25 C
Medan
Saturday, December 27, 2025
Home Blog Page 15303

Pemalsu Pupuk Diciduk

SERGAI- Dua orang tersangka pelaku pemalsu pupuk ditangkap Polres Sergai dari kediamannya masing masing. Dari lokasi penangkapan (TKP) petugas mengamankan 140  karung berisi pupuk palsu yang siap edar serta peralatan untuk produksi, Senin (18/4).

Menurut keterangan yang diperoleh wartawan koran ini, awalnya polisi mendapat info bahwa tersangka Herianto alias Ateng (34), warga Dusun IV, Desa Petuaran Hilir, Kecamatan Pegajahan, Serdang Bedagai adalah pemalsu pupuk KCL.
Setelah diperiksa, ia mengaku pupuk itu adalah jenis Dolomit yang dibeli setiap karungnya Rp20 ribu dan diolah dengan pewarna menjadi KCl dan dijual Rp100 ribu per karung. “Setiap karung beratnya 50 kg dan dijual seharga Rp100 ribu. Untungnya setiap karung Rp50 ribu dan sudah berjalan selama sebulan,” bilangnya kepada Sumut Pos, Senin (18/4).
Dari ‘nyanyian’ Ateng petugas mendapat informasi, pupuk subsidi juga dijualnya kepada Ucok alias Moyo (35), warga Desa Tegal Sari, Kecamatan Dolok Masihul, Sergai sebanyak 80 karung dengan harga Rp112 ribu. (mag-15)
“Saya beli pupuk subsidi jenis SP 36 seharga Rp112 ribu, lalu dijual seharga Rp150 ribu setelah diganti kemasannya,” bilang Ucok.

Kasat Reskrim AKP TM L Tobing ketika dikonfirmasi wartawan koran ini mengatakan kedua tersangka sedang dalam pemeriksaan, dari keduanya diamankan 140 karung pupuk palsu, beserta alat untuk pewarna serta satu uni truk Colt Diesel BL 8508 ZY. (mag-15)

Minta Uang Susu Anak, Dianiaya Suami

TEBING TINGGI- Belum lagi majelis hakim menjatuhkan hukuman kepada Ik Wang, warga Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai, terdakwa kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kini dia dihadapkan dengan kasus serupa. Pasalnya, pada sidang lanjutan yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Tebing Tinggi, dia kembali melakukan kekerasan terhadap istrinya, Rini, di depan kantor PN Tebing Tinggi, Senin (18/4).

Kejadian ini cukup mengejutkan sejumlah pengunjung PN Tebing Tinggi. Pasalnya, Rini yang saat itu mengenakan baju merah dipukul oleh suaminya yang berstatus terdakwa hingga tersungkur.

“Aku hanya minta uang susu anak-anaknya, Lesli dan Carem yang masih balita. Namun, suamiku yang kulaporkan dengan kasus KDRT pada 2010 lalu malah mendorongku dan memukul wajahku hingga aku jatuh tersungkur ke parit,” kata Rini kepada wartawan koran ini ketika membuat pengaduan ke Mapolres Tebing Tinggi, Senin (18/4) sore.

Rini megaku kecewa dengan Kejaksaan Negeri Serdang Bedagai, karena sidang dengan agenda pembacaan tuntutan sudah empat kali gagal, termasuk yang digelar kemarin. “Kini saya mencari keadilan di Polres Tebing Tinggi. Ini ku lakukan gara-gara suamiku tadi memukul dan mendorongku hingga jatuh,” bilang Rini sambil menangis. Karenanya, dia berharap agar Polresta Tebing Tinggi dapat menahan Ik Wang dalam kasus ini.

Terpisah, Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polres Tebing Tinggi, Aiptu R Gultom langsung menyuruh Rini untuk visum ke Rumah Sakit Bhayangkara Tebing Tinggi. Hadil visum menunjukkan, tangan dan pipi Rini mengalami luka memar. “Untuk sementara ini korban masih dimintai keteranganya oleh petugas,” ungkap Gultom. (mag-3)

Penyidik KPK Cari Bukti di Siantar

Kasus Bansos Pemko Pematangsiantar

JAKARTA- Untuk kesekian kalinya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengirim tim penyidik ke Pematangsiantar. Kabar yang beredar, tim penyidik ini akan menggali keterangan dari sejumlah saksi yang merupakan penerima korupsi dana bantuan sosial (bansos) pada APBD Kota Pematangsiantar tahun anggaran 2007. Tim dikabarkan akan bekerja di Siantar hingga 30 April mendatang.

Juru Bicara KPK Johan Budi tidak berani memastikan, yang akan dimintai keterangan adalah para penerima dana bansos. Dia hanya memastikan, memang benar ada tim penyidik KPK di daerah yang kini dipimpin Wali Kota Hulman Sitorus ini.

“Ya, benar ada tim ke sana,” ujar Johan kepada koran ini di Jakarta, kemarin (18/4). Dengan alasan hanya tim penyidik yang tahu, Johan menegaskan, dirinya tak tahu sampai kapan tim penyidik dari KPK itu berada di Siantar.
Seperti diberitakan, dalam perkara dengan tersangka mantan Wali Kota Pematangsiantar RE Siahaan ini, dalam beberapa hari terakhir, tim penyidik memanggil saksi-saksi yang dianggap mengetahui masalah ini.
Pada 14 April 2011, ada tiga saksi yang dipanggil untuk dikorek keteranganya. Mereka adalah Holder Siahaan, Erwin Simanjuntak dan Bonatua Lubis. Berdasarkan keterangan resmi Bagian Humas KPK, ketiganya merupakan PNS di lingkungan Pemko Pematangsiantar.

Sebelumnya, Rabu (13/4), ada tiga saksi yang dipanggil untuk dimintai keterangan yakni Maruli Silitonga dan Mangatas Silalahi, keduanya mantan anggota DPRD Siantar. Satu lagi adalah seorang PNS di Pemko Siantar, Candra.
Dengan serangkaian pemanggilan saksi itulah, lantas Juru Bicara KPK Johan Budi SP membantah jika disebut KPK lamban. “Buktinya, ada pemanggilan saksi-saksi,” kata Johan.

Seperti biasanya, Johan mengaku tidak tahu kapan giliran RE Siahaan dipanggil. Johan mengaku soal penjadwalan pemanggilan dirinya tidak tahu-menahu. “Itu teknis penyidik. Soal siapa yang dipanggil duluan, itu kewenangan penyidik, saya tak tahu,” kilah Johan.(sam)

2 Kepala Puskesmas Dicopot

LANGKAT- Dinilai gagal jalankan program Puskesmas 24, dua kepala Puskesmas dicopot dari jabatannya, Senin (18/4). Adapun kedua Kepala Puskesman (Kapus) yang dicopot yaitu Kapus Hinai Kiri Dr Zonrijal dan Kapus Secanggang Drg Deliani Naibaho.

Pencopotan  jabatan kedua dokter ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Langkat, Drg Herman Sadeck dalam kegiatan forum silaturrahmi penguatan tugas bagi Kepala Puskesmas (Kapus) dan Puskesmas Pembantu (Pustu) se- Kabupaten Langkat di Lantai II ruang pola kantor Bupati.

“Kedua Kapus dinonaktifkan karena tidak mampu menjalankan program pemerintah terkait pelayanan Puskesman 24 jam. Karena tidak mampu, keduanya kita non aktifkan,” Kata Sadeck berulang-ulang. Pencopotan kedua Kapus ini, juga ditegaskan Bupati Langkat Ngogesa Sitepu saat menghadiri kegiatan serupa.

Dikatakan dia, bagi Kapus yang tidak mampu menjalankan program kesehatan yang diamanatkan, akan dicopot.
Selain itu, Bupati menjelaskan, sudah sepatutnya sebagai aparatur pemerintah yang bertugas di bidang kesehatan untuk menyahuti keinginan warga agar memperoleh pelayanan kesehatan maksimal tanpa mengenal waktu. Untuk itu, Pemkab Langkat juga telah mempersiapkan anggaran terkait tugas pengabdian yang dilakukan diluar jam dinas tersebut.

Dalam kegiatan itu, Ngogesa juga menyampaikan terima kasih kepada jajaran kesehatan karena telah mampu membangun 211 Pos Kesehatan Desa (Poskedes) dari 277 jumlah desa/kelurahan di Langkat dan telah melebihi target nasional yakni 80% pada tahun 2015.

Selain Program Puskesmas 24 Jam, Dinas Kesehatan juga menyampaikan, dalam waktu dekat ini masyarakat miskin di Langkat, akan digratiskan biaya persalinan dengan program baru yakni jaminan persalinan (Jampersal). Warga dapat bersalin di rumah sakit rujukan seperti RS Delia, RS PTPN II, RS Insani serta RSUD Tanjung Pura.(ndi)

Rekanan Marahi Plt Kabag Pengram

BINJAI- Pengadaan dua unit mobil dinas milik pimpinan DPRD Binjai yang berinsial B dan H terus memanas. Bahkan, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bagian Pengadaan Program (Pengram) Pembangunan Pemko Binjai, Jhoni Maruli ‘diserang’ sejumlah rekanan.

“Memang rekanan di Kota Binjai ada datang dan menelepon saya, guna mempertanyakan pengadaan mobil dinas tersebut,” ungkap Jhoni Maruli kepada wartawan koran ini, Senin (18/4). Bukan itu saja, kata Jhoni, sejumlah rekanan yang ada di Binjai marah-marah kepadanya. Sebab, pengadaan dua unit mobil dinas tersebut tidak ditenderkan.
“Mereka marah karena tidak dilibatkan dalam pengadaan. Jadi, kalau masalah makan mereka, tidak ada urusannya sama saya,” cetus Jhoni.

Dijelaskan Jhoni, tidak dilibatkannya rekanan dalam pengadaan dua unit mobil dinas tersebut karena sudah diatur dalam Perpres 54 ahun 2010, lampiran 2, angka 5 huruf b ayat 1, yang menyebutkan, pengadaan barang dan jasa bukan untuk penanganan darurat, pejabat mengundang sekaligus menyampaikan dekomen pengadaan penunjukan langsung (Pl) kepada penyedia yang dinilai telah memenuhi kualifikasi.

“Kalau di dalam Perpres itu sudah dibenarkan untuk melakukan Pl, untuk apa kita memakai tender lagi. Seperti yang saya katakan sebelumnya, hal ini dapat menguntungkan negara,” jelas Jhoni.

Untuk masalah pengumuman, sambungnya, saat ini kontrak media yang diperuntukan untuk mengumumkan setiap pengadaan barang dan jasa sudah habis sejak Maret 2011 lalu. “Meskipun begitu, kita tetap mengacu kepada Pasal 73 tentang pelelangan, yang menyatakan, pengumuman dapat dilakukan di website, papan pengumuman resmi dan portal pengadaan nasional melalui LPSE,” terangnya, seraya menambahkan, banyak rekanan yang punya Perpres tetapi tidak dilihat secara teliti. Mungkin, ada juga rekanan yang tidak memiliki Perpres 54 ahun 2010 ini.

Protes dari sejumlah rekanan itu, ternyata tak membuat Jhoni kelimpungan. Bahkan, ia siap jika rekanan mengadukan hal ini ke Polres dan Kejari Binjai. “Silahkan saja mereka membuat laporan. Apalagi, yang saya buat ini, semuanya sudah sesuai Perpres dan di dalam Perpres itu, salah satu pasalnya membenarkan pembelian kendaraan dinas roda dua dan empat milik pemerintah dilakukan dengan melalui penunjukan langsung (Pl),” kata Jhoni.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Pengusaha Pengadaan Barang dan Jasa Indonesua (Aspanji) Kota Binjai MA Sagala SH, meminta kepada Kejari dan Polres Binjai, agar dapat melakukan penyidikan terhadap pengadaan dua unit mobil dinas DPRD Binjai, yang tidak sesuai dengan mekanisme yang berlaku. Selain itu, tidak tertutup kemungkinan, ia akan membuat laporan secara resmi ke Komisi Perselisihan dan Persaingan Usaha (KPPU) Sumut, agar dapat mengklarifikasi kembali pengadaan tersebut.(dan)

Miliki Upal, Wanita Asal Medan Diamankan

KISARAN- Ayu Rahayu (32), warga Kota Medan diamankan Satreskrim Polres Asahan di Jalan DR Cipto Kisaran. Dari tangannya diperoleh uang palsu (upal) pecahan Rp50 ribu sebanyak 12 lembar, Senin ( 18/4) pukul 11.30 WIB.

Penangkapan Ayu ini berawal dari laporan dari masyarakat. “Ada seorang wanita dengan ciri-ciri pakai baju warna ungu dengan celan ponggol hitm, bersandal jepit biasa dan berbadan gemuk berkulit hitam, mau menukarkan uang pecahan Rp50 ribu. Karena diyakini uang itu palsu, seorang pedagang tidak mau menerimanya,” Kata Kapolres Asahan AKBP J Didiek DP SH melalui Pjs Kasat Reskrim AKP H Tambunan didampingi Kanit PPA Ipda M Amdi Karna di ruang kerjanya.
Setelah mendapat laporan dari pedagang itu, satuan Reskrim yang berada di Kota Kisaran, langsung mengejar wanita dengan ciri-ciri yang disebutkan tadi. Hasilnya, wanita yang dimaksud ditemukan saat duduk-duduk di Jalan DR Cipto persisnya di dekat Hotel Sejahtera Kisaran. Kemudian Ayu diboyong ke Mapolres untuk dimintai keterangan.

Saat dimintai keterangan, kata Ipda M Amdi, Ayu selalu memberikan keterangan yang berbelit-belit. Menurutnya, upal itu diperoleh dari seorang pria yang bertemu di dalam bus angkutan umum KUPJ.
Menurutnya, upal pecahan Rp50 ribu yang dipegang wanita itu hasil foto copian. Hal itu bisa dilihat dari bentuk, warna dan nomor seri uang tersebut. Untuk pengembangan, wanita yang mengaku berasal dari Kota Medan itu masih menjalani pemeriksaan di Unit PPA.

Ayu Rahayu ketika dikomfirmasi, mengku tidak tahu-menahu soal upal itu. Saat di dalam bus KUPJ jurusan Medan-Rantau Parapat, dirinya diberi upal oleh seorang pria yang tidak dikenal sebelumnya. Pengakuan wanita itu janggal, ketika ditanya di mana bus angkutan umum itu berhenti, wanita yang mengaku belum menikah itu mengaku diturunkan di Jalan DR Cipto. Padahal bus anggkutan umum yang dimaksud wanita itu tidak pernah memasuki jalan inti kota.(mag-02/smg)

Kios Terbakar, Dua Orang Terluka

LUBUK PAKAM- Satu unit rumah ludes terbakar di Dusun II, Desa Palu Sibaji, Kecamatan Pantailabu, Senin (18/4) sore pukul 18.35 WIB. Tidak ada korban jiwa, namun dua orang pemilik rumah mengalami luka bakar di kaki dan tangan.
Peristiwa itu terjadi saat Hasan Basri (48), pemilik rumah sedang mengambil air wuduk di kamar mandi rumahnya hendak melaksanakan salat maghrib. Tidak diketahui dengan jelas, kobaran api telah melalap bagian rumahnya yang berfungsi sebagai kios jualan kelontong.

Mengetahui kobaran api menyala hebat, Hasan Basri berupaya menyelamatkan barang miliknya serta anaknya Teja (17) yang saat itu berada dalam rumah. Karena menyelamatkan anaknya, kedua bapak anak itu mengalami luka bakar pada bagian tangan serta kaki.

Saat peristiwa itu terjadi, istri Hasan Basri, Tina  (40) sedang pergi mengutip uang arisan. Sedangkan warga yang mengetahui peristiwa kebakaran itu langsung menghubungi mobil pemadam kebakaran Pemkab Deli Serdang.
Setelah menunggu hampir dua jam. Akhirnya mobil pemadam kebakaran yang datang dari Lubuk Pakam tiba, padahal kobaran api mulai mengecil karena seluruh bangunan permanen itu sudah ludes dilalap si jago merah.
Kemudian warga memboyong korban yang terdiri bapak anak itu ke RSU Lubuk Pakam untuk mendapat perawatan medis. “Saya mendapat laporan dari warga ada rumah terbakar,” bilang Kepala Desa Palu Sibaji, Hafis. (btr)

Anas: Impian Saya Sejak Kecil Terkabul

Ketua Umum DPP Partai Demokrat di Tomok, Kabupaten Samosir

Kehadiran Ketua Umum DPP Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum didampingi sejumlah fungsionaris PD dan anggota DPR RI seperti Jhony Allen Marbun, disambut hangat oleh Ketua Umum DPC PD Samosir Binsar Trisakti Sinaga, Wakil Bupati Samosir Mangadap Sinaga dan masyarakat sekitar di lokasi Objek Wisata ‘Sigale-gale’ Tomok, Kecamatan Simanindo Samosir, Sabtu (16/4) lalu.

“Danau Toba bukan ciptaan manusia, terbaik di dunia dan sebagai tujuan wisata. Hari ini, cita-cita saya sejak kecil untuk datang ke Samosir baru terkabul, terima kasih dan horas,” kata Anas Urbaningrum.

Sepanjang perjalanan Parapat-Tomok yang hanya memakan waktu 30 menit dengan menaiki kapal feri, Anas yang juga didampingi Ketua Umum PD Sumut HT Milwan, Tahan Panggabean, Sabam Sagala dan Kosler Sagalah SH, disuguhkan dengan cerita legenda terjadinya Danau Toba sembari sambil makan ‘Lappet’ (lepat) di atas kapal dan sesampai di dermaga Tomok Samosir, rombongan langsung disambut dengan tor-tor dari tiga remaja sekaligus mengalungkan bunga yang dikordinir Harry Bos Sidabutar, selanjutnya menuju objek wisata Sigale-gale.

Anas Urbaningrum dan rombonngan kembali disuguhkan cerita dan legenda Sigale-gale dan Rumah Adat Batak. Harry Bos yang menjadi narator cerita mampu meyakinkan para tamunya itu, sekaligus berharap agar Ketua Umum PD yang selama ini hanya dilihat di TV dan koran, kini sudah ada di depan mata. “Untuk itu, kami sebagai warga Samosir berharap agar pak Anas dapat memberikan bimbingan dan masukan demi peningkatan pariwisata Danau Toba secara umum dan khususnya Samosir, karena dari Pulau Samosir inilah rumpun Nenek moyang Batak itu, yang kemudian menyebar hingga ke penjuru Dunia termasuk menjadi anggota DPR di Jakarta untuk mendampingi bapak,” katanya. Disambut tepuk tangan dan senyuman warga, Anas pun mengacungkan jempolnya.

Anas Urbaningrum dan rombongan didaulat ke depan, sekaligus menerima Ulos Batak dari Pengurus PD Samosir Binsar Trisakti Sinaga, Ulos dari Pemkab Samosir yang diberikan Wakil Bupati Mangadap Sinaga dan dari para tokoh masyarakat Samosir sebagai kenang-kenangan sekaligus mengingatkan Anas agar kelak datang dan berkunjung kem bali ke Samosir dengan membawa kue Pembangunan demi kesejahteraan rakyat secara umum.

Memulai kata sambutannya, Anas mengatakan, sangat terharu dengan penyambutan yang begitu luar biasa baginya dan buat Partai Demokrat. “Saya yakin penghormatan ini sebagai bentuk rasa dan tanggung jawab kami untuk memperhatikan pembangunan di Samosir tentu dengan pendekatan yang serius melalui para anggota DPR, DPRD I dan DPRD II, yang saya harapkan mampu menjemput bola dan mendengar suara masyarakat, demi pembangunan di segala lini di Samosir yang kita cintai ini,” katanya.

Usai mengikuti acara singkat di Tomok, Anas yang selalu bersama Ketua DPC PD Samosir Binsar Trisakti Sinaga, manortor bersama sekaligus mengakhiri lawatannya di Samosir. (jes/smg)

Tak Semudah Membalik Telapak Tangan

Kapoldasu: Judi Masih Ada

Beberapa pekan belakangan ini kepolisian begitu banyak mendapat sorotan. Mulai dari anggotanya yang mendadak jadi artis, Briptu Norman Kamaru hingga bom di Mapolres Cirebon. Di Medan, sorotan pun tak luput. Menariknya, sorotan itu malah muncul dari pimpinannya sendiri.

Ya, Kepala Kepolisian Daerah Sumut (Kapoldasu) Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro belakangi ini memang menyoroti mental anggotanya. Wisjnu mengakui, masih dibutuhkan banyak pembenahan di lingkungan kepolisian di Sumatera Utara.

Pembenahan itu berkaitan dengan mental kepolisian, kedekatan dengan masyarakat dan sebagainya.

Hal itu diungkapkan oleh Wisjnu saat memberikan pemaparan tentang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat dengan segenap petugas kepolisian Polresta Medan, SKPD Pemko Medan di Aula Madinatul Hujjaz Asrama Haji Medan, Senin (18/4). Tentunya, ini terkait dengan judi yang telah dijadikan musuh oleh Wisjnu.

Nah, saat dikonfirmasi Sumut Pos mengenai masih maraknya permainan judi dengan melalui Short Messages Service (SMS), Wisjnu mengakui kalau hal itu masih terus dilawan. Memang, hal itu bukan masalah yang gampang. “Kita ketahui, judi masih terus ada. Dan kita tetap akan memberantasnya. Tapi, pemberantasan itu juga tak semudah membalikkan telapak tangan,” jawabnya.

Lebih lanjut Wisjnu mengatakan, untuk itu dibutuhkan peran serta semua pihak, baik hirarki pemerintahan yang ada maupun masyarakat secara keseluruhan. Begitu pula peran media, yang menjadi corong informasi. “Untuk pemberantasan itu, kita membutuhkan peran serta semua pihak. Termasuk pula media,” bebernya.

Apa yang dilakukan Wisjnu memang boleh diapresiasi. Buktinya, belum lama ini Kepala Kepolisian Resor Labuhan Batu, Ajun Komisaris Besar Robert Kennedy, dicopot dari jabatan terkait hal itu. Ya dengan kejadian itu, Wisjnu  mengingatkan jajarannya tidak lagi terlibat dan membekingi hal-hal ilegal.

Menurut Wisjnu, bila di satu daerah ditemukan kasus ilegal dan judi masih beroperasi, pimpinan kepolisian setempat diganti. “Bila tim Polda Sumut masuk (gerebek). Korwil akan saya direposisi,” tambahnya saat itu. (ari)

Polisi Dilarang ke Tempat Hiburan Malam

Bicara soal mental maka akan berbicara secara keseluruhan. Tidak soal judi saja, Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro pun mengingatkan anggotanya untuk menjaga diri. Satu dari sekian kalimat tegasnya adalah larangan ke tempat hiburan malam.

Sejak menjadi Kapoldasu menggantikan Irjen Oegroseno, Wisjnu terus menyoroti kinerja anggotanya. Selain mental, dirinya juga memperhatikan tingkah anggotanya soal pelayanan masyarakat. “Kalau dulu, ada yang mengaku kehilangan kambing dan melaporkan ke polisi. Dari kerugian satu kambing, ternyata menjadi kerugian satu lembu. Kenapa seperti itu? Misalnya, si pelapor membuat aduan ke polisi, ternyata si pelapor harus menunggu beberapa saat. Kalau si pelapor adalah pengusaha, sudah berapa kerugiannya,” ceritanya, Senin (18/4).

Untuk itu, sambung Wisjnu, saat ini Kepolisian Daerah Sumut akan melakukan pembenahan. Beberapa strategi yang akan dilakukan adalah membangun kepercayaan terhadap masyarakat. Kedua adalah menjalin partnership atau jalinan kerjasama dan yang ketiga adalah pelayanan prima.

“Dengan kiat-kiat itu, kita optimis Kepolisian Daerah Sumut akan lebih baik,” tegasnya.

Pada kesempatan itu pula, Wisjnu juga dengan tegas melarang anggota kepolisian di Sumut untuk masuk ke tempat hiburan malam, apalagi tempat hiburan malam yang rawan dengan narkoba dan sebagainya. “Polisi tidak boleh masuk tempat-tempat hiburan malam. Kalau ada, polisi dan aparat TNI masuk tempat hiburan malam, maka para Kepala Lingkungan (Kepling) di Medan harus segera melaporkan itu,” pungkasnya. (ari)