28 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 14790

Uang Suap Disimpan di Kardus Tempat Durian

KPK Tangkap 2 Pejabat Kemenakertrans Berserta Penyuapnya

JAKARTA- Meski tengah disibukkan dengan penanganan puluhan kasus M Nazaruddin, KPK tidak mengendurkan kerjanya untuk membongkar kasus korupsi lainnya. Kemarin malam (25/8) lembaga anti korupsi itu menangkap tangan dua pejabat Kemenakertrans yang menerima uang Rp1,5 miliar dari seorang pengusaha.

“Ya, diduga itu uang suap,” kata juru bicara KPK Johan Budi kemarin (25/8). Johan melanjutkan dua orang pejabat Kemenakertrans itu adalah Sesditjen P2TK I (Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi) I Nyoman Suisnaya, dan Kabag Perencanaan dan Evaluasi Dadong Irbarelawan. Nah, sedangkan sang penyuap yang berasal dari pihak swasta adalah Darnawati.

Johan lalu menceritakan, ketiganya ditangkap ditiga tempat yang berbeda. Nyoman Suisnaya tertangkap di kantornya Gedung A lantai 2 Ditjen Pembinaan Penyiapan Pemukiman dan Penempatan Transmigrasi Kalibata. Dadong ditangkap di bandara Soekarno Hatta, sedangkan Darnawati ditangkap saat berada di kawasan Otista Jakarta Timur.
Dia, menambahkan uang suap tersebut diduga sebagai suap dalam proyek percepatan pembangunan infrastruktur di kawasan transmigrasi di 19 kabupaten. “Proyek tersebut dananya mencapai Rp500 miliar yang dianggarkan dalam APBNP 2011,” kata dia.

Penyidik, lanjut Johan sebenarnya sudah mengincar rencana tindak pidana korupsi tersebut sejak beberapa waktu lalu. Hingga akhirnya KPK mendapat infromasi dari masyarakat bahwa penyerahan uang suap itu dilakukan kemarin.
Awalnya sekitar pukul 13.00, Darnawati mencairkan uang Rp1,5 miliar di sebuah bank BUMN di Jakarta. Bahkan, saking banyaknya jumlah uang tersebut, pihak bank kehabisan uang dan harus mengambil ke cabangnya yang lain. Nah, untuk membungkus uang miliaran yang begitu banyaknya, Darnawati khusus membeli durian dalam kardus besar. “Kardusnya dipakai untuk tempat uang,” kata Johan.

Ternyata, Darnawati tidak langsung menyerahkan uang itu sendiri. Namun dia meminta tolong seorang kurir berinisial S yang diketahui sebagai pegawai Kemenakertrans. “Si S yang kemudian membawa kardus uang itu ke kantor (Nyoman Suisna),” imbuhnya.  Tak berselang lama setelah uang tersebut diserahkan, KPK langsung menggerebek ruangan Nyoman. Dia tak bisa berkutik saat penyidik menemukan barang bukti uang yang ada di dalam ruangannya. Tak hanya menggerebek kantor Nyoman,  penyidik KPK lainnya juga langsung bergerak untuk menangkap orang-orang yang lainnya. (kuh/jpnn)

Uang Suap Disimpan di Kardus Tempat Durian

KPK Tangkap 2 Pejabat Kemenakertrans Berserta Penyuapnya

JAKARTA- Meski tengah disibukkan dengan penanganan puluhan kasus M Nazaruddin, KPK tidak mengendurkan kerjanya untuk membongkar kasus korupsi lainnya. Kemarin malam (25/8) lembaga anti korupsi itu menangkap tangan dua pejabat Kemenakertrans yang menerima uang Rp1,5 miliar dari seorang pengusaha.

“Ya, diduga itu uang suap,” kata juru bicara KPK Johan Budi kemarin (25/8). Johan melanjutkan dua orang pejabat Kemenakertrans itu adalah Sesditjen P2TK I (Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi) I Nyoman Suisnaya, dan Kabag Perencanaan dan Evaluasi Dadong Irbarelawan. Nah, sedangkan sang penyuap yang berasal dari pihak swasta adalah Darnawati.

