27 C
Medan
Saturday, December 27, 2025
Home Blog Page 15294

Kado Milad ke-13 PKS: PKS Harus Tetap Bekerja Demi Umat

DPW PKS Sumut kembali menerima kado dalam menyambut milad ke-13, kado itu memang bukan berbentuk barang, tapi sebuah nasehat penting bagi para pengurus dari tokoh Al Washliyah, H T Muhammad Bakery.

Adapun kado yang diberikan tokoh Al Washliyah itu, sebagai partai dakwah yang mengurusi kepentingan umat, sangat lazim bagi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendapat beragam tantangan. Tapi, ada hal terpenting yang harus dipertahakan yakni kemampuan untuk tetap istiqomah melanjutkan kerja demi kemaslahatan masyarakat.
Begitulah kado yang dibungkus dalam rangkaian kata nasehat disampaikan, H T Muhammad Bakery kepada para pengurus DPW PKS Sumut saat menggelar lawatan silaturahmi menyambut milad ke-13 PKS, Rabu (20/4) di kediamannya di Medan Belawan.  Hadir dalam silaturahmi itu, Ketua Umum DPW PKS Sumut, H M Hafez Lc MA, Ketua Bidang Pembangunan Umat, H Surianda Lubis SAg, dan Ketua Kaderisasi PKS Sumut, H Mahmud Soleh S Pd MA.

Menurut Bakery, perjuangan tak selamanya berjalan mulus, banyak tantangan yang harus dihadapi. Dari tantangan itulah, segala permasalahan harus dihadapi. “Dalam perjuangan, tidak semuanya manis. Kejadian yang baik maupun yang tidak baik, adalah maha guru bagi kita,” ujarnya yang juga Aktivis Partai Muslimin Indonesia (Parmusi)  tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, Pendiri Persatuan Masyarakat Aceh (Perma) yang menjadi cikal bakal Aceh Sepakat tersebut juga memberikan kado Milad ke 13 kepada PKS Sumut yang akan diselenggarakan di lapangan Benteng Medan akhir pekan depan,  dalam bentuk beberapa nasehat penting bagi para pengurus dan kader PKS di Sumut.
“Tidak mustahil, setiap orang yang sudah merasa benci, akan tetap memberikan arti buruk, terhadap apapun yang kita lakukan. Sementara orang yang sudah terlanjur suka, akan menganggap baik, semua yang kita lakukan,” ujar  pejuang yang telah berusia 82 tahun tersebut.

Pada kesempatan itu, Bakery juga mengingatkan, agama adalah nasehat. Untuk itu, jajaran pengurus dan kader PKS harus memahaminya, bahwa hanya manusia-manusia pilihan yang mampu untuk menjalankan semua nasehat.
“Tetaplah bekerja dan beribadah. Islam itu lemah lembut. Sikapilah segala kondisi dengan lemah lembut. Mulai dari periode Makkah hingga Madinah, tidak ada yang mengajarkan kekerasan,” tuturnya.

Setelah menyampaikan kado itu,  Hafez mengakui, cukup banyak asupan positif bagi PKS, melalui nasehat yang diberikan ulama sekaligus pejuang umat di Sumut. Nasehat ini akan menjadi bagian program kerja PKS.
“Ini benar-benar merupakan kado Milad, dari Pejuang Ummat. Insya Allah akan selalu bermanfaat bagi kinerja PKS pada masa akan datang,” tandas. (ril)

Dicari Kartini Muda Indonesia

April menjadi bulan istimewa bagi kaum wanita dengan diperingatinya Hari Kartini. Kartini merupakan pahlawan nasional wanita yang telah berjasa menunjukkan semangat perubahan, memperjuangkan  kesetaraan gender, dan memberikan inspirasi bagi kaum wanita untuk berani tampil membuktikan kemampuan di segala bidang.

Namun tidak hanya itu, peringatan Hari Kartini yang jatuh pada 21 April juga sekaligus megingatkan tentang kegetiran dan kepahitan hidup seorang perempuan yang tak mampu melepaskan diri dari nilai-nilai budaya yang membesarkannya.

Sebagai bentuk penghargaan kepada perjuangan Raden Ajeng Kartini, Honda memiliki caranyan
sendiri dengan menyajikan sesuatu yang berbeda dari yang lain. Dengan mengunjungi website www.welovehonda.com/kartinimuda/ dan mengikuti petunjuk yang ada di dalamnya, perempuan Indonesia dapat menyebarkan semangat Kartini lewat cerita-cerita inspiratif apa saja, baik itu pengalaman pribadi maupun dari pengalaman teman-teman perempuannya.

