24 C
Medan
Friday, December 26, 2025
Home Blog Page 15314

Gang Dibangun Setengah-setengah

081375776xxx

Kepada yang terhormat Bapak Wali Kota Medan saya warga Jalan Saudara Gang Inpres No 35 B Medan Amplas ingin bertanya, mengapa pembetonan di Jalan Saudara Gang Inpres sepotong-serotong, padahal yang lainnya sudah dibeton sementara lingkungan kami sampai sekarang belum di beton seolah-olah ada tebang pilih, mohon perhatian dari bapak terima kasih.

Kami Teruskan

Terimakasih informasinya, kami akan sampaikan ke instansi terkait khususnya Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan. Sehingga, persoalan ini bisa ditindak lanjuti. Kemudian, warga langsung koordinasi dengan Lurah untuk disampaikan ke Kecamatan. Setelah itu dilanjutkan ke tingkat atasannya ke Dinas yang sama.

Khairul Buchari
Plt Kabag Humas
Pemko Medan

Harus Dibangun Penuh

Pembangunan tidak boleh setengah-setengah, harus penuh. Apabila ditemukan pembangunan tidak penuh, padahal satu kesatuan untuk pelaksanaan pembangunan. Hal itu dianggap salah dan rentan penyalahgunaan.
Sebaiknya, Wali Kota Medan melalui Dinas Perumahan dan Pemukiman segera mengecek wilayah tersebut untuk ditindak lanjuti. Sehingga, pembangunannya tidak sia-sia serta tak membuat masyarakat makin kecewa.
Kemudian, apabila instansi terkait ada kendala dalam penganggaran,  harusnya Pemko Medan melalui instansi terkait segera berkoordinasi dengan DPRD Medan, sehingga persoalan pembangunan gang tersebut bisa segera diantisipasi dan pembangunan harus berkualitas.

H Ahmad Arif SE MM
Anggota Komisi D DPRD Medan

Bomber Juga Pembunuh TNI

Polisi Yakin Bernama Muhammad Syarif

JAKARTA- Polisi tidak ingin dianggap lamban dalam menyelidiki kasus bom bunuh diri di Masjid Adz-Dzikra, kompleks Mapolres Kota Cirebon, Jumat siang lalu (15/4). Kemarin siapa bomber atau pelaku bom bunuh diri itu sudah diungkap. Dari pencocokan data post mortem (setelah kematian) dan data ante mortem (sebelum kematian) muncul nama Muhammad Syarif (MS). Dia adalah warga Astanagarib Utara, Kelurahan Pekalipan, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon. Meski polisi yakin, tetap saja untuk memastikan itu harus menunggu tes DNA. Untuk keperluan itu, Polri sudah memeriksa sampel darah ibu dan saudara MS.

Polri sudah 97 persen yakin bahwa pengebom itu adalah Syarif. Hanya, untuk memastikan itu, tim identifikasi menunggu hasil pencocokan DNA yang baru selesai dalam 30 jam. Sampel darah mulai diteliti pukul 04.00 WIB Sabtu (16/4) dan baru selesai sekitar pukul 10.00 WIB, hari ini (17/4).

“Kami akan mengumumkan kepastiannya apakah MS atau bukan besok (hari ini) jam 13.00 WIB,” kata Kadivhumas Polri, Irjen Pol Anton Bachrul Alam, kemarin (16/4). Mantan Kapolda Jatim itu membenarkan adanya pemeriksaan sampel darah keluarga MS. “Ya, sudah diambil Sabtu dini hari dan sekarang masih diteliti,” katanya.

Seorang petugas Inafis Mabes Polri yang menolak dikutip namanya menyebutkan bahwa dari data lain, seperti struktur wajah dan sidik jari, identik dengan MS. “Margin error sidik jari itu kecil sekali, hanya 1 persen. Tapi, untuk lebih yakin, kami tetap menunggu hasil tes DNA,” katanya kepada Jawa Pos (grup Sumut Pos), kemarin (16/4).
Dari mana Polri mempunyai data sidik jari MS? Menurut dia, penyidik sudah berhasil memperoleh SIM (surat izin mengemudi) milik pemuda kelahiran 1979 itu. “Sekali lagi, pencatatan sidik jari kita belum maksimal. Jadi, tetap menunggu DNA,” kata perwira yang juga dokter itu.

Saat membeber ciri-ciri pelaku di RS Polri, Anton Bachrul Alam menjelaskan, tim ahli forensik sudah bekerja keras setelah mayat pelaku itu tiba di Jakarta sekitar pukul 20.30 WIB, Jumat (15/4). Setelah melakukan pemeriksaan, polisi menyimpulkan bahwa pelaku adalah pria dengan ras Mongoloid. Pria yang diduga berusia 25-35 tahun itu memiliki tinggi 181 sentimeter dan berat badannya diperkirakan 70 kilogram.

Mantan Kapolda Jatim itu menambahkan, ada beberapa tanda lahir pada mayat pelaku bom bunuh diri tersebut. Di antara tanda lahir tersebut, ada di paha kanan. Ciri lainnya adalah gigi atas pelaku pecah sedikit. Kuku jempol tangan kirinya terlihat bekas luka dan berjenggot tipis.

Setelah mayat pelaku tersebut diperiksa, Anton menjelaskan bahwa si pelaku telah mengelabui penjagaan petugas. Caranya, mengenakan busana rangkap lima. Cara itu dilakukan untuk membuat badannya semakin terlihat gemuk. Dengan begitu, bom yang digembol di perut bagian kanan tidak terlihat menonjol. Setiap busana yang dikenakan itu diselotip rapat. “Persiapan yang dilakukan benar-benar sudah rapi,” urai jenderal bintang dua itu. Akibat ledakan bom tersebut, perut sisi kanan bolong dan seluruh isinya terburai.

