26 C
Medan
Wednesday, December 24, 2025
Home Blog Page 14556

Toilet Kantor SKPD Jorok

MEDAN- Anggota legislatif di DPRD Sumut kecewa dengan kinerja eksekutif di daerah. Pasalnya, banyak kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) tak mampu mengurusi toiletnya masing-masing.

Hal itu terungkap dalam rapat paripurna laporan hasil kunjungan kerja pembahasan Laporan Pertanggungjawaban (LPj) APBD 2010, di ruang paripurna DPRD Sumut, Senin (26/9).

Paripurna yang dihadiri 46 orang dari 100 orang anggota DPRD Sumut itu dihadiri Plt Gubernur Sumut, Gatot Pujo Nugroho. Sidang paripurna yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Sumut Chaidir Ritonga, didampingi dua wakil lainnya, Kamaluddin Harahap dan Sigit Pramono Asri, sempat tak tertib.

Pasalnya, saat Tim III membacakan laporannya, pimpinan sidang harus meminta agar suara dalam ruang rapat dikondusifkan. “Mohon sedikit ya, kita bergantian yang bicara,” kata Chadir Ritonga.
Dalam laporan tim kunjungan kerja ini, banyak laporan yang menyatakan kekecewaan terhadap kinerja eksekutif di daerah. Pasalnya, banyak pelaksanaan yang dirasa sebagai kinerja yang tidak menghasilkan dan cenderung wanprestasi.

Ketua Tim I, Yusuf Siregar yang membidangi daerah pemilihan Kota Medan, dalam laporannya memberikan catatan khusus dalam pelaksanaan kunjungan kerja (kunker) mereka ke sejumlah instansi pemerintah Sumut untuk pembahasan LPj APBD 2010 itu. Selama kunker, timnya menemukan fasilitas umum berupa kamar mandi (sanitasi) hampir di setiap kantor SKPD Provinsi Sumut yang berada di Kota Medan dalam keadaan kumuh. Airnya kuning, lantai pecah-pecah, ada genangan air dan aroma yang tak sedap.

“Contohnya di Dinas Tarukim Sumut, dan dinas lainnya. Termasuk juga di Kantor Gubernur lantai VIII,” kata Yusuf.
Dia juga menyebutkan, ada juga di lingkungan kantor SKPD kurang perawatan. Tidak ada kesan indah dan luput dari penghijauan seperti di Kantor Dinas Bina Marga yang gersang. Kemudian pelataran parkirnya digenangi air dan tidak ada drainase. “Kondisinya seperti anak sungai kalau hujan. Dan penuh debu jika panas,” sebutnya.

Sementara untuk pelaksanaan proyek, tim kunker mendapatkan tidak maksimalnya realisasi di lapangan meskipun masih dalam batas toleransi. Ke depan, pihaknya berharap kegiatan yang berasal dari APBD dilaksanakan tepat sasaran.

Selanjutnya, tim lainnya menyampaikan ketidakpuasannya terkait pelaksanaan APBD 2010 di daerah pemilihan masing-masing. Ketua Tim X, Richard Eddy M Lingga dari hasil timnya, ada SKPD yang sama sekali tidak melakukan tugas dan fungsinya di daerah Tanah Karo, Dairi, dan Pakpak Bharat. Dinas itu adalah Dinas Perikanan dan Kelautan. “Belum ada kami temukan kinerja dinas tersebut, sehingga hal ini sangat mengecewakan,” katanya.

Hal yang sama dilaporkan tim dari kepulauan Nias yang disampaikan Analisman Zalukhu. Dia menyampaikan di Nias masih adanya ketertinggalan fasilitas alat kesehatan. Terutama alat kesehatan cuci darah. Saat ini warga Nias harus rela tinggal di Medan karena setiap minggunya harus melakukan cuci darah.

