28 C
Medan
Thursday, December 25, 2025
Home Blog Page 14732

Semarak di Bulan Ramadan

Buah kurma selalu identik kehadirannya di bulan Ramadan. Makanan terasa manis ini selalu menjadi sajian berbuka puasa di berbagai kalangan.

Tapi belakangan kini, menu berbuka puasa tidak lagi hanya dengan kurma. Kehadiran manisan yang sudah lama diminati masyarakat kini hadir menjadi menu berbuka puasa. Hhhmm..sangat menggugah selera.

Manisan buah adalah buah-buahan yang direndam dalam larutan gula selama beberapa waktu.Manisan biasanya dimakan sebagai hidangan pelengkap untuk merangsang nafsu makan. Teknologi membuat manisan merupakan salah satu cara pengawetan makanan yang sudah diterapkan sejak dahulu kala.

Nah, menu berbuka puasa dengan manisan menjadi trend menu di hotel. Misalnya saja Soechi Hotel yang lebih dikenal dengan sebutan Hotel Soechi  dan sejumlah hotel di Medan menyediakan manisan untuk berbuka. Mulai dari manisan kolang-kaling, manisan salak, manias mangga dan lainnya. “Kita sudah menyediakan manisan untuk berbuka puasa sejak beberapa tahun yang lalu. Awalnya hanya untuk variasi, ternyata jadi diminati,” ujar Director of Sales and Marketing Hotel Soechi Hasan Asni Yaputra.

Hasan juga menyatakan bahwa makanan jenis ini diminati oleh semua orang, baik muda maupun tua. “Mungkin karena rasa yang ditawarkan, mulai dari rasa manis, asam dan asin menyatu semuanya,” ujar Hasan.

Begitu juga dikatakan Lindawati, pendagang manisan di Pasar Rame Jalan Thamrin Medan. Kata dia, peminat manisan di tahun ini meningkat dibanding tahun lalu. Ini karena masyarakat Medan mengkonsumsi manisan di bulan puasa. “Selama Ramadan permintaan akan manisan terus meningkat, terutama untuk manisan jenis buah salak, mangga dan pepaya. Kalau tahun-tahun lalu, manisan hanya dikonsumsi di idul fitri sebagai sajian bersama kue-kue lebaran. Tapi sekarang justru di bulan puasa manisan sudah dikonsumsi,” ujarnya.

Menurut Linda, selain rasa yang menarik, manisan yang dapat menjadi obat ini juga menjadi pilihan masyarakat, karena makanan ini tahan lama, bahkan sampai seminggu, “Makanan ini tahan lama, apalagi disimpan dalam kulkas (lemari es),” ujarnya.

Menurutnya, berbagai jenis buah dan bumbu dapur dapat dijadikan manisan meski rasanya asam. Namun ketika diolah menjadi manisan, rasanyapun menjadi manis. “Misalnya buah kedondong, buah kana, kimkiet (jeruk emas), liko malaysia, jeruk sirup, buah pulm, Jahe, cabai dan lainnya.

Selain citarasa, manisan ini juga memiliki khasiat yang dapat menyembuhkan penyakit ringan, seperti batuk, gatal-gatal tenggorakan, panas dalam dan batuk. “Manisan KiemKiet (jeruk emas) sangat bagus untuk penyakit panas dalam dan gatal-gatal,” ujar Lindawati.

Karena untuk jenis manisan ini biasanya di campur dengan madu. Selain untuk obat juga dapat meningkatkan stamina. Sementara untuk buah pulm sangat bagus untuk tenggorokkan, sdangkan manisan jahe juga untuk mengobati batuk.
Masyarakat biasanya memilih makanan sesuai dengan seleranya dan kebutuhannya, dan biasanya mereka memilih manisan untuk bukaan, karena makanan ini dapat memberikan rasa segar setelah berbuka selain itu, makanan ini juga sehat. “Kita membuat manisan ini dengan menggunakan bahan asli, seperti buah dan gula, kita hanya menjual kualitas,” ujar Linda.

Ibu Haikal, yang tinggal di Jalan Bambu II Medan ini mengatakan, sejak tahun lalu sudah mengkonsumsi manisan untuk bukaan. Selain karena memiliki banyak ragam, makanan ini juga sehat karena terbuat dari buah. “Kalau kita puasa dianjurkan untuk mengkonsumsi buah, agar tubuh tidak dehidrasi, makanya saya memilih manisan, karena rasanya yang beragam dan bentuknya yang lucu,” ujarnya.

