26 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 14559

Menkopolhukam Maklumi BIN Disebut Kecolongan

Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM, Djoko Suyanto membantah kalau Badan Intelijen Negara (BIN) kecolongan lagi setelah terjadi aksi bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepuluh (GBIS), Kepunton, Solo, Jawa Tengah.

“Saya tidak ingin menyatakan intelejen kecolongan,” kata Djoko saat memberikan keterangan pers di kantornya, kemarin.
Djoko hanya memaklumi kalau banyak kalangan yang menyebut intelejen kecolongan untuk kesekiankalinya. Karena kata dia,  inisiatif untuk melakukan aksi teror bom selalu ada dipelaku tanpa sepengetahuan aparat.

“Saya maklum dengan pendapat seperti itu, inisiatif itu selalu ada dipelaku. Tidak ada pelaku pemboman akan memberitahukan waktu kapan dia akan meledakan,” ujarnya.

Bahkan, Djoko mengklaim, BIN, Densus 88 Antiteror, dan aparat lainnya selalu aktif bergerak untuk mencari para pelaku teroris di negeri ini. “Karenanya kami minta aparat dan masyarakat secara bersama-sama untuk tingkatkan kewaspadaan. Aparat senantiasa bekerja untuk memutus jaringan-jaringan teror ini,” tandas Djoko. (kyd/jpnn)

Safari Jumat Digelar, Aspirasi Warga Diserap

 Wali Kota Medan Salat Jumat di Masjid Al Ikhsan, Medan Tuntungan

Wali Kota Medan, Drs H Rahudman Harahap MM terus menggelar safari Jumat. Pasalnya, pelaksanaan safari Jumat ini sangat banyak menfaatnya dan bisa langsung menyerap aspirasi warga.

afari Jumat kali ini , Jumat (23/9) digelar di Masjid Al Ikhsan, Kelurahan Ladang Bambu, Kecamatan Medan Tuntungan. Kegiatan Pemko Medan tersebut merupakan program rutin yang itu digagas Rahudman Harahap.
Hadir dalam safari Jumat tersebut sejumlah tokoh masyarakat Medan Tuntungan, unsur Muspika Kecamatan Medan Tuntungan dan sejumlah pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di jajaran Pemko Medan.
Rahudman menyebutkan, kehadirannya ke masjid Al Ikhsan untuk menyapa masyarakat dan melihat langsung kondisi lingkungan masyarakat. Kemudian, hal ini agar membiasakan masyarakat tak segan-segan menyampaikan aspirasi atau keluhannya kepada kepala daerahnya.

“Karena saya diberi amanah, jadi saya mendatangi masyarakat dengan kapasitas waktu yang ada. Dengan kehadiran ini tentunya untuk menerima masukan dari masyarakat, seperti pembangunan infrastruktur yang ada di tengah masyarakat,” katanya.

Lebih lanjut dia menyampaikan, kehadirannya juga untuk membangun kedekatan antara pemerintah dengan masyarakat. Pembangunan di Kota Medan akan semakin lancar, tanpa ada hambatan yang dialami serta terwujudnya pembangunan yang sesuai harapan  bersama.

Dia meyakini, kerukunan umat beragama yang ada di Kelurahan Ladang Bambu, Medan Tuntungan sudah sangat baik terbangun oleh tokoh masyarakat, tokoh agama serta camat. Hal inilah yang kita harapakan, dengan perbedaan agama, adat istiadat menjadi modal untuk mermbangun Kota Medan.

Rahudman menegaskan, Pemko Medan melalui SKPD di bawah kepemimpinannya, akan tetap berupaya memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik mungkin. Mulai pembangunan infrastruktur, kesehatan, pendidikan dan lainnya.

“Untuk itu, mari kita bangun kebersamaan untuk guna pembangunan Kota Medan yang lebih baik lagi,”tegasnya.
Ketua Badan Kenaziran Masjid Al-Ikhlas, Ponidi menjelaskan sejarah pembangunan masjid yang dibangun di tahun 2000. Sedangkan untuk tanahnya, merupakan hasil wakaf dari hamba Allah yang telah meninggal dunia. Dengan luas tanah 840 meter persegi, pembangunan Masjid ini belum rampung keseluruhan. Masih banyak yang perlu dibenahi, seperti kamar mandi, teras halaman depan dan lainnya.