Dalam sambutannya, Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho mengatakan terimaksih kepada DPRD yang telah memberikan masukan atas kekurangan kinerja eksekutif untuk anggaran 2010. Ke depan, diharapkan akan menjadi modal melakukan perbaikan dan pembangunan yang lebih baik. (ril)

Hujan tak Jadi Halangan

ROC Touring Wisata ke Karo

MEDAN- Rubby Owner Club (ROC) Sumut, Minggu pagi (25/9), menggelar touring wisata ke sejumlah tempat di Tanah Karo. Kegiatan itu diikuti puluhan anggota klub motor gede (moge) berlambang kepala rubah merah itu.

“Selain wisata dan meningkatkan silaturahmi, touring kali ini dilakukan untuk pemahaman dan implementasi peraturan lalulintas,” ujar Ketua ROC Sumut Agus Suherman, didampingi Sekretaris Arifin dan puluhan anggota lainnya di titik start, Cafe Harley Jalan Samanhudi, Medan.

Sekira pukul 08.00 WIB startpun dimulai. Namun sebelumnya dilakukan briefing dan doa bersama. Ini penting dilakukan untuk keselamatan selama di perjalanan. Usai doa bersama, Aldian Pinem memimpin di depan sebagai leader road. Pengacara kondang ini didapuk sebagai pemandu jalan karena dianggap paling paham kondisi jalan menuju ke kawasan gunung itu. “Pak Pinem yang di depan. Dia paling paham kondisi jalan menuju daerahnya,” kata Agus Suherman yang akrab dipanggil anggotanya dengan sebutan Chief ini.

Konvoi puluhan moge pagi itupun memecah kesenyapan jalanan Kota Medan. Berjalan beriringan, mengular melalui Jalan Sudirman, Jalan Patimura, Jalan Jamin Jamin Ginting hingga ke Berastagi. Sekira pukul 09.00 WIB, di tengah rintik hujan dan dinginnya udara pegunungan, rombongan beristirahat di titik pemberhentian pertama, Desa Panatapen, Sibolangit.

Setelah kurang lebih satu jam beristirahat, konvoi pun dilanjutkan, menyisir jalan berliku menuju Berastagi. Tiba di salah satu kecamatan, rombongan langsung mengular menuju Kota Kabanjahe. Setelah hampir satu jam beristirahat di Simpang Masjid Agung, rombongan melanjutkan konvoi menuju Gundaling, Berastagi.

Hujan kembali mengguyur saat rombongan tiba di rumah makan Gundaling untuk makan siang bersama. Tapi kondisi itu tak menghalangi rombongan untuk melanjutkan perjalanan. Kota Berastagi memang terkenal dengan hujan lokalnya. Karena saat melintas di bagian lain kota sejuk ini, mentari justeru bersinar terang. Dari Gundaling rombongan menyisir jalan lingkar luar Berastagi yang berbatasan langsung dengan hutan lindung. Dari jalan yang berkelok itu, Kota Berastagi tampak indah di bawah kabut. Sayang kondisi aspal yang tampak baru itu, mulai berlubang.

Keluar dari jalan lingkar luar Berastagi rombongan langsung menuju Kota Medan. Jalanan yang basah membuat rombongan ekstra hati-hati. Selain licin, topografi jalan yang menurun, membuat semua anggota menurunkan laju kendaraan. Sekira pukul 15.00 WIB rombongan beristirahat di kawasan PDAM Tirtanadi. Setelah briefing dan doa bersama, perjalanan menuju Kota Medan pun dilakukan.(her)

Rumah Ibadah Diusulkan Masuk KTR

Kawasan Tanpa Rokok

MEDAN- Dinas Kesehatan (Dinkes) diminta memperbaiki draft rancangan peraturan daerah (Ranperda) tentang Sistem Kesehatan Kota Medan yang pengesahannya sedang dibahas DPRD Medan. Permintaan itu disampaikan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Melalui Sekretaris Fraksi, Juliandi Siregar, PKS meminta pasal-pasal kawasan tanpa rokok (KTR) diperluas dan diperjelas.

Hal ini disampaikan Juliandi dalam rapat paripurna lanjutan di DPRD Medan, Senin (26/9). Disebutkannya, ranperda tersebut tidak tegas mengatur tentang kawasan pelarangan rokok. Pengaturan tentang KTR hanya terdapat pada Pasal 26 ayat 5.