Johan lalu menceritakan, ketiganya ditangkap ditiga tempat yang berbeda. Nyoman Suisnaya tertangkap di kantornya Gedung A lantai 2 Ditjen Pembinaan Penyiapan Pemukiman dan Penempatan Transmigrasi Kalibata. Dadong ditangkap di bandara Soekarno Hatta, sedangkan Darnawati ditangkap saat berada di kawasan Otista Jakarta Timur.
Dia, menambahkan uang suap tersebut diduga sebagai suap dalam proyek percepatan pembangunan infrastruktur di kawasan transmigrasi di 19 kabupaten. “Proyek tersebut dananya mencapai Rp500 miliar yang dianggarkan dalam APBNP 2011,” kata dia.

Penyidik, lanjut Johan sebenarnya sudah mengincar rencana tindak pidana korupsi tersebut sejak beberapa waktu lalu. Hingga akhirnya KPK mendapat infromasi dari masyarakat bahwa penyerahan uang suap itu dilakukan kemarin.
Awalnya sekitar pukul 13.00, Darnawati mencairkan uang Rp1,5 miliar di sebuah bank BUMN di Jakarta. Bahkan, saking banyaknya jumlah uang tersebut, pihak bank kehabisan uang dan harus mengambil ke cabangnya yang lain. Nah, untuk membungkus uang miliaran yang begitu banyaknya, Darnawati khusus membeli durian dalam kardus besar. “Kardusnya dipakai untuk tempat uang,” kata Johan.

Ternyata, Darnawati tidak langsung menyerahkan uang itu sendiri. Namun dia meminta tolong seorang kurir berinisial S yang diketahui sebagai pegawai Kemenakertrans. “Si S yang kemudian membawa kardus uang itu ke kantor (Nyoman Suisna),” imbuhnya.  Tak berselang lama setelah uang tersebut diserahkan, KPK langsung menggerebek ruangan Nyoman. Dia tak bisa berkutik saat penyidik menemukan barang bukti uang yang ada di dalam ruangannya. Tak hanya menggerebek kantor Nyoman,  penyidik KPK lainnya juga langsung bergerak untuk menangkap orang-orang yang lainnya. (kuh/jpnn)

Dewan Harus Bersikap

Dugaan Kerugian DAK Deliserdang Rp34 Miliar

LUBUK PAKAM- Batalnya pembentukan Pansus Investigasi DPRD Deliserdang tentang ada tidaknya indikasi kerugian keuangan negara DAK 2007, 2008, 2009 dan (triwulan III) sekitar Rp 34,777.140.220. Menjadi preseden buruk terhadap kinerja pimpinan DPRD Deliserdang.

Kuat dugaan tidak terbentuknya Pansus Investigasi DAK yang ditenggarai bermasalah ini karena adanya dorongan pihak-pihak tertentu.

“Sudah tidak benar itu, pasalnya BPK-RI sudah pernah mengintruksikan agar permasalahan ini ditanggani oleh DPRD. Tetapi hasilnya sampai saat ini nihil,” bilang Ketua Fraksi PDI-Perjuangan DPRD Deliserdang Apoan Simanungkalit.
Bahkan lanjutnya permasalahan ini pernah ditangani Komisi D DPRD Deliserdang tahun 2010. Tetapi tidak menghasilkan rekomendasi apapun. Bahkan hingga saat ini, hasilnya tidak diketahui entah dimana.

Ketua Fraksi PAN Deliserdang Imran Obos, menyarankan agar kasus ini segera dituntaskan dan mengacu pedoman Permendagri No 13 tahun 2010 tentang pedoman pegawasan.

