29 C
Medan
Friday, December 26, 2025
Home Blog Page 15307

Kades Jual Gas Elpiji 3 Kg

085296337xxx

Kamis 14 April 2011 elpiji 3 Kg dibagikan di Desa Jumateguh, Kecamatan Siempat Nempu, Kabupaten Dairi. Menurut Kepala Desa (Kades), kami harus bayar Rp20.000 mohon penjelasan apakah perbuatan  Kepala Desa ini berbau korupsi? mohon penjelasan dari Bapak penjelasan

Laporkan ke Atasannya

Terima kasih atas perhatian dan masukannya. Program Konversi Minyak Tanah ke Gas, adalah program nasional dari pemerintah, di mana PT Pertamina dalam pelaksanaannya berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat. Begitu pun dalam distribusi paket perdana. Dalam distribusi, PT Pertamina dibantu oleh konsultan yang telah ditunjuk, dengan tetap berkoordinasi dengat aparat pemerintah daerah. Apabila memang ada konsultan Pertamina yang menyalahi ketentuan, Pertamina akan memberikan sanksi. Bahkan sudah ada konsultan yang dipecat karena melakukan pungutan liar untuk penerima paket perdana.

Namun apabila yang melakukan pelanggaran adalah dari aparat pemerintah, silakan dilaporkan langsung kepada atasannya.

Rustam Ajie
Asst Customer Relation Pertamina Pemasaran dan Niaga Region I

Perbaiki Jalan Kami

081371048xxx

Yth Bapak Bupati Deli Serdang, mohon Pak untuk pengaspalan jalan penghubung Desa Paluh Manan ke Kecamatan Hamparan Perak ada badan jalan yang belum teraspal dan perbaikan jalan yang sudah banyak berlobang antara lain, Desa Baharu Jalan Hamparan Perak ke Marelan. Demi sukses trasportasi ekonomi masyarakat.

Kami Teruskan

Terimakasih pertanyaannya, kami dari Pemkab Deli Serdang menerima laporan warga ini untuk kami sampaikan ke Dinas Pekerjaan Umum.

Kami juga segera mungkin mewujudkan infrastruktur yang baik di Deli Serdang khususnya.

Neken Ketaren
Kabag Humas Pemkab Deli Serdang

Orang Miskin tak Terdaftar JPKMS

081376347xxxx

Kepada Yth Bapak Wali Kota dan Wakil serta Bapak Lurah dan Bapak Camat Medan Marelan, saya heran di lingkungan saya tinggal Lingkungan 14 Pasar lll Barat kenapa banyak yang tak terdaftar sebagai peserta Jamkesmas atau program kesehatan lainnya yang diselenggarakan Pemko Medan, padahal kalau dilihat di tempat saya tinggal, banyak kali warga yang kategorinya miskin berat. Salah satunya keluarga saya , pertama Bapaknya cuma kerjaannya nyetrum ikan dan anaknya 3. Anak pertamanya SMA , kedua SMP dan ketiga SD dan itu tidak pernah didata sama kepling tentang kemiskinannya, sehingga ada program apapun dari Pemko keluargaku tak pernah menikmati, pertanyaannya ke mana kami harus mengadu mohon penjelasan dan bantuannya dan kalau mau mengurus kartu sehat, kemana dan melalui siapa terima kasih atas perhatian dan bantuannya buat Sumut Pos moga tetap jaya dari warga miskin di Pasar lll Lingkungan 14 Marelan.

Lapor ke Kecamatan

Kami jelaskan, Dinas Kesehatan Kota Medan sebagai penyelenggara program Jaminan Pelayanan Kesehataan Medan Sehat (JPKMS), tapi untuk pendataannya sudah diserahkan sepenuhnya kepada pemerintahan di Kecamatan. Sehingga, untuk masalah pendataan silahkan ke Kelurahan dan Kecamatan. Kami bisa menerima masyarakat yang mengusulkan kepesertaan JPKMS setelah ada  usulan dari Kecamatan dan kelurahan. Tanpa adanya surat pengantar kami tak bisa memberikan rekomendasi.

dr Edwin Effendy M Sc
Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan

Ciptakan Sekolah Berbasis Lingkungan

SMP Negeri 16 Medan

Setiap sekolah memiliki jargon sendiri-sendiri dalam menciptakan suasana pembelajaran di sekolah. Seperti program-program yang dibuat untuk menyiapkan lulusan yang berkompeten hingga menciptakan lingkungan sekolah yang sehat. Itu pula yang dilaksanakan di SMP Negeri 16 Medan.