“Oleh karena itu, perlu ada penambahan pasal tersendiri tentang penerapan kawasan tanpa rokok. Realisasi kawasan tanpa rokok harus dimulai dari gedung-gedung pemerintahan dan rumah ibadah, harus ditampung dalam ranperda ini. Kami mendukung agar ranperda ini segara dibahas dengan dibentuk panitia khusus (pansus),” katanya.

Pada bagian lain dia mengatakan, ranperda tersebut harus menjamin pelayanan kesehatan yang mudah, murah dan cepat bagi warga miskin. Distribusi rasio tenaga kesehatan harus merata di setiap kecamatan. Sehingga tidak terjadi penumpukan tenaga kesehatan seperti dokter umum, dokter spesialis, perawat dan bidan di kecamatan tertentu. Dinkes juga diminta untuk menambah pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) berdasarkan jumlah penduduk Kota Medan. Di mana sesuai ketentuan Depkes, 1 puskesmas maksimal melayani 100 ribu penduduk. “Standarisasi pelayanan kesehatan di rumah sakit dan Puskesmas juga harus dimasukkan dalam ranperda ini,” ujarnya.

Kekurangan draft ranperda itu terus diulas lebih jauh. Ternyata, dalam draft belum ada sanksi terhadap petugas medis yang dengan sengaja melakukan kelalaian, dan itu harus menjadi catatan Dinkes Medan untuk membuat pasal-pasal baru tentang itu.

“Sesuai amanah UU No 36 tahun 2009 Pasal 171 ayat 2, maka Pemko Medan harus menganggarkan 10 persen dari nilai APBD untuk pelayanan kesehatan. Ini penting demi realisasi sistem kesehatan Kota Medan,” pungkasnya.

Sementara Fraksi Partai Demokrat melalui juru bicaranya Syamsul Bahri mempertanyakan kesiapan Pemko Medan dalam memberlakukan Perda tentang Sistem Kesehatan Kota tersebut. Fraksi ini juga mempertanyakan seperti apa upaya mewujudkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang nantinya menjadi tolak ukur kinerja pelayanan kesehatan di Kota Medan.

Untuk itu, Fraksi Demokrat meminta agar pembahasan Ranperda ini harus memperhitungkan segala aspek-termasuk kemungkinan hambatan dan kendala yang akan dihadapi nantinya, sehingga pada era pelaksanaannya nanti dapat berjalan dengan baik.

Fraksi Demokrat juga berpendapat, pembangunan kesehatan tidak akan efektif tanpa disertai dengan adanya norma yang mengatur penjatuhan sanksi pidana bagi yang melanggarnya, atau terhadap adanya prilaku yang dipandang menyimpang. “Artinya sanksi yang diberikan bukan semata-mata sanksi administrasi,” ujar Syamsul.
Sebab, menurut dia, pada kehidupan sehari-hari di masyarakat, seperti di mal, pasar-pasar tradisonal, pusat-pusat jajanan, dikhawatirkan adanya makanan dan minuman yang diduga menggunakan zat berbahaya, tidak menggunakan label kesehatan, yang sudah kadaluarsa, beredarnya obat-obat yang semestinya memerlukan pengawasan dokter, jamu-jamu, dan obat-obat tradisional, yang kesemuanya memerlukan pengawasan guna melindungi kesehatan masyarakat.(adl/ari)

Tiga Perampok dr Purnama Disidang

MEDAN- Sidang lanjutan kasus perampokan di rumah dokter Purnama br Marpaung, Jalan Abdullah Lubis yang menghadirkan tiga terdakwa, kembali digelar dalam persidangan di PN Medan, Senin (26/9) siang. Ketiga terdakwa masing-masing Damri Saragih, Jamaluddin dan Indra, terlihat tertunduk lesu mengikuti persidangan dengan agenda keterangan saksi, Samuel, anak korban dan Zainab, pembantu korban  yang dihadirkan JPU Maria SH