Cerita yang telah diposting nantinya akan dipilih pembaca, dan cerita inspiratif yang memiliki pemilih terbanyak akan mendapatkan beragam hadiah dari Honda seperti uang tunai Rp25 juta, Honda Scoopy dan masih banyak lagi hadiah menarik lainnya.

General Manager CV Indako Trading Co Arifin Posmadi, selaku main dealer Honda di Sumatera Utara sangat mendukung niat baik Honda yang memberikan apresiasi kepada wanita Indonesia di momen istimewa ini.
“Kartini menjadi sosok wanita yang sangat menginspirasi, dan pada masa kini Honda meyakini banyak Katini muda dari beragam profesi yang bisa memberikan inspirasi positif, berbagi cerita, dan berbagi pengalaman hidup kepada orang lain, sehingga bisa saling belajar dan memberikan motivasi tersendiri dalam menjalani kehidupan,” ujar Arifin.
Memiliki banyak Kartini menjadi sebuah kebanggaan tersendiri  bagi bangsa Indonesia, tentunya hal ini menjadi tanggung jawab bersama, dan Honda menyadari benar dengan menemukan kartini muda Indonesia, berarti Honda ikut meneruskan perjuangan Kartini menyebarkan semangat perjuangan.

Sementara itu, Marketing Manager CV Indako Trading Co Leo Wijaya mengungkapkan, perempuan Indonesia harus mampu menjadi perempuan tangguh dan tegar dalam menjalani beragam peran yang dimilikinya, terutama perannya sebagai seorang ibu yang melahirkan generasi penerus bangsa dan negara yang penuh cinta kasih.
“Maju terus kartini-kartini Indonesia, gapai cita-citamu setinggi langit, dan buktikan bahwa kamu layak disebut Kartini Indonesia,” ujar Leo Wijaya. (mag-9)

Copot Kadishub Sumut

Demo Pungli Jembatan Timbang

MEDAN- Puluhan massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Pembaharuan (AMPP), mendesak Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) untuk menutup jembatan timbang yang rawan dengan pengutipan liar (pungli). Pasalnya, pungli yang dapat dikategorikan sebagai bentuk korupsi tersebut telah memberi celah bagi truk yang melebihi tonase, untuk tetap melintas di jalan propinsi atau nasional sehingga mengakibatkan rusaknya jalan-jalan tersebut.

Diketahui, tiga pegawai Dinas Perhubungan (Dishub) Sumut yang bertugas di Jembatan Timbang Sibolangit, Deli Serdang, Kamis (23/3) dini hari. Mereka tertangkap tangan menerima uang dari supir truk yang dikategorikan sebagai tindak pidana korupsi.

Selain menangkap ketiga pegawai Dishub tersebut, tim intelijen juga menemukan barang bukti hasil pungli di lokasi senilai Rp16,4 juta, dan uang senilai Rp1,2 juta hasil retribusi sesuai yang tertera dalam buku registrasi sesuai buku register Peraturan Daerah (Perda) Sumut No14 Tahun 2007. Uang sebesar Rp1,2 juta itu sesuai dengan yang tertulis pada laporan, sedangkan Rp16,4 juta merupakan hasil pungutan yang ditemukan dalam tas.

Ketiga pegawai Dishub Sumut yang kini ditahan, disangka melanggar Undang-undang (UU) No 31/1999 yang sebagaimana diubah menjadi UU No 20/2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Hal ini disampaikan massa AMPP, saat berunjuk rasa, di halaman Kantor Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Jalan Diponegoro, Rabu (20/4).

“Pungli yang dilakukan oknum petugas Dinas Perhubungan ini jelas-jelas telah menggerogoti kepentingan jalan yang baik, bahkan ada upaya memperkaya diri sendiri,” kata Ketua AMPP Medan Feri Nofirman, saat berorasi, di hadapan petugas kepolisian dan perwakilan Dinas Perhubungan (Dishub) Sumut tersebut.

Dalam pernyataan sikapnya, massa juga mendesak agar Pelaksana Tugas (PLt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho mencopot Kepala Dinas Perhubungan Sumut yang dinilai tak mampu menjalankan tugas dengan baik.

“Kalau Kadishub menjalankan tugasnya, tentu praktik-praktik pungli ini tidak akan terjadi,” tegas Feri.

