28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14491

Polisi Kantongi Identitas Tersangka Lain

MEDAN- Polisi sudah mengantongi satu lagi identitas pelaku perampokan terhadap personel Polsek Pancurbatu Y Purba, warga Desa Sei Glugur, Pancurbatu. Pelaku peampokan itu berinisial DS (38), warga Tanjung Morawa yang diduga berperan sebagai supir untuk membawa kedua pelaku perampokan yang terkena tembakan saat melakukan aksinya.

“Identitasnya sudah kita ketahui, saat ini polisi sedang memburunya,” kata Kapolsek Pancur Batu AKP Ruruh Wickasono, Minggu (9/10). Mantan Wakasat Reskrim Polresta Medan ini menjelaskan, pelaku yang sudah diketahui identitasnya merupakan residivis dalam kasus yang sama dan pernah diamankan Polres Deli Serdang.

“Kawanan perampok ini merupakan TO (target operasi, Red) Polres Deli Serdang. Memang sebelumnya pelaku DS pernah diamankan Polres Deli Serdang lalu diserahkan ke Polsek Percut Sei Tuan,” terangnya. Meskipun identitasnya sudah diketahui, namun Ruruh mengaku belum mengetahui keberadaan DS saat ini.

Sementara menurut sumber di kepolisian menyebutkan, pelaku perampokan ini berjumlah lima orang dan satu diantaranya wanita. Saat hal ini dikonfirmasi, Ruruh mengatakan, pihaknya masih melakukan penyidikan. “Belum tahu, informasi yang kami dapat baru tiga orang yakni Sugiarto (31) warga Jalan Pasar VII Martubung Medan Labuhan, kini dirawat di RS Bhayangkara dengan kondisi kritis. Dan Herman Basuki (35) warga Jalan Pasar VI, Medan Labuhan, tewas di RS Herna Tebing Tinggi dan supirnya berinisial DS,” ujarnya.

Ruruh juga mengungkapkan, Sugiarto yang kini dirawat di RS Bhayangkara Medan itu membantah tudingan kalau dirinya ditembak karena melakukan perampokan. “Sugaiarto tidak mengaku kalau dirinya tertembak karena merampok,” ujar Ruruh.

Sementara Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga mengaku, pihaknya sudah menetapkan Sugiarto sebagai tersangka. “Dia sudah kita jadikan tersangka dalam kasus percobaan perampokan. Ya, kalau Aipda MYP nggak bangun dan tidak bertindak, otomatis harta bendanya akan dikuras,” ungkap Tagam Sinaga, yang juga mantan Kapolres Labuhanbatu ini.

Kejadian penembakan itu terjadi pada Rabu (5/10), pukul 03.30 WIB di rumah anggota polisi yang terletak di Desa Sei Glugur Pancur Batu. Aipda Y Purba, yang memiliki usaha sampingan berjualan, merasa curiga melihat lampu teras rumahnya mati secara tiba-tiba. Selain itu, Y Purba juga mendengar suara rantai gembok pagar rumahnya.

Mengetahui hal itu, personel Polsek Pancur Batu itu mengecek keluar rumah. Dia melihat di depan rumahnya tidak terjadi apa-apa dan dia kemudian memutar ke belakang rumahnya. Sesampainya di belakang rumah, dia melihat mobil Kijang Inova warna hitam sedang terparkir. Lantas, ia pun mendatangi mobil itu, namun saat dia bergerak, Y Purba melihat dua orang mendatanginya dan langsung menyerang. Saat itulah, Y Purba meletuskan senjata apinya, ke arah dua orang tersebut. Akibat mengalami penembakan keduanya masuk ke dalam mobil melarikan diri.(mag-7)

Pulang Pacaran Kena Rampok

Hati Dimas berbunga-bunga saat pulang dari rumah pacarnya di kawasan Belawan, Sabtu (8/10) malam. Namun, suasana hati yang berbunga-bunga itu tiba-tiba berubah menjadi was-was. Pasalnya, di tengah perjalanan tepatnya di kawasan Jalan Kolonel Yos Sudarso Simpang Aloha, empat pria dengan mengunakan tiga unit sepeda motor menghampiri Dimas sembari mengaku polisi.