Dalam persidangan tersebut, Majelis Hakim yang dipimpin Kawit Riyanto SH terlebih dahulu menanyakan Zainab, selaku pembantu di rumah korban. Kepada Majelis Hakim, Zainab, menceritakan saat kejadian, 14 Maret 2011 lalu, rumah didatangi tiga pria yang berpura-pura berobat. Setelah masuk, ketiganya melakukan perampokan.(jon)

Demi Pacar, Janda Selundupkan Ganja ke LP

MEDAN- Meski sang kekasih meringkuk di tahanan LP Tanjung Gusta Medan, tak melunturkan cinta Lindawaty kepada Muzakir (35), warga Lhokseumawe, NAD. Bahkan, janda beranak dua ini nekat menyelundupkan 3 ons ganja ke LP Tanjung Gusta untuk kekasihnya tersebut.

Akibatnya, wanita warga Jalan Kampung Lama, Dusun IV, Desa Patumbak Kampung, Patumbak, Deli Serdang ini, harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dan merasakan dinginnya sel tahanan.

Informasi yang diperoleh di Mapolsekta Medan Helvetia, Senin (26/9), Lindawaty berkunjung ke LP Tanjung Gusta. Sesampainya di pintu penjagaan, tasnya diperiksa petugas. Di dalam tasnya ditemukan ganja yang dibungkus kertas koran seberat 3 ons.  (mag-7)

17 Tahanan Terserang ISPA

MEDAN- Manajemen Adimintrasi Rumah Sakit (MARS) Bayangkara Polda Sumut melakukan pengecekkan kesehatan terhadap tahanan di Polresta Medan berserta jajaran. Dari hasil pengecekkan itu, penyakit yang terbesar yang dialami penghuni sel adalah penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan Elergi Kulit.

Seperti di Polsek Percut Sei Tuan, tim medis menemukan 17 tahanan mengalami ISPA, selanjutnya akan dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif secara medis. “Dari keseluruhan penghuni sel Polsek Percut Sei Tuan, 17 tahanan kita periksa rata-rata mengalami ISPA akan kita rujuk di rumah sakit,” ungkap petugas medis MARS Polda Sumut, Kompol Riva Simanjuntak.(mag-7)

Bom Ditaruh di Alkitab, Pelaku Ikut Kebaktian

Medan Siaga 1, Wali Kota Kumpulkan Muspida Plus

SOLO-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengutuk keras aksi teror yang bersifat tanpa pandang bulu yang kembali terjadi di negeri ini. Presiden memastikan bahwa pelaku bom diri di Gereja Bethel Injil Semesta (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah, merupakan jaringan teroris yang pernah beraksi di masjid Mapolres Cirebon beberapa bulan lalu. Meski, kata Presiden, harus ada investigasi lebih menyeluruh dalam insiden tersebut. Makanya, kata dia, investigasi juga harus dilakukan ke internal pihak keamanan dan intelijen.

“(Ini) untuk memastikan para aparat keamanan dengan intelijen telah bekerja dan menjalankan tugasnya sebagaimana diharapkan,” ungkapnya, Minggu (25/9)

Pelaku teror bom diketahui sempat mengikuti rangkaian kebaktian di GBIS yang terletak di Jalan Abdul Rahman Hakim No 49 itu, hingga tuntas bersama jemaat lainnya.

Kadiv Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam memaparkan, saat kejadian, memang beberapa jemaat sudah ada yang keluar gereja dan kembali ke rumah begitu kebaktian selesai.

“Saat pelaku juga ikut keluar dan tepat di dekat pintu utama, pelaku meledakkan bom dan mengenai sisa jamaah yang masih di dalam (gereja),” papar Anton di kantornya, Jalan Trunojoyo, Jakarta.

Menurut saksi mata, tampak seperti bola api keluar dari salah satu barang bawaan pelaku yang mirip Alkitab. Kemudian asap hitam segera keluar mengepul di seluruh penjuru ruang gereja tersebut. Di sekitar pintu gereja berserakan benda keras. Diantaranya baut dan paku. Diduga baut dan paku berasal dari bom yang diledakkan pelaku.
Soal identitas seorang korban tewas pelaku diperkirakan berusia 30 tahun, mengenakan baju putih dan celana hitam. Ia berpakaian layaknya jemaat yang mengikuti kebaktian. “Belum diketahui pasti apakah pelaku merupakan jemaat dari gereja tersebut,” kata Anton lagi.