Dikatakannya, saat ini Peraturan Daerah (Perda) No 14 Tahun 2007 tentang Pengendalian Kelebihan Muatan Angkutan Barang seolah telah menjadi alat untuk melakukan korupsi. Sebab, pada kenyataannya perda ini tidak dilaksanakan secara konsisten. Petugas justru membiarkan truk yang melebihi muatan melintas di jalan. Mereka juga meminta agar Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumut mengevaluasi perda ini, sehingga tidak menimbulkan masalah baru.

“Meminta BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) untuk melakukan audit dana pengutipan yang dilakukan Dishub Sumut melalui jembatan timbang se-Sumut,” kata Feri dalam pernyataan sikapnya.

Mereka juga mendesak Kejati Sumut agar benar-benar serius mengungkap kasus suap di Jembatan Timbang Sibolangit. Semua pihak yang terkait dalam perkara ini didesak untuk diperiksa dan dimintai pertanggungjawaban.
Apalagi, menurut Feri, kasus ini diduga tidak hanya melibatkan ketiga pegawai Marlon Sinaga, Ahmad Sofyan dan Panal Simamora, tetapi banyak pihak lain.

“Tidak mungkin tidak tahu atasan. Oleh karena itu layak dipertanyakan apakah ada keterkaitan dengna atasan,” kata Feri.

Menanggapi tuntutan  pengunjuk rasa, Kepala Seksi Jembatan Timbang Dishub Sumut TB Simanjuntak mengatakan, hal ini akan disampaikan kepada pimpinan. Mengenai kasus ketiga petugas jembatan timbang, Simanjuntak menuturkan, sepenuhnya telah diserahkan pada proses hukum. “Kita percayakan pada proses hukum,” katanya.
TB Simanjuntak berjanji, akan mengevaluasi seluruh jembatan timbang di Sumut. Evaluasi tersebut berdasarkan, adanya penangkapan pegawai Jembatan Timbang Sibolangit oleh petugas Kejaksaan Tinggi Sumut beberapa waktu lalu. “Supaya lebih hati-hati dan melaksanakan tugas sesuai aturan,” ujarnya kepada massa AMPP.

Menurutnya, evaluasi akan dilaksanakan dalam bulan ini. Evaluasi ini tidak hanya di Jembatan Timbang Sibolangit tempat penangkapan tiga pegawai yang diduga menerima suap dari supir truk. Simanjuntak enggan menyebutkan jembatan timbang mana saja saja yang rawan terjadinya suap. Dia hanya menegaskan, evaluasi menyeluruh dilakukan di 11 jembatan timbang yang ada di Sumut. “Kita akan tertibkan semuanya,” ujarnya.(ari)

DPRD: Tenang, Tanah Sari Rejo untuk Rakyat

MEDAN- Masyarakat Sari Rejo melalui Forum Masyarakat Sari Rejo (Formas) mempertanyakan sikap seorang anggota DPRD Medan dari Daerah Pemilihan II yakni, Bangkit Sitepu. Pasalnya, Bangkit Sitepu pernah berujar kepada masyarakat Sari Rejo untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat terkait sengketa lahan di Kelurahan Sari Rejo.
Hal itu dikemukakan Ketua Formas kepada Sumut Pos saat menunggu dimulainya acara reses anggota DPRD Medan Dapem II, di Lapangan Basket Kantor Camat Medan Maimun, Rabu (20/4). Ungkapan itu juga kembali dikatakannya saat acara reses tersebut dimulai. “Dulu, Tahun 2005 Komisi A DPRD Medan sudah ke Jakarta. Saat reses terakhir anggota DPRD Medan di Asrama Haji Medan, saya ingat betul Pak Bangkit Sitepu menjanjikan akan membantu penyelesaian persoalan ini. Ini menyangkut 35 ribu masyarakat Sari Rejo. Tapi saya lihat tidak ada buktinya,” ungkap Riwayat Pakpahan Ketua Formas pada forum reses tersebut.

Lebih lanjut Riwayat menambahkan, yang dibutuhkan masyarakat Sari Rejo adalah sertifikat. Karena pada dasarnya, masyarakat telah memiliki bukti-bukti hukum yang kuat. “Kalau kami mau diusir, ya diusir saja. Tapi, kalau memang tanah itu milik kami, masyarakat Sari Rejo, kami jangan diganggu. Kami punya kekuatan hukum,” tegasnya.