Keempat pria yang mengenakan jaket hitam itu menyuruh Dimas untuk berhenti. Dengan ketakutan, Dimas menghentikan sepeda motornya dan membiarkan seorang dari empat pria tak dikenal itu menggeledah bagian pinggangnya. Setelah digeledah, Dimas dituduh membawa narkoba. Lantas, kawanan perampok itu mengambil alih sepeda motor Dimas dan membawanya ke arah Jalan Ileng, Medan Marelan.

Namun di perkebunan pisang, jauh dari pemukiman warga, Dimas yang berada di boncengan langsung ditodong pisau dan dipaksa menyerahkan dompet, HP dan sepeda motornya. Setelah menguras harta benda Dimas, keempat pria tak dikenal itu langsung kabur ke arah Marelan.

Malam itu juga Dimas melaporkan kejadian yang dialaminya ke Polsek Medan Labuhan. “Katanya mereka polisi, dan pinggang saya sempat di geledah, terus saya mau dibawa ke kantor polisi, pas di jalan sunyi itu saya diancam pisau dan ditinggal begitu saja,” ungkap Dimas di Polsek Medan Labuhan. (mag-11)

Burhanuddin Harus Minta Maaf

Kasus Penghinaan Pimpinan DPRD Medan

MEDAN- Perseteruan dua kader DPC Partai Demokrat Kota Medan semakin melebar. Semula antara Ketua DPRD Medan, Drs H Amiruddin dan Sekretaris Komisi A DPRD Medan, Burhanuddin Sitepu. Kini, Pimpinan DPRD Medan lainnya merasa terhina dan meminta agar Burhanuddin meminta maaf lewat media massa.

Konflik dua kader Partai Demokrat itu semakin melebar dikarenakan Burhanuddin menghina Ketua DPRD Medan dan sejumlah pimpinan dewan lainnya. Penghinaan itu dilontarkannya saat dilaksanakan rapat badan anggaran (Banggar) DPRD Medan.

Burhanuddin mengolok rekan satu partainya, Ketua DPRD Medan dengan perkataan tak senonoh, begitu juga pimpinan DPRD Medan lainnya. Akibatnya, Ketua DPRD Medan melaporkan Burhanuddin ke Badan Kehormataan Dewan (BKD) DPRD Medan, sedangkan pimpinan  DPRD Medan lainnya telah melayangkan surat ke Fraksi Demokrat, DPC Partai Demokrat dan Ketua DPRD Medan.

Dalam surat pimpinan DPRD Medan itu, Burhanuddin diminta membuat permohonaan maaf melalui media massa dalam waktu 2×24 jam terkait penghinaan pimpinan DPRD Medan. Apabila tak segera melakukan permohonan maaf, maka pimpinan DPRD Medan akan melanjutkannya ke jalur hukum.

Surat yang bersifat rahasia itu diketahui Sumut Pos, Minggu (9/10). Selain meminta maaf, surat itu juga meminta Burhanuddin untuk mengkui secara terang dan terbuka bahwa telah melakukan penghinaan dan makian terhadap Ketua DPRD Medan serta Pimpinan DPRD Medan. “Burhanuddin di-deadline 2×24 jam untuk melakukannya. Jika tidak mampu, maka DPC Partai Demokrat Kota Medan yang harus melaksanakannya,” demikian disampaikan sumber di DPRD Medan via telepon selulernya, akhir pekan kemarin (8/10).

Sumber itu memaparkan, surat yang ditujukan ke Fraksi Demokrat DPRD Medan, Ketua DPRD Medan dan DPC Partai Demokrat itu tegas meminta Burhanuddin.

Apabila tak segera minta maaf, pimpinan DPRD Medan akan menempuh jalur hukum.
Menjawab informasi ini, Wakil Ketua DPRD Medan, Ikrimah Hamidy ST M Si sebelum berangkat menundai ibadah haji mengakui sudah melayangkan surat ke Fraksi Demokrat DPRD Medan, Ketua DPRD Medan dan DPC Demokrat Medan sejak beberapa hari lalu.

“Ya, kami meminta Buhanuddin untuk melakukan permohonan maaf resmi di media massa. Jika tidak mampu maka DPC Demokrat Kota Medan yang harus minta maaf,” ujar politisi PKS itu.
Sementara itu, Burhanuddin Sitepu sendiri tidak bersedia berkomentar mengenai sikap pimpinan dewan dan permohonan maaf yang harus dilakukannya.