Jenazah tersangka pelaku langsung diterbangkan ke RS Polri, Jakarta.
Foto jasad yang diduga pelaku bom bunuh diri sudah menyebar ke sejumlah kalangan. Dalam gambar terlihat, bagian perut pria kurus itu hancur dengan usus terburai.

Sumber Jawa Pos (grup Sumut Pos) di lingkungan anti teror menyebutkan dari kemiripan wajah pelaku sangat dekat dengan Ahmad Yosepa Hayat, buronan kasus bom Cirebon. “Sekarang sedang kita cek DNA dari keluarganya di Sumedang,” kata perwira ini tadi malam.

Ahmad Yosepa Hayat alias Hayat adalah satu dari lima DPO kasus bom Mapolresta Cirebon yang belum tertangkap.  Pria yang bernama lain Ahmad Abu daud alias Raharjo itu juga satu yang siap menjadi “pengantin” dalam aksi pengeboman.

Ahmad Yosepa memiliki ciri wajah yang hampir identik dengan pelaku bom di gereja Bethel Solo. “Tekstur wajahnya sama tapi kita tidak punya data gigi. Karena itu verifikasi dari DNA,” tambahnya.

Selain pelaku bom bunuh diri, seorang jemaat ikut tewas. Menko Polhukam Djoko Suyanto mengungkapkan, korban tewas kedua ini menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit. Hingga kemarin petang, jasad jemaat ini masih diidentifikasi. Selain itu, 17 jemaat terluka karena ledakan bom tersebut.

Keamanan Sumut Diperketat

Teror bom di GBIS Kepunton, Solo, langsung diantisipasi jajaran Kepolisian Daerah Sumatera Utara. Kebijakan itu segera dilakukan megingat beberapa gereja di provinsi ini pernah menjadi sasaran bom, Kabid Humas Polda Sumatera Utara Kombes Pol Raden Heru Prakoso mengatakan, suluruh jajaran Kepolisian Polda Sumatera Utara, Polres, Polsek-polsek melakukan pengetatan pengamanan rumah ibadah. “Ini dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang  melakukan Ibadah,” ujarnya via telepon, Minggu (25/9).

Kapolres Medan Kombes Pol Tagam Sinaga juga mengintruksikan seluruh Polsek di wilayah hukum Polresta Medan lebih memperketat pengamanan. Atas intruksi tersebut, Kapolsek Medan Baru Kompol Doni Alexander mengatakan, pihaknya meningkatkan pengamanan rumah ibadah yang sebelumnya rutin dilakukan. “Kita memang secara rutin melakukan pengamanan rumah ibadah, kini pengamanan lebih diperketat, “ terang Doni.

Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, juga langsung menggelar pertemuan dengan Muspida plus di Rumah Dinas Jalan Sudirman Medan, tadi malam. Pertemuan membahas langkah antisipasi yang diperlukan untuk menjaga Kota Medan tetap kondusif.

“Heterogenitas adalah modal kita menghadapi masalah berbau SARA. Begitu pun tetap dibutuhkan langkah antisipasi sekaligus meningkatkan ketahanan masyarakat untuk menjaga Medan tetap kondusif,” ucap Rahudman Harahap didampingi Sekda Kota Medan Syaiful Bahri usai pertemuan.

Dirinya akan mengerahkan seluruh jajaran muspika hingga kepala lingkungan untuk memantau kondisi keamanan di daerahnya masing-masing. Sembari kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaannya terhadap hal-hal mencurigakan yang terlihat di sekitarnya. Untuk kemudian berkoordinasi dengan aparat terdekat.

