30 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 14693

Talk Show ala SMeCK Hooligan

Sejak beberapa waktu lalu, basis pendukung PSMS berlabel Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) Hooligan menggelar buka puasa gratis di areal Stadion Teladan Medan. Puncaknya Sabtu (20/8) kemarin, acara sederhana dikemas menarik dengan melibatkan beberapa pemain PSMS, pelatih hingga manajer.

Ya, kemarin acara semakin semarak dengan digelarnya tanya jawab serupa acara talk show di televisi. Acara itu dipandu Pebe, dirigen SMeCK. Bintang tamunya ada dua gelandang musim lalu, Donny Fernando Siregar dan Faisal Azmi. Asisten Manajer musim lalu, Benny Tomasoa juga terlihat hadir di atas pentas sederhana yang didirikan tepat di loket Stadion Teladan. Tak lama, pelatih musim lalu, Suharto AD pun naik pentas.

Maka, sejumlah pertanyaan dilontarkan Pebe dengan beragam guyonan yang kerap disambut gelak tawa ratusan anggota SMe CK yang hadir. Sementara di Stadion Teladan, persiapan laga uji coba antara PSMS muda dan Tim nas PSSI U-19 tengah disiapkan.

“Bang Faisal. Saya mau tanya nih, kabarnya Abang dua dapur ya?,” tanya Pebe. Faisal yang ditanya begitu sempat bingung namun ketika dijelaskan maksudnya, barulah Faisal bisa menjawab.

“Oh itu. Iya ia. Saya masih tinggal berjauhan sama istri saya. Dia di Pekan Baru saya di sini. Jadi bulan puasa begini masih agak repot tanpa kehadiran keluarga saya,” beber Faisal.

Sebelumnya Donny juga sempat ditanyakan soal siapa pemain idolanya. Dan dijawab dengan mantap bahwa Donny cukup ngefans sama salah satu legenda hidup PSDS, Ansyari Lubis. “Kalau luar negeri, ya Iniesta juga sangat bagus,” kata Donny.

Lalu, Pebe juga menyorot soal siapa yang layak jadi pelatih PSMS musim depan. Hal ini awalnya ditanya kepada Suharto dan ditambahi oleh Benny.

“Kita yang orang lokal saja kadang masih mencari tahu kemampuan sendiri. Bagaimana pula orang luar yang memang tidak tahu apa-apa soal daerah kita. Kalau saya ya maunya pelatih itu putra daerah sajalah,” kata Suharto.
“Saya juga sependapat dengan Coach Suharto ya. Termasuk pemain, seharusnya memang lebih ba gus putra daerah,” timpal Benny.

Atas kegiatan ini, Nata Simangunsong selaku Ketua SMeCK menegaskan bahwa pihaknya mencoba terus menggelorakan dukungan kepada PSMS, meskipun kompetisi sedang vakum. Lebih dari itu, pihaknya berharap PSMS benar-benar mampu men jawab keinginan publik dengan bermain di level tertinggi musim depan.
“Ini peluang emas yang harus diseriusi pengurus. Semoga kita semua kembali melihat PSMS tampil baik di Liga Super,” harapnya. (ful)

Kurir Narkoba Terjaring di Stabat

LANGKAT- Penumpang bus Pelangi BL 7702 A tujuan Dumai, Helmi Irwansyah (25), warga Desa Batuphat Timur, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, NAD, terjaring razia di Pos Lantas Desa Sei Karang Kecamatan Stabat, karena membawa ganja 15 Kg, Jum’at (19/8) malam.

“Kita mengamankan tersangka saat melakukan razia guna mengantisipasi pencurian kenderaan bermotor dan peredaran narkotika,” kata Kasat Narkoba Polres Langkat, AKP SR Tambunan, di Mapolres Sabtu (20/8).
Menurut pengakuan tersangka, dia hanya kurir yang diiming-imingi upah Rp4,5 juta bila berhasil menjalankan tugas mengantar ganja sampai Dumai. “Janjinya, aku juga akan diberi uang jalan Rp550 ribu dari kawan itu,” urai Helmi, seraya mengaku disuruh bernama Monde.