Begitu juga, Ketua Fraksi Demokrat DPRD Medan, Heri Zulkarnain yang sedang berada di Jakarta. Melalui telepon seluler dan pesan singkat, Heri enggan memberikan komentar apapun. (adl)

’Kelas Gelap’ Disusupi Mafia

MEDAN-  Citra pendidikan di Kota Medan semakin buruk ketika sejumlah pihak menemukan “kelas gelap” di sejumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri favorite di Medan. Temuan itu ternyata ditunggangi sejumlah mafia pendidikan.
Keburukan citra pendidikan di Kota Medan ini tampak nyata ketika “kelas gelap” dihuni puluhan siswa sisipan di setiap sekolah favorite. Bahkan, jadwal masuknya siswa sisipan itu berbeda dari siswa melalui jalur resmi. Terkuak, data siswa yang muncul merupakan anak-anak dari pejabat, tokoh, politisi dan sejumlah pihak yang berpengaruh di Kota Medan. Anak-anak itu masuk ke sekolah tersebut lantaran nilai yang dimiliki di bawah rata-rata.

Menanggapi buruknya pendidikan di Kota Medan, Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU),  Farid Wajdi menyatakan munculnya “kelas gelap” memberi contoh buruk Indonesia tak bisa keluar dari krisis moral bangsa ini, dan memberikan pengajaran kebusukan luar biasa akibat campur tangan ‘kepentingan liar’ individu dan kelompok. “Ini fenomena mundurnya pendidikan di Indonesia, khususnya di Kota Medan. Karena sudah rahasia umum penyelenggara pendidikan di kota ini jauh dari kata ideal,” paparnya, Minggu (9/10).

Dia menduga masalah yang muncul ini terkait tumbuh subur mental buruk pengelola pendidikan, sehingga masuknya kepentingan mafia pendidikan yang begitu dominan serta mengabaikan perhitungan resiko buruk.
“Jadi, Wali Kota harus memimpin langsung pemberantasan mafia pendidikan, jangan sampai Kota Medan disandera para mafioso pendidikan,” sarannya.

Farid minta Dewan Pendidikan agar menjadi wakil warga Kota Medan yang dirugikaan untuk mengambil inisiatif melapor kepada pihak kepolisian. (ari)

Terus Galakkan Cinta dan Peduli Satwa

Ketua Umum Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) sekaligus anggota DPD RI asal Sumatera Utara DR H Rahmat Shah mengharapkan agar museum dan kebun binatang dapat menjadi media hiburan alternatif yang layak, mendidik dan terjangkau bagi masyarakat dan generasi muda khususnya. Selain itu, perlu juga dikembangkan taman kota sebagai tempat hiburan yang gratis bagi masyarakat sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
Hal tersebut disampaikan Rahmat Shah melalui staf Ahli DPD RI Bechta Perkasa Asky MA yang mendampingi kunjungan pengurus Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) DKI Jakarta ke Rahmat International Wildlife and Gallery Medan, Senin (4/10).

Menurut Rahmat, kesejahteraan yang hendak dicapai dengan pembangunan, hendaknya bukan sekadar kesejahteraan fisik dan material, namun juga kesejahteraan mental, spiritual dan rohani. “Masyarakat yang sejahtera, hidup dengan rasa bahagia, tanpa ada tekanan dan tanpa ada stress yang berlebihan. Hal tersebut akan terlihat dari raut muka masyarakat dalam menjalani kehidupan mereka sehari-hari,” ujarnya.

Dalam pemaparan terhadap rombongan tersebut, dijelaskan bahwa pembangunan Rahmat International Wildlife and Gallery, diilhami kecintaan Rahmat sebagai anak desa pada alam serta kesungguhannya dalam mencegah kepunahan hutan dan satwa langka.  Hingga kini, museum Rahmat International Wildlife and Gallery ini diakui sebagai karya monumental seorang putra Indonesia yang bertaraf internasional dan telah memberi citra baru pada museum Indonesia. “Museum ini difungsikan untuk menjadi media pendidikan dan kegiatan lingkungan dari berbagai kalangan serta menjadi objek wisata yang layak, mendidik dan terjangkau,” beber Rahmat Shah.