Kapoltabes Medan Tagam Sinaga pun menyambut baik dengan menyiagakan personil di gereja-gereja yang menjadi prioritas keamanan. Yaitu gereja di seputaran Medan Barat dan Medan Baru yang memiliki jemaat cukup besar.
Sehubungan dengan peringatan Hari Tani, Senin (26/9) ini, Tagam pun menyatakan Kota Medan dalam keadaan siaga satu. “Ada dua titik prioritas pengamanan yang kita lakukan sehubungan dengan peledakan bom di gereja di Solo. Pertimbangannya, gereja di Medan Barat dan Medan Baru memiliki jemaat yang cukup besar. Hal yang biasa menjadi target pelaku bom bunuh diri,” beber Tagam didampingi Kabag Ops Polresta.

Begitu juga Dandim menginstruksikan seluruh jajarannya untuk lebih intensif turun ke jalan. Peledakan bom di gereja di Solo pada Minggu (25/9) pagi menyontak. Pemko Medan dan Muspika Plus langsung menggelar pertemuan untuk mengantisipasi kemungkinan peristiwa serupa di Kota Medan. (zul/wid/kyd/jpnn/mag-5/jul)

Tunggakan Rp21 M, Cuma Bayar Rp5 M

Akal-akalan di Balik Proyek CBD Polonia

MEDAN-Manajemen pusat bisnis Central Business District (CBD) Polonia hanya membayar tunggakan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Rp5.031.083.600 (Rp5 miliar) dari total tunggakan sebesar Rp21.682.588.200 (Rp21,6 miliar). Tunggakan sebesar Rp5 miliar tersebut telah disetorkan ke Rekening Keuangan Umum Daerah (RKUD) Pemko Medan melalui Bank Sumut pada 15 September 2011. Dengan pembayaran BPHTB tersebut, berarti BPHTB yang dibayar manajemen CBD hanya untuk tanah dan bangunan seluas 79.028 meter dari total keseluruhan tanah dan bangunan seluas 341.586 meter.

Informasi ini disampaikan seorang pejabat Pemko Medan, akhir pekan lalu, di Balai Kota. Pejabat tersebut mengatakan, pembayaran sebesar itu menunjukkan itikad tidak baik dari manajemen CBD. “Seharusnya dibayar semua sesuai tunggakan, bukan cuma segitu,” katanya. Dia mengatakan, sejauh ini belum ada verifikasi dari Dinas Pendapatan (Dispenda) Kota Medan terkait pembayaran tunggakan yang hanya sebesar itu. Tunggakan sebesar Rp21,6 M itu dibayar oleh PT Mestika Mandala Perdana (MMP) pemilik pertapakan, yang menerima pelepasan hak dari Departemen Pertahanan dan Keamanan RI.

Manajemen CBD Polonia, Alung, yang dikonfirmasi Sumut Pos via ponsel, Sabtu (24/9), tak bersedia memberikan jawaban. Saat ditanya mengenai pembayaran tunggakan BPHTB tersebut, dia malah balik bertanya. “Ini siapa,” dan langsung mematikan ponselnya. Beberapa hari sebelumnya, petugas lapangan di lokasi pembangunan CBD juga menolak memberikan keterangan dengan alasan tidak tahu. “Kami hanya pekerja, kami gak tahu urusan itu bang,” kata seorang pekerja yang melarang wartawan koran ini masuk ke areal CBD.

Bagaimana dengan Pemko Medan? Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Kadispenda) Syahrul Harahap, mengaku sudah mengetahui perihal setoran tunggakan tersebut. Namun dia belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut, karena pihaknya belum melakukan verifikasi ke lokasi pembangunan CBD. Soal besaran setoran tunggakan, Syahrul berharap itu hanya cicilan awal, dan sisanya akan dibayar kemudian. “CBD Polonia sudah melakukan pembayaran ke kas daerah Pemko Medan. Selanjutnya Dispenda akan mengadakan verifikasi untuk mengetahui berapa sebenarnya luas tanah dan bangunan yang dibayar itu,” kata Syahrul, Sabtu siang (24/9).

Syahrul mengatakan, kekurangan tunggakan BPHTB sebesar Rp16 miliar lagi akan terus ditagih melalui Badan Pertanahan Nasional (BPN) Medan. Pasalnya berdasarkan UU No 28/2009 tentang BPHTB, yang memiliki kewenangan penagihan adalah BPN.