Terkait hal itu, di hadapan masyarakat serta anggota DPRD Medan Dapem II lainnya yakni, Ketua Koordinator Reses Salman Alfarisi (PKS), Zulmorado (PKS, Burhanuddin Sitepu (Demokrat), HM Faisal Nasution (Demokrat), Damai Yona Nainggolan (Demokrat), Ilhamsyah (Golkar), Paulus Sinulingga (PDS), Bangkit Sitepu (Patriot), Abdul rani (PPP) serta Kuat Surabakti (PAN) dan Daniel Pinem (PDI P) tersebut, Bangkit Sitepu berkilah.

Dikatakannya, pada Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Tahun 2010 lalu, dirinya bersama Fraksi Patriot Persatuan Pembangunan (PPP) telah mengusulkan untuk membuat Panitia Khusus (Pansus) Sari Rejo, namun hasil dari itu dipercayakan kepada Komisi A DPRD Medan. “Kawan-kawan di fraksi telah mempercayakan kepada Komisi A DPRD Medan. Sekarang saya tidak tahu,” katanya.

Sementara itu, Koordinator reses tersebut Salman Al Farisi menyatakan, perjuangan anggota DPRD Medan juga tidak pernah berhenti.

“Teman-teman di dewan tidak pernah berhenti memperjuangkan ini, dan upaya itu sudah maksimal. Dan persoalan ini, juga terjadi di Kebumen, dimana terjadi sengketa antara TNI AU dengan pihak masyarakat,” terangnya.
Lain halnya dengan anggota Dapem II lainnya Ilhamsyah. Pria yang menjabat sebagai Ketua Komisi A DPRD Medan ini menjanjikan dan meyakinkan masyarakat Sari Rejo, bahwa lahan  Sari Rejo menjadi milik masyarakat. Namun, untuk itu masyarakat diharapkan untuk tenang dan bersabar. “Tenang, ini akan menjadi hak masyarakat,” tegasnya.
Pada kesempatan itu pula, politisi Partai Golkar ini menyatakan, ada dua hal dalam MoU tersebut yang tidak bias diceritakan, karena dikhawatirkan akan menimbulkan keresahan di masyarakat khususnya masyarakat Sari Rejo.

“Awal April lalu, Pemko Medan dengan pihak TNI AU baik itu Pankosek dan sebagainya telah membuat nota kesepahaman atau Memorandum Of Understanding (MoU). Namun, MoU ini belum bias diekspos karena belum ditandatangani. Dan saat itu, saya hadir. Masyarakat harus sabar, karena yang kita hadapi adalah militer. Ini akan selesai, tapi butuh waktu,” ungkapnya.(ari)

Matinya Penegakan Hukum…

Deru gelombang aksi silih berganti menekan Kejaksaan Tinggi Sumut (Kejatisu), terkait penanganan sejumlah kasus dugaan korupsi senilai ratusan  miliar di beberapa daerah di Sumut, Rabu (20/4) pagi. Orasi massa sempat menyebabkan arus lalulintas di kawasan itu macet.

“Kejaksaan harus segera selamatkan uang Negara Rp400 miliar dari genggaman sejumlah pejabat di Sumut,” teriak pengunjukrasa yang tergabung dari berbagai kelompok mahasiswa dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Kehadiran aksi demo di gedung Kejatisu ditandai yel-yel dan lambain poster-poster berukuran kecil dan besar berisikan desakan kepada Kepala Kejatisu baru untuk segera menuntaskan penyelidikan dan penyidikan sejumlah kasus korupsi di Sumut.

Aksi diawali dengan kehadiran massa Aliansi Masyarakat Peduli Pembaharuan (AMPP). Kelompok ini mengusung dugaan korupsi di Dinas Perhubungan Sumut. Bahkan, mereka meminta Jembatan Timbang ditutup. “Tutup Jembatan Timbang karena hanya sebagai lahan pungutan liar (pungli) bagi pegawai Dishub,” teriak Koordinator aksi AMPP, Rahmad Hidayat dalam orasinya membakar semangat massanya yang sebagian besar pria.
Menurut Hidayat, BPK RI, BPKP dan Kejatisu harus bersinergi mengaudit dugaan korupsi Rp10 miliar yang diduga hasil pungli di Jembatan Timbang yang tersebar di Sumut. “Pejabat Dishub harus bertanggung jawab terhadap pungli yang dilakukan bawahannya,” teriak Hidayat.

Setelah massa AMPP selesai, giliran kelompok Senteral Monitoring Informasi Deli Serdang. Massa ini mengusung kasus dugaan korupsi di Pemkab Deli Serdang yang diduga melibatkan Bupati Deli Serdang Amri Tambunan. “Usut tuntas dugaan korupsi penyimpangan uang negara Rp37 miliar APBD Tahun 2003,” teriak Koordinator Lapangan, Atur P Panggabean. Mereka meminta Kejatisu segera memeriksa pejabat  yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam kasus itu.