Lebih jauh dikatakannya, tujuan pembangunan Rahmat International Wildlife and Gallery juga untuk mengenalkan kepada masyarakat dari berbagai kalangan mengenai keanekaragaman satwa liar yang ada di dunia. Dengan demikian, diharapkan mereka akan terpanggil untuk lebih menyayangi dan menjaga kelestarian lingkungan hidup dan satwa liar anugerah yang tak ternilai dari Tuhan serta warisan anak cucu.

Ketua Umum BKOW DKI Jakarta, Widyastuti Endang Susilowati Prijanto yang juga istri Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta sebagai ketua rombongan mengungkapkan rasa bangganya atas keberadaan Rahmat International Wildlife and Gallery.  Endang bahkan berharap agar museum ini dapat lebih dikembangkan dengan menambah koleksi yang ada.
Kunjungan rombongan BKOW DKI ke Sumatera Utara selain dimaksudkan untuk meningkatkan silaturahmi, juga menukar informasi dan komunikasi untuk mensukseskan program-program BKOW ke depan baik di bidan sosial, lingkungan hidup, mengantisipasi terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), angka kematian ibu dan lainnya. (*/ila)

Rumah Makan Koki Sunda Nyaris Ludes Terbakar

MEDAN- Pengunjung dan karyawan Rumah Makan Koki Sunda di Jalan S Parman Medan dihebohkan dengan peristiwa meledaknya blower yang nyaris membakar rumah makan tersebut, Minggu (9/10) sore pukul 17.00 WIB. Sebelum pemadam kebakaran tiba di lokasi, para karyawan dan pengunjung sempat panik untuk menyelamatkan diri.
Para karyawan yang berada di lantai III rumah makan itu langsung berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri, sedangkan para pengujung banyak yang keluar dan tidak sempat membayar uang makan mereka.

Pantauan wartawan koran ini, kejadian berawal saat para juru masak sedang masak di dapur rumah makan tersebut, namun tiba-tiba muncul api dari dalam blower dan mengeluarkan asap tebal. Peristiwa itu pertama kali dilihat seorang karyawan bernama Herman yang melihat api berada di dalam blower. Dia kemudian memberitaukan kepada juru masak Koki Sunda bahwa ada api dalam blower.

“Karena api sudah membesar, aku langsung memberi tahu karyawan bagaian dapur, kemudian dengan alat seadanya kami memadamkan api tersebut,” kata Herman, karyawan yang mengaku sebagai teknisi di Koki Sunda itu.
Sekitar 30 menit api dapat dipadamkan, setelah karyawan melakukan penyiraman terhadap blower tersebut. Meski begitu, Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran (P2K) sempat menurunkan lima unit mobil pemadam. “Mendengar ada laporan, langsung terjun ke lapangan, tapi begitu tiba di lokasi, syukurnya api sudah padam,” kata seorang petugas pemadam kebakaran.

Sementara itu, tidak ada satu pun pihak manajemen Koki Sunda yang mau memberikan komentar. Bahkan, wartawan koran ini sempat diusir karyawan rumah makan tersebut saat hendak masuk ke dalam rumah makan tersebut. “Tutup saja pintunya jangan ada orang dikasih masuk, bilang saja tidak ada kejadian,” kata wanita keturunan Tionghoa itu.
Di tempat terpisah Kapolsek Medan Baru AKP Donni Alexander membenarkan peristiwa kejadian tersebut. “Ia tadi sempat terjadi kebakaran di blower Koki Sunda, makanya saat ini kita sedang olah TKP. Namun kita tidak tau berapa kerugiannya,” tegas Donni di lokasi kejadian.(mag-5)

Merajut Kenangan dan Persaudaraan

Alumni SMA Methodist 1 Medan Angkatan 1990/1993 Gelar Reuni

Setelah 18 tahun tak bertemu, akhirnya para alumni SMA Perguruan Kristen Methodist 1 Medan angkatan 1990/1993 menggelar reuni, Sabtu(8/10). Reuni ini digelar di sekolah SMA Methodist 1 Jalan Hangtuah nomor 4 Medan.