Anton lantas menjelaskan, korban bom bunuh diri yang meledak Jumat lalu pukul 12.17 WIB tersebut adalah 31 orang. “Termasuk pelaku yang meninggal di TKP (tempat kejadia perkara),” kata dia. Sebanyak 30 korban lainnya terdiri atas 24 terluka ringan dan 6 luka berat. “Delapan korban luka ringan menjalani rawat jalan,” papar Anton.
Wakabareskrim Mabes Polri, Irjen Pol Mathius Salempang menjelaskan, pihaknya saat ini berupaya memastikan siapa pelaku tersebut. Selanjutnya adalah menelusuri dia berasal dari kelompok mana. Mathius mengonfirmasi bom yang meledak itu berdaya ledak rendah atau low explosive. Di dalam bom itu terdapat paku, mur, baut dan satu baterai.

Berdasar hasil pemeriksaan terhadap mayat pelaku, Mathius mengatakan bahwa polisi tidak menemukan secarik identitas atau pesan-pesan yang lain. “Kami hanya menemukan sebuah setruk makan nasi di warung,” katanya. Sumber lain Jawa Pos di lapangan menyebutkan, penyidik sekarang memburu partner MS dalam aksinya di Cirebon. “Jejaknya terbaca ke Kuningan. Insya Allah, akan ada penangkapan segera,” katanya tadi malam. Dia tidak memerinci berapa orang yang diburu.

Perwira muda alumnus kursus antiteror di Manila itu menyebutkan, aksi MS bukan aksi individual. “Dipersiapkan dengan baik. Hanya memang aksesnya terhadap bahan peledak lemah. Jadi hanya low explosive,” katanya. Dia menduga, skenario MS seharusnya merangkul Kapolresta untuk membunuh. “Untungnya, dia terlalu bersemangat dan terburu-buru sehingga justru berbalik badan (membelakangi kiblat) dan meledak,” katanya.

Di bagian lain, aparat kepolisian di Polres Kota Cirebon hingga kemarin masih mengumpulkan sejumlah data dan fakta terkait sosok MS. Dari hasil penelusuran itu diperoleh data, MS diduga sebagai pelaku pembunuhan anggota Kodim Cirebon Kopral Kepala Sutejo di Jalan Raya Desa Cempaka, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, pada 3 April lalu. Saat itu Sutejo ditemukan tewas mengenaskan dalam keadaan leher digorok dan banyak luka tikaman senjata tajam. Nama MS disebut terlibat karena di TKP (tempat kejadian perkara) polisi menemukan SIM milik MS. “Kami masih harus mengumpulkan bukti-bukti lain keterlibatan dia (MS),” kata seorang petugas.

Soal keterlibatan MS dalam pembunuhan anggota TNI itu kemarin juga dikonfirmasi Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Suparni Parto dalam jumpa pers dengan wartawan kemarin. “Boleh-boleh saja menduga. Tapi, jika benar ada kaitannya dengan kasus pembunuhan terhadap anggota TNI di wilayah hukum Polres Cirebon, itu masih perlu waktu untuk analisis identifikasi dan pengumpulan data,” jelasnya. Informasi yang juga dihimpun polisi menyebutkan, MS pernah mondok di Solo. Tetapi, belum diketahui secara persis nama pondoknya. “Sepulang dari Solo, kata warga, dia (MS) menjadi orang yang radikal. Dia pernah merusak sebuah minimarket karena menjual minuman beralkohol,” ujar seorang sumber di Polres Cirebon. “Dia juga sering ikut demonstrasi di Cirebon,”  tambahnya.

Kecoh Polisi

Pelaku bom bunuh diri sengaja menyerang masjid diduga untuk mengecoh polisi siapa target sebenarnya dari serangan ini. “Ini sebuah operasi cipta kondisi. Di intelijen dikenal adanya gerakan pengecoh,” ujar pengamat kepolisian, Alfons Loemau, Sabtu (16/4). Alfons yakin serangan itu bukan menyerang polisi. Dengan meledakkan bom di kantor polisi, akan banyak dugaan motif serangan ini. Ini keinginan teroris, untuk mengaburkan motif sesungguhnya.

“Dengan melakukan bom bunuh diri di masjid tapi di kantor polisi, orang bingung. Banyak dugaan itu kayaknya menyasar kantor polisi. Tapi yang diserang masjid, nah ini kan orang jadi bertanya-tanya,” kata mantan Kombes ini.
Alfons berharap polisi tidak terlalu reaktif dengan kasus ini. Tidak perlu membuat kantor polisi menjadi tempat yang menyeramkan bagi warga yang ingin melaporkan sesuatu. Penggeledahan pada orang yang memasuki kantor polisi juga selayaknya dilakukan dengan wajar.

“Kerjaan polisi itu melayani orang. Jangan sampai menolak orang datang. Atau membuat orang malas untuk datang,” pesan Alfons.

Ke Masjid Jangan Bawa Peralatan

Kapolda Sumut, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro meminta kepada masyarakat Sumut untuk mewaspadai orang-orang atau kelompok yang mencurigakan. “Saya prihatin atas peristiwa ledakan bom yang terjadi di masjid komplek Mapolresta Kota Cirebon. Aapalagi saat akan dilaksanakannya salat Jumat,” tegas Wisjnu di lapangan Benteng Medan, Sabtu (16/4).