Mendapat tawaran menggiurkan itu, Helmi menerimanya dan ganja pun di bungkus dalam kardus dengan kemasan rapi. Dia pun melakukan perjalanan ke Riau dengan menumpang bus Pelangi. (mag-4)

Penarik Betor Jual Ganja

MEDAN- Satuan Narkoba Polresta Medan mengamankan Ibrahim Siregar (53), warga Jalan Pimpinan, Gang Gelora No 49, Kelurahan Sei Kera Hilir, Kecamatan Medan Perjuangan, yang bekerja sebagai penarik becak motor, Jumat (19/8) malam. Dia ditangkap karena nekat menjual daun ganja kering.

Kasat Narkoba Polresta Medan Kompol Juli Agung Pramono kepada Sumut Pos mengatakan, barang bukti yang berhasil disita petugas berupa 184 amplop kecil berisi daun ganja kering. Dijelaskannya, penangkapannya berawal saat petugas mendapat informasi dari masyarakat bahwa adanya seorang penarik becak di kawasan Jalan Pimpinan yang mengedarkan daun ganja kering.

Berdasarkan laporan tersebut, petugas langsung turun ke lokasi untuk melakukan pengecekan. Setibanya di lokasi, petugas yang melihat gerak-gerik tersangka keluar masuk ke dalam rumahnya merasa curiga. Kemudian petugas langsung menghampirinya dan menyaru sebagai pembeli barang haram tersebut dan meringkus tersangka.(mag-7)

Curanmor Marak di Kantor Distan Langkat

LANGKAT- Tingkat keamanan di lingkungan kantor Dinas Pertanian Pemkab Langkat mulai tak terjamin. Pasalnya, sepeda motor sport BK 3972 PAE milik M Handoko (26), pegawai di Dinas Pertanian Pemkab, raib digondol pencuri, Jumat (19/8) siang. Akibatnya, dia mengalami kerugian sekitar Rp20 juta.

Di Mapolres Langkat, dia menurutkan kepada petugas, sebelumnya dia memarkirkan sepeda motornya di samping Kantor Dinas Pertanian Pemkab Langkat. Sebelum masuk ke kantornya, dia memastikan kalau sepeda motornya tersebut sudah dalam terkunci.

Beberapa jam kemudian, dia bersama temannya menggunakan kendaraan lain pergi ke Kantor Bupati Langkat untuk satu urusan.

Namun saat dia kembali dari kantor bupati, dia tak menemukan sepeda motornya di tempat parkir. Awalnya, dia menduga ada yang menggeser sepeda motornya. Namun setelah dicari ke berbagai sudut kantor tak jua ketemu. Panik, akhirnya membuat korban meilih melapor ke Polres. “Sudah kita terima pengaduan korban, sekarang masih dalam penyelidikan,” singkat Kasat Reskrim Polres, AKP Aldi di Mapolres. (mag-4)

Ditabrak Betor, Seorang Pemuda Kritis

MEDAN- Jimmy Lasron (33), warga Jalan Bersama Gang Karya, harus menjalani perawatan intensif karena mengalami luka serius dan pergelengan tangannya bergeser. Jimmy merupakan korban tabrak lari yang dilakukan pengemudi becak bermotor (betor) di Jalan T Amir Hamzah, Griya Dome, Sabtu (20/8) siang.
Melihat Jimmy tersungkur di aspal, pengemudi betor lain langsung menolongnya dan melarikannya ke RSUD dr Pirngadi Medan.

Penuturan A Simamora (48), ayah Jimmy saat di RSUD dr Pirngadi Medan, anaknya saat itu hendak pulang dari rumah temannya. Saat di Jalan T Amir Hamzah, tiba-tiba pengemudi becak bermotor datang dari samping kiri dan menyenggol sepeda motor yang dikemudikan anaknya. Karena disenggol, Jimmy tidak bisa dikendalikan sepeda motornya dan terjatuh ke badan jalan sebelah kanan.