Untuk harga manisan ini juga dapat dijangkau oleh masayarakat. “Sebagian manisan kita juga ada yang impor. Kalau lokal kita jual mulai dari Rp25 ribu hingga Rp70 ribu per kilonya,” ucap Lindawati.
Menurut dr Delyuzar, mengkonsumsi makanan manis saat berbuka itu sangat dianjurkan. Ini karena gula dapat langsung digunakan oleh tubuh. Tetapi tidak dibenarkan bagi penderita diabetes. (mag-9)

Jalan Rusak Ancam Arus Mudik

MEDAN- Guna melancarkan arus mudik Lebaran tahun ini, Oraganisasi Angkutan Darat (Organda) Sumut meminta pemerintah untuk memperbaiki kondisi jalan yang ada. Pasalnya, hingga kini masih banyak ruas jalan di Sumatera Utara yang kondisinya memperihatinkan.

“Yang menjadi masalah, masih banyak badan jalan yang rusak. Ini menjadi ancaman bagi kita pada mudik Lebaran ini. Karenanya kita minta agar badan jalan yang rusak segera diperbaiki,” kata Ketua Organda Sumut, Haposan Siallagan SH, Sabtu (13/8) siang.

Selain persoalan jalan rusak, Haposan juga meminta aparat kepolisian memperketat keamanan selama mudik Lebaran. Pasalnya, menurut Haposan, hingga kini masih banyak terjadi aksi pelemparan terhadap bus-bus oleh orang tak bertanggung jawab yang dapat membahayakan keselamatan penumpang. Selain itu, dia juga menyoroti adanya warga yang menggunakan jalan umum untuk kegiatan, sehingga mengakibatkan jalan menjadi macet.

Lebih lanjut, diterangkan Haposan Siallagan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap supir. “Untuk supir, kita sudah lakukan pemeriksaan kesehatan, termasuk tes urine. Organda Sumut juga sudah mempersiapkan supir cadangan dan mereka juga sudah dipemeriksakan kesehatannya,” terangnya.

Disebutkannya, dalam mudik kali ini, Organda menyediakan 70 ribu tempat duduk bagi masyarakat yang ingin merayakan Lebaran di kampung halamannya. “Organda Sumut dalam mudik lebaran ini siap mendukung dan kita siapkan 70.000 lebih tempat duduk bagi pemudik. Sejauh ini Organda Sumut tidak ada mengalami kendala,” katanya lagi. Karenanya, Haposan mengimbau masyarakat agar menggunakan angkutan resmi saat mudik nanti.
Sementara Kabag Humas Pemkab Langkat Syahrizal mendesak Pemprovsu segera menyelesaikan dua proyek pembangunan jembatan di Jalinsum persisnya di Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, sebelum Lebaran. Pasalnya, dia memperkirakan, volume kenderaan mudik dalam sepekan ke depan diperkirakan lebih besar dibanding sekarang.
“Memang untuk saat ini, satu dari dua jembatan sudah dapat dilalui dari arah Medan dan Aceh, sementara satunya lagi belum sepenuhnya dapat digunakan dari kedua arah,”kata Syahrizal.(jon/mag-2)

Salurkan CSR ke Dunia Pendidikan

PT Inalum Buka Puasa dengan Insan Pers

MEDAN- Guna meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang ada di sekitarnya, PT Inalum akan menggelar kegiatan bertajuk Corporate Social Responsibility (CSR).

Direktur Umum dan SDM PT Inalum Ir H Nasril Kamaluddin MBA mengungkapkan hal tersebut pada acara berbuka puasa yang berlangsung di Hotel Aryaduta Medan, Jum’at (13/8).

Ditambahkannya bahwa pada kegiatan CSR nanti, pihaknya menitikberatkan pada tiga bidang yakni bidang pendidikan, bidang keagamaan dan bidang pemberdayaan.

Untuk bidang pendidikan akan dilakukan renovasi gedung sekolah, pemberian beasiswa serta bantuan mobiler sekolah. Sedang untuk bidang keagamaan, pihaknya akan merenovasi sejumlah rumah ibadah yang terbalut dalam program semarak Ramadan.