Sebelumnya, Syahrul sempat menolak memberikan jawaban terkait hal itu. Dia beralasan wawancara hanya dilakukan saat hari kerja saja. Namun setelah didesak, akhirnya dia memberikan penjelasan.

Di tempat terpisah, anggota Komisi A DPRD Medan Aripai Tambunan berharap, CBD Polonia harus beritikad baik dengan membayar seluruh tunggakan. “Kita berharap itu pencicilan. Itu kan sudah baik, ketimbang CBD Polonia tak membayarnya, yang bisa membuat kerugian keuangan daerah,” kata Aripai. Menurutnya, Pemko Medan harus melakukan pengecekan ke Bank Sumut untuk mengetahui siapa yang melakukan pembayaran untuk menghindari tindakan manipulasi yang bisa saja dilakukan pihak CBD Polonia. “Dari bank bisa dilihat siapa yang melakukan pembayaran, agar Pemko Medan bisa mengambil tindakan bila ada manipulasi dari manajemen CBD Polonia,” bebernya mengakhiri.

Sementara itu, Wali Kota Medan Rahudman Harahap kepada wartawan koran ini mengatakan, pihaknya memastikan manajemen CBD membayar seluruh tunggakannya. “Itulah proses yang harus jalan terus, yang penting, bila CBD Polonia mau membuat sertifikat, apalagi pengalihan hak harus membayar BPHTB. Bagaimana dia mendapat sertifikat kalau tak membayar BPHTB. Gak sah takut kau, pasti dibayar itu. Cuma kau kepung-kepung dia (CBD, Red), takut juga dia itu langsung membayar. Jadi cepat itu, bagus juga itu,” katanya sambil tertawa. (tim)

Ledakan Bakar Rambut dan Tubuh Grace Lilyana

Ledakan bom bunuh diri itu terjadi di dekat Grace Lilyana. Akibat ledakan, jemaat yang aktif di Gereja Bethel Injil Semesta (GBIS) Kepunton, itu syok. Saking kerasnya ledakan, Grace sempat tak bisa mendengar apa-apa setelah ledakan terjadi.

Beberapa ambulans tampak hilir mudik di jalanan kota Solo siang itu. Suara sirine menggema begitu keras di jalan-jalan sekitar kepatihan. Kabar yang terdengar telah terjadi bom bunuh diri di gereja Kepunton, Kepatihan, Solo.
Begitu banyak korban yang berjatuhan dalam insiden bom bunuh diri tersebut. Luka-luka bakar akibat percikan api dan serpihan logam atau paku banyak diderita para korbannya. Salah satu remaja putri jamaah gereja Kepunton yang menjadi korban selamat bernama Grace Lilyana. Grace warga Kampung Gondang, Kelurahan Manahan ini mengaku saat terjadinya bom itu, berada sekitar empat langkah dari pelaku“Saat itu saya berada sekitar dua meter di depan pelaku,” ujarnya.

Luka yang diderita Grace lumayan cukup parah. Dia mengalami luka di punggung kanannya dan harus dijahit. Tak hanya itu kaki kirinya terluka, tangannya sedikit melepuh serta rambutnya terbakar karena terkena percikan api yang ditimbulkan dari ledakan tersebut. “Di bagian kaki juga terkena serpihan logam namun hanya luka ringan. Saya kira darah yang ada di kaki saya itu dari luka yang saya alami. Ternyata darah tersebut entah dari mana asalnya dan terciprat di kaki saya,” terang siswa SMK Sahid Surakarta ini.

Bom bunuh diri tersebut terjadi setelah acara kebaktian selesai. Saat itu suasana begitu ramai. Para jamaah gereja yang hendak pulang menuju pintu keluar dikejutkan oleh ledakan yang begitu keras didepan pintu keluar tersebut. Beberapa orang melihat pelaku ikut keluar dari dalam gereja dan berada di tengah-tengah orang. Pelaku sempat berhenti seperti akan bersiap-siap untuk meledakkan bom tersebut. Ciri-ciri pelaku menurut korban adalah seorang pria, menggunakan kemeja putih layaknya jamaah gereja yang akan ikut kebaktian.