Orasi massa berikutnya digelar, kelompok Pemantau Kinerja Aparatur Negara (Penjara). Aksi massa ini sedikit lebih ekstrim dari dua kelompok sebelumnya. Selain menyampaikan orasi, mereka juga membakar kerenda mayat bukti matinya penegakan hukum di Sumut. Selain itu, seorang massanya memukul kepalanya dengan gelas sampai berdarah.

“Darah ini bukti kami tegas dalam penuntasan korupsi,” kata massa Penjara itu. Dalam aksinya, massa Penjara mengusung dugaan korupsi dana pembinaan LSM dan ormas Rp4 miliar, dan dugaan korupsi Pemkab Simalungun yang diduga melibatkan mantan Bupati Zulkarnaen Damanik Rp105 miliar.

Kemudian dugaan korupsi mantan Walikota Tanjungbalai, Sutrisno Hadi terkait dana kegiatan MTQ tahun 2008 senilai Rp5,6 miliar. Dugaan korupsi Bupati Nias, Binahati Bahea dana bantuan korban tsunami 2006 senilai Rp354 juta (telah ditangani KPK, Binahti juga telah dijadikan tersangka, Red). Selanjutnya dugaan korupai mantan Walikota Siantar RE Siahaaan terkiat kegiatan penerimaan CPNS puluhan miliar.

Terakhir aksi masaa Organisasi Mahasiswa dan Masyarakat Bersatu Anti Korupsi Sumut (Ommbak). Mereka mengusung dugaan korupsi, penggunaan dana Persatuan Sepakbola Padang Sidempuan 2008-2009 pada Dinas Pemuda dan Olahraga P.Sidempuan senilai Rp3 miliar. “Tangkap Ketua PS Sidempuan Drs Zulkarnaen Nasution, Manajer H.Sarmadan Hasibuan dan Bendahara tim PS Sidempuan,” teriak Koordinator Syaiful. Mereka minta Kejatisu segera menangkap dan menahan para pejabat tersebut karena merekalah yang pantas bertanggung jawab atas kebocoran uang Negara itu.

Menurut massa Ommbak, kejaksaan tebang pilih dalam melakukan penyelidikan kasus tersebut. Buktinya beberapa kasus itu berhenti. “Tidak ada alasan kejaksaan tidak menetapkan ketiga pengurus inti PS tersebut jadi tersangka, sebab roda organisasi ditangan mereka, “ teriak massa.

Kehadiran para pengunjukrasa diterima Kasi Penerangan Hukum Kejatisu, Edi Irsan Kurniawan Tarigan. “Semua aspirasi yang saudara sampaikan akan kami tindaklanjuti, “ tegas Tarigan. Semua bukti yang diserahkan akan dipelajari bidang intelijen dan kemudian diserahkan ke Pidsus. (rud)

Diramaikan Musisi Jazz Ternama Tanah Air

North Sumatera Jazz Festival 2011

Berawal dari mimpi pada 1996, North Sumatera Jazz Festival (NSJF) 2011 akhirnya digelar pada 1-2 Juli di Medan. Ajang ini diyakini bakal memiliki ciri khas yang unik dan simple. Seperti apa?

Adlansyah N, Medan

Kota Medan sebagai kota terbesar di luar Pulau Jawa, sudah selayaknya memiliki perhelatan jazz besar berkelas festival. Sebelumnya, sejumlah kota lainnya di luar Pulau Jawa telah menggelar perhelatan tersebut seperti Denpasar, Pekanbaru, Makasar dan Ambon.

“Ini akan menjadi pergelaran perdana, sebuah Jazz Festival dengan landasan konsep yang berbeda dari festival sejenis lainnya. Sesuai dengan temanya, kita akan mengedepankan para musisi dan penyanyi jazz terbaik Indonesia yang sudah dikenal luas dengan jam terbang yang tinggi di panggung-panggung internasional,” ujar Erucakra Mahameru, Direktur Penyelenggara didampingi Gideon Momongan selaku Direktur Festival dan Ketua PWI Sumut Syahril di Deli Room Hotel Danau Toba Internatinal Medan, Rabu (20/4) siang.