Dibidang pemberdayaan PT Inalum akan melakukan serangkaian upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat yang ada di sekitar kawasan PT Inalum lewat pelatihan, seperti pelatihan jahit menjahit, komputer bagi masyarakat di BBLKI Medan, pelatihan pupuk kompos, pelatihan satpam serta pelatihan taman bacaan.

Selanjutnya Nasril Kamaruddin mengutarakan bahwa berkat dukungan dari berbagai pihak, khususnya pemangku amanah,  membuat PT Inalum yang kini telah berusia 35 tahun mampu beroperasi secara lancar.
Apalagi kinerja para karyawan PT Inalum dapat dibanggakan sehingga mampu memproduksi 254.000 ton aluminium dan meraih keuntungan sebesar $92 juta USD.

Disamping meraih keuntungan pada tahun ini PT Inalum berhasil menyelesaikan seluruh utang. “Karena hal tersebut kami mengucapkan terima kasih atas dukungannya,” bilang Nasril.

Sebelumnya, Ustad Hasbullah Thaib pada ceramahnya mengatakan bahwa upaya meningkatkan kemampuan masyarakat yang ada disekitar PT Inalum lewat jalur pendidikan pantas diacungi jempol.
Pasalnya, masih menurut Hasbullah, saat ini mentalitas genarasi muda sudah sangat bobrok. Padahal sebuah bangsa yang besar dan kuat harus memiliki para pemuda bermental baja dana tak mengenal menyerah.
“Inti dari semuanya itu adalah bahwa mental serta adab generasi muda masih perlu dibenahi, sehingga apa yang menjadi keinginan kita semua dapat terpenuhi,” bilang Hasbullah. (jun)

Harga Melambung, Toko Emas Sepi

MEDAN- Harga emas di Kota Medan masih terus melambung, khususnya Emas London. Akibatnya, beberapa pengusaha toko emas enggan menjual emas tersebut karena takut merugi.

Seperti penuturan Zuhrin, pemilik Toko Emas Harahap di Martubung. Karena kenaikan harga emas cukup tinggi, dia tidak menjual emas london karena takut merugi. “Harga emas tidak stabil, kita tidak berani jual, daripada rugi,” ujar Zuhrin kepada wartawan koran ini, Sabtu (13/8).

Hal ini juga dibenarkan Pulungan, pemilik Toko Emas Pulungan Pusat Pasar. Menurutnya, hal ini wajar, karena pedagang juga tidak mau rugi. “Ya, namanya juga jualan, untung yang dicari. Bukan hanya pedagang yang malas jualan, tetapi konsumen juga malas beli emas karena harganya tinggi,” ujarnya.

Sementara menurut karyawan Toko Emas Suranta di Pasar Pringgan, dampak kenaikan emas sudah mulai dirasakan para pedagang. Jumlah pembeli mulai minim dan masyarakat yang datang hanya bertanya mengenai harga emas.
Namun begitu, hingga saat ini, dampak kenaikan harga emas ini belum begitu menggangu aktivitas masyarakat. Karena emas lebih dialokasikan untuk investasi. “Sejak 2005 lalu, harga emas selalu naik tidak pernah turun, toh tidak menggangu masyarakat karena bukan kebutuhan utama,” ujar Pulungan menambahkan. (mag-9)

Pererat Tali Persaudaraan

Komunitas MHDM Buka Puasa Bersama

MEDAN- Komunitas pencinta motor gede Harley-Davidson yang tergabung dalam Komunitas Mabua Harley-Davidson Medan (MHDM) dan Komunitas HDCI Sumut menggelar buka puasa di PT Mabua Haley-Davidson (Dealership) Jalan S Parman No. 95, Sabtu (13/8) sore.

Acara ini dihadiri oleh manajemen Mabua H-D Medan, Musa Rajeck Shah dan Musa Idi Shah dan semua club dan komunitas motor yang ada di Sumut. Selain  berbuka puasa bersama, acara ini juga menjadi ajang saling tukar informasi sesama anggota. Acara ini juga diisi tausiyah dengan penceramah Ustad Lukmanul Hakim dan salat maghrib berjamaah di lantai 2 PT Mabua Haley-Davidson.

Operation Manager PT Mabua Hafiz BMS yang juga Ketua Panitia mengatakan, acara ini diikuti semua komunitas Mabua Harley-Davidson Medan (MHDM) dan Komunitas HDCI Sumut.