“Saya berharap agar di Kota Medan dan Sumatera Utara umumnya peristiwa seperti ini tidak akan pernah terjadi.Untuk itu diharapkan agar seluruh lapisan masyarakat, untuk bekerjasama dengan aparat kepolisian, memantau setiap gerak orang yang mencurigakan,” tegasnya.

Dikatakannya, polisi bersama unsur muspida dan muspika komit saling bahu membahu, guna menciptakan rasa aman di Kota Medan dan Sumatera Utara.

“Sebelum terjadi peristiwa bom bunuh diri itu, Polda Sumatera Utara bersama muspida tingkat I dan II bersama-sama memerangi aksi teror,” tegasnya.

Dia juga telah mengimbau kepada pemilik tempat-tempat hiburan malam, pusat perbelanjaan, hotel dan tempat ibadah untuk meningkatkan kewaspadaan. “Pengamanan itu kita minta mulai dari tingkat RT, RW, lurah dan camat juga diimbau kalau ada melihat orang-orang yang mencurigakan dilaporkan kepada polisi. Kepada pengurus masjid ke depan juga diminta saat digelarnya salat berjamaah, diharapkan jamaah tidak membawa barang-barangnya masuk ke dalam masjid,” ujarnya.

Untuk mengantisipasi dan mempersempit ruang gerak pelaku bom bunuh diri Polda Sumut langsung meningkatkan kinerja intelijen. “Utamanya operasi intelijen harus ditingkatkan serta upaya-upaya lainya seperti pendekatan kepada masyarakat,”ujar Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hery Subiansauri.

Dikatakanya, pihaknya juga akan memperketat pengawasan di tiap-tiap pos penjagaan kepolisian. “Kita akan meningkatkan penjagaan di tiap-tiap pos khususnya yang bersifat vital,” katanya. “Semua tempat kita awasi dan dianggap istimewa, kejadian di Cirebon peringatakan untuk meningkatkan kewaspadaan,” jelasnya.

Tapi, lanjutnya, semua itu tidak terlepas dari peran masyarakat. “Kesiapan kita ini juga tidak terlepas dari peran serta masyarakat dalam membantu kinerja kepolisian,” katanya.

Pantauan wartawan koran ini, peningkatan pengamanan khususnya di pos-pos jaga polisi juga ditingkatkan seperti di sentral pelayanan kepolisian. Dua dan tiga petugas terus mengamati masyarakat yang ingin membesuk tahanan. Bagi tamu yang tak dikenal masuk ke kantor polisi langsung ditanyai. ((rdl/wan/rdh/c4/kum/rud/mag-8/jpnn)

Jejak Terakhir Bomber

  1. Pelaku bom bunuh diri datang sendirian ke Mapolresta Cirebon, Jawa Barat menumpang becak dan turun di salah satu warung sebelah Mapolresta.
  2. Pelaku bom bunuh diri  singgah sebentar di sebuah warung yang berada di sebelah Mapolresta sekitar pukul 11.30 WIB, Jumat (15/4).
  3. Pelaku sempat membeli minuman. Pelaku juga sempat menawarkan parfum ke pemilik warung yang berada di sebelah Mapolresta Cirebon, Jawa Barat. Namun tawaran pelaku itu ditolak pemilik warung, Rahmat Sunyoto, yang juga menjadi korban ledakan bom.
  4. Setengah jam berada di warung, pelaku pun kemudian berjalan menuju masjid pukul 12.00 WIB.

Sumber:  Pemilik Warung.

Tinggalkan Istri Hamil Tua

Muhammad Syarif, Terduga Bomber

Pelaku bom bunuh diri di Masjid Ad-Zikra di lingkungan Mapolresta Cirebon, Jawa Barat, diduga bernama Muhammad Syarif. Dia meninggalkan seorang istri yang sedang hamil tua bernama Sri Maliha (27).

Menurut Sri Maliha, dia tak pernah lagi bertemu suaminya sejak sekitar dua pekan lalu pascaterjadinya kasus pembunuhan anggota Kodim Cirebon Kopral Kepala Sutejo, Minggu (3/4). Menurut Sri, dua pekan lalu suaminya pamit hendak pergi merantau mencari uang untuk biaya persalinan anak pertama mereka. Sri sendiri saat ini tengah hamil 9 bulan.

“Terakhir bertemu dua minggu lalu. Saat itu, suami saya pamit hendak merantau. Tapi ia tidak bilang merantau kemana,” kata Sri saat ditemui wartawan di kediamannya Dusun Senen Gang 30 Bata RT 0301, Desa Panjalin Kidul Kecamatan Sumberwaras Kabupaten Majalengka, Sabtu (16/4) sore.

Sri mengaku mengenal Sarip melelui telepon seluler sekitar 1 tahun silam. Setelah sering berkirim SMS dan saling telepon, mereka pun bertemu. “Kita saling telepon dan SMS-an. Setelah itu bertemu dan akhirnya menikah,” kata Sri tersipu.

Ia menyebutkan, sehari-hari suaminya bekerja di Cirebon sebagai desain grafis di sebuah tempat sablon. Disinggung apakah suaminya sering tak pulang lama, Sri mengelak. Menurutnya, setiap hari suaminya selalu pulang malam setelah bekerja.

“Baru kali ini saja nggak pulang karena bilangnya mau merantau. Saya sudah coba hubungi beberapa kali ke ponselnya, tapi tak pernah aktif lagi,” kata Sri.

Sri bersama suaminya tinggal di rumah berukuran sekitar 120 m2. Dalam satu area rumah tersebut, terdapat dua unit rumah. Sri dan suaminya tinggal di rumah mertua. Sedangkan rumah lainnya dihuni kerabat lainnya.
Syarif sempat kuliah di Bandung. “Suami saya dulu sempat kuliah di Bandung, tidak tahu di mana. Tapi ia juga kuliahnya enggak selesai,” kata Sri.