Di sana disebutkan, pembahasan hasil audit BPK-RI diserahkan kepada panitia kerja (panja). Bukan diserahkan kepada Komisi C dan Komisi D. Nantinya tugas panja membahas bersama SKPD yang bersangkutan. Bahkan kerja panja dibatasi waktunya, sekitar dua pekan. Dalam perjalan pembahasan nantinya panja dapat saja berkonsultasi kepada BPK-RI
Cabang Sumut.(btr)

Lagi, Dua Pegawai IAIN Diperiksa

MEDAN- Dua orang lagi yang diduga mengetahui dan terlibat dugaan korupsi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumut, menjalani pemeriksaan di Bagian Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Polda Sumut, kemarin (25/8).
Keduanya adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Moraluddin Harahap dan Kabiro Rektorat IAIN Sumut Dra Salmawah Hasibuan.

“Iya, tadi ada yang kita diperiksa terkait kasus dugaan korupsi itu. Pemeriksaan itu, masih sebatas klarifikasi. Dan sekarang masih berjalan,” ungkap Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dir Reskrimsus) Polda Sumut Kombes Pol Sadono Budi Nugroho melalui Kasubbid PID Humas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan di Mapolda Sumut, Kamis (25/8).
Dari keterangan keduanya, nantinya akan dikumpulkan menjadi satu berkas dengan hasil pemeriksaan sebelumnya. “Nanti kita kumpulkan semua keterangan dan bukti-bukti yang ada,” tegasnya.

baru akan disimpulkan setelah terlebih dahulu dianalisis. Kemudian dilakukan gelar perkara dan proses selanjutnya,” ungkapnya.

Ditambahkannya lagi, dalam penanganan kasus ini, Tipikor Polda Sumut juga akan bekerjasama dengan pihak Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Hal ini dilakukan, guna mempertegas ada atau tidaknya kerugian negara.(ari)

Gemar Makan Ikan

Hatta Rajasa

Konsumsi ikan Indonesia hanya seperlima dari Jepang. Dengan demikian Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengimbau masyarakat untuk giat mengkonsumsi ikan.

Hatta mengaku gemar mengkonsumsi ikan karena sejak kecil tinggal di dekat Sungai Musi, Sumatera Selatan.  “Saya lahir dekat Sungai Musi, jadi tiap hari makan ikan,” ujar Hatta dalam dialog bersama para nelayan dan pedagang ikan di Pasar Ikan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu (24/8).

Ia pun menghimbau masyarakat untuk lebih gemar mengkonsumsi ikan agar lebih sehat. Saat ini, konsumsi ikan Indonesia hanya mencapai 30 kilogram per kapita per tahun atau seperlima dari konsumsi Jepang.

“Konsumsi ikan masih 30 kilogram per kapita, per tahun. Jepang 150 kilogram. 5 kali lipatnya. Pemerintah menganjurkan tiap hari makan ikan, nelayan sehat, pedagang juga sehat,” ujarnya. Hatta Rajasa beserta jajarannya serta menteri melakukan inpeksi mendadak (sidak) ke Pasar Muara Anke, Jakarta Utara. (net/jpnn)

Dishub Diduga Gelapkan Dana Speksi Rp2,5 M/Tahun

Balai Pengujian Kendaraan Bermotor Deli Serdang Sarang Pungli

LUBUK PAKAM- Aksi pungutan liar yang dilancarkan oknum petugas Balai Pengujian Kendaraan Bermotor (BPKB) Dinas Perhubungan Pemkab Deli Serdang, ternyata mam pu kumpulkan dana sekitar Rp3 miliar pertahun. Tapi ironisnya, yang mutlak menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya Rp500 juta, sedangkan sisanya Rp2,5 miliar diduga digelapkan.

Angka Rp2,5 miliar ini cukup fantastik, mengingat nilainya jauh lebih tinggi dari target PAD Dishub Deli Serdang dari BPKB.

Perhitungan angka tersebut berdasarkan wawancara Sumut Pos, dengan Kepala Seksi Perawatan dan Pemeliharaan Dishub Deli Serdang Saidi Sitorus. Pengakuan Saidi Sitorus, seharinya BPKB mampu melakukan pengujian kendaran bermotor sekitar 60 sampai 100 unit perhari. ”Bila dirata-ratakan, sekitar 70 unit kendaraan perhari atau mungkin lebih,” katanya.