Lebih lanjut, diterangkan Hafiz, pihaknya juga akan membagikan nasi bungkus ke Panti Asuhan Al-Jami’ah Washliyah Pulo Brayan dan beberapa pos Sahur On The Road. “Acara Sahur On The Road dimulai tadi malam pukul 00.00 WIB dan semua kumpul di sini (PT Mabua Haley-Davidson, Jalan S Parman, Red),” ucapnya.
Hafiz BMS mengaku, komunitas Mabua Harley-Davidson mengubah dari buka puasa bersama menjadi Sahur On The Road 2011.(jon)

Buka Cabang di Bulan Ramadan

MEDAN- Buka puasa bareng, bukan hanya dijadikan sebagai kegiatan untuk  silaturrahmi, tetapi kegiatan ini juga dapat dilakukan untuk acara seremoni yang dapat dijadikan sebagai  ajang untuk memperkenalkan suatu produk, grand opening misalnya.

Dalam kesempatan ini, Maxx  Salon by Rudy Hadisuwarno membuka cabang ke-3 Salon Maxx di Medan atau tepatnya di Jalan Gunung Krakatau.

“Salon ini merupakan cabang ke-3 di Medan, dan cabang ini kita buka untuk menampung semua keinginan masyarakat yang ingin merasakan salon Maxx, 2 salon sebelumya tidak sanggup menampung kebutuhan masyarakat, karena itu kita bersedia untuk membuka cabang baru,” ujar Rudy hadisuwarno, sebagai pemilik brand.

Rudy Hadisuwarno, sebagai pemilik brand Maxx salon membuka salon ini dikarenakan banyaknya pria metroseksual yang membutuhkan perawatan untuk dirinya, tetapi tidak memiliki tempat untuk melakukan perawatan tersebut. Karena itu, dengan niat ini, Rudy membuka salon yang mengkhususkan untuk perawatan pria.   “Salon ini menyediakan berbagai fasilitas yang sanggup membuat pria betah berlama-lama, karena tetap membuat pria merasa berada didunianya,” ujar Rudy.

Salon yang telah berdiri selama 3 tahun ini, telah membuka cabang sebanyak 10 salon yang berada di  berbagai daerah di Indonesia, seperti Medan, Jakarta, dan Mataram. “Kita tidak membuka secara sembarangan salon ini, karena harus melihat minat masyarakat dan lokasi untuk pembangunan salon,” ujar Rudy. Karena menurutnya selain menjual brand, salon ini juga menjual kualitas untuk para pelanggan salon.

Berbagai janis perawatan rambut di salon ini disediakan, seperti gunting rambut, pewarnaan dasar, shaving, back message dan hait tatto yang mulai diminati anak muda dan kalangan artis.(mag-9)

Bocah 2 Tahun Derita Tumor Sejak Lahir

MEDAN- Kesedihan terlukis jelas di wajah Julianto Tarigan (29), warga Desa Kuta Rakyat, Kecamatan Namantran, Kabupaten Karo, saat ditemui di Ruang Rawat Instalansi Kardiovaskuler, Rindu B Kamar 224, RSUP H Adam Malik, Sabtu (13/8). Pasalnya, anaknya Adi Suhanta Tarigan yang masih berusia 2 tahun 1 bulan menderita tumor pembuluh darah di tangan kanannya sejak lahir.

“Anak saya itu sudah menderita tumor pembuluh darah sejak lahir. Waktu itu, tumornya masih kecil, tidak sebesar sekarang ini,” jelasnya kepada wartawan koran ini sembari melihat tangan kanan anaknya.

Menurutnya, saat itu dokter tidak mengizinkan Adi Suhanta untuk dioperasi, karena belum cukup umur. Menurut dokter, Adi bisa dioperasi jika usianya sudah 2 tahun. “Sekarang anak kami sudah berusia dua tahun satu bulan, makanya kami bawa ke rumah sakit ini untuk dioperasi,” jelasnya.

Menurut Julianto, Adi Suhanta merupakan anak pertama mereka dari dua bersaudara. Sementara istrinya Riantah br Sitepu tidak ikut ke rumah sakit karena menjaga anak mereka yang masih berusia 2 bulan. “Kalau pekerjaan kami hanya bertani. Istri saya di rumah, saya di sini bersama ibu dan ayah saya untuk menjaga Adi,” ungkapnya.