Dia berharap, kehadiran Wali Kota Medan kebanggaan masyarakat Kota Medan di Kelurahan Ladang Bambu, Medan Tuntungan sudah lama diharapkan. Dengan adanya kesempatan ini, karena warga Medan Tuntungan khususnya Ladang Bambu sangat berharap ada warna baru untuk pembangunannya.
Pada kesempatan itu, safari Jumat ini juga dihadiri sejumlah warga non muslim. Ketika itu, Rahudman langsung menyapa dan sempat berkomunikasi dengan sejumlah warga itu. (adl)

2013 Batas Akhir Guru Senior Ikuti Sertifikasi

JAKARTA- Para guru senior yang berniat ikut sertifikasi tapi belum bergelar sarjana, tidak perlu khawatir. Sebab, tahun depan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) masih memberikan kuota sertifikasi bagi guru yang belum berijazah S-1. Kesempatan ini berlaku hingga 2013.

Ketua Badan Pengambangan Sumber Daya Manusia dan Penjamin Mutu Pendidikan (BPSDM-PMP) Kemendiknas Syawal Gultom menuturkan, Kemendiknas memiliki ancang-ancang kuota sertifikasi guru tahun depan sebesar 393.020 guru.
Dari jumlah tersebut, dialokasikan untuk guru yang bergelar S-1, S-2, dan S-3 sebesar 223.233 orang. Sedangkan untuk kuota guru yang belum bergelar sarjana sebesar 169.787.

Rinciannya, kuota untuk guru belum S-1 berumur lebih dari 50 tahun dan masa kerja lebih dari 20 tahun sejumlah 44.103 guru. Untuk kuota guru belum S-1 tapi sudah masuk Golongan IV/a sebanyak 36.714 orang. Terakhir, kuota untuk guru yang sedang menempuh program sarjana sebesar 88.970 orang.

Gultom menjelaskan, angka ini masih hitungan dari pihak BPSDM-PMP. Kemudian, untuk menjadi kuota definitif, akan dirembuk bareng bersama DPR. Selain itu, data juga berpotensi berubah jika ada up date soal guru layak ikut sertifikasi di tingkat provinsi. Untuk kegiatan ud date ini dibatasi hingga 30 September.

“Kondisi di lapangan, ada sejumlah guru yang belum S-1 tapi golongan kepangkatannya IV/a,” tandas Gultom. Dia menuturkan, guru dengan kondisi ini masih diberi toleransi untuk mengikuti sertifikasi.

Gultom berjanji, pihaknya akan menghabiskan sisa guru yang belum sarjana ini hingga 2013 mendatang. Selanjutnya, program sertifikasi guru setiap tahun hanya akan diikuti oleh guru-guru yang sudah mengantongi ijazah minimal S1.
Gultom berharap, meski belum bergelar sarjana, para guru sepuh yang bakal mendapatkan sertifikat pendidik itu harus meningkatkan profesionalisme kerjanya.

“Jangan sampai kencang ketika mengejar sertifikasi. Setelah itu kendur ketika kembali mengajar,” paparnya.
Kepala Pengembangan Profesi Pendidik (Bangprodik) BPSDM-PMP Kemendiknas Unifah Rosyidi menuturkan, pihaknya terus mengingatkan jika tunjangan sertifikasi yang diberikan kepada guru yang sudah mengantongi sertifikat pendidik, bukanlah gaji. “Sifat tunjangan ini berbasis kinerja,” ujarnya.