“Reunian para alumni sekarang ini menggambarkan bagaimana para siswa yang pernah menuntut ilmu di SMA Methodist1 Medan dan masih memiliki kecintaan yang besar terhadap sekolahnya,” ujar kepala Methodist1 B Manurung, dalam sambutannya pada acara reuni tersebut.

Para alumni yang telah menyelesaikan pendidikannya setelah 18 tahun, kata Manurung, ibarat usia seorang remaja yang masih menggelora. Sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat, khususnya untuk kepentingan sekolah di masa sekarang dan yang akan datang.

“Kami sangat berbangga hati mendengar banyak alumni yang telah berhasil dan diharapkan memberikan masukan demi kemajuan sekolah methodist,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, ketua panitia reuni, Bernard Denis Harianja mengatakan, kegiatan reuni terinspirasi dari beberapa pertemuan sebelumnya.

Yang mana dalam acara temu kangen tersebut, sejumlah alumni berinisiatif membangun sebuah kegiatan alumni yang bisa direalisasikan lewat acara reuni.

“Tujuan dilaksanakannya acara ini yaitu untuk merajut kembali kenangan dan hubungan persaudaraan yang telah terjalin beberapa tahun silam. Ke depannya kita juga berencana membentuk ikatan alumni yang lebih mengarah kepada kegiatan sosial,” ungkapnya.

Bentuk sosial yang dimaksudkan Bernard, yakni seperti membuka badan usaha yang nantinya keuntungan akan diberikan untuk membantu para alumni, serta sekolah dalam upaya terus memajukan kualitas sekolah Methodist 1 Medan.

Dalam kesempatan acara reunian yang mengambil tema, “Aku, Kamu, dan Sekolah Kita Masih Ada” itu juga memberikan cendera mata untuk sejumlah guru yang pernah mengajar di era 1990 dan 1993.
Selain itu para alumni juga menyerahkan plakat terhadap sekolah Methodist 1 Medan, sekaligus menyerahkan cenderamata kepada seluruh undangan yang menghadiri acara reuni sekolah tersebut.(*/uma)

Dirut Bank Sumut Jadi Narasumber

Dialog dan Peluncuran DVD Album Al Quran di Deli TV Hari Ini

Rumah produksi Sineas Film Dokumentary (SFD) Indonesia akan menggelar dialog bertajuk ‘Menghidupkan Al-quran Sebagai Sumber Bacaan dan Pedoman Hidup Umat Islam’ di stasiun Deli TV Medan, hari ini (10/10) pukul 15.00 WIB. Dialog Alquran ini diselenggarakan dalam rangka peluncuran album DVD Alquran yang diproduksi SFD Indonesia.
Penyelenggara dialog Alquran Usep Kurnia SSos MA mengatakan, program ini dilatarbelakangi upaya mendorong generasi muda untuk menghidupi dan mencintai Alquran sebagai sumber utama bacaan dan sekaligus pedoman hidup bagi umat Islam.

“Alquran dipahami secara umum sebagai verbum dei (kalam Allah) merupakan petunjuk yang harus diterjemahkan dalam kehidupan manusia. Jaminan keselamatan dan kebahagian adalah garansi mutlak bagi siapa saja yang mengikuti dan mengamalkannya” ungkapnya.

Menurut Usep, di era modern saat ini telah terjadi pergeseran nilai-nilai yang dianut umat Islam. “Semangat untuk menjadikan Alquran sebagai acuan hidup mulai redup akibat hantaman peradaban global yang menyeret umat Islam pada seluruh lapisan  kurang mengamalkan isi kandungan Alquran.”ujarnya.

Hal ini, jelas Usep, diindikasikan dengan banyaknya umat Islam tidak pandai membaca Alquran. Padahal tempat untuk belajar, media dan fasilitas serba lengkap untuk bisa mengetahui Alquran.
Terkait dengan itu, kata Usep, dengan dialog Alquran yang dirangkai dengan peluncuran Album DVD Alquran Qori Internasional Drs H Fadhlan Zainuddin dapat menjadi sumbangsih dan dorongan agar generasi muda Islam tertarik mendalami dan mencintai Alquran.