Julianto mengaku, untuk biaya perobatan anaknya itu, mereka mengandalkan program Jamkesda. “Kalau kami masuk rumah sakit ini sudah seminggu lebih. Tapi anak kami belum dioperasi juga karena harus dilakukan pemeriksaan darah dan lain-lainnya,” terangnya.

Menurutnya, meski tumor di tangan kanan Adi terus membesar, namun anaknya itu tidak ada mengeluhkan rasa sakit. “Dia tidak pernah mengeluh atau menangis. Bahkan dia kuat makan. Berat anak saya itu sekarang 18 Kg, sudah termasuk tumor ditangannya itu,” katanya.

Sementara Marni br Sembiring (45), nenek Adi Suhanta mengaku sedih dengan kondisi cucunya tersebut. “Dia tidak menangis dan tidak mengeluh. Dia itu pendiam, tapi lincah orangnya,” ujarnya.

Julianto berharap agar anaknya bisa sembuh kembali dan ada yang lebih perhatian. “Saya mengharapkan anak saya bisa normal seperti anak-anak lainnya dan saya juga berharap agar orang yang perduli dengan keadaan anak mereka,” ungkapnya dengan sedih.(jon)

Diwarnai Penyerahan Santunan dan Donor Darah

PWI Sumut Buka Puasa Bersama

MEDAN– Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Sumatera Utara melaksanakan buka puasa bersama diwarnai penyerahan santunan kemalangan, penyerahan kartu anggota muda, serta aksi sosial donor darah di halaman gedung PWI Sumut Parada Harahap Jalan Adinegoro No 4 Medan, Jumat (12/8).

Hadir saat itu Plt Gubsu diwakili  Kadis Kominfo Dr H Asren Nasution MA, Anggota DPD-RI Parlindungan Purba SH MM, Ketua Fraksi Golkar DPRD Sumut H Hardi Mulyono, Bendahara Fraksi PDI-P Brilian Moktar, Ketua SPS Sumut H M Zaki Abdullah, Sekretaris PSMS Idris SE, para Pemimpin Umum dan Pemred media massa, serta undangan.
Ketua PWI Sumut Drs Muhammad Syahrir dalam sambutan mengatakan, penyerahan santunan kemalangan anggota PWI kepada keluarga yang ditinggal, penyerahan kartu, dan donor darah merupakan program berkelanjutan yang digelar PWI Sumut.

”Pada hari baik dan bulan baik ini, rangkaian program tersebut sengaja secara bersamaan kami gelar dalam rangkaian berbuka puasa bersama sehingga lebih mendapat berkah dari Allah SWT,” ujar Syahrir.
Adapun santunan kemalangan yang diserahkan kepada 15 keluarga anggota PWI yang meninggal dunia senilai Rp 75 juta atau masing-masing menerima Rp 5 juta.

Sedangkan anggota muda yang menerima kartu sebanyak 53 orang dari hasil ujian seleksi yang dilakukan Februari 2011 lalu.

Sementara Anggota DPD-RI Parlindungan Purba yang juga Ketua Persatuan Pendonor Darah Indonesia (PPDI) didampingi dr H Delyuzar mengatakan, donor darah yang dilakukan PWI Sumut bersama PPDI untuk menyahuti kurangnya stok darah di PMI menyusul tibanya bulan puasa.

”Donor darah ini dilakukan sekaligus untuk mengkampanyekan bahwa bulan puasa bukan halangan untuk berdonor. Apalagi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan, melakukan donor di bulan puasa tidak membatalkan puasa,” jelas dr Delyuzar yang juga dikenal sebagai da’i.

Bahkan, imbuhnya, dalam fatwa MUI tertanggal 24 Juli 2000 atau 22 Rabi’ul Akhir 1421 Hijriah menganjurkan umat Islam berdonor darah karena membantu mereka yang membutuhkan.

”Melakukan donor darah saat menjalankan ibadah puasa, pahalanya justru lebih besar sebagimana amalan ibadah lainnya,” terang Delyuzar.

Keterpanggilan PWI Sumut bersama PPDI melaksanakan donor darah, menurut Ketua PWI Sumut Drs Muhammad Syahrir, untuk menindaklanjuti komitmen PWI Sumut yang telah menandatangani kesepakatan bersama (MoU) pada lounching kampanye donor darah untuk kesehatan yang dilakukan di Aula Martabe Kantor Gubsu, 24 Juli 2010 lalu.
Di sela pelaksanaan donor darah, dr Delyuzar, menjelaskan secara medis donor darah di bulan puasa bisa dilakukan pada malam hari atau pagi hari sekitar jam 10 pagi ketika tubuh masih segar, namun tetap dengan syarat seseorang harus memiliki tubuh yang sehat dan lolos dalam proses pemeriksaan.