Untuk itu, Unifah mengingatkan supaya para guru yang sudah memegang sertifikat pendidik terus menjaga kinerja mengajarnya. Apalagi, tahun depan akan diterapkan sistem evaluasi khusus bagi guru-guru yang mendapatkan tunjangan sertifikasi ini. Jika hasil evaluasi menyatakan seorang guru kinerjanya jeblok, maka tunjangan profesi pendidik (TPP)-nya bakal dibekukan dulu. TPP baru bisa dicairkan lagi jika kinerjanya sudah sesuai dengan standar kompetensi. (wan/nw/jpnn)

Bank Sumut Juara Umum

MEDAN-Kontingen Bank Sumut berhasil meraih juara umum pada Pekan Olahraga dan Seni Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia (Porseni BPDSI) 2011 yang berlangsung di Medan pada 23-25 September 2011. Bank Sumut menjadi juara umum dengan perolehan medali 8 emas, 3 perak dan lima perunggu.

Keberhasilan menjadi juara umum berkat tambahan tiga medali emas pada hari terakhir, Minggu (25/9) dari cabang sepakbola, biliar prestasi dan Fasion show. Sebelumnya, Bank Sumut telah mengoleksi lima medali emas dari cabang futsal prestasi, futsal eksekutif, golf, MTQ dan Adzan.

Bank Sumut meraih medali emas dari cabang sepakbola setelah mengalahkan Bank Aceh dengan skor 2-0 di final. Di cabang biliar prestasi, M Fadly yang merupakan mantan atlet pelatnas meraih medali emas setelah mengalahkan pebiliar dari Bank Sumsel Babel Hekta. Satu emas lagi diperoleh dari dari fasion eksekutif.

Pada hari sebelumnya, Bank Sumut meraih medali emas dari futsal prestasi dengan mengalahkan Bank Kaltim dengan skor 5-4 di final. Hasil ini melengkapi hasil futsal eksekutif yang juga meraih medali emas dengan mengalahkan Bank Sulut 5-3. Satu emas juga diraih oleh Bank Sumut dari cabang golf setelah menjadi yang terbaik di nomor kelompok pegawai. M Rahim melengkapi medali emas Bank Sumut setelah menyumbang dua medali emas dari cabang MTQ dan Adzan.

Bank Sumut sebenarnya berpeluang menambah jumlah medali emas dari cabang tenis meja dan biliar eksekutif. Namun, tenis meja Bank Sumut harus mengakui keunggulan tenis meja Bank Kaltim dengan skor 2-3 dan harus puas dengan medali perak. Begitu juga dengan biliar eksekutif, tim Bank Sumut menelan kekalahan dari Bank Sulut dengan skor 0-2, sehingga hanya mendapat medali perak. Satu medali perak lainnya diraih dari cabang seni Pop Singer Prestasi atas nama Sandi Sanjaya.

Sedangkan lima medali perunggu Bank Sumut diperoleh dari cabang golf, tenis eksekutif, voli indoor, bulutangkis dan folksong.

Peringkat kedua ditempati oleh kontingen Bank Sumsel Babel dengan perolehan medali 5 emas, 6 perak dan 1 perunggu.

Medali emas Bank Sumsel Babel ini diraih dari cabang golf, tenis eksekutif, tenis prestasi, bulutangkis dan catur beregu. Medali perunggu diraih dari cabang golf, poco-poco, pop singer, voli indoor, biliar prestasi dan catur prestasi.
Peringkat ketiga ditempati oleh BPD Jateng dengan perolehan medali 5 emas, 1 perak dan 1 perunggu. Medali emas BPD Jateng diraih dari cabang pop singer eksekutif, pop singer prestasi wanita, pop singer prestasi pria, voli indoor dan folksong. (jun)

Lulus UN 100 Persen, Kualitas Masih Diragukan

JAKARTA- Sejumlah pihak masih meragukan kredibilitas pelaksanaan ujian nasional (UN) yang digelar oleh pemerintah. Pasalnya, hingga saat ini dalam pelaksanaan UN masih saja terjadi tindak kecurangan.
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Prof Dr Rochmat Wahab MPd MA mengatakan, kredibilitas UN saat ini masih harus ditelaah kembali. Sebab, tingkat kelulusan 2011 hampir 100 persen.

“Jumlah tingkat kelulusan UN yang mencapai 100 persen itu jika dilihat memang bagus. Namun jika dipahami lebih mendalam, lulus hampir 100 persen masih tanda tanya. Itu  hanya memberikan kepuasan sesaat,” ungkap Rochmat di Jakarta, Sabtu (14/9).