Sri mengatakan, suaminya bukan termasuk orang yang aneh. Sehari-hari, Syarif malah dikenal orang yang humoris. Hanya saja, sehari-hari Syarif jarang bercerita persoalannya kecuali masalah pekerjaan.
“Orangnya jarang curhat. Paling hanya seputar pekerjaan saja. Ya baru kali ini suami saya enggak terdengar kabarnya. Biasanya setelah kerja pasti pulang malam hari,” ujar Sri.

Di lingkungan tempat tinggalnya, Syarif jarang bergaul. Ia kerap marah-marah kepada orangtuanya.
“Si Syarif itu jarang pulang, berangkat pagi pulang malam. Jarang bergaul dengan tetangga,” kata tetangga Syarif, Enjoh, di sekitar kediaman orangtua Syarif di  Gang Rara Kuning II RT 3 RW 6 nomor 55, Petratean, Kecamatan Pekalipan, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (16/4). Rumah itu terletak di sebelah sekolah Al Huda, Cirebon.

Menurut dia, Syarif suka marah-marah apabila melihat sang ibunda, Ratu Srimulat, tidak mengenakan jilbab atau kerudung. “Dia juga marah kalau orang rumah sering nonton TV. Dia sering ngancam aku putus atau aku jual saja,” ujar Enjoh.

Enjoh mengatakan, Syarif lebih suka beribadah di musala di kawasan Kebon Pring. “Dia jarang salat di Musala Al Huda,” kata Enjoh.

Ketua RT 3, Ending, mengaku kurang kenal dengan Syarif. “Saya tidak terlalu kenal, dia jarang bergaul sama warga di sini. Dia berangkat pagi pulang malam,” kata Ending.

Kemarin (16/4), kediaman orangtua Syarif sepi. Rumah sederhana itu terletak di perkampungan padat. Rumah bercat merah jambu dan pintu pagar warna cokelat itu tampak tertutup. Lampu di teras dibiarkan menyala. Tidak ada penghuni yang beraktivitas.

Di mata tetangga, Muhammad Syarif, dulu gemar bergaul. Namun, setelah mengenyam pendidikan di pesantren di Solo, Jawa Tengah, sikap Syarif berubah. “Dulu sama warga sini dia akrab, cuma setelah masuk pesantren di daerah Solo, dia berubah. Pulang-pulang sudah memakai jubah,” cerita tetangga Syarif, Neni, di sekitar kediaman orangtua Syarif.

Neni mengaku tidak tahu nama pesantren tempat Syarif menimba ilmu dan sejak  kapan serta hingga kapan Syarif belajar di pesantren itu. Menurut Neni, Syarif sering marah-marah, dan melawan orangtuanya. “Seperti nendang TV dan berani sama orangtua, sering berantem sama bapaknya,” ujar Neni.

Syarif diketahui sebagai anak keempat dari tujuh bersaudara. Tetangga yang lain juga membenarkan Syarif pernah masuk pesantren di Solo. “Ia benar sejak pulang dari Solo dia sering marah-marah dan berani melawan sama orangtuanya,” kata seorang ibu yang enggan disebut namanya ini.

Namun Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin, di Ngruki, Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah belum bisa memastikan apakah Syarif pernah menimba ilmu di tempat tersebut.

“Secara pribadi saya tidak kenal dengan Sarip. Foto yang beredar di media saya juga tidak pernah kenal, tapi pengelola ponpes sedang mengkroscek,” ujar salah satu ustad di Ponpes Ngruki, Abdul Rohim Ba’asyir saat dihubungi, Sabtu (16/4).

Menurut anak kandung Ustad Ba’asyir ini, Syarip hanya disebutkan pernah di pesantren Solo, tapi hal tersebut belum tentu dari Al Mukmin, Ngruki. “Tapi sedang kita cek ke pengelola pesantren,” terangnya.

Pria yang akrab di sapa Iim ini juga tidak bisa memastikan apakah Syarif masuk dalam Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) Cirebon. Hal ini dkarenakan JAT Cirebon sedang ada masalah. “JAT Cirebon ada masalah, kita agak sulit menghubungi mereka. Kita belum bisa memastikan apakah Sarip itu anggota JAT Cirebon,” imbuhnya.
Sebelumnya, dugaan terlibatnya Syarif dalam bom bunuh diri di Mapolres Cirebon Kota, mengemuka setelah salah satu kerabatnya, Elang Rasyid mengenali wajah pelaku bom tersebut mirip keponakannya. Syarip sendiri menjadi target buruan polisi karena diduga sebagai pelaku pembunuhan pembunuhan anggota Kodim Cirebon Kopral Kepala Sutejo, Minggu (3/4) lalu.

Identitas warga Jalan Pekalipan Kota Cirebon ini diketahui setelah SIM atas nama dirinya ditemukan di lokasi tempat pembunuhan sadis Kopral Sutejo di Jalan Raya Talun, Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon.
“Wajahnya memang mirip keponakan saya. Sekarang bahkan pihak keluarga sudah dilakukan tes darah oleh pihak kepolisian,” ujar Elang.

Sebelumnya, polisi mengaku memeriksa tiga sampel darah warga Cirebon terkait aksi bom bunuh diri di Masjid Mapolres Cirebon Kota. Ketiga warga Cirebon tersebut datang ke Mapolres karena merasa kehilangan anggota keluarganya.