Dipertegas dr Delyuzar, sebelum seseorang melakukan donor darah, terlebih dahulu dilakukan beberapa langkah pemeriksaan untuk mengetahui kondisi kesehatan dari si pendonor. Pertama, mengukur kadar hemoglobin (Hb) dan kadarnya harus di atas 12,5.
Kemudian, mengukur tekanan darah, dan diusahakan agar tidak terlalu rendah (di bawah 100) atau terlalu tinggi. Selanjutnya pemeriksaan dilakukan dokter untuk mengetahui kondisi fisik dan kesehatannya.
“Jika seseorang tidak tidur semalaman, baru selesai diare, sedang menstruasi dan menyusui bagi perempuan, sebaiknya disarankan untuk tidak melakukan donor darah. Tapi jika hasil pemeriksaan kesehatannya bagus maka donor darah boleh saja dilakukan,” ungkapnya.
Setelah dilakukan pemeriksaan tersebut dapat diketahui apakah seseorang bisa mendonorkan darahnya atau tidak. Darah yang diambil akan diproses lebih lanjut dan dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan sistem komputer online untuk mendeteksi apakah ada suatu penyakit seperti hepatitis B atau C, HIV/AIDS, sifilis atau penyakit menular lainnya.
Darah yang sudah diproses ini akan disimpan dengan tempetarur tertentu dan akan dilakukan pengecekan kembali jika akan digunakan. ”Pada umumnya untuk trombosit bisa disimpan hingga 5 hari, darah lengkap selama 28 hari, sedangkan untuk plasma bisa disimpan hingga 1 tahun,” urai Delyuzar. (mag-9)

Abu Nawas Merayu Tuhan

Tak selamanya Abu Nawas bersikap konyol. Kadang-kadang timbul kedalaman hatinya yang merupakan bukti kesufian dirinya. Bila sedang dalam kesempatan mengajar, ia akan memberikan jawaban-jawaban yang berbobot sekalipun ia tetap menyampaikannya dengan ringan.

Seorang murid Abu Nawas ada yang sering mengajukan macam-macam pertanyaan. Tak jarang ia juga mengomentari ucapan-ucapan Abu Nawas jika sedang memperbincangkan sesuatu. Ini terjadi saat Abu Nawas menerima tiga orang tamu yang mengajukan beberapa pertanyaan kepada Abu Nawas.
“Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?” ujar orang yang pertama.

“Orang yang mengerjakan dosa kecil,” jawab Abu Nawas.
“Mengapa begitu,” kata orang pertama mengejar.
“Sebab dosa kecil lebih mudah diampuni oleh Allah,” ujar Abu Nawas. Orang pertama itupun manggut-manggut sangat puas dengan jawaban Abu Nawas.

Giliran orang kedua maju. Ia ternyata mengajukan pertanyaan yang sama, “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?” tanyanya.
“Yang utama adalah orang yang tidak mengerjakan keduanya,” ujar Abu Nawas.
“Mengapa demikian?” tanya orang kedua lagi.

“Dengan tidak mengerjakan keduanya, tentu pengampunan Allah sudah tidak diperlukan lagi,” ujar Abu Nawas santai. Orang kedua itupun manggut-manggut menerima jawaban Abu Nawas dalam hatinya.
Orang ketiga pun maju, pertanyaannya pun juga seratus persen sama. “Manakah yang lebin utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?” tanyanya.
“Orang yang mengerjakan dosa besar lebih utama,” ujar Abu Nawas.
“Mengapa bisa begitu?” tanya orang ktiga itu lagi.

“Sebab pengampunan Allah kepada hamba-Nya sebanding dengan besarnya dosa hamba-Nya,” ujar Abu Nawas kalem. Orang ketiga itupun merasa puas argumen tersebut. Ketiga orang itupun lalu beranjak pergi.
Si murid yang suka bertanya kontan berujar mendengar kejadian itu. “Mengapa pertanyaan yang sama bisa menghasilkan tiga jawaban yang berbeda,” katanya tidak mengerti.
Abu Nawas tersenyum. “Manusia itu terbagi atas tiga tingkatan, tingkatan mata, tingkatan otak dan tingkatan hati,” jawab Abu Nawas.