“Lebih parahnya lagi pengemudi betor itu melarikan diri setelah menyenggol sepeda motor anak saya. Anak saya terluka dan pergelangan tangannya sebelah kanan bergeser. Anak saya dilarikan ke rumah sakit oleh pengemudi betor lainnya,” terangnya.(jon)

Pembagian Paket Sembako Ricuh

Tiga Warga Pingsan

MEDAN- Ribuan warga berdesakan mengambil paket sembako Lebaran yang dibagikan Pengajian Silaturahmi Sejuta Umat Medan di Masjid Muslimin, Jalan Turi Medan, Sabtu (20/8). Akibatnya, tiga warga pingsan karena terhimpit dalam antrean.

Aksi saling desak terjadi saat petugas kepolisian dan aparat TNI yang disiagakan membuka pintu pagar Masjid Muslimin, Jalan Turi, Medan. Ribuan warga yang antre sejak pagi, langsung berebut masuk.

Situasi makin tidak terkendali saat warga yang berada di bagian belakang terus mendesak ke depan. Akibatnya, sejumlah warga di barisan depan dan tengah terhimpit dan tiga orang pingsan.

Bahkan, petugas kepolisian pun terpaksa menerobos massa guna menyelamatkan seorang bayi yang terjepit dalam gendongan ibunya. Selain itu, panitia juga menghentikan proses pembagian zakat beberapa saat guna meredakan aksi saling desak.

Ketua Umum Pengajian Sejuta Umat Sumut Hj Zunaidar Ristanto mengatakan, pembagian paket sembako ini rutin dilaksanakan setiap Ramadan. Paket zakat yang diserahkan berupa 10 kilogram beras, minyak goreng, tepung dan uang Rp 50 ribu.

Mengenai kericuhan yang terjadi pada pembagian paket sembako ini, menurutnya di luar kendali mereka. “Tadi agak telat karena minyak goreng yang kita sediakan belum juga datang,” tandasnya.(mag-7)

Tiket Pesawat Diborong Calo

MEDAN- Menjelang puncak mudik Idul Fitri 1432 Hijriyah, tiket pesawat kelas bisnis dari Medan ke Jakarta dan Batam nyaris habis terjual. Sedangkan tiket pesawat untuk kelas ekonomi masih banyak tersisa, namun itupun telah ‘dikuasai’ para calo.

Pantauan wartawan Sumut Pos di Bandara Polonia, di beberapa outlet, untuk keberangkatan tanggal 29 Agustus 2011, tiket yang tersisa hanya untuk kelas ekonomi. Sedangkan tiket kelas bisnis, hanya tersisa 20 persen lagi karena sudah diborong jauh-jauh hari sebelumnya.

“Kalau tiket kelas ekonomi untuk keberangkatan tanggal 29 Agustus masih ada. Tapi kalau untuk kelas bisnis sudah banyak terjual. Mungkin mereka mau nyaman dan santai makanya beli tiket kelas bisnis,” ujar Fs, seorang calo tiket di Bandara Polonia yang meminta namanya diinisialkan.

Untuk harga, Fs mengaku hanya mengambil keuntungan Rp100 ribu hingga Rp200 ribu per tiket. “Kalau harga resmi di outlet, untuk kelas ekonomi Rp640 ribu dan kami jual Rp850 ribu,” katanya.

Sementara di outlet Garuda Indonesia, harga tiket untuk kelas ekonomi dijual dengan harga terendah Rp780 ribu, Kelas Bisnis Rp2.036.200 untuk keberangkatan tanggal 29 Agustus dan tertinggi Rp4.175.000 untuk kelas eksekutif. Di outlet Sriwijaya, harga tiket untuk kelas ekonomi Rp640 ribu dan tertinggi Rp1.270.000. Di outlet Air Asia, harga tiket untuk Kelas Ekonomi terendah Rp680 ribu dan tertinggi Rp1.150.000.