“Memang sudah ada dari masyarakat yang datang ke sini (Mapolres) yang datang melaporkan anggota keluarganya yang hilang. Mereka datang untuk menyesuaikan ciri-ciri korban tewas yang diduga pelaku,” kata Kabid Humas, Kombes Pol Agus Rianto di Mapolres Cirebon Kota, Sabtu (16/4). (net/bbs/jpnn)

Masya Allah, Anak Bunuh Ibu Kandung

TANJUNG BERINGIN-Warga Jalan Keramat Asam, Gang Jawa, Dusun I, Desa Pekan Tanjung Beringin, Sergai gempar. Pasalnya, seorang warga mereka bernama Muhammad Yunus alias Yunus (18), tega membunuh ibu kandungnya sendiri Maizini alias Wak Awo (60), di rumahnya Jalan Keramat Asam, Gang Jawa, Dusun I, Desa Pekan Tanjung Beringin, Sergai, Sabtu (16/4) dini hari. Anehnya, usai menghabisi orangtuanya, Yunus malah berteriak minta tolong sehingga mengundang kerumunan warga. Begitu warga datang melihat tubuh ibunya tergeletak di lantai berlumuran darah di dapur rumah semi permanen berukurang 4×6.  Peristiwa tersebut kemudian dilaporkan ke Mapolsek Tanjung Beringin yang berjarak 1 km dari rumah korban. Setelah dilakukan oleh tempat kejadian perkara, polisi menemukan pisau dapur yang telah dibuang ke belakang rumah. Polisi kemudian mengamankan pelaku yang saat itu berada di kamarnya bersama barang bukti ke Mapolsek Tanjung Beringin guna penyidikan.

Keterangan yang dihimpun menyebutkan, kejadian itu bermula ketika Yunus ingin makan mie instan. Yunus kemudian menyuruh ibunya memasakkan mie instan. Tapi, ibunya tidak memasakkan. Akibatnya, Yunus kedal dan menghabisi ibu kandungnya sendiri degan pisau dapur.

“Aku minta mamak masakkan mis instan buat aku karena aku lapar. Tapi ibu tidak mau memasakkan. Selama ini ibu selalu masakkan aku mie instan,” kata tersangka kepada polisi saat menjalani pemeriksaan di Mapolsek Tanjung Beringin.

Tetangga korban, Zahara (60) dan Syahrial (33) yang tinggal persis di belakang rumah korban mengatakan, sekira pukul 05.30 WIB WIB mereka mendengar jeritan. Saat itu Yunus berteriak-teriak kalau ibu kandungnya telah meninggal dunia. “Karena tidak berani kemudian kami mengabari tetangga lainnya, setelah itu baru memasuki rumah korban. Setelah memasuki rumah, betapa terkejutnya mereka melihat korban telah meninggal dunia dengan tubuh tergeletak bersimbah darah di dapur, sementara Yunus hanya terdiam.

Menurutnya, korban hanya tinggal berdua dengan pelaku di rumah. Korban sudah puluhan tahun hidup menjanda setelah bercerai dengan sumainya Ilyas. Tersangka bungsu dari tiga bersaudara.

Menurut Zahara, tersangka belakangan ini memang mengalami ganguan jiwa. Tersangka jarang bergaul dengan tetangga. Tersangka juga sering bertengkar dan melawan ibunya. Tapi, ibunya sangat sayang kepada Yunus.
Ayah tersangka, Ilyas mengatakan, dirinya mendapat kabar mantan istrinya meninggal karena dibunuh oleh anaknya. “Aku mendapat kabar sekitar pukul 07.30 WIB, aku bercerai sudah lama dengan korban seingatku Yunus masih umur 13 tahun,” ucapnya.

Menurut keluarga korban, Yunus memang mengidap gangguan saraf sekitar 3 tahun belakangan akibat mengunakan narkoba dan ngelem. “Kalau kumat dia sering merusak isi perabotan yang ada di rumahnya. Kami nggak menyangka dia tega menikam ibu kandungnya. Wak Awo menghidupi anaknya itu dengan cara mencarai nafkah seperti mencari sisa panen di sawah (ngetek) dan mengangsurkan pakaian kepada warga sekitar,” katanya warga.

Kapolsek Tanjung Beringin, AKP Yanto Nurdin Halomoan SH mengatakan, korban mengalami luka tikaman di bagian perut sebelah kanan sedalam 5 cm dan lebar 3 cm. “Kita masih melakukan penyidikan terhadap pelaku. Pelaku diduga mengalami ganguan jiwa dan akan kita lakukan pemeriksaan dipsikiater. Pisau dapur dan pakaian korban yang berlumuran darah telah kita amankan,” katanya.

Rencananya janazah korban akan dikebumikan sore ini menunggu anak pertamanya Ziah yang kini dalam perjalanan dari Malaysia.(lik/smg)

Cuma Lima Ronde

Chris John vs Daud Yordan

JAKARTA- Dua petinju kebanggaan Indonesia, Chris John dan Daud “Cino” Yordan, akan berduel malam ini di Kemayoran, Jakarta. Siapa pun pemenang duel yang direncanakan berlangsung 12 ronde itu, sejarah bakal lahir. Kalau Chris berhasil mempertahankan sabuk juara dunia.

kelas bulu miliknya, petinju berjuluk The Dragon tersebut akan memperpanjang rekor impresifnya mempertahankan gelar hingga mencapai 14 kali sekaligus mengukuhkan statusnya sebagai Super Champion.

Tapi, jika Cino yang menang, dia akan menjadi juara dunia keempat yang pernah dihasilkan Indonesia setelah Ellyas Pical, Nico Thomas, dan Chris. Promotor pertandingan, Raja Sapta Oktohari, menyatakan bahwa Indonesia patut berbangga. Sebab, ini merupakan kali pertama negeri ini memanggungkan dua petinjunya berebut gelar juara dunia.
“Dua petinju itu adalah aset bangsa. Tapi, yang terpenting, Indonesia akan tetap memiliki juara dunia setelah pertarungan ini,” ujar promotor 35 tahun tersebut.

