan terus-menerus adalah berkomunikasi dengan beliau,” kata Nanda lagi. (saz)

Perburuan Pemain Masih Berlanjut

PSMS kembali memanggil sejumlah pemain untuk seleksi. Kemarin, empat pemain datang terdiri dari dua pemain asing dan dua pemain lokal. Adapun keempat pemain ini yakni Dyangga Yureztyo berposisi gelandang dari PS Bengkulu, Hary Yahya berposisi gelandang dari PSIR Rembang, Inkyun Oh berkewarganegaraan Korea di posisi gelandang dari PS Bengkulu dan Abu Bakar berposisi gelandang dari Sierra Leone.

Pada latihan Kamis (3/11) sore di Stadion Teladan, pemain asal Korea yang kini berjumlah dua orang termasuk Ku Kyung Hyun berposisi stopper dari Tangerang Wolves dan Inkyun Oh dinilai bermain cukup apik.

Hal ini diungkapkan mantan pelatih PSMS Amrustian yang pada saat itu datang menyaksikan latihan. Pada kesempatan itu, ia mengatakan pergerakan pemain yang berposisi stoper (Ku Kyung Hyun, Red) sangat baik menutup, memotong pergerakan dan bola lawan. “Passing yang dilakukannya juga rata-rata sangat terukur. Performanya cukup baik,” ungkapnya.

Namun menurutnya, koordinasi antar pemain di lini belakang belum cukup baik. Amrustian menuturkan, hal ini mungkin disebabkan faktor baru bergabungnya legiun asing tersebut. “Komunikasi serta koordinasinya sangat minim, banyak faktor yang mempengaruhi itu. Mungkin belum begitu akrab atau mengenal nama, belum begitu menyatu dengan teman-teman karena masih dalam tahap adaptasi dan sebagainya,” terangnya.

Ia berharap yang terbaik bagi PSMS. “Mungkin ke depan akan bisa lebih baik. Hal ini juga bisa dipicu karena ia mungkin takut berkoordinasi atau berkomunikasi karena takut dianggap seperti memerintah teman-temannya. Tapi itu saya rasa hanya masalah waktu dan proses adaptasi saja,” ujar Amrustian. (saz)

Launching Buku

Dahlan Iskan

Produktivitas Dahlan Iskan tak jua pudar. Kali ini, mantan dirut PLN ini meluncurkan buku Dua Tangis dan Ribuan Tawa.

Dahlan mengatakan, ini adalah buku ke delapan yang pernah dihasilkannya. “Tapi, ini adalah buku pertama sejak saya jadi dirut PLN,” ujarnya saat launching tadi malam (2/11).

Launching yang dilakukan di kompleks supermall Gandaria City, Jakarta Selatan, ini dihadiri sekitar 100 orang, baik dari karyawan PLN maupun pengunjung mall.

Menurut Dahlan, bukunya tersebut merupakan kumpulan tulisannya semasa masih menjabat dirut PLN. Tulisan bertajuk CEO Notes tersebut ditampilkan di website PLN, juga dimuat di Jawa Pos. “Kira-kira, setiap dua minggu sekali saya menulis CEO Notes,” katanya.

Dahlan mengatakan, tulisan menjadi sarana paling efektif dan efisien untuk menjangkau 50 karyawan PLN yang tersebar di seluruh Indonesia. “Komunikasi seperti ini sangat penting agar pikiran-pikiran pemimpin tertinggi di perusahaan, bisa menjangkau seluruh karyawan, bahkan hingga level terbawah. Tapi, jujur saja, saya akan lebih bahagia jika saya masih menjadi dirut PLN ketika buku ini diluncurkan,” ucapnya.

Sebenarnya, lanjut dia, masih banyak CEO Notes yang belum masuk dalam buku tersebut. “Jadi, kalau nanti laris, Insya Allah akan ada edisi ke dua,” ujarnya disambut tawa pengunjung.

Terkait judul Dua Tangis dan Ribuan Tawa, kata Dahlan, diambil dari salah satu tulisannya ketika 6 bulan menjabat sebagai dirut PLN. “Selama enam bulan itu, saya menangis dua kali, tapi bisa tertawa bahagia ribuan kali,” ucapnya. “Jadi, selama di PLN, saya menangis tiga kali. Yang ke tiga ketika saya harus meninggalkan PLN karena ditunjuk menjadi menteri BUMN,” katanya, kali ini disambut riuh tepuk tangan hadirin.(owi/jpnn)

 

Kasus Marapinta Ditangani Poldasu

MEDAN-Perkara dugaan korupsi di Dinas Bina Marga Sumut, yang melibatkan Marapinta Harahap saat ini sudah ditangani oleh Direktorat Reserse Umum Poldasu.
Pernyataan tersebut dikatakan Kasi Penyidikan Tindak Pidana Khusus Kejatisu Jufri Nasution SH, pada wartawan Rabu (26/10) lalu di Jalan AH Nasution Medan.
“Kita sudah tidak menangani perkara itu lagi. Karena perkara tersebut (Bina Marga Sumut) sudah ditangani pihak Poldasu,” tegas Jufri.