Dirinya pun meminta pemerintah agar mengevaluasi lagi pembobotan kelulusan siswa dengan rasio 60 persen UN dan 40 persen Ujian Sekolah (US). Selain itu, definisi lulus pun juga harus lebih  diperjelas.

“Kenapa pemerintah tidak mengubah pembobotannya menjadi 70:30. Kondisi di lapangan masih ada siswa yang tidak serius belajar. Kasus tahun lalu, Bali yang tingkat kelulusan siswanya tinggi tapi begitu mengikuti SNMPTN banyak gagal. Ini artinya apa?” tegas Rochmat.

Rochmat khawatir besarnya porsi yang diberikan untuk nilai ujian sekolah justru memunculkan intervensi di lembaga pendidikan. Bisa jadi, ada upaya manipulasi nilai rapor sejak awal lantaran sekolah sudah tahu bahwa nilai rapor ikut dihitung.

“Jadi perlu dikawal. Butuh kejujuran dan komitmen mutu. Bukan hanya lulus,” katanya.
Rochmat juga meminta daerah tidak mengintervensi sekolah karena akibatnya membuat tim sukses calon kepala daerah menghalalkan segara cara untuk meluluskan para siswa.  Karenanya, bukan tidak mungkin UN jiga dipolitisasi.
“Bahkan kepala daerah pun juga ikut menekan sekolah agar para siswa diluluskan. Saya kemarin dapat telepon dari guru yang diancam kepala sekolah karena tidak mau ikuti itu (curang). Bayangkan, sampai segitunya. Maka dari itu, pemerintah harus mengkaji ulang mengenai hal ini,” tuturnya.

Di tempat terpisah Kepala Balitbang Kemdiknas, Khairil Anwar menyatakan, kebijakan UN tidak akan berubah dan belum ada arahan dari Mendiknas untuk melakukan perubahan kebijakan UN.

“Kebijakan UN sebagai penentu kelulusan tidak akan berubah dengan porsi 60:40, namun secara teknis akan terus disempurnakan dan juga akan kita kaji mengenai tingkat kesulitan soal, distribusi dan pengamanannya,” kata Khairil.
Namun, untuk menjamin kualitas UN agar mengalami peningkatan kualitas setiap tahunnya, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional (Balitbang Kemdiknas) bekerjasama dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menggelar lokakarya nasional dengan tema “Manajemen Penyelenggaraan Ujian Nasional 2012: Peningkatan Kualitas, Akseptabilitas, dan Kredibilitas Ujian Nasional”.

Lokakarya nasional ini digelar di Bogor selama tiga hari, 23-25 September 2011, dan dihadiri oleh seluruh pihak terkait, seperti seluruh Kepala Dinas Pendidikan se-Indonesia, perwakilan guru, komite sekolah, dewan pendidikan dan lain sebagainya.

“Lokakarya ini merupakan forum diskusi perumusan untuk UN yang lebih baik. Karena UN ini sendiri mendapat dukungan beragam pihak,” kata Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal,  saat membuka lokakarya tersebut, Jumat (23/9) di Kantor Pusat Kemdiknas, Jakarta. Lokakarya ini, secara khusus membicarakan masalah evaluasi UN . (cha/jpnn)

Kembalikan Kejayaan UISU

MEDAN- Rektor UISU Prof Zulkarnain Lubis mengaku optimis periode kejayaan Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) berada di depan mata. Namun untuk mewujdukan hal itu perlu konsistensi dari seluruh pihak civitas akademika.
“Kepercayaan terhadap UISU saat ini terlihat semakin tinggi. Terbukti banyak pihak yang ingin membantu UISU baik dalam penyediaan maupun pembenahan sarana dan prasarana kampus,” ujar Zulkarnain dalam acara halal bi halal UISU Al Munawarah, Rabu (21/9).

Zulkarnain juga mengaku akan terus berupaya untuk menghidupkan seluruh aktifitas UISU dalam upaya membangun kebersamaan di lingkungan kampus.