Kepala SMP Negeri 16 Medan Dra Irnawati mengatakan, baru-baru ini sekolah yang dipimpinnya tersebut meraih predikat sekolah sehat tingkat Kota Medan. “Kami menjadi juara pertama Lomba Sekolah Sehat se-Kota Medan pada 2010 lalu. Dan ini memang sudah menjadi tujuan kami,” terangnya, Senin (18/4).

Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk meraih predikat tersebut tim penilai yang berasal dari beberapa intstansi terkait seperti Dinkes, Disdik dan Kemenag memang memantau perkembangan sekolah dalam beberapa waktu.

Menurutnya, yang menjadi penilaian dari tim penilai tersebut yakni kebersihan sekolah, kantin sehat dan program UKS yang aktif. “Kebersihan sekolah ini dinilai dari tidak adanya sampah yang berserakan dan adanya kegiatan siswa yang diprogramkan sekolah seperti pemberantasan jentik nyamuk,” jelas Irnawati.

Irnawati juga menjelaskan, di SMP Negeri 16 Medan terdapat 3 kantin yang secara kontinu dipantau keadaan jajanan yang dijual di sana. “Karena beberapa waktu belakangan ini, banyak kasus siswa yang keracunan jajanan di sekolah. Karena itu, kita juga sangat memperhatikan hal tersebut. Dan perintah dari dinas, jajanan yang dijual di kantin itu harus sudah melalui ferivikasi Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM),” katanya.

Tak hanya itu, lanjutnya, selama ini banyak ruangan yang kosong di sekolah tersebut namun tak dipergunakan. “Makanya, bertepatan dengan adanya lomba sekolah sehat tersebut, saya memanfaatkan momennya untuk kembali memfungsikan beberapa ruangan yang selama ini tak berfungsi sebagaimana mestinya,” tutur Irnawati.

Menurut Irnawati, dengan adanya kegiatan tersebut bertujuan untuk menciptakan sekolah yang aman, nyaman dan bersih. Sehingga proses pembelajaran di sekolah juga jadi lebih baik. “Kegiatan ini memang cukup positif, karena kegiatan ini memberikan motivasi kepada sekolah lain untuk menjadi lebih sehat. Sehingga tercapai peningkatan mutu pendidikan sesuai yang ditargetkan,” ujarnya.

Sekolah yang beralamat di Jalan Karya II NO 3 Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat ini memiliki jargon pendidikan, yakni ‘Smart’ yang berarti success, mutual, active, religious, talented.

“Dengan jargon ini diharapkan kita menciptakan lulusan yang unggul dalam kualitas, berdasarkan iman dan takwa,” terang Irnawati.

Saat ini SMP Negeri 16 Medan memiliki 754 siswa yang diasuh oleh 48 guru sarjana, dan dua orang diantaranya sudah bergelar S-2 dan lima orang diantaranya pula sedang menyelesaikan studi S-2. (her)

Sambut UN Perguruan AL-Washliyah Gelar Doa dan Dzikir

Dalam rangka menghadapi Ujian Nasional (UN), Sekolah Perguruan AL-Washliyah Pasar Senen, Jalan Pasar Senen no 07 Kampung Baru Medan menggelar doa dan dzikir bersama.

Sedikitnya 255 siswa yang merupakan peserta UN dari tingkat SD, SMP, SMA/SMK, khusuk mengikuti acara tersebut, Sabtu (16/4).

“Untuk para siswa yang akan mengikuti UN agar mendapatkan ridha-Nya haruslah meminta izin dan memohon ampun kepada orangtua maupun guru dari kesalahan yang diperbuat. Karena, kesalahan yang pernah kita perbuat adalah sesuatu penghambat kemajuan pribadi kita,” ungkap Ustazd Irvansyah dalam Tausiyahnya. Drs Inol Siagian mewakili Kepala sekolah mengatakan agar anak didik khusuk dalam acara tersebut.