“Apakah tingkatan mata itu?” tanya si murid.
“Seorang anak kecil yang melihat bintang di langit, ia akan menyebut bintang itu kecil karena itulah yang tampak dimatanya,” jawab Abu Nawas memberi perumpamaan.
“Lalu apakah tingkatan otak itu?” tanya si murid lagi.
“Orang pandai yang melihat bintang di langit, ia akan mengatakan bahwa bintang itu besar karena ia memiliki pengetahuan,” jawab Abu Nawas.

“Dan apakah tingkatan hati itu?” Tanya si murid lagi.
“Orang pandai dan paham yang melihat bintang di langit, ia akan tetap mengatakan bahwa bintang itu kecil sekalipun ia tahu yang sebenarnya bintang itu besar, sebab baginya tak ada satupun di dunia ini yang lebih besar dari Allah SWT,” jawab Abu Nawas sambil tersenyum.

Si murid pun mafhum. Ia lalu mengerti mengapa satu pertanyaan bisa mendatangkan jawaban yang berbeda-beda. Tapi si murid itu bertanya lagi.
“Wahai guruku, mungkinkah manusia itu menipu Tuhan?” tanyanya.
“Mungkin,” jawab Abu Nawas santai menerima pertanyaan aneh itu.
“Bagaimana caranya?” tanya si murid lagi.
“Manusia bisa menipu Tuhan dengan merayu-Nya melalui pujian dan doa,” ujar Abu Nawas.
“Kalau begitu, ajarilah aku doa itu, wahai guru,” ujar si murid antusias.
“Doa itu adalah, “Ialahi lastu lil firdausi ahla, Wala Aqwa alannaril Jahimi, fahabli taubatan waghfir dzunubi, fa innaka ghafiruz dzambil adzimi.” (Wahai Tuhanku, aku tidak pantas menjadi penghuni surga, tapi aku tidak kuat menahan panasnya api neraka. Sebab itulah terimalah tobatku dan ampunilah segala dosa-dosaku, sesungguhnya Kau lah Dzat yang mengampuni dosa-dosa besar). Banyak orang yang mengamalkan doa yang merayu Tuhan ini. (*)

Lima Penyebab Kerusuhan London

LONDON- Di tengah perdebatan tentang pemangkasan anggaran keamanan maupun strategi tentang penanganan kerusuhan dan penjarahan di Inggris, muncul pertanyaan mendasar mengenai latar belakang terjadinya frustasi massa tersebut.

The Week membeber lima teori yang menggambarkan situasi pemicu meledaknya kemarahan massa di Inggris itu. Mary Riddel, doktor ekonomi dari University of Nevada, Las Vegas,  kepada Telegraph menyatakan  faktor pertamanya adalah kesenjangan. Ada penilaian telah terjadi ketimpangan dalam soal pendapatan, kesejahteraan, dan kesempatan hidup di Inggris sejak terjadinya krisis keuangan terbesar pada 1929.

Faktor yang kedua adalah kurang tegasnya polisi dalam menangani kerusuhan. Andrew Sullivan dari Daily Beast menilai, reaksi polisi saat menangani meletusnya kerusuhan pada Sabtu lalu (6/8) kurang memadai. Saat itu, polisi tidak melakukan penangkapan dan penggerebekan. Akibatnya, para perusuh dan penjarah dengan mudah beraksi.
Yang ketiga adalah tingkat pengangguran pemuda yang cukup tinggi. Melihat begitu masif dan terkoordinasinya kerusuhan itu, Doug Saunders selaku kolumnis di Globe and Mail, Kanada, menyatakan bahwa fenomena tersebut lebih berbahaya daripada hooliganisme.

Faktor berikutnya adalah persoalan oportunisme yang parah. Menurut jurnalis Brendan Neill, rusuh London bukanlah pemberontakan politik dari kelompok masyarakat miskin dan tertindas, melainkan menyebarluasnya perilaku nihilisme oleh sekelompok orang yang sengaja merampok anggota komunitas mereka. Teori yang terakhir terkait dengan persoalan ras. Bagi sebagian pelaku kerusuhan dan penjarahan, momen balas dendam atas perlakuan menyimpang dari polisi yang berlangsung selama bertahun-tahun.(he week/cak/dwi/jpnn)