Menurutnya dua kata kunci yang selalu ditekankan dalam berbagai kesempatan, yakni datang ke UISU dengan cinta dan sejauh ini UISU dalam kondisi baik-baik saja tanpa ada masalah.

Hal ini untuk menepis anggapan berbagai pihak mengenai keadaan UISU pasca insiden beberapa waktu lalu.
“Hingga saat ini kita bisa menunjukkan kepada masyarakat jika UISU baik-baik saja dibuktikan dengan masih tingginya animo masyarakat untuk menuntut ilmu di kampus UISU. Selain itu secara psikologis UISU juga terus mendukung mahasiswa dalam beraktifitas dan berkreasi demi mewujudkan kemajuan UISU,” ungkapnya.
Acara halal bi halal yang dihadiri seluruh dosen dan mahasiswa serta yayasan itu juga menampilkan berbagai kreatifitas mahasiswa. (uma)

Kalahkan BPD Aceh, Bank Sumut Juara Sepak Bola

MEDAN-PT Bank Sumut mematahkan dominasi BPD Aceh sebagai juara bertahan dengan merebut medali emas cabang sepakbola pada Pekan Olahraga dan Seni Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia (Porseni BPDSI) IX 2011, setelah di partai final menang 2-0 di Stadion Mini USU Jalan Dr Mansyur Medan, Minggu (25/9).

Keberhasilan anak-anak Bank Sumut disambut gembira ofisial tim termasuk Dirut PT Bank Sumut H Gus Irawan SE Ak MM yang turut menyaksikan perjuangan tim binaannya itu. Baru satu menit pertandingan berjalan, Bank Sumut berhasil leading melalui Ansari dengan shooting keras jarak 20 meter dari mulut gawang.

Gol cepat membuat skuad BPD Aceh yang ditangani pelatih Anwar yang juga adalah arsitek PSAP Sigli ini terkejut. Namun Abdul Musawir Cs berupaya bangkit dengan unggul dalam penguasaan bola. Praktis pada babak pertama Aceh unggul dalam penguasaan bola dengan melahirkan beberapa peluang.

Team work yang dibangun skuad Aceh merepotkan barisan pertahanan Sumut yang mengharuskan Irwin Ramadhan yang berada di bawah mistar Bank Sumut harus jatuh bangun. Tercatat lima peluang emas yang diperoleh Aceh di antaranya dua kali bola membentur mistar gawang dan selebihnya berhasil diantisipasi Irwin Ramadhan.
“BPD Aceh banyak peluang, namun kurang beruntung, terutama di babak pertama,” kata pelatih Anwar seusai pertandingan. Dirut BPD Aceh Muslimuddin yang juga turut memotivasi tim binaannya ini harus berlapang dada lepasnya gelar juara. Memasuki babak kedua, Bank Sumut yang dipoles Abdul Rahman lebih berkonsentrasi dalam pertahanan.

Aceh terus mendominasi dan mengurung pertahanan Bank Sumut. Namun pemain depan Aceh seperti Abdul Musawir, Fahrizal dan Suryadi selalu gagal dalam penyelesaian akhir. Sebaliknya Bank Sumut mengandalkan serangan balik dan berhasil menambah keunggulan melalui Arif Suhendra. Striker andalan Bank Sumut itu memanfaatkan umpan lambung dari sisi luar kanan pertahanan Aceh dan diselesaikan dengan heading yang tidak dapat diantisipasi penjaga gawang Aceh, Dicky Anggriawan.

Unggul 2-0 pada menit ke-64 menambah kepercayaan diri skuad Bank Sumut untuk memperoleh medali emas. “Kunci kemenangan tim Bank Sumut karena para pemain sangat disiplin menjalankan apa yang menjadi instruksi pelatih. Para pemain dapat menjalanka strategi dengan baik, sehingga wajar jika memenangkan pertandingan,” kata Abdul Rahman.
Dia mengakui kalau Aceh dihuni pemain muda yang memperkuat barisan Persiraja dan PSAP Sigli, namun Bank Sumut juga memiliki pemain berpengalaman di kompetisi Liga Indonesia seperti Irwin Ramadhan (kiper), Tri Yudha, Faisal Azmi, Chico Maradona dan Arif Suhendra. Bank Sumut juga diperkuat, Sunardi, Iswanto,Dolly, Arif Budiman, Samiran, Ansari, Surya, Hardi Citra, Joni Saputra dan Andika.