Tidak hanya itu, duel yang dimulai pukul 22.00 nanti malam tersebut akan menjadi ajang pembuktian petinju dari generasi berbeda. Chris John adalah petinju senior yang kenyang pengalaman. Sementara itu, Daud merupakan petinju muda yang memiliki kecepatan, kekuatan, serta motivasi tinggi.

Karena alasan itulah, Okto (panggilan Raja Sapta Oktohari) memberikan titel moment of truth untuk pertarungan tersebut. Maksudnya, dua petinju itu harus membuktikan siapa yang terbaik. Tidak hanya di tanah air, tapi juga di dunia.

Di sisi lain, dua petinju tersebut terus menunjukkan optimismenya menatap pertandingan besar itu. Chris John menyatakan sudah siap menunjukkan kemampuan terbaiknya. Meski menganggap Daud sebagai petinju yang bagus, Chris menilai juniornya itu belum saatnya merebut gelar yang dia sandang.

“Dia bagus. Tapi, akan saya tunjukkan bahwa saya masih pantas menjadi juara dunia dengan pengalaman yang saya miliki,” ujar petinju berjuluk The Dragon tersebut.

“Saya sudah sangat fokus latihan dan sekarang cukup percaya diri. Saya akan menampilkan performa terbaik. Jadi, pertarungan besok (malam ini) pasti akan seru,” kata Chris dalam keterangan persnya sebelum timbang badan di Jakarta International Expo, Kemayoran Jakarta, Sabtu (16/4).

Chris bahkan sudah memasang target saat meladeni juniornya itu. Tidak tanggung-tanggung, petinju yang sudah menyandang gelar Super Champion itu mengaku akan menjatuhkan petinju berusia 23 tahun dalam lima ronde.
“Target saya dalam lima ronde memukul jatuh, tapi kalau tidak bisa lima, setidaknya tidak akan sampai 10 ronde,” ujar Chris dengan optimistis.

“Saya masih percaya tekad kami adalah membawa sabuk juara pulang. Yakinlah besok akan lahir juara dunia baru,” ungkapnya.

Sementara itu, Daud mengaku, tidak mematok target apapun saat menghadapi seniornya itu. Ia saat ini hanya berpikir untuk membawa pulang sabuk juara ke kampung halamannya, Kalimantan Barat.
“Melawan Chris John adalah cita-cita saya sejak kecil. Saya sudah siap bertarung setelah berlatih dengan baik,” tutur Daud. Alasan Daud untuk tidak mengungkap targetnya bukan tanpa alasan. Sebab, menurut dia, Chris John adalah petinju yang luar biasa.

“Kami akan buktikan di atas ring nanti. Yang pasti saya sudah siap dan yakin bisa memenangi pertandingan,” tegasnya. “Saya punya keunggulan. Itu akan saya manfaatkan untuk membawa pulang gelar juara dunia tinju. Ini adalah kesempatan terbaik saya dan telah saya tunggu-tunggu sejak kecil. Saya dulu mengidolakan Chris John. Sekarang harus saya buktikan bahwa saya bisa lebih baik dari dia,” tegas petinju berjuluk The Stones tersebut.
Selain pertarungan Chris-Daud, akan dipertandingkan delapan partai tambahan dan dua partai ekshibisi. Yakni, pertarungan tinju antarselebriti yang akan mempertemukan Raffi Ahmad dan Mario Lawalata serta Didi Riyadi dan Samuel Rizal. (aam/c5/ttg/jpnn)

Kerja DPR Belum Memuaskan

Bagi artis Terry Putri, gedung DPR sekarang masih sangat layak digunakan untuk berkerja para wakil rakyat. Kalaupun dipaksankan tetap dibangun, ada syarat khusus. “Syaratnya, gedung tersebut hanya boleh diisi oleh anggota DPR yang berprestasi. Selama Anggota DPR masih suka tidur saat rapat, nonton video porno saat sidang, ya tetep saja pakai gedung lama,” kesal Terry, kepada Rakyat Merdeka (grup Sumut Pos), beberapa hari lalu.

Menurut perempuan berusia 31 tahun ini, saat ini rakyat masih menganggap kinerja DPR belum memuaskan.
“Selama kinerjanya begini-begini saja pasti banyak penolakan. Bagusnya uang tersebut buat kasihn
rakyat miskin untuk makan malam,” ucapnya.

Namun begitu, presenter olahraga ini masih optimistis melihat kinerja DPR. Ada kemungkinan, katanya, jika gedung baru dibangun anggota DPR bisa bekerja lebih baik.

“Saya yakin jika fasilitas akan menunjang prestasi. Jadi sedikit banyak, meski hanya sekecil atom, perubahan kinerja anggota dewan akan meningkat dengan fasilitas gedung yang baru. Hei..kita harus optimis kan?” candanya.
Terkait anggota DPR yang menonton video porno saat sidang, Terry sangat prihatin. Wakil rakyat, katanya, kurang memberi contoh.

“Sikapnya tidak memberi keteladanan. Harusnya kan mereka menjadi guru dan wakil rakyat yang baik. Jika tidak bisa memberi contoh yang baik atau mengemban amanah, baiknya memanf mundur saja,” tutup Terry. (bcg/rm/jpnn)

Gatot: Akan Kita Perjuangkan

Pantasnya, Inalum Milik Sumut 100 Persen

MEDAN- Masa kontrak kerja pengelolaan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) dengan Nippon Asahan Aluminium (NAA) Jepang yang habis pada 2013 harus dimanfaatkan dengan baik. Ketua Dewan Penasehat DPD PDI P Sumut Syamsul Hilal menegaskan, Inalum harus menjadi milik Indonesia sepenuhnya.