Sementara, hingga H-4 Hari Raya Idul Fitri, tiket kereta api untuk kelas eksekutif dan bisnis telah habis terjual. Namun begitu, masyarakat pengguna jasa kereta api tidak perlu resah, karena tiket kereta api untuk kelas ekonomi dengan berbagai jurusan di Sumut masih tersedia.

”Sejak H-30, layanan pemesanan tiket telah kita buka. Memang sampai H-4 menjelang Hari Raya Idul Fitri, tiket kereta api untuk kelas bisnis dan eksekutif dengan berbagai jurusan di Sumut telah habis terjual. Mengingat banyaknya pemesanan tiket dari masyarakat yang menggunakan jasa kereta api,” kata Humas PT KAI Divre I Sumut-Aceh Irwan pada Sumut Pos, Jumat (20/8).
Irwan juga mengatakan, PT KAI Sumut membatasi calon penumpang untuk kelas ekonomi di tiap gerbong. Untuk satu gerbong hanya disiapkan 150 orang. “Kita tidak mau calon penumpang yang mengunakan jasa kereta api berdesak-desakan saat mudik,” tegas Irwan.
Saat ini PT KAI Sumut juga telah mempersiapkan 90 orang personelnya yang siaga dalam 24 jam untuk memantau jalur rel perlintasan kereta api di tiap-tiap daerah yang dilalui.Sedangkan 24 petugas juga ditandbykan di setiap stasiun.(jon/rud)

Optimis dan Suka Tantangan

Menghadapi tantangan membuat hidup ibu satu anak ini bersemangat. Dengan tantangan dapat membuat otaknya terus berjalan untuk berfikir. Dan dengan tantangan dapat membuat dirinya belajar untuk menghadapi hal-hal baru dalam dunia usaha. Begitulah kata Fadillah, pemilik resto Ayam Penyet Medan ini.

Lahir dari keluarga pedagang, wanita kelahiran Medan, tahun 1970 silam ini selalu merasa tidak berguna saat dirinya harus mengganggur dan tidak bekerja. Karena bagi anak ke delapan dari delapan bersaudara ini, bekerja akan memberikan manfaat bagi semua orang.

Bahkan, lahan pekerjaan yang dipilihnya adalah yang bisa membuka lapangan kerja bagi orang lain juga. “Saya sudah mencoba kerja di kantoran, tetapi tidak betah. Saat ditawari buka usaha oleh abang saya, saya makin semangat dan terus mengembangkan usaha,” ujar wanita tamatan SLTA Muhammaddiyah 1 ini.

Sejak memulai bisnisnya sebagai pedagang, berbagai jenis produk dagangan telah dicobanya, mulai dari berdagang kaset, dagang kain, jasa jahit dan service alat-alat elektronik, dan terkhir membuka usaha rumah makan.
“Sekitar tahun 1991, abang saya menawarkan saya untuk menjadi pedagang. Padahal pada saat itu saya ingin mencoba menjadi PNS. Tapi saya lebih memilih menjadi pedagang pada akhirnya,”  ucapnya.

Iapun mengawali usahanya dengan membuka toko kaset. Saat itu dirinya juga sudah menikah dan tengah mengandung. Sayangnya, bawaan ngidam kehamilannya sedikitr aneh, yakni malas bangun pagi. Hal ini membuat toko kaset yang dijalaninya harus tutup untuk beberapa lama.

Menyadari kerugian yang akan dialaminya, Fadillah memberanikan diri untuk membujuk sang suami, Darusman agar mau mengelola toko kasetnya. Padahal pada saat itu, sang suami memiliki pekerjaan. “Saya bujuk suami untuk mengambil alih tugas saya. Saya bilang gaji yang diterima tak seberapa dibandingkan dengan kerugian yang akan dihadapi nantinya,” ujarnya.