Tampak seperti bola api keluar dari salah satu barang bawaan jamaah gereja tersebut yang mirip dengan alkitab. Kemudian asap hitam segera keluar mengepul di seluruh penjuru ruang gereja tersebut. Para jamaah yang panik segera berlarian menyelamatkan diri.

Grace merupakan jamaah aktif di gereja tersebut. Setiap minggu pagi Grace selalu beribadah ke gereja Kapunton pada pukul 09.00 hingga 11.00.  Grace yang saat itu tengah berjalan menuju luar gereja untuk segera pulang. Begitu mendengar bom tersebut meledak dia kaget dan shock sehingga tidak bisa ke mana-mana. Dia hanya berdiri. Saking kerasnya ledakan dan posisinya yang dekat dengan pelaku, telinga Grace sempat tak bisa mendengar apa-apa setelah ledakan terjadi. “Saya mengira itu suara ledakan trafo, tapi ternyata bom bunuh diri,” jelas gadis ini.

Karena panik dan takut adanya bom susulan, Grace dengan tubuhnya terluka sempat pulang ke rumahnya naik becak. Kemudian karena lukanya dirasa cukup parah, oleh keluarganya dibawa ke RS Brayat Minulya untuk ditangani lebih lanjut. Grace tidak merasakan firasat apa-apa sebelum kejadian tersebut. Hanya saja dia sempat mengalami mimpi yang aneh sebelum kejadian ini. “Saya sempat bermimpi aneh, waktu itu saya naik kereta lalu kereta tersebut mengalami kecelakaan dan saya berada didalam kereta tersebut,” ujar perempuan muda  18 tahun ini.

Kedua sahabat Grace yang sama-sama berada di gereja tersebut juga mengalami syok, namun justru kedua teman yang berada di belakang Grace justru tidak mengalami luka apa-apa hanya mengalami telinga sakit akibat suara dentuman bom tersebut. Saat diwawancarai pun Grace masih terlihat syok dan kesakitan di bagian punggungnya. Dia merasa trauma dengan kejadian bom seperti ini. Dan mungkin dia akan berpindah gereja untuk sementara waktu.(isn/nan/jpnn)

Menikah Tunggu Hari-H

Intan Nuraini

Selangkah lagi harapan Intan Nuraini untuk segera menikah akan kesampaian. Bulan depan, pemain Baik-Baik Sayang ini rencananya akan dinikahi sang kekasih, Donny Azwan Putra.

“Persiapan sudah 95 persen. Insya Allah sudah siap, tinggal menunggu hari-H nya saja,” kata Nunung, manajer Intan, saat dihubungi Rakyat Merdeka, akhir pekan lalu.

Namun Intan masih merahasiakan kapan dan di mana acara pernikahan dilangsungkan. Menurut Nunung, bekas kekasih Sahrul Gunawan itu sengaja menutup diri agar suprise saat waktunya tiba.
“Aku nggak bisa kasih tahu lainnya, takut salah.

Mungkin nanti Intan akan memberi keterangannya sendiri,” ucapnya.
Diyakinkan Nunung, rumitnya mengurus tetek bengek pernikahan tak mengurangi aktivitas Intan. Si lesung pipit itu sudah siap mental dan atur jadwal agar pekerjaannya tak terganggu. “Intan masih bekerja jadi presenter. Sepertinya intan sudah siap,” terangnya.

Keputusan Intan menikah memang tak terbendung lagi. Apalagi, Intan langsung mendapat restu keluarga ketika Donny datang melamar bulan Maret 2011. “Pertemuannya dikenalin sama sahabat aku yang sekantor sama dia. Kebetulan kita jomblo, kita sama-sama jadinya. Aku mau cari suami, dia mau cari istri. Keluarga juga pas dikenalin langsung setuju. Pedekate sebulan, pacaran lima bulan langsung dilamar,” kata Intan suatu kali. (bcg/jpnn)