Dengan demikian, pernyataan Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho terkait komposisi saham 40 persen untuk pemerintah pusat, 40 persen untuk pemprovsu dan 20 persen untuk pemkab/pemko, tidak perlu lagi. “Tidak usah ada bagi-bagi saham lagi. Kan sudah habis masanya. Jadi itu sahamnya 100 persen untuk Sumatera Utara,” tegasnya, kemarin (15/4).

Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho kembali menegaskan bahwa share saham yang diajukan kepada Menteri Perekonomian Hatta Rajasa sangat sesuai. Pantas bila pemerintah pusat mendapat saham sebesar 40 persen, Pemprovsu 20 persen dan 10 kabupaten/kota di sekitar Danau Toba 40 persen.

“Ini adalah share saham yang relevan saya pikir,” tegas Gatot di sela-sela Rapat Paripurna Istimewa Dalam Rangka Memperingati HUT Pemprovsu ke 63 di Aula Martabe Lantai II, kemarin.

Dalam pertemuannya dengan Menteri Perekonomian RI Hatta Rajasa pada saat acara Rapat Kerja Nasional Alumni IPB, Gator mengaku menawarkan alternatif, ada share saham untuk Pemprovsu. Akhirnya diperoleh kesepakatan saham untuk pemerintah pusat sebesar 40 persen, Pemprovsu 20 persen dan Pemkab/pemko terkait 40 persen.
Gatot mengakui, belum ada keputusan final pemerintah pusat terkait ajuan kompisisi saham tersebut. “Tapi kita tetap berusaha,” katanya berjanji.

Hatta Membantah

Menko Perekonomian Hatta Rajasa membantah adanya informasi yang menyebutkan pemerintah telah memberikan sinyal pembagian saham PT Inalum kepada Pemprov Sumut dan 10 pemkab di kawasan Danau Toba.
Hatta menegaskan, masalah pembagian saham belum pernah dibahas. Saat ini, tim negosiasi yang dibentuk pemerintah masih fokus membicarakan nasib kontrak Inalum dengan pihak NAA, Jepang.

‘’Kita belum tentukan pembagiannya. Intinya kita ingin tahun 2013 dikembalikan dulu ke pemerintah. Istilahnya tidak ada perpanjangan kontrak,’’ tegas Hatta kepada Sumut Pos di kantornya, kemarin.

Dikonfirmasi mengenai statemen Gatot Pudjo Nugroho mengenai komposisi saham 40:40:20 untuk pusat, provinsi dan 10 pemkab/pemko, lagi-lagi Hatta membantahnya. ‘’Belum ada keputusan itu. Kita sedang melakukan pembicaraan dengan Jepang,” ujar menteri yang juga Ketum DPP PAN itu.

Berkali-kali Hatta menekankan bahwa yang terpenting Inalum kembali dulu di bawah pengelolaan pemerintah RI. Dia juga memastikan, kontrak dengan NAA yang berakhir 2013 mendatang tidak akan diperpanjang lagi. Dengan demikian, pembicaraan masalah lainnya, termasuk soal pembagian saham, baru dilakukan setelah putus kontrak itu klir. “Intinya kontrak berakhir, maka harus kembali dulu ke pemerintah Indonesia. Baru setelahnya ada perundingan (soal pembagian saham, Red),’’ kata Hatta. (sam/ari)

Dimasukkan Sel, Cirus Sinaga Tersenyum

JAKARTA – Jaksa Cirus Sinaga tak memberikan perlawanan saat diminta menandatangani surat penahanan dirinya oleh penyidik Mabes Polri. Padahal, selama ini Cirus meyakini penyidik tidak memiliki barang bukti dirinya melakukan tindak pidana berupa mafia hukum dalam dan pemalsuan dokumen rencana tuntutan (rentut) Gayus Tambunan.
Saat hendak diminta menandatangani surat penahanan ke dalam sel, justru Cirus tersenyum. “Saya melatih pak Cirus smile all day. Kita taat saja. Kita terima. Tidak ada (perlawanan),” ujar kuasa hukum Cirus, Parlindungan Sinaga, usai mendampingi Cirus menandangani surat penahanan di kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Sabtu (16/4) malam.

Parlindungan menjelaskan, tidak adanya perlawanan dari Cirus kendati dirinya mempunyai jam terbang tinggi soal hukum, sebab demi kebaikan Cirus sendiri. Cirus tidak ingin membuat publik menilai buruk dirinya jika memberikan perlawanan.

“Ada kebutuhan pemeriksan belum selesai. Kami coba jangan selalu tidak salah menafsirkan. Kalau di dalam hati sih protes. Tapi, kami melihat azas manfaatnya apa? Saya melihat ini karena menang tidak ada azas manfaatnya. Nanti membuat ramai (gempar). Kok melawan ini, melawan itu,” paparnya.

Bagi Parlindungan yang mengaku juga sebagai kerabat Cirus, adalah sesuatu yang wajar jika Cirus berubah sikap seiring berjalannya waktu. “Hari demi hari bisa saja berubah. Itu kan style orang,” katanya.(net/bbs/jpnn)

Keluarga Patungan Pulangkan Jenazah

Jenazah TKI Korban Pembunuhan Tiba di Medan

MEDAN- Setelah terlantar selama 10 hari di Malaysia, akhirnya jenazah Hendra (35), tenaga kerja Indonesia (TKI) yang jadi korban pembunuhan, dipulangkan juga oleh KBRI ke Medan, Sabtu (16/4). Peti jenazah TKI asal Jalan Bromo Ujung, Gang Tertib, Medan Denai ini tiba di Bandara Polonia pukul 10.00 WIB, dengan menumpang pesawat komersial Malaysia Air Lines.