Dialog dan pembuatan album DVD Alquran  ini didukung oleh Bank Sumut Syariah akan menghadirkan empat narasumber yaitu Direktur Utama Bank Sumut Gus Irawan Pasaribu, Dosen Pascasarjana IAIN dan Anggota MUI Sumut Dr H  Muhammad Sofyan Saha MA Qori Internasional Fadhlan Zainuddin, dan Direktur SFD Indonesia Onny Kresnawan.(sih/rel)

Rusunawa untuk Warga di Bantaran Sungai

MEDAN- Sebagai antisipasi korban banjir, Pemko Medan melarang warga tinggal di bantaran sungai. Solusinya, Pemko Medan menyediakan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) di kawasan Sei Mati, Medan Labuhan.

“Pemko Medan sudah melarang warga untuk tinggal di bantaran sungai. Namun, tetap saja mereka bandel dan tetap tinggal di sana. Setiap curah hujan tinggi, pasti mereka kebanjiran. Karenanya kita mengusulkan agar mereka tinggal di Rusunawa, Medan Labuhan,” kata Sekda Kota Medan, Syaiful Bahri, beberapa hari lalu.

Dikatakannya, jumlah rumah susun yang sudah jadi ada tiga unit. Sedangkan yang sudah ditempati dengan hasil kesepakatan terhadap warga yang ingin tinggal ada dua unit. “Untuk dapat memiliki Rusunawa, masyarakat yang dulunya tinggal di bantaran sungai dapat mendaftar saja. Itu pun kalau mereka mau,” ujar Syaiful.

Menurutnya, terkait keluhan warga yang sering mengalami banjir, Pemko Medan sudah tak mampu lagi mengatasinya. Sedangkan untuk pengerukan terhadap pendangkalan sungai di Kota Medan. Pemko Medan sudah meminta kepada Pemerintah Pusat untuk mengirimkan dua unit beko ampibi untuk mengeruk sungai yang dangkal.

“Pengerukan dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemkop Medan hanya pemberi fasilitas terhadap tempat. Pemko Medan sudah mengajukan ke pusat untuk mengirimkan duan unit beko ampibi, tapi belum dibalas juga. Padahal untuk biaya operasional kita yang menyediakan,” bebernya. (adl)

Tak Tahu Masalah, Guru SD Dianiaya

MEDAN- Tanpa diketahui penyebabnya, Nurlince br Hutabarat (45) dianiaya seorang pemuda, Tony Simamora (23), di Jalan Teuku Amir Hamzah, Gang Melati, Medan Barat, Sabtu (8/10) sore. Tak terima perlakuan itu, Nurlince yang merupakan guru SD itu, langsung mendatangi Polsek Medan Barat untuk membuat pengaduan.

Saat kejadian itu, Lince berada di rumah tetangganya Karel Hutasoit (50). Tiba-tiba Tony datang dan marah-marah di halaman rumah Karel. Tak hanya itu, Tony juga memaki dan mengeluarkan kata-kata kotor terhadap Karel.

Karena ingin mengetahui masalah apa yang terjadi, Lince mendatangi Karel bermaksud menanyakan permasalahan tersebut. Melihat Lince datang, Tony malah balik memaki Lince. “Apa? Kau lagi!” hardik Tony kepada Lince.

Merasa tak bersalah, Lince pun bertanya apa masalahnya. Bukan penjelasan yang didapat, perut Lince malah ditendang. Tak sampai di situ, Tony juga meninju mata Lince hingga lebam. “Aku nggak tahu apa-apa, kok bisa aku yang kena pukul?” ujarnya saat membuat pengaduan.

Tak terima, Lince kemudian mendatangi Polsek Medan Barat dan membuat pengaduan. Pengaduan guru SD itu diterima dengan No LP/LP/719/IX/2011/SU/Polresta Mdn/Sek Mdn Barat. Setelah membuat pengaduan, pandangan Lince sempat berkunang-kunang akibat tinju yang diarahkan Tony ke matanya. Alhasil, Lince sempat di rawat di RS Imelda Jalan Bilal.

Meski telah dilaporkan, namun Tony belum juga diringkus petugas kepolisian. Kapolsek Medan Barat AKP Nasrun Pasaribu yang dikonfirmasi mengaku masih menyelidiki kasus ini.(mag-5)