Jumlah 70 unit kendaraan ini, bila dikalikan Rp150 ribu nominal yang dipungut kepada warga yang mengurus surat uji kendaraannya, maka dalam sehari diperoleh dana sebesar Rp10,5 juta. BPKB yang berlokasi di Jalan Mawar itu, beroperasi enam hari kerja. Bila anggka Rp10,5 juta dikalikan enam hari, maka dalam sepekan diperoleh dana Rp63 juta.

Perolehan dana dalam sepekan (Rp63 juta), bila dikalikan 48 minggu, maka dana yang dihasilkan selama setahun Rp3,024 miliar. Kemudian angka itu dikurangi beban target PAD Rp500 juta, sehingga dalam setahunnya, diperkirakan Rp2,524 miliar dana yang tak masuk PAD.

Dugaan hilangnya Rp2,5 miliar dana uji kendaraan ini, sesuai pengakuan sejumlah supir angkutan yang mengurus uji kendaraan bermoor dengan pungutan sebesar Rp150 ribu. Padahal, sesuai Perda Nomor 11 tahun 2000 tentang Uji kendaraan bermotor, dimana setiap uji kenderaan bermotor berkala (perpanjang-red) roda empat, enam dan roda delapan dikenakan biaya retribusi Rp19.500. Untuk pengujian pertama dan ganti buku Speksi dikenakan retribusi sebesar Rp23.500.

Tetapi nyatanya, petugas teknis uji kendaraan bermotor tidak segan-segan menaikan tarif puluhan kali lipat dari restribusi resmi.

Seperti dialami Agusnedi pemilik mobil barang jenis Pick Up, terpaksa mengelontorkan uang Rp170 ribu untuk memperpanjang speksi.

Dana tersebut diluar uang pendaftaran yang dibayarkan di loket sebesar Rp19.500. Kemudian biaya tambahan saat meleges buku speksi, petugas meminta lagi biaya Rp150 ribu.

Kembali kepada Saidi Sitorus, hingga saat ini, semejak Januari-Juni, target PAD BPKB sekitar Rp354 juta. ”Diperkirakan pencapain PAD akan melebihi target,” ungkapnya. (btr)

Jelang Lebaran, Penembak Jitu Disiapkan

TEBING TINGGI- Dalam mengantisipasi tingginya angka kriminlitas menjelang Idul Fitri tahun ini, Polres Tebing Tinggi akan menempatkan penembak jitu (sniper) di sejumlah titik rawan kriminalitas untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat yang sedang melakukan mudik.

“Kita akan siagakan dan tempatkan penembak jitu dari gabungan Reskrim dan Intelkam Polres Tebing Tinggi dibantu anggota Brimob Detasmen B Kota Tebing Tinggi di titik rawan kriminalitas,” kata Kapolres Tebing Tinggi AKBP Robert Haryanto Watratan, kepada Sumut Pos usai memimpin rapat kerja dengan jajaran Polres Tebing Tinggi, Kamis (25/8) siang.

Dijelaskannya, setiap hari besar keagamaan, angka kriminalitas akan meningkat. Untuk itu, Polri meminta agar masyarakat membantu memberikan informasi kepada aparat kepolisian setempat, apabila melihat pendatang baru yang mencurigakan.

Sementara, arus pemudik di Stasiun Kereta Api (KA) Medan mengalami di H-5, Kamis (25/8), mengalami kenaikan 20-25 persen, begitu juga di Terminal Kedatangan Domestik Bandara Polonia Medan, mengalami kenaikan 40-50 persen.

Di Stasiun KA Medan, Jalan Stasiun, terlihat dipenuhi pemudik yang ingin mudik ke kampung halamannya. Ratusan pemudik juga memadati loket pembelian tiket.

Humas Angkas Pura Bandara Polonia Medan Firdaus mengatakan, jumlah penumpang yang tiba hari ini sekitar 4000-an. “Kenaikan pemudik atau penumpang sudah mulai terlihat,” ujarnya.