Gus Irawan yang juga sebagai Ketua Umum KONI Sumut menyebutkan bahwa keberhasilan tim sepakbola memperoleh medali emas melengkapi kesuksesan memperoleh juara umum. Bahkan dia menyebutkan bahwa tidak lengkap juara umum kalau cabang sepakbola tidak juara.

Gus Irawan yang turut membawa tim futsal eksekutif memperoleh emas dan sekaligus topskor dengan 19 gol mengakui pemain sepakbola Bank Sumut berjuang tidak kenal menyerah. Aceh unggul dalam penguasaan bola, namun pemain Bank Sumut berhasil membalikkan fakta dan berhasil menjadi juara. Dia juga memuji para duta-duta olahraga dan seni Bank Sumut yang sudah berjuang untuk tampil maksimal.  Medali perunggu (juara tiga bersama)cabang sepakbola diperoleh BPD Riau dan Bank Nagari Sumbar. (jun)

Awalnya Coba-coba, Akhirnya Penasaran dan Ketagihan

Pegolf Bank DKI yang satu ini mengaku baru kali pertama ke Medan. Namun ternyata, pemilik nama Emil Irsan ini merupakan pria kelahiran Medan, Sumut.

Rahmad Sazali, Medan

Wakil Pimpinan Bank DKI Cabang Pembantu Dewi Sartika Cawang ini memang lahir di Medan, namun, ia dibesarkan di Bogor Jabar sejak kecil. “Setelah lahir, saya langsung dibawa ke sana (Bogor, Red). Di sana saya dibesarkan dan baru kali ini saya menginjakkan kaki lagi di Medan. Dan ini ketepatan ada Porseni, kalau tak ada, saya mungkin belum akan datang ke Medan lagi,” jelasnya, Minggu (25/9).

Pria kelahiran 13 Februari 1964 ini mengaku bergelut dalam olahraga yang menurutnya gentleman tersebut sejak 2003 lalu. Awalnya, kata Emil, ia diajak teman-teman bermain golf, dan itu hanya untuk coba-coba. “Loh, akhirnya kok malah jadi penasaran. Masa sih, saya ga bisa? Itu yang saya rasakan awalnya,” ungkapnya.
Nah, lama kelamaan akibat rasa penasaran tersebut, Emil malah jadi ketagihan alias kecanduan dengan olahraga tersebut. Menurutnya, golf adalah olahraga yang memiliki banyak sisi positif, dan yang utama menurutnya gola adalah olahraga yang gentleman.

Dikatakan gentleman karena dalam satu flight (Rombongan, Red) yang maksimal empat orang itu, Emil mengatakan, kunci utamanya adalah ketenangan. “Kita harus tenang, sabar dan harus bisa menahan emosi untuk menjaga permainan yang bagus,” tuturnya.

Selain itu, di golf sendiri para pemainnya dituntut untuk jujur alias tak berbohong dengan apa yang telah dilakukannya, termasuk title yang telah dimiliki. “Ya jika bola kita jatuh ke semak belukar, kita harus konsisten memainkan bola dari tempat jatuhnya bola. Ini meningkatkan skill kita juga, karena kita berusaha bagaimana agar kita bisa memukul bola dengan baik dan hasilnya juga baik,” kata Emil.

Dari sisi kesabaran, akan lebih baik jika bermain golf itu dilakukan dengan berjalan kaki. “Bukan dengan mengendarai golf car. Dengan berjalan, maka waktu juga akan semakin terasa membebani kita. Di sini kita harus bisa memanage emosi agar tetap bisa bermain baik,” kata Emil lagi.

Sejak Porseni VIII BPDSI 2009 Kaltim, Emil menuturkan adanya perubahan sistem permainan dalam golf, yakni tak lagi dengan sistem handicap, melainkan stable force. “Sejak itu semua pegolf bermain dengan nol handicap. Jadi semua kemampuan kita bisa dilihat dari hasil kita bermain,” jelasnya.