“Acara dzikir dan doa harus dengan hati dan nurani karena kegiatan ini merupakan suatu dorongan bagi peserta yang akan UN agar mendapatkan ridha Allah. Yaitu, kesehatan jasmani dan rohani. Kita tidak hanya mengandalkan ilmu pengetahuan saja namun harus juga diisi dengan berzdikir dan berdoa supaya diberikan kelancaran saat mengikuti ujian nantinya,” katanya.

Setelah acara dzikir dan doa bersama para siswa menyalami para guru dan bersiap untuk menghadapi UN pada 18-12 April. (her)

Bentuk Tim Pemantun Cilik Andal

Sebagian orang menganggap berbalas pantun adalah suatu budaya yang sudah usang. Namun, bagi sebagian orang pula, budaya tersebut perlu dikembangkan karena merupakan aset yang merupakan keunikan bangsa.

Begitu pula di SMP Negeri 16 Medan. Di sekolah ini memiliki tim berbalas pantun yang saat ini patut dibanggakan. Karena telah memiliki pemantun-pemantun andal. Pasalnya, tim tersebut sempat meraih juara pertama berbalas pantun tingkat Kota Medan yang diselenggarakan Pemko Medan pada Februari 2011 lalu.

Seorang pemantun andal yang berasal dari SMP Negeri 16 Medan ini yakni Aufa Azmi siswa kelas VIII A. Remaja kelahiran Medan 5 November 1997 ini mengaku mengembangkan bakat berbalas pantun tersebut bukan hal yang mudah. “Harus memiliki pemikiran yang cepat dan tanggap. Karena kita harus membalas pantun yang dilontarkan lawan kepada kita dengan jawaban yang tepat pula,” ujarnya, Senin (18/4).

Azmi panggilan akrabnya juga mengatakan, Ia bersama tiga temannya dilatih secara berkala oleh pihak sekolah. “Kadang berlatih di sekolah dengan mendatangkan pelatih dari Taman Budaya Sumut, terdakang kami yang langsung datang berlatih ke sana,” jelasnya.

Bungsu dari 3 bersaudara pasangan Alm Abdul Chalik dan Laila Afri Salfina ini juga mengaku, pada saat akan mengikuti even berbalas pantun tersebut mereka dilatih selama kurang lebih dua minggu. Menurut Azmi, memiliki kemampuan berbalas pantun ini merupakan kebanggan tersendiri. Pasalnya, memiliki kemampuan yang unik atau tak biasa dimiliki orang lain berupakan satu keistimewaan.

Walaupun begitu, Azmi mengaku dinasehati orangtuanya agar tidak sombong. “Mereka bilang jangan sampai lupa diri, belajarnya juga jangan jadi lupa, harus seimbang,” katanya.

Pihak sekolah melalui Kepala SMP Negeri 16 Medan Dra Irnawati juga menyatakan komitmennya untuk mengembangkan bakat dan kemampuan para siswanya baik di bidang akademik maupun olahraga dan seni budaya. (her)

Jago Fisika, Suka Musik Pop Rock

Nida Andini Putri Tanjung

Bagi pelajar yang satu ini pelajaran Fisika bukanlah satu hal yang patut ditakuti. Karena, menurut siswa kelas IX A SMP Negeri 16 Medan ini, pelajaran Fisika merupakan pelajaran yang asik, seru dan penuh tantangan.

Nida Andini Putri Tanjung namanya. Anak sulung dari 3 bersaudara pasangan Eddy Hartawan Tanjung dan Nia Hasanah ini mengatakan, mata pelajaran yang satu ini cukup unik. “Dengan melihat gejala-gejala alamiah kita bisa langsung memutar otak untuk berpikir menyelesaikan soal-soal yang diberikan,” ujarnya, Senin (18/4).

Dengan berpikiran seperti itu, alhasil Nida bisa meraih beberapa kali juara olimpiade Fisika yang diselenggarakan dinas pendidikan. “Saya sempat meraih juara ketiga olimpiade Fisika tingkat SMP Negeri Kota Medan pada 2010 lalu. Saya juga sempat meraih juara kelima olimpiade Fisika Kota Medan pada Mei 2010 lalu,” jelasnya bangga.