Toko kaset yang dibangun pun memberikan keuntungan padanya. Tak tanggung-tanggung, dari keuntungannya kala itu bisa membeli 2 kios di pasar Simalingkar. “Dua kios itu dibagi rata, satu untuk saya dan satu lagi untuk suami dengan usaha masing-masing,” ujarnya.

Namun, entah mengapa, kata Fadillah, tiba-tiba saja ia bosan menekuni usaha dagangannya pada masa itu. Iapun lalu memutuskan untuk berhenti bekerja dan hanya menjadi seorang ibu rumah tangga saja. “Tapi dua bulan saja saya total menjadi ibu rumah tangga yang hanya di rumah saja, tanpa usaha. Setelah itu saya malah semakin bosan tanpa kegiatan,” tambahnya.

Setelah itu dirinya memberikan usaha toko kasetnya kepada keluarganya. Fadillah pun lalu memutuskan memberanikan diri membuka usaha lain, jahitan baju dan sekaligus membuka service alat-alat elektronik. “Untuk membuka usaha ini, saya lumayan mendapat untung. Selama delapan tahun saya lakoni. Tapi lagi-lagi saya sangat suka tantangan. Saya lalu memutuskan membuka usaha lain, usaha warung nasi,” ujarnya mengenang.

Fadillah lalu membuka usaha Nasi Ayam Penyet Medan. Dirinya yang selalu optimis dan menyukai tantangan, semakin giat melakukan usaha berkat dukungan penuh dari suaminya yang pengertian dan penuh kasih.

“Saat membuka cabang Nasi Ayam Penyet Medan di AH Nasution, saya dan suami pisah selama 9 bulan karena ngurus usaha warung nasi kami. Saya sibuk ngurus cabang baru, sementara suami sibuk dengan cabang lama yang di rumah. Suami saya sangat baik, saya sampai terharu dengan pengertiannya akan diri saya,” ujarnya memuji.

Menyadari hakikatnya sebagai pengusaha, penampilan yang menarik menjadi modal untuknya. “Menarik bukan berarti full make up atau dandan habis-habias. Menarik bagi saya cukup bersih dan rapi, jadi enak dilihat,” ucapnya.
Sebagai pengusaha sukses,  ia tetap menjalankan kodratnya sebagai istri dan ibu rumah tangga. “Saya selalu menurut dengan perkataan suami.  Saya tetap menjalankan aktivitas sebagai ibu rumah tangga,” ujarnya.

Nasi Ayam Penyet miliknya memiliki 2 cabang dengan 28 karyawan. “Bagi saya dagang bukan untuk gaya, tetapi bekerja untuk bisa membuka kapangan pekerjaan bagi orang lain,” pungkasnya. (mag-9)

Harga Ayam Potong Naik

MEDAN- Sepuluh hari menjelang Lebaran, harga ayam potong mulai merangkak naik. Bahkan, diprediksi harga ayam potong bisa mencapai Rp28 ribu per kilogram pada H-1 Lebaran.

Menurut pantauan wartawan Sumut Pos di Pusat Pasar dan Pasar Sukaramai, Sabtu (20/8), harga ayam potong mengalami kenaikan sebesar Rp1.000 per kilogram dari hari sebelumnya, yakni Rp23 ribu per kilogram. Naiknya harga ayam ini, menurut pedagang disebabkan banyaknya permintaan.

“Biasanya, 10 hari menjelang Lebaran, ada kenaikan harga ayam potong. Jadi otomatis, kita juga menaikkan harga,” ujar Mahmud (53), pedagang ayam di Pasar Sukaramai. Mahmud juga memperkirakan, harga ayam potong ini akan mengalami kenaikan sebanyak 4 kali menjelang Lebaran, dan biasanya kenaikan akan dimulai dari harga terkecil, Rp500 per ekor. “Jadi H-1, harga ayam bisa mencapai Rp28 ribu per kilo,” lanjutnya.