Dengan stable force ini, pegolf tak bisa mencuri handicap yang memudahkan pegolf mendapatkan nilai baik. “Dengan sistem ini, kita harus dituntut siap bermain. Karena secara individu kita tak selalu bisa bermain secara konstan dengan hasil yang bagus. Hari ini kita bermain buruk, mungkin besok kita bisa jadi master,” terang Emil.

Melihat permainnan pegolf di ajang Porseni IX BPDSI 2011 Sumut, Emil mengatakan semua bermain cukup fair, khususnya di kelas ia bertanding yakni kelas prestasi. “Kita memang tak memasang target di kelas prestasi, tapi di kelas eksekutif. Persiapan Bank DKI saya akui memang sangat kurang untuk even kali ini. Sementara permainan masing-masing pegolf menurut saya semua rata skillnya,” ujarnya.

Menurutnya, hanya semangat kebersamaan yang dibawa pihaknya pada even kali ini. “Sebenarnya jika kita bisa berlatih empat kali saja, dengan catatan berlatih serius, maka persiapan akan sangat memadai. Tapi kali ini, memang sangat kurang. Dan Medan saya lihat sudah cukup maju prestasinya,” kata Emil.
Mengenai even kali ini, Emil beranggapan, masyarakat Medan memang cukup menyambut baik. Karena di setiap even yang dilakukan, para tamu selalu saja disambut dengan senyuman ikhlas. (*)

Vettel Selangkah Lagi

MARINA BAY- Tampil mendominasi sejak kualifikasi, Sebastian Vettel keluar sebagai juara dalam gelaran GP Singapura 2011 di Sirkuit Marina Bay, Minggu (25/9). Vettel menjadi yang terdepan dengan catatan waktu 1 jam 59,06.537 detik. Posisi Vettel diikuti Jenson Button yang finis di tempat kedua. Di podium terakhir, Mark Webber berdiri dengan rasa bangga setelah bersaing sengit dengan Alonso.

Vettel kini mengoleksi 309 poin. Ia unggul 124 poin atas Button yang mengoleksi 185 poin dan unggul 125 poin atas Alonso yang mengoleksi 184 poin.

Masih ada lima seri tersisa. Satu kemenangan lagi sudah cukup baginya untuk meraih gelar juara kedua dalam kariernya. Sebenarnya Vettel bisa lebih cepat meraih juara dunia keduanya musim ini di Singapura. Hanya saja poin yang diraih dua pesaingnya Button dan Alonso masih menghambat laju pembalap Jerman itu.
Sebastian Vettel mengawali start dengan sempurna dalam balapan di Sirkuit Marina Bay. Mengawali balapan di posisi terdepan, pemuncak klasemen tersebut langsung mengambil alih pimpinan lomba. Sementara, rekan setimnya, Mark Webber harus tercecer di tempat keempat.

Posisi kedua, ditempati driver McLaren, Jenson Button. Fernando Alonso sukses menyodok ke tempat ketiga setelah start di posisi kelima. Dan sudah bisa ditebak, pertarungan sengit antara Vettel dan Button berlangsung di awal balapan. Duel tidak kalah seru juga terjadi antara Alonso dan Webber untuk memperebutkan tempat ketiga.
Sebuah kecelakaan fatal dialami Michael Schumacher yang berada di belakang Sergio Perez. Ban depan Schumi yang menyentuh ban belakang Perez, membuat W02 Schumi langsung terpelanting dan melaju tidak terkandali hingga akhirnya berhenti menabrak dinding pembatas.