Menurut remaja kelahiran Bandung 15 September 1996, dengan prestasi yang diraihnya tersebut dapat memberikan satu kebanggaan bagi dirinya maupun kedua orangtuanya. “Sejak kelas satu SMP saya sudah suka Fisika, dan bisa meraih prestasi seperti sekarang ini merupakan satu kebanggaan. Orangtua juga bilang harus bisa berprestasi lebih baik lagi di SMA nanti,” tuturnya.

Nida juga membagi pengalamannya waktu sebelum mengikuti olimpide-olimpiade yang telah dijalaninya. Menurutnya, setiap beberapa minggu sebelum hari H, Ia selalu mendapat pembekalan pelatihan dari sekolah maupun dinas terkait. “Saya dilatih guru pembimbing, biasanya sebulan atau dua bulan sebelum bertanding sudah diberikan pembekalan,” ujarnya.

Selain jago Fisika, ternyata remaja yang besar di Kota Medan ini suka mendengarkan musik dengan genre pop rock juga klasik. Ia juga mengidolakan Bondan Prakoso dan Fade 2 Black. Buktinya, Nida telah memiliki semua album yang telah dirilis yang berjumlah 3 album. (her)

Tebus Inalum, Sumut Butuh Rp4,45 Triliun

  • Untuk Jatah Saham 60 Persen
  • Gatot: Pinjam dari Bank

MEDAN-Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut setidaknya harus menyiapkan dana segar sebesar Rp3,004 triliun, jika memang benar nantinya mendapat jatah 40 persen saham PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum). Sedang ke-10 kabupaten/kota di sekitar Danau Toba, jika diberi jatah saham 20 persen, harus menyiapkan Rp1,45 triliun. Jika angka itu dibagi 10 kabupaten/kota, maka masing-masing kabupaten/kota harus merogoh Rp145 miliar.
Bila ditotal, Sumut butuh dana Rp4,45 triliun. Angka itu masih merupakan angka minimal, belum termasuk dana yang diperlukan untuk pengembangan Inalum agar bisa mencapai target peningkatan produksi.

Dari mana angka-angka itu? Ketua Otorita Asahan Effendi Sirait dalam sebuah diskusi pertengahan 2010 menjelaskan, pemerintah sudah siap dana jika harus mengambil alih 100 persen saham Inalum. Pemerintah juga sudah membuat kalkulasi kasar.

Effendi Sirait, yang juga anggota tim nego bentukan pemerintah, saat itu menyebutkan, aset Inalum kini sekitar 1,2 miliar dollar AS. Dari jumlah itu, uang cash yang menjadi hak pemerintah RI mencapai 627 juta dollar AS. Sedang untuk mengambil alih semuanya dibutuhkan dana 726 juta dollar AS. Kekurangannya ditaksir 220 juta dollar AS, itu sudah termasuk dana operasional dan lain-lain.

Maka, hitungan kasar, jika Pemprov Sumut mendapat jatah 40 persen saham, maka logikanya dihitung dari angka 726 juta dollar AS, atau jatuhnya 300,4 juta dollar AS. Dengan kurs Rp10 ribu per dollar, nilainya Rp3,004 triliun. Sedang 10 kabupaten/kota harus siap 145,2 juta dollar AS atau setara Rp1,45 triliun. Jadi, masing-masing harus siap Rp145 miliar.

Effendi Sirait menjelaskan angka-angka itu saat menjadi pembicara di seminar bertema “Pengelolaan Saham Inalum: Oleh Negara untuk Rakyat” di gedung DPR, Senayan, Jakarta, 23 Juni 2010. Saat itu, Effendi Sirait juga menjelaskan, angka-angka tersebut merupakan angka taksiran minimal. Untuk modal pengembangan Inalum pasca putus kontrak 2013, diperlukan modal yang lebih besar lagi.

Kata Effendi Sirait, tidak mungkin kapasitas produksi alumuniumnya stagnan, yakni 225.000 ton per tahun. Paling tidak, ke depan harus bisa dua kali lipat. “Dan itu memerlukan dana besar,” ujar Effendi Sirait.