Dalam acara tersebut, NSJF nanti akan menampilkan BEX Project yang merupakan pormasi perdana Emerald Band. Lalu, Trio Ligro yang dimotori drumer dari group pop rock GIGI, Gusti Hendy serta Sruti Respati, pesinden dan sekaligus penyanyi dan presenter.

“Ada juga Donny Suhendra Project, group yang berangotakan musisi senior dan junior. Juga direncanakan tampil, produser dan penulis lagu hits, Yovie Widianto yang akan bermain dengan kelompok fusionnya bersama para musisi terbaik dan berpengalaman Internasional. Selain itu, akan tampil pula kelompok. Entertainer asal Bandung, KSP dan group musisi Jazz lain yang telah lumayan dikenal publik musik Indonesia, termasuk group muda berbakat asal Medan,” cetusnya.

Seiring dengan tren yang makin ramai band dan penyanyi ternama luar negeri datang untuk beraksi didepan publik musik jazz, yang lebih dikagumi dan digila-gilai publik pecinta musik jazz dibanding kampungnya sendiri. Medan yang mempunyai musisi bagus, akhirnya memberikan lebih banyak lagi warna musik bagi para pecinta musik untuk disimak dan dinikmati.

“Karena sejatinya musik itu lebih luas dan beragam, dengan bentuk bunyian. Ini merupakan wadah untuk komunitas Jazz, ini juga untuk memperkenalkan musik Jazz Indonesia yang seperti apa,” terang Erucakra lagi.
Namun sebelum North Sumatera Jazz Festival 2011, pada 19 Mei akan digelar sebuah pre-event yang akan diadakan di Hotel Danau Toba International Medan. Juga akan menampilkan group dan penyanyi serta musisi yang berpengalaman luas baik di dalam maupun di luar negeri. Selain akan memberikan tambahan pencerahan yang baik untuk pengembangan wawasan dan pengetahuan bagi para pemusik muda ataupun penikmat musik muda Medan dan Sumut.

“Sebagai sosialisasi dan arena pemanasan menjelang pergelaran North Sumatera Jazz Festival 2011, penyelenggara akan mencoba dan akan memberikan kenyamanan bagi pengunjung,” ucap Gideon Momongan.
Sementara itu, Ketua PWI (Persatuan Wartawan Indonesia, Red) Syahril salut dengan konsep yang dimiliki promotor yang sangat menantang bagi pecinta musik jazz. “Musik jazz ini pangsanya menengah ke atas, diharapkan ke depannya musik jaza di Medan ada kolaborasi dengan alat-alat tradisional agar dapat merangsang jazzer di Medan, “ pintanya.(adl)

Warga Protes Bangunan Yayasan Nanyang

MEDAN- Puluhan warga yang bermukim di Jalan Tomat, Jalan Sriwijaya dan Jalan Abdulla Lubis berunjukrasa ke Yayasan Nanyang Zhi Hui Internasional Modern School (Singapore), Rabu (20/4) pukul 12.00 WIB. Warga menentang pembangunan Yayasan Nanyang yang diduga telah menyalahi izin bangunan.

Pasalnya, kata warga yang bermukim di Jalan Sriwijaya, Abdullah Lubis dan Jalan Tomat ini, Yayasan TK dan sekolah tari yang dibangun pada 2005 lalu itu sudah menyalahi izin. Bukan itu saja, pemilik yayasan yang disebut-sebut Lindawaty Roesli ini hanya mempunyai izin 2 lantai.

“Nyatanya sudah lima lantai. Ada apa ini. Apakah Kadis TRTB Medan sudah mendapat upeti,” ujar warga disana.
Bukan itu saja, pemilik yayasan tidak ada meminta persetujuan pembangunan itu kepada warga sekitar. “Mereka dulu cuma pegang izin 2 tingkat, sekarang nyatanya udah lima tingkat,” ujar warga lagi.

Dan yang paling memberatkan warga di sana, juga tanpa persetuajuan warga, Yayasan Nanyang hendak membangun lagi gedung sekolah untuk SMP persis di belakang gedung lama. Daulat Harahap, selaku Kepling IV, Kelurahan Darat mengaku, sebelum dibangunya Yayasan Nanyang, pihaknya sudah menyurati pemilik yayasan supaya menghentikan bangunanya. “Kami juga sudah layangkan surat keberatan supaya dihentikan bangunan itu. Ini tahap kedua mau dibangun lagi, sementara tahap pertama sudah bermasalah. Pokoknya ini harus dihentikan,” ujar kepling tersebut.
Sementara itu, pemilik yayasan Lindawaty Roesli saat hendak dikonfirmasi tidak berada di tempat. Salah satu staf di sana mengatakan, bosnya sedang keluar.