Insiden di lap 31 tersebut membuat safety car keluar dan dimanfaatkan Webber untuk masuk pit dan mempertahankan posisinya di tempat ketiga. Baku salip antara Webber dan Alonso menghiasi jalannya lomba. Kali ini, Webber berhasil meng-overtake Alonso jelang tikungan di lap 34. Memasuki sepuluh lap terakhir, Webber terus mempertahankan posisinya di tempat ketiga. Sedangkan, di posisi terdepan, Vettel dan Button tidak mengalami hambatan. Hingga akhir balapan Vettel tidak tergoyahkan dan berkat kemenangan ini, Vettel kian menatap gelar juara dunia. (net/jpnn)

Johar Arifin Sarankan Islah

Kamaluddin Wacanakan SMK Sepak Bola dan Gelar Liga Primer Sumut

Dualisme kepemimpinan yang melanda sepak bola Sumut hingga belum menunjukkan titik terang. Namun begitu, Ir H Kamaluddin Harahap, Ketua PSSI Sumut yang dipilih oleh 23 Pengcab/Klub terus melakukan berbagai gebrakan. Yang teranyar adalah wacana mendirikan sekolah menengah kejuruan (SMK) sepak bola.

Menurut Kamaluddin, wacana mendirikan SMK sepak bola sebagai upaya pihaknya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang ke depan diharapkan menjadi pemain andal bukan saja di pentas nasional, namun juga di ajang internasional.

“Jadi para siswa yang tergabung di sana nanti harus benar-benar memiliki kemampuan yang teruji, baik ditinjau dari sisi skil maupun jika dikaji dari sisi intelektual,” bilang Kamaluddin Harahap usai bertemu dengan Ketua PSSI Prof Johar Arifin Hussein, di ruang VIP Bandara Polonia Medan, Sabtu (24/9).

Selanjutnya pria yang juga pembina klub PS DPRD Sumut ini menandaskan bahwa agar apa yang menjadi tujuan dari berdirinya SMK sepak bola itu tidak melenceng dari apa yang diharapkan, maka dibutuhkan pula orang-orang yang memiliki kemampuan mumpuni.

“Jadi, selain mendapatkan pendidikan formal yang baik, para siswa di sini juga dibekali dengan kemampuan bahasa Inggris sehingga ketika mereka tamat memiliki kemampuan yang baik,” harap Kamaluddin.

Di sisi lain, untuk meningkatkan kemampuan para pemain sekaligus menggali potensi para pemain yang bernaung di Pengcab/Klub di Sumut, Kamaluddin juga berniat menggelar Liga Primer Sumut.

“Ini bukan Liga tandingan, karena selama ini Liga ataupun kompetisi yang mempertandingkan perwakilan Pengcab/Klub di Sumut memang tidak pernah ada. Jadi ini murni ide yang berorintasi pada upaya peningkatan prestasi tim-tim yang ada di Sumut,” bilang Drs Azzam Nasution, tim pemenangan Kamaluddin Harahap yang pada masa kepengurusan Drs Risuddin menjabat sebagai Ketua Biro Kompetisi PSSI Sumut.

“Yang pasti, saat ini kita sedang menggodok konsep kompetisinya terlebih dahulu, baru setelah itu kita sosialisasikan ke Pengcab/Klub yang akan menjadi pesertanya,” ungkap Azzam.

Menanggapi hal tersebut Ketua PSSI Prof Johar Arifin Hussein mendukung penuh semua upaya yang dilakukan atas dasar peningkatan prestasi tim-tim sepak bola asal Sumut.

“Kalau konsepnya bagus harus kita dukung. Jadi, sekarang ini kita tak perlu melihat ke belakang. Kalau perlu dua kubu (kubu Drs Darwin Syamsul dan kubu Kamaluddin Harahap, Red) melakukan islah (perdamaian, Red) agar pembinaan sepak bola di Sumut semakin maju dan berkembang,” saran Johar.

Apa yang diungkapkan oleh Johar Arifin ini seolah dua kubu telah terlibat perselisihan dan permusuhan. Padahal saat berlangsung, hingga berakhirnya Musdalub pekan lalu, kedua kubu tidak pernah saling bermusuhan, karena yang kerap menjadi sumber protes kubu Kamaluddin Harahap adalah perlakukan tidak adil yang didapat dari panitia Musdalub.
“Sudahlah, semuanya harus berfikiran tanang demi kemajuan sepak bola Sumut. Tidak usah lagi diungkit-ungkit yang sudah lalu,” harap Johar Arifin. (jun)