Sebagai gambaran dana tambahan yang diperlukan untuk pengembangan, dalam proposalnya, Jepang ingin melanjutkan kontrak, dengan menawarkan akan mengucurkan dana tambahan 367 juta dollar AS. Selain itu, dalam proposalnya, Jepang juga siap mambantu pembangunan PLTA-PLTA yang baru di kawasan Danau Toba. “Kesiapan membantu itu di luar yang 367 juta dollar AS,” ujar Sirait. Dengan demikian, dana yang harus dikucurkan oleh pemprov dan 10 kabupaten/kota, bisa membengkak sekitar  separohnya lagi.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Keuangan Daerah Kemendagri, Yuswandi A Tumenggung menjelaskan Pemprov Sumut dan 10 kabupaten/kota yang berada di sekitar danau Toba harus membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) jika ingin dilibatkan mengelola Inalum pasca 2013. Pasalnya, hanya BUMD yang boleh terlibat dalam bisnis.
Alasannya, kata Yuswandi menjelaskan, pengelolaan Inalum merupakan ranah bisnis. “Pemda tak boleh bisnis. Harus lewat BUMD. BUMD merupakan aset yang dipisahkan. Pemda menyertakan modal ke BUMD, lantas BUMD yang menjalankan bisnis dengan BUMN (yang nantinya menaungi Inalum, red). Ini bisnis to bisnis,” terang Yuswandi A Tumenggung kepada koran ini di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Jika Inalum mendapatkan keuntungan, maka BUMD milik pemda itu akan mendapatkan deviden, yang selanjutnya masuk sebagai pendapatan pemda. Untuk bisa menyertakan modal ke BUMD yang akan terlibat mengelola BUMN, harus ada perda sebagai payung hukumnya.

Dengan dasar penjelasan tersebut, Yuswandi berpendapat, gagasan pemda menggandeng swasta dalam pengelolaan Inalum, tidak tepat. Alasannya, bisnis itu harus dengan penyertaan modal pemda. “Jika pemda melibatkan swasta, bagaimana penyertaan modalnya dan bagaimana dengan devidennya? Masuk ke mana devidennya itu?” terang Yuswandi.

Ke-10 pemkab/kota itu terdiri tujuh kabupaten/kota yang bersentuhan langsung dengan kawasan Danau Toba, yakni Taput, Tobasa, Samosir, Humbahas, Simalungun, Karo, dan Dairi. Sedang tiga kabupaten/kota di bagian hilir Danau Toba yakni Asahan, Batubara, dan Kota Tanjung Balai.

Bisakah Pemprov Sumut dan 10 kabupaten/kota itu membentuk satu BUMD saja untuk bisa dilibatkan mengelola Inalum? Yuswandi mengatakan tidak bisa. Dalihnya, BUMD merupakan milik suatu daerah sebagai sebuah daerah otonom. “Masing-masing pemda itu harus membuat BUMD sendiri-sendiri, dengan besaran penyertaan modal yang bisa saja berbeda-beda. Buat saja lah BUMD, apa susahnya,” cetus Yuswandi.

Gatot Bantah Hatta Rajasa

Pelaksana Tugas Gubernur Sumut (Plt Gubsu) Gatot Pujo Nugroho membantah pernyataan Menteri Perekonomian Hatta Rajasa terkait share saham Inalum, dimana Hatta Rajasa menyatakan, tidak pernah memperbincangkan persoalan bagi-bagi saham dengan Gatot. Bantahan Gatot ditegaskan saat dikonfirmasi Sumut Pos di rumah dinasnya di Taman Setia Budi Indah Blok YY No 29 Medan, Sabtu malam (16/4) seusai acara jamuan makan malam bersama sutradara Film Tanda Tanya Hanung Bramantyo.

Kembali ditegaskan Gatot, dia mendiskusikan persoalan Inalum saat bertemu di acara alumni IPB beberapa waktu lalu. Bahkan, Gatot menegaskan, perbincangan persoalan share saham Inalum tersebut dikemukakannya kepada Hatta saat sedang satu meja makan pada acara itu.