Hal senada juga diucapkan Humas PT KAI Medan Irwan. Menurutnya, petugas keamanan sudah disiagakan penuh mengahadapi lonjakan penumpang menjelang mudik lebaran. “Untuk saat ini, lonjakan penumpang sekitar 20-25 persen. Tiket yang tinggal hanya kelas Ekonomi. Untuk tiket Kelas Eksekutif dan Bisnis sudah dipesan sejak 1 Agustus lalu.

Terpisah, Kabid Data dan Informasi BMKG Balai Besar Wilayah I (Aceh, Sumut, Sumbar, Riau dan Kepri) Hendra Suwarta menerangkan, Agustus hingga September 2011 mendatang, intensitas curah hujan sangat tinggi. “Maka di berbagai daerah akan terjadi rawan banjir serta longsor,” terang Hendra, Kamis (25/8) siang.(mag-3/jon/saz/ari)
Curah hujan saat ini mencapai 150 mm per bulan dan hingga September mendatang bisa mencapai 450 mm per bulan,” katanya, Kamis (25/8).

Yang perlu diwaspadai sambungnya, saat mudik ini adalah angin kencang, petir dan ombak. “Ketiga gangguan ini perlu diwaspadai seluruh masyarakat Sumut. Karena ini akan terjadi di seluruh daerah di Sumut, seperti di pantai barat Sumatera ombak laut bisa mencapai 3,5 meter,” ungkap Hendra.

Hendra mengimbau, jika melakukan perjalanan jauh disarankan untuk tak bepergian secara sendiri-sendiri dengan menggunakan kendaraan pribadi. “Lebih baik menggunakan transportasi angkutan umum. Karena jika bepergian sendiri kita belum tentu mendapatkan bantuan orang lain saat kita mengalami gangguan,” ujarnya.
Sedangkan, dua hari Operasi Ketupat berjalan, tercatat empat nyawa melayang dalam insiden kecelakaan lalu lintas(Laka Lantas), di empat daerah berbeda.

Untuk keseluruhan jumlah laka lantas yang terjadi di Sumatera Utara, berjumlah 12 kecelakaan. Untuk luka berat berjumlah 12 orang, sementara kerugian materi mencapai Rp22,3 juta.(mag-3/jon/saz/ari)

Pekerja PT SSC Mogok Kerja

KARO- Menilai nominal tunjangan hari raya (THR) minim, seratusan karyawan PT Sumatera Speciality Coffe, Desa Dolat Rakyat, Kecamatan Dolat Rakyat, menggelar aksi mogok kerja, Kamis (25/8) siang hingga menjelang petang.

Dalam demo  kemarin, pekerja juga  mengkritik kebijakan  pihak perusahaan yang memotong THR salah seorang pekerja borongan yang sedang hamil.

Aksi mogok kerja pekerja perusahaan pemindai biji kopi yang diperuntukkan guna ekspor ke Amerika Serikat itu, berlangsung ditengah guyuran hujan. Mereka menuntut agar pihak perusahaan mencukupi angka THR sebagaimana mestinya.

“Ada apa ini, mengapa THR tidak senilai gaji bulanan kami  yang jumlahnya Rp940 ribu per bulan? Ceritakan penyebab pemotongan,” ucap pekerja di depan pintu gerbang masuk PT SSC.

Pekerja yang bertahan di depan gerbang pasca istrihat siang, akhirnya membuat pihak perusahaan mengalah. Dialog perwakilan pekerja dengan manajement PT SSC yang difasilitasi aparat kepolisian dari Polres Tanah Karo, menegaskan akan menindaklanjuti permintaan kenaikan THR diminta pendemo.

Pejabat keuangan PT SSC Antonius Danang mengatakan, keluhan karyawan akan segera ditindaklanjuti dengan mengirimkannya ke pemilik perusahaan, karena keputusan tertinggi bukan menjadi kewenangan pihaknya.
Hal ini termasuk menyangkut besaran nilai THR, Jaminan Sosial dan Kesehatan.