Jufri juga menegaskan bahwa dihentikannya penyelidikan dugaan korupsi pengadaan alat berat dan pembangunan jalan di beberapa daerah di Sumut itu karena pihak Poldasu sedang melakukan penyidikan. “Kasus itu kan sudah ditangani Poldasu. Bahkan sudah ada yang ditetapkan sebagai tersangka ataupun sudah ada yang ditahan,” tegas Jufri.

Jufri Nasution juga mengaku kalau mereka, sudah didahului oleh Poldasu. Untuk itu Kejatisu tidak akan menangani perkara di Dinas Bina Marga Sumut. “Kita didahului (Poldasu) makanya kita tidak akan melakukan penyelidikan dalam perkara itu. Untuk itu kita tutup perkara tersebut karena sudah ditangani Poldasu,” tegas Jufri menutup pembicaraan.
Sebelumnya Kejatisu sudah memanggil Marapinta Harahap dan Wali Kota Tebing Tinggi Umar Junaidi untuk diklarifikasi soal proyek tersebut. Klarifikasi yang dilakukan kejaksaan berupa pemanggilan n
Marapinta Harahap dan Umar Zunaidi yang saat ini Wali Kota Tebing Tinggi.

Marapinta Harahap pada saat menduduki Kadis PU Cipta Karya Pemkab Deli Serdang terbelit kasus dugaan korupsi proyek Gerakan Deli Serdang Membangun (GDSM) sebesar Rp10 miliar.  Marapinta juga diduga terlibat dugaan korupsi peningkatan jalan provinsi jurusan Tomok-Onan Runggu-Nainggolan tidak sesuai spesifikasi kontrak yang merugikan keuangan daerah sebesar Rp4.981.228.073,70.
Proyek peningkatan jalan provinsi jurusan jembatan Merah-Muara dan Soma-Simpang Gambir juga tidak sesuai spesifikasi kontrak dan merugikan keuangan daerah sebesar Rp3.072.998.002,04.
Bukan itu saja proyek  peningkatan jalan provinsi jurusan Dolok Sanggul-Batas Tapanuli Tengah tidak sesuai spesifikasi kontrak merugikan keuangan daerah sebesar Rp1.218.346.173,17. Begitu juga dengan beberapa pelaksanaan paket pengerjaan peningkatan jalan belum dikenakan denda keterlambatan senilai Rp893.995.404,72.(Rud)

Gatot Macam Betol Aja!

Plt Gubsu di Antara 9 Parpol Pengusung dan Sekjen Kemendagri

MEDAN-Tuntutan pencopotan Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho, mulai disuarakan langsung oleh masyarakat Sumut. Sebelumnya, sembilan partai pengusung pasangan Syamsul Arifin-Gatot Pujo Nugroho (Syampurno) telah terlebih dahulu menyuarakan hal yang sama dengan berkunjung ke Menteri Dalam Negeri (Mendagri).

Adalah puluhan massa dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lembaga Penyalur Aspirasi Rakyat (Lempar), menggelar aksi dengan memajang foto Gatot di halaman depan Kantor Gubsu, Jalan Diponegoro Medan, Rabu (2/11). Tuntutan pencopotan terhadap Gatot, menurut massa Lempar bukan tanpa alasan. Ketua LSM Lempar Ficky Padli dalam orasinya, sebagai Plt Gubsu, Gatot dinilai telah mengeluarkan kebijakan demi kepentingan pribadi yakni, pemutasian 110 pejabat eselon III di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu).

Kebijakan tersebut, sambung Ficky, pada akhirnya menyebabkan ketidakkondusivitasan di Sumut. Dari persoalan itu, kemudian muncul ajuan Hak Interpelasi. Namun, sayangnya, Hak Interpelasi tersebut sebatas gertak sambal.
Bukti lain kebijakan Plt Gubsu yang memicu konflik politik di Sumut adalah keluarnya Surat Teguran Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Massa Lempar juga mempersoalkan banyaknya Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemprovsu yang diduga terlibat atas kasus-kasus korupsi yang ada. Dari beberapa contoh itu, menurut massa Lempar, sudah menunjukkan bahwa Gatot tidak mampu memimpin Sumatera Utara dan tidak mampu menciptakan pemerintahan yang bersih.

“Kami meminta Plt Gubsu dengan profesional untuk meletakkan jabatannya karena dinilai sangat menggangu kekondusivitasan pemerintahan di Sumut,” tegas Ficky dalam orasinya.