Kadis TRTB Medan Syampurno Pohan, saat dikonfirmasi wartawan koran ini di Hotel Tiara Medan, Selasa (19/4) mengatakan, izin bangunan kedua memang sudah ada. Sedangkan bangunan pertama, dia tida tahu apakah ada izinnya atau tidak, karena saat itu dia belum menjabat.(ari/fit/smg)

Kader PP Harus Disiplin dan Patuhi AD/ART

MEDAN- Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila (PP) Sumatera Utara Anuar Shah kembali mengingatkan, pembekuan empat kepengurusan Majelis Pimpinan Cabang (MPC) dilakukan karena para pimpinan MPC tersebut tidak mampu memenuhi target agenda nasional program Back to Zero. Program ini mengharuskan masing-masing MPC PP melaksanakan 80 persen rapat pemilihan pengurus pimpinan ranting dan anak cabang.

Pada 9 Maret lalu, MPW PP Sumut telah menetapkan karetaker untuk masing-masing MPC yang dibekukan tersebut. “Dengan ditunjuknya karetaker, maka pengurus yang lama tidak aktif lagi,” ujar Anuar Shah, kemarin (20/4).

Anuar Shah mengimbau agar kader PP tetap disiplin dan mematuhi AD/ART organisasi. Tidak boleh mengambil tindakan yang bertentangan dengan aturan tersebut. “Bila masih ada kader yang tidak mematuhinya, karetaker akan mengambil tindakan,” tambahnya.(ade)

Perubahannya Makin Sporty

Nissan Grand Livina Highway Star

MelaKukan inovasi secara terus menerus menjadi komitmen Nissan untuk menelurkan produk mobilnya. Salah satunya inovasi dengan teknologi tinggi dikembangkan pada Nissan Grand Livina.

Mobil satu ini memberikan banyak perubahan. Perubahan tersebut terletak pada modernitas eksterior berpadu dengan kemewahan interior yang dirancang khusus untuk kenyamanan keluarga Indonesia.

Sales Section Head PT Wahana Trans Lestari Medan Nissan Gatot Subroto Indra Kesuma mengatakan, perubahan terletak pada warna jok keluaran terbaru dengan warna hitam, sebelumnya berwarna beige.

Perubahan lain terletak pada LCD, dimana monitor diganti menjadi LCD yang terletak di bangku belakang. Perubahan juga terletak pada velg ban yang dipakai warna hitam. “Nissan juga menambah airbag pada bangku pengemudi,” tambahnya.

Tak hanya itu, lanjut dia, perubahan selanjutnya pada ruang kabin yang lapang dan nyaman, dilengkapi jok yang terbuat dari kulit yang siap menompang tubuh dengan sempurna.

Nah pada Nissan Grand Livina Highway Star, menggunakan mesin 1,5 L dengan daya maksimum 109PS dan 1,8 L 126PS sehingga memiliki 5 dan 6 percepatan yang responsif. “Penggunaan aluminium khusus membuat mesin lebih ringan namun tetap kuat. Semua perubahannya makin sporty,” paparnya.

Mobil ini dilengkapi teknologi CVTC (Continuaos Variable Valve-Timing Control) yang menghasilkan tenaga dan akselerasi optimal serta meningkatkan efisiensi bahan bakar di tiap putaran mesin.

Pada Suspension Comfort, yaitu gabungan antara suspensi independen Mcpherson strut dengan stabilizer pada roda depan membuat Nissan Grand Livina begitu nyaman dikendalikan disegala kondisi jalan.
Pada desain interior, penempatan blower AC menghadirkan kesejukan yang merata ke tiap sudut kabin, yakni bagian center cluster terdapat blower AC.   Untuk keamanan, mobil dilengkapi ABS dan EBD  yang membuat tetap aman dan nyaman walau melakukan rem secara mendadak.

Sedangkan EBD, sensor yang memantau bobot keseluruhan kendaraan beserta muatan untuk kemudian menyalurkan daya pengereman yang sesuai untuk deselerasi yang lebih stabil serta berimbang.  Pada BA, sistem  ini  mengetahui kapan daya pengereman harus dilakukan atau   daya pengereman tambahan yang dibutuhkan. Mobil ini juga dilengkapi dengan sensor parkir, lampu kabut, sensor pintu. Untuk harga, dipatok mulai Rp178 juta hingga Rp212 juta. (mag-9)

Tujuh Jurus Taklukkan Kampus

Drs Maringan Panjaitan MSi

Berkaca pada pengalaman, Drs Maringan Panjaitan MSi (47) memilih merangkul untuk mengarahkan aspirasi mahasiswa ke arah yang tepat. Pendekatan persuasif menjadi panglima untuk menyelesaikan setiap gejolak yang dihadapi.