Hal senada dikatakan Siregar (40), pedagang ayam di Pusat Pasar. Menurutnya, mulai Sabtu (20/9) kenaikan ayam potong sudah mulai terasa. “Kemarin kita jual ayam, Rp22 per kilo, hari ini (Sabtu, red) sudah Rp23 ribu per kilo. Padahal stok ayam banyak, tapi mungkin karena kebutuhan, jadi meski mahal tetap dibeli,” ungkap Siregar.
Sementara itu, harga kebutuhan pokok lainnya seperti minyak goreng, beras, tepung dan gula, cabai dan bawang merah belum mengalami kenaikan. “Mungkin karena ada pasar murah yang digelar Pemko Medan, jadi harga tidak naik,” ujar Nurty (37), pedagang di Pasar Sukaramai. Menurut Nurty, baik minyak goreng, beras, tepung dan gula, harganya normal, masih sama seperti pada awal Ramadan.

Demikian juga dengan harga cabai, bawang merah, cabe rawit dan telur juga tidak mengalami perubahan, semua harga masih normal.(mag-9)

Ciptakan Generasi Berintegritas Kokoh

Adnan Buyung Nasution Orasi Ilmiah

MEDAN- Perguruan Tinggi diharapkan mampu melahirkan calon pemimpin bangsa yang tidak hanya memiliki ilmu pengetahuan, melainkan para pemikir dan cendikiawan yang telah mentransferkan ilmunya dalam mencetak tenaga ahli di bidangnya. Hal ini disampaikan pengacara senior Adnan Buyung Nasution dalam orasi ilmiahnya pada Dies Natalis ke-59 di Gelanggang Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU), Sabtu (20/8).

“Tidak hanya sekadar mentransfer ilmu pengetahuan dan mencetak tenaga-tenaga ahli di bidangnya, namun juga harus mengupayakan agar generasi penerus yang akan menjadi pemimpin di Indonesia pada gilirannya nanti memiliki integritas yang kokoh,” ungkapnya .

Untuk strategi pelaksanaanya, Buyung memandang setidaknya ada tiga hal pokok yang dapat dijadikan titik fokus, yakni reorientasi kurikulum, diskusi, dan riset ilmiah serta keteladanan.

Yang mana dalam hal ini, untuk reorientasi kurikulum, bilang Buyung, kurikulum pendidikan di perguruan tinggi perlu disusun secara komprehensif dengan mempertimbangkan terpenuhinya muatan-muatan yang tidak hanya meningkatkan pemahaman konseptual dan skill, namun juga mengkaji mengenai etika, moral dan keadilan.
“Para calon genrasi pemimpin bangsa, yang menerima pendidikan juga perlu diberikan pemahaman mengenai etika kondisi sosial-struktural di masyarakat, sehingga mampu mengidentifikasi dengan baik berbagai problem-problem keadilan social,” terangnya .

Masih menurutnya, selain pengajaran yang sifatnya formal di ruang-ruang kelas berbagai acara di diskusi, baik formal maupun informal terus didorong untuk menciptakan ide brilian dari mahasiswa, terutama di USU.

Diakhir orasi ilmiahnya Buyung juga menyampaikan pentingnya keteledanan di dalam dunia pendidikan. Dalam keteladanan ini, ia merasa perlu memberikan pujian setingi-tingginya kepada dua orang teladan dari USU yang namanya tetap dikenang dan harum hingga kini. Kedua tokoh guru besar USU tersebut yakni Prof Mahadi yang dikenal karena keluasan ilmu pengetahuannya dan Prof Ani Abbas Manoppo, cendikiawan yang aktif terlibat dalam aksi-aksi perjuangan baik di masa Orde Lama maupun Orde Baru.

Dalam kesempatan yang sama Rektor USU Prof Syahril Pasaribu mengatakan, intruksi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi kepada Rektor USU untuk memimpin perubahan status sebagaimana amanah PP No 66 tahun 2010 tampaknya masih banyak mengalami kendala.(uma)