“Saya tidak tahu, mungkin Pak Hatta terlupa. Tapi seingat saya, saat table manner. Di saat itu, saya sampaikan Inalum ditake over oleh pemerintah adalah baik. Waktu itu saya bilang, kenapa kok Pemerintah Provinsi Sumut tidak dilibatkan dalam proses negosiasi. Nah respon Pak Hatta waktu itu, bukan persoalan negosiasi tapi persoalan take over di Tahun 2013 mendatang dan dalam pengelolaannya nanti melibatkan pemerintah daerah,” terangnya.
Kemudian dia memberikan penawaran mengenai persentase pengelolaan. “Mengenai persentase pengelolaan memang domain pemerintah pusat. Tapi, apa yang saya tawarkan adalah sebuah bentuk harapan. Dan itu kita pikir proporsional. Pemerintah pusat dapat 40 persen, Pemprovsu dapat 20 persen dan kabupaten/kota dapat 40 persen,” tegasnya.

Pernyataan Gatot juga dibenarkan Wakil Ketua DPRD Sumut Chaidir Ritonga yang saat itu juga hadir. “Tawaran proporsional dan relevan,” katanya.Gatot menambahkan, kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah, akan membuat fungsi koordinasi pengelolaan Inalum lebih baik. Ini juga untuk menghapus kesan bahwa Sumut tidak mampu mengelola Inalum.

“Ada imej di masyarakat, kita tidak bisa mengelolanya. Seperti ini, saat ini saham pemerintah di Inalum sebesar 42 persen. Sementara kontrak Jepang dengan Inalum berkahir 2013 mendatang. Kalau kemudian di-take over dan Pemerintah Sumut diberikan saham pengelolaan itu, saya pikir kita tidak perlu hutang untuk menanam saham. Saya juga sudah diskusi dengan pihak Inalum. Dan jawabannya, Sumut tidak perlu hutang untuk menanam saham di Inalum,” tuturnya.

Dijelaskannya, Pemerintah Sumut hanya membutuhkan modal awal saja. “Kita hanya butuh modal awal, dan itu akan kita jalin dengan pihak perbankan,” tegasnya.

Pengamat ekonomi asal Universitas Sumatera Utara (USU) John Tafbu Ritonga menilai, pernyataan Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho adalah sebuah pernyataan yang perlu dipertanyakan realisasinya ke depan. “Persoalan Inalum ini adalah aspirasi bersama. Ini persoalan ambil alih saham, perlu dana triliunan. Siapa yang akan membayar, apakah pemerintah provinsi atau kabupaten/kota? Bagaimana dengan pusat sendiri. Saya pikir, untuk mengelola Inalum, belum tentu Indonesia bisa,” katanya.

John mengingatkan, saat ini perekonomian di Sumut tidak stabil. Hal itu ditandai dengan banyaknya perusahaan daerah di Sumut yang kekurangan modal. Ditambah lagi dengan persoalan disharmonisasi antara eksekutif dengan legislatif, yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempersulit pengelolaan Inalum nantinya.
“Sekarang timbul pertanyaan, apa sangat diperlukan menyertakan modal ke Inalum sebesar 60 persen dan apakah lebih penting menyertakan modal ke perusahaan daerah? Memang, kalau soal logis dan tidaknya, tergantung kesepahaman. Tapi, nanti dikhawatirkan muncul persepsi Sumut ini Nafsu Besar Tenaga Kurang,” tegasnya.(sam/ari)

Kadisdik Medan Lupa Honor Pengawas

Peserta UN Dilarang Bawa HP

MEDAN- Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat di Sumut dan Medan, digelar hari ini (18/4) hingga Kamis (21/4) mendatang. Keterangan selengkapnya lihat grafis.
Setiap sekolah yang ruangannya dipergunakan untuk ruang UN, dijaga dua personel polisi dari Polsek setempat. “Dinas Pendidikan Medan sendiri bekerjasama dengan Polresta Medan,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Medan Hasan Basri, Minggu (17/4).

Sayangnya untuk honor dari para pengawas yang ditanyakan Sumut Pos, Hasan Basri enggan memberikan jawabannya. “Ah masak sampai honor pengawas pun kau tanya. Lupa lah aku,” kilahnya.