Peti jenazah berwarna putih, yang telah dikemas dalam plastik ini diterima oleh abang kandung korban, Syafrizal. Setelah segala urusan adminitrasi diselesaikan, akhirnya peti jenazah itu dimasukan ke mobil jenazah yang telah dipersiapkan keluarga korban.

Setibanya di rumah duka, jenazah Hendra disambut isak tangis keluarga. Begitu peti jenazah dibuka, tangisan kembali ‘meledak’. Pada wajah korban, terdapat luka lebam bekas hantaman benda tumpul.
Ibu korban, Asni, nyaris pingsan melihat anaknya terbujur kaku dalam peti jenazah. Sementara ayah korban, Bakhtiar Effendi langsung mencium wajah korban sambil menangis.

“Kami minta pemerintah Indonesia dan Malaysia segera mengungkap pelaku pembunuhan adik kami ini,” tegas Safrizal. Dia juga mengatakan, mereka mendapat informasi bahwa Hendra ditemukan tewas karena dibunuh pada 6 April 2011 lalu, di kawasan Port Kelang Malaysia.

“Namun menurut keterangan visum dokter di Malaysia yang kami dapat, adik saya meninggal pada 3 April 2011, dalam keterangan surat visum ini mengatakan, sekujur tubuh adik kami ini penuh memar akibat dipukul benda tumpul,” beber pria kurus berlobe putih ini.

Syafrizal, juga mengungkapkan, lambatnya proses pemulangan jenazah adiknya tersebut, dari Malaysia, dikarenakan pihak KBRI tidak ada biaya. “Atas dasar tersebutlah, kami patugan dengan keluarga lainnya mengumpulkan dana, untuk biaya pemulangan jenazah Hendra untuk segera dikebumikan,” tegas pria berkemeja coklat liris-liris ini. “Setelah dana terkumpul, kami mengontak KBRI di Kuala Lumpur, untuk mempersiapkan proses pemulangan jenazah sampai ke Medan,” tegas Syafrizal.

Diketahui, pria berusia 35 tahun itu ditemukan tewas di Port Kelang Malaysia, tak jauh dari tempat kerjanya diduga dianiaya dengan luka memar di sekujur tubuh, Rabu (6/4) lalu.

Keluarga baru mengetahaui Hendra tewas, Rabu (13/4) lalu, setelah diberitahukan petugas Polsekta Medan Area, Aiptu JM Siregar. Keterangan keluarga, Hendra baru 1 tahun bekerja sebagai buruh perkebunan di Port Kelang Malaysia. Hendra diajak temannya tanpa melalui PJTKI, dan keluarga tidak mengetahui siapa orang yang mengajaknya.

Terakhir kali, Hendra pulang ke rumahnya pada November 2011 untuk mengurus visa dan administrasi. Setelah itu, pada awal Desember 2011, Hendra kembali ke Malaysia melalui Tanjung Balai dengan menumpang Kapal Ferry.(rud)

Disdik Tebing Tinggi Terima 14.658 Soal UN

TEBING TINGGI- Sebanyak 14.658 lembar soal dan lembar jawaban Ujian Nasional (UN) tiba di Dinas Pendidikan Kota Tebing Tinggi, Sabtu (16/4) sore pukul 17.00 WIB. Lembar soal dan jawaban UN yang diangkut dengan truk ini mendapat kawalan ketat dari aparat kepolisian.

Penyerahan bekas ini juga dilengkapi dengan berita acara dan disaksikan Pj Wali Kota Tebing Tinggi Drs Eddy Syofian, Kadis Pendidikan Tebing Tinggi Drs Pardamean Siregar dan pihak keamanan dari Polres Tebing Tinggi dan TNI.
Pj Wali Kota Tebing Tinggi Eddy Syofian mengungkapkan, pada pelaksanaan UN yang akan digelar secara serentak pada 18 hingga 21 April 2011 ini diikuti 4.104 siswa dengan rincian, tingkat SMK 1.661 siswa, tingkat SMA/MA sebanyak 2.443 siswa. Sedangkan jumlah pengawas sebanyak 472 orang, 34 pengawas dari Unimed, 2 orang dari Dinas Pendidikan Provinsi dan 2 orang dari Inspektorat.

“Ruangan yang digunakan sebanyak 236 raungan kelas. Untuk jumlah pengawas dari aparat kepolisian sebanyak 68 orang yang dibagi satu sekolah satu anggota,” jelas Eddy.

Eddy mengimbau kepada para kepala sekolah untuk siap menjalankan UN dan sebelum pukul 07.15 WIB, soal ujian harus sudah sampai di sekolah masing-masing. “Bagi siapa yang kedapatan melakukan kecurangan, akan ditindak sesuai hukum yang berlaku. Karena itu bisa menggangu kosentrasi para pelajar yang mengikuti UN,” bilang Eddy.
Lanjutnya dikatakannya, untuk mengantisipasi jika terjadi banjir saat pelaksanaan UN, Dinas Pendidikan Kota Tebing Tinggi telah mengantisipasinya. Seperti SMA Negeri 4 yang rawan banjir akan dipindahkan ke SMA Negeri 1. Bagi siswa yang sakit, harus melengkapi surat dari dokter baru bisa mengikuti ujian susulan.(mag-3)