Sementara untuk tuntutan yang menyangkut pemotongan atas hak seorang karyawan yang sedang hamil, pihaknya mengakui terdapat kesalahan administrasi sehingga akan dikembalikan sebagaimana nilai sebenarnya. Begitupun dalam kaitan pemotongan gaji akibat ketidak hadiran resmi, PT SSC berjanji tidak akan melakukan langkah yang memberatkan karyawan. (wan)

Dua Mayat Mengapung di Sungai

TEBING TINGGI- Dua sosok mayat ditemukan warga mengapung di sungai. Sesosok mayat pria tanpa identitas dan hanya mengenakan baju kaos liris hitam putih tanpa celana, ditemukan tewas mengapung di Sungai Padang dengan kondisi membusuk, Kamis (25/8) sekira pukul 17.00 WIB.

Temuan mayat pria ini, tepat di Dusun I Kampung Baru, Desa Kutabaru, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai. Mayat pertama kali ditemukan seorang pemancing yang kemudian melaporkannya kepada Riki Pratama (17) warga sekitar.

“Setelah dilihat dari dekat, rupanya mayat mengapung itu seorang mayat laki-laki. Langsung kejadian itu saya laporkan kepada warga dan seterusnya dilaporkan ke petugas Polsek Tebing Tinggi,” jelas Riki.

Mendengar laporan warga ada penemuan mayat, pihak petugas Polsek Tebing Tinggi bersama tim identifikasi Polres Tebing Tinggi menuju tempat kejadian perkara.

Kapolsek Tebing Tinggi AKP HE Harahap di lokasi penemuan mengatakan, diduga mayat tewas sudah dua hari, mengingat kondisi tubuh korban mulai membusuk dan menimbulkan bau tidak sedap.

“Mayat laki-laki tanpa identitas ini diduga ditabrak kereta api di jembatan rel kereta api di Sungai Padang dua hari lalu.
“Untuk lebih jelas, kami akan membawa korban kerumah sakit untuk menjalani visum dan outopsi guna mengetahui penyebab kematiannya,” terang HE Harahap.

Sementara itu dari Belawan, setelah tiga hari hanyut terbawa arus Sungai Deli, M Fadillah (13) warga Jalan Karya Gang Cilincing, Kelurahan Sei Agul, Kecamatan Medan Barat, akhirnya ditemukan tewas membusuk dengan kondisi terlungkup di aliran Sungai Deli di Lingkungan III, Kelurahan Kota Bangun, Kecamatan Medan Deli, Kamis (25/8). (mag-3/mag11)

Pegawai Pos Diciduk karena Sabu

LANGKAT- Amril (33), warga Pasar V Jawa, Desa Tandem, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, diamankan petugas Sat Narkoba Polres Langkat karena memiliki narkotika jenis sabu senilai Rp600 ribu, serta satu set alat penghisap, Kamis (25/8)

Amril, yang juga pegawai kantor Pos Binjai itu, diamankan di Blok B kompleks Perumahan Taman Stabat Asri (Tasri) Kelurahan Perdamean, Stabat, Langkat.
Selain Amril, turut diamankan Fahreza Lubis alias Ijal (32) warga Jalan Sei Wampu Gang Kuba, Kelurahan Pekan Tanjung Pura, Kecamatan Tanjung Pura, Langkat dan Joni alias Ahok (48) serta istri sebagai pemilik rumah turut digiring ke Polres Langkat, guna dimintai keterangan sebagai saksi. “Barangnya (sabu) tadi aku beli sama orang Medan seharga Rp600 ribu,” urai Amril.

Masih menurut dia, datang dan berkumpul di rumah Ahok karena dihubungi Ijal. Sebab, Ahok yang merupakan teman sekampung mereka di Tanjung Pura, baru kembali dari Kalimantan, jadi berkumpul untuk reuni bertiga.
Masih dari Mapolres, Ijal menyebutkan barang haram itu, merupakan milik Amril dan pertemuan di kediaman Ahok memang kesepakatan mereka untuk berkumpul.

Kasat Narkoba Polres Langkat AKP SR Tambunan, tak membantah tentang tindakan  pengamanan terhadap ketiganya. “Kita dapat informasi dari warga, saat ini tersangka masih dalam pemeriksaan, jadi kita belum tau detail kasusnya,” terang Tambunan. (mag-4)