Terkait pendistribusian soal UN, kemarin petang masih dalam tahap klasifikasi per sub rayon
Pendistribusian baru dilakukan beberapa jam sebelum UN digelar pukul 05.30 WIB. “Semua dikawal oleh polisi untuk keamanan, dari pendistribusian hingga pelaksanaan dan hingga akhir UN selesai,” ungkapnya.
Hasan Basri mengingatkan, jika warga, orang tua siswa atau siapapun menemukan kecurangan, diminta segera melaporkannya ke pihak kepolisian untuk ditindaklanjuti.

“Jangan pernah percaya kepada orang yang katanya memberi kunci jawaban dan sebagainya. Semuanya masih terkendali dan dalam pengawasan Dinas Pendidikan,” katanya.

Hasan Basri optimis UN di Kota Medan berlangsung sukses. “Kita sudah lakukan persiapan dari awal. Baik persiapan pembelajaran, maupun persiapan keamanannya,” beber Hasan lewat ponselnya, kemarin.
Hasan menyayangkan sikap akademisi sekaligus praktisi pendidikan yang tidak objektif memberikan keterangan kepada publik. Seperti halnya pernyataan PD I UMSU, Elfrianto Nasution yang memprediksi 80 persen hasil UN Medan curang.

“Memberikan pernyataan jangan mengada-ada, itu kan membuat institusi kita jelek dan tercemar. Prediksinya jangan yang nggak-nggak, dong. Kenapa tidak diprediksi 80 persen UN di Medan Sukses,” kata Hasan
Mengenai bocoran via sms yang selama ini pernah terjadi, Hasan menegaskan peserta UN serta pengawas tidak dibenarkan membawa ponsel (HP) ke ruang ujian. “Lalu darimana dia bisa memprediksi kecurangan. Sudah berkali-kali kita sampaikan dan sosialisasikan itu,” ujarnya.

Langkat Kekurangan 6 Kotak Berkas

Ketua Panitia UN Sumut 2011 Ilyas Sitorus menjelaskan, pendistribusian bahan-bahan UN telah dilakukan dengan baik. Pengambilan bahan UN di masing-masing Disdik Kabupaten/Kota akan dikawal kepolisian. Namun, untuk pengantaran ke sekolah yang dibawa sendiri oleh pihak kepercayaan sekolah tanpa dikawal pihak kepolisian.
Ketua Koordinator Pengawas Perguruan Tinggi UN Sumut 2011 yang juga Penjabat Rektor Unimed Prof Selamat Triono Ahmad mengatakan, pihaknya meminta bantuan 1.900 pengawas. Mereka berasal dari beberapa perguruan tinggi negeri maupun swasta dengan koordinator Universitas Negeri Medan (Unimed).

Ia juga menerangkan, dosen-dosen yang dilibatkan sebagai pengawas UN tersebut sebelumnya juga sudah mendapatkan pembekalan. Pengawas bertanggung jawab sejak master naskah soal UN dari Jakarta sampai masuk ke percetakan, penggandaan, pengepakan, pendistribusian, pengiriman dan pengamanan naskah soal di kepolisian di kabupaten/kota. “Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya isu kebocoran UN dan jika ditemukan terdapat kecurangan diharapkan masyarakat luas dan media massa untuk mengkonfirmasikan kepada Unimed untuk ditindaklanjuti dan diambil tindakan tegas,” kata Selamat.

Tak hanya itu, sambungnya, menurut Selamat perguruan tinggi juga bertanggung jawab dalam pengawasan, pencetakan dan pendistribusian naskah soal UN.

Sesuai Prosedur Operasional Standar (POS) dan keputusan yang disepakati, wewenang pengawas ujian ini cukup besar. Bisa membatalkan ujian bila diketahui ada penyimpangan seperti kebocoran naskah soal saat ujian berlangsung nantinya.

Meski demikian, kotak berisikan berkas soal UN yang diterima Dinas Pendidikan dan Pengajaran (P dan P) Langkat terdapat kekurangan. Dari 138 kotak yang semestinya diterima, Sabtu (16/4), hanya 132 kotak saja yang sampai ke Langkat dan dipusatkan di SMKN Stabat.