Sementara itu, seorang fungsionaris partai pengusung pasangan Syampurno, Risman yang merupakan Sekretaris Jenderal (Sekjend) Partai Patriot Sumut kepada Sumut Pos menuturkan, sejak menjadi Plt Gubsu Gatot tidak mampu membangun komunikasi dengan partai pengusungnya. Apa yang dilakukan partai pengusung, dikatakannya, tidak lain dan tidak bukan bertujuan untuk mengingatkan Gatot.

“Kita tidak minta proyek, kita tidak minta apa-apa dan tidak ada kepentingan apa-apa. Kita hanya sekedar mengingatkan. Dulu zaman Bang Syamsul, hubungan komunikasi berjalan baik. Tapi sekarang, mau jumpa saja susah. Macam betol aja dia (Gatot, Red). Dia Plt, kenapa seperti itu. Komunikasinya tidak luwes,” tegasnya.

Mengenai tuntutan pencopotan jabatan Plt Gubsu, Ridwan menjelaskan, tidak ada aturan yang bisa mencopot jabatan Plt Gubsu. Namun, bila apa yang dilakukan oleh partai pengusung tidak digubris, maka akan ada tekanan-tekanan lain yang akan dilakukan.

“Kita tahu aturan. Tidak ada aturan mencopot Plt Gubsu. Tapi, kalau upaya untuk mengingatkan itu, tidak juga digubris, kita punya tekanan-tekanan lainnya. Ini semua untuk kekondusifitasan di Sumut. Kalau Sumut kondusif, pasti tidak ada ajuan interpelasi, tidak ada mutasi. Masyarakat ingin nyaman, pejabat ingin nyaman, PNS ingin nyaman. Tidak ditakut-takuti dengan mutasi,” tegasnya.

Risman yang mengaku tengah di Jakarta mengatakan, berdasarkan kabar yang didengarnya, surat jawaban sebagai dasar pemutasian pejabat eselon III yang diajukan Plt Gubsu ke Mendagri, sampai saat ini belum diterima Mendagri. Kabar lainnya yang berhembus, sambungnya, saat ini sudah tersiar kabar akan ada rencana pemutasian terhadap pejabat eselon II. “Saya lagi di Jakarta. Nanti saya pulang, akan kita gelar konfrensi pers lagi. Banyak yang akan diungkapkan,” akunya.
Soal mutasi, Sekjen Kemendagri Diah Anggraini mengungkapkan tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan. Dan perlu proses sebagai wahana pertimbangan, terutama di Sumut yang dijabat oleh seorang Plt. Maka dari itu, PNS di Sumut, tidak perlu risau dan khawatir atas isu atau informasi mutasi. “Menyangkut mutasi PNS di Sumut, itu akan dibahas secara internal dengan Plt Gubernur Sumut. Dan nantinya, bertujuan untuk perbaikan dan pembenahan,” kata Diah Anggraini usai membuka acara Musyawarah Provinsi Sumatera Utara (Musyprovsu) Korp Pegawai Negeri (Korpri) ke III, di Aula Martabe, Lantai II Kantor Gubsu Jalan Diponegoro Medan, Rabu (2/11).

Dijelaskannya, pihaknya akan terlebih dahulu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Saat ditanya mengenai pemutasian yang telah dilakukan oleh Plt Gubsu, apakah pejabat-pejabat lama bisa ditempatkan kembali di jabatan semula? Mengenai pertanyaan itu, Diah mengatakan, tidak boleh ada saling salah menyalahkan. “Saya tidak bilang ada sistem menganulir atau mengangkat pejabat yang lama dan sebagainya. PNS tidak usah khawatir, saya adalah pembina kepercayaan tingkat nasional. Tidak boleh saling menyalahkan, kita harus ada kebersamaan. Soal penempatan dan sebagainya, ini kan masalah internal kami. Pokoknya kalau ini sudah selesai, nanti kita akan jumpa pers,” bebernya.
Diah Angraeni pada kesempatan itu pula menyatakan, PNS harus mempertahankan netralitas dan bukan untuk kepentingan politik. “PNS itu adalah mitra, tidak untuk diperalat oleh parpol apa pun. Jadi, bila ada PNS yang masih merasa bagian dari anggota parpol atau bertindak sebagai alat kepentingan parpol, mau tidak mau, senang atau tidak senang, silahkan mundur (dari PNS) jika keberatan,” tegasnya.

Plt Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho dalam sambutannya mengatakan posisi Korpri sangat strategis jika dimanfaatkan dengan baik. Terutama dalam menstimulus gairah pertumbuhan perekonomian di daerah dan Sumut. “Inilah yang seharusnya menjadi fokus peran dan fungsi Korpri dalam kontribusi pertumbuhan ekonomi,” ujar Gatot.(ari)