Memang, tak jarang kita mendengar berita bentrokan antara mahasiswa dan pihak birokrat kampus yang juga akademisi. Kondisi yang menurut Maringan adanya kesalahpahaman di antara kedua belah pihak. Kekakuan dari kalangan birokrat di satu sisi dan kekeliruan pemahaman di sisi mahasiswa.

“Saya juga pernah ada di kehidupan itu. Ya, layaknya anak meminta sesuatu kepada orangtua saja. Tidak ada mahasiswa itu yang bandel, mereka hanya kurang perhatian saja. Karena niat awal mahasiswa itu baik yaitu ingin belajar, jadi manusia yang berguna,” ucap Maringan kepada Sumut Pos saat ditemui di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.

Begitu pun, dirinya tidak membantah bila terjadi penurunan jiwa kepemimpinan mahasiswa saat ini. Hal itu tampak dari cara-cara yang ditempuh mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi. Seperti demonstrasi dibarengi dengan tindakan anarkis yang dapat merugikan masyarakat. Tindakan yang menurutnya dapat menjauhkan simpati masyarakat terhadap pergerakan mahasiswa itu tadi.

“Saya suka mahasiswa yang kreatif dan kritis. Karena dengan kritik itu tadi saya bisa melakukan koreksi untuk lebih baik lagi ke depan. Saya juga selalu mengingatkan ke teman-teman dan mahasiswa untuk selalu mengingatkan saya bila melakukan kesalahan,” tambahnya.

Untuk itu di awal masa kerjanya sebagai Wakil Rektor III Universitas HKBP Nommensen yang membidangi kemahasiswaan dan alumni, awal April 2011, Maringan menciptakan program Caracter Building untuk dilaksanakan di seluruh fakultas yang ada. Lewat pembangunan tujuh karakter pada diri mahasiswa yang nantinya adalah pemimpin di masa depan.

“Ada tujuh yang menjadi fokus dari pembangunan karakter ini yaitu bagaimana membangun mahasiswa yang cerdas, kreatif, adaptif, beradab, beretika, sopan-santun, berkarya dan inovatif. Program ini juga akan kita laksanakan di setiap fakultas, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan organisasi intrakampus secara dialogis,” paparnya.
Keinginan Maringan tersebut tak lepas dari kerasnya hidup yang dilaluinya. Sebagai putra Batak, Maringan kecil tak lepas dari kerasnya didikan yang diterapkan orangtuanya. Setiap kesalahan yang dilakukan akan dibayar dengan pukulan di  tubuh. Keputusan terlibat di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) semasa kuliah di Ilmu Politik Universitas Jayabaya lalu mengenalkannya dengan kehidupan seorang mahasiswa. (jul)

Tak Betah dengan Mobil Baru

Selain dekat dengan mahasiswanya, Maringan Panjaitan ternyata memiliki ketertarikan kepada otomotif khususnya pada mobil dan motor  tua. Mobil Mercedes Tiger 1983 putih yang masih awet adalah buktinya.
“Ini mobil sudah saya bawa ke Balige, Tarutung, Berastagi untuk liburan bersama keluarga” aku Maringan.
Tapi keawetan tadi bukan tanpa sebab. Pria yang hobi catur dan beres-beres pekarangan ini mengaku langsung turun tangan untuk perawatan. Seperti mengganti oli dan perawatan rutin lainnya. “Saya lebih suka bengkel yang dipinggir jalan karena mereka pasti sudah ahli makanya buka sendiri. Kita juga bisa melihat langsung untuk belajar,” tambahnya.

Sebagai peminat mobil tua, Maringan mengawalinya dengan mobil Ford buatan tahun 1987. Sebelum beralih ke Mercedes Tiger 1983, Maringan sempat berkenalan dengan mobil Toyota Kijang 1996 yang tak bertahan lama. “Saya memang tidak betah dengan mobil terbaru. Mungkin karena tidak punya cukup uang ya?” ucapnya merendah. (jul)
Kini pria yang suka mencuci pakaian sendiri ini berencana menambah koleksi kendaraan tuanya. Bukan dari roda empat, Maringan mengaku membidik Vespa Congo yang legendaris. (jul)