Kekurangan ini membuat Dinas P dan P Langkat kelimpungan. Hingga Minggu (17/4) kemarin, instansi terkait terus berupaya berkoordinasi dengan pihak Provsu dan Universitas Negri Medan (Unimed) terkait kekurangan dimaksud.
“Secara pasti, berapa nominal kotak yang harus ada sama kita (P dan P), masih belum jelas, namun sampai sejauh ini kita sudah melakukan koordinasi terutama kepada pihak dinas provinsi dan Unimed,” kata Kadis P dan P Langkat, Syam Sumarno, kemarin.

Syam masih mencari penyebab dan solusi kekurangan tersebut. “Apakah itu kesalahan dari kita atau bukan juga bukan persoalan yang harus dikedepankan. Tujuan utama, hanya mensukseskan jalannya UN itu,” jelas Syam.
Mantan juru bicara Pemkab Langkat ini menuturkan, guna kelancaran sekaligus kesuksesan maupun keamanan UN, pihaknya menyertakan petugas kepolisian setempat dalam mengawal pendistribusian soal-soal. Dimulai dari pengambilan, penyimpanan bahkan saat pembagian ke sekolah-sekolah nantinya.(ndi/saz/ari/adl))

Belum Habis, Ditunggu Gamboa

JAKARTA-Chris John belum habis. Sempat diragukan karena usianya yang tak muda lagi, 31, petinju berjuluk The Dragon (sang Naga) itu mampu mempertahankan gelar superchampion kelas bulu (57, 1 kg) versi badan tinju dunia WBA dengan mengalahkan penantangnya yang juga berasal dari Indonesia, Daud “Cino” Yordan dengan kemenangan mutlak dalam duel 12 ronde di Jakarta Expo Center (JEC), Jakarta, tadi malam (17/4).

Dalam pertarungan tersebutketiga hakim yang bertugas memberikan kemenangan bagi petinju asal Banjarnegaran
Jawa Tengah, ini. Hakim A Fransisco Martinez memberikan angka (116-112), hakim B Stanley Christodoulou (116-112), serta hakim C Pinit Prayadsab (117-111) untuk kemenangan Chris. Kemenangan ini membuat Chris telah mempertahankan gelar juara kelas bulu sebanyak 14 kali sejak dia mengalahkan Oscar  Leon (Kolombia) di Bali pada 26 September 2003. Selain itu, hasil atas Daud juga membuat Chris belum terkalahkan selama 47 naik ring. Dia hanya dua kali bermain seri dan selebihnya dia selalu memenangkan pertarungan.

“Saya sangat  puas bisa mempertahankan gelar ini,” kata Chris singkat setelah turun dari ring.
Ya, dalam pertarungan tadi malam, pengalaman Chris memang sangat membantu. Apalagi, Daud usianya jauh  lebih muda, 23.

Sejak ronde pertama, Chris sudah menekan Daud. Dia mencoba mendesak untuk membongkar pertahanan lawannya yang berasal dari Kalimantan Barat (Kalbar) tersebut.

Akibatnya, Daud tak bisa  leluasa melepaskan pukulan. Sampai ronde kelima, Chris masih mendominasi pertarungan.  Ini membuat Daud frustrasi. Apalagi, sehari sebelumnya, dia sesumbar akan menjatuhkan Chris pada ronde tersebut.
Pada akhir ronde keenam, Daud sempat membuat sang juara bertahan terkejut. Upper cutnya membuat Chris goyang.  Ini membuat Daud mulai berani keluar menyerang.Tapi, Chris tak mau menerima kekalahan kali pertama. Double cover The Dragon susah ditembus. Bahkan, beberapa jab-nya mengenai wajah Daud.

Pertarungan kembali sengit di ronde ke-12. Daud memaksa untuk bisa menjatuhkan Chris. Itu sebagai upaya untuk menjadi juara setelah kalah dalam pengumpulan angka. “Daud petinju yang bagus tapi pengalaman yang bicara. Saya pantas juara karena persiapan saya lebih baik,” ucap Chris. Dia pun mengakui Daud sebagai lawan terberat.

Rencananya, setelah ini, Chris  akan menjalani pertarungan wajib (mandatory fight). Lawan yang dihadapi Yuriorkis Gamboa asal Kuba.  (aam